chapter 35 Kematian Marcus
Mereka berlima untuk berusaha tetap sadar, agar tidak pingsan.
Marcus mulai mendekati Nofel dan Dava. Marcus mengangkat Dava ditangan kiri dan Nofel ditangan kanan. "Hahaha...bada kata kata terakhir?" Tanya Marcus. Nofel berusaha untuk melepaskan diri, sedangkan Dava hanya pasrah.
"Kak Kira, Ara, Rara sebentar lagi kita akan bertemu. Papa, Mama maafkan Dava" Ucap Dava pasrah dan bersedih. Tiba tiba ada seseorang yang menabrak Marcus, sehingga Nofel dan Dava terlepas dari cengkraman Marcus. Ternyata itu adalah Rian.
"Oh siapa kau? Beraninya kau mengganggu ku" Ucap Marcus marah. "Aku Rian, mereka adalah temanku" Ucap Rian. "Rian, jangan ikut campur. Kau bantu saja yang lain" Ucap Dava. "Tidak, aku harus membantu kalian" Ucap Rian. Rian berlari dan memukul Marcus. Pukulan Rian membuat Marcus hanya mundur beberapa langkah.
"Hanya segitu kemampuanmu?" Tanya Marcus. Dengan cepat Marcus memukul Rian dan membuat Rian terpental. "Sa-kit di-a k-u-at sekali" Ucap Rian terbata bata. "Hahaha... rasakan ini" Ucap Marcus sembari berlari dan menendang Rian. Lagi lagi Rian terpental dan kesakitan. "Rian!!!"Teriak mereka.
"Wahahaha... kalian semua lemah" Ucap Marcus sembari tertawa terbahak bahak. "Lemah?" Tanya Nofel dan Dava sambil menahan rasa sakit. "Ya, kalian semua lemah kayak semut" Ucap Marcus sembari mendekat ke arah Nofel dan Dava. Marcus pun memukul Nofel dan Dava. Akan tetapi, pukulannya ditahan oleh Nofel dan Dava hanya dengan satu tangan. Marcus pun terkejut.
"Lemah ya?"Tanya Dava. "Walaupun semut itu lemah tapi kalau sudah mengigit, kesakitannya melebihi duri" Ucap Nofel. Secara bersamaan, Nofel dan Dava memukul bersama sama. Pukulan keras pun tepat didada Marcus dan membuat mundur yang lumayan jauh.
Nofel dan Dava pun bangun. "Akan kami tunjukkan siapa yang lemah" Ucap Nofel dan Dava dengan nada dingin. Saat Marcus ingin berdiri, Nofel dan Dava sudah duluan menendang bersama sama. Marcus pun terpental dan menabrak pohon hingga patah. Nofel dan Dava tidak akan membiarkan Marcus menyerang.
Saat Marcus berdiri, Dava dengan cepat memukul bertubi tubi. Nofel pun memijakkan kakinya dipunggung Dava sebagai tumpuan dan melakukan tendangan berputar. Lagi lagi Marcus terpental. "Ti-dak mung-kin" Ucap Marcus terbata bata. Darah mulai mengalir dari mulut dan hidung.
Marcus berusaha sekuat mungkin berdiri, tapi Dava menendang kedua lutut Marcus dari belakang dan membuat Marcus duduk. Pada saat itulah Nofel melakukan tendangan salto Belakang. Tendangan Nofel tepat di rahang bawah Marcus dan membuat Marcus salto belakang.
"A-ku tidak mu-ng-kin kalah" Ucap Marcus berusaha berdiri. Kedua lutut bagian Marcus ditendang Dava dan membuat Marcus terduduk lagi. "Kau sudah kalah Marcus" Ucap Nofel sembari membawa Samurai milik Rasyid.
"Kau pasti tahu apa yang aku akan aku lakukan pada mu" Ucap Nofel sambil mengarahkan ke leher Marcus. "A-am-puni aku" Ucap Marcus bermohon. "Ampuni mu? Sejak kejadian 6 tahun lalu yang telah kau lakukan, aku harus mengampuni mu? Adikku meninggal gara gara kau" Ucap Nofel geram. Saat Nofel ingin memotong leher Marcus, Dava menahannya.
"Biar aku saja, aku lah yang bersalah" Ucap Dava. Nofel hanya menatap Dava dingin dan memberikan Samurai ke Dava.
"Marcus, apa yang kau perbuat dari dulu sampai sekarang tidak akan pernah aku maafkan" Ucap Dava dingin. "Ma-afkan a-ku Da-va" Ucap Marcus terbata bata. "Mengampuni mu? Tidak akan pernah. Dengan ini saya menyatakan bahwa aku akan membalas perbuatanku yang pernah aku perbuat dan aku akan membalas dendamku. Mengampuni mu adalah urusan Tuhan, tapi mengirimkanmu pada Tuhan adalah urusanku" Ucap Dava dingin.
Dengan cepat Dava menusukkan Samurai ke perut Marcus. Dava menusukkannya berkali kali dan mencabutnya. Dava langsung memotong kedua tangan Marcus dan diakhiri dengan memotong kepala Marcus.
Kepala Marcus pun bergelinding ditanah. Darah pun mengalir kemana mana dan mengotori baju Dava. Dava hanya menatap dingin ke arah mayat Marcus dan mengibaskan Samurai dari darah. Dava pun berbalik dan menyerahkan Samurai ke Nofel.
"Nofel, bunuhlah aku karena aku lah yang telah membunuh Adikmu" Ucap Dava pasrah. Nofel hanya menatap Dava dan mulai mengangkat Samurai. Dava mulai menutup mata. Akan tetapi, Nofel membuang Samurai itu.
"Kau tidak perlu menyalahkan diri sendiri, aku tau kau punya masalah" Ucap Nofel tersenyum. "Apa kau serius?" Tanya Dava. "Ya, aku serius. Kau adalah Sahabatku, tidak mungkin aku membunuh Sahabatku sendiri" Ucap Nofel. "Terimakasih Nofel" Ucap Dava. "Iya sama sama. Sekarang mari kita pergi, sebelum para Zombie datang" Ucap Nofel.
Nofel dan Dava mendekat ke arah Rian dan lainnya. Mereka pun mengangkat Rian dan lainnya. "Bagaimana dengan Marcus?" Tanya Nadia. "Dia sudah dikalahkan" Ucap Nofel. "Apa yang terjadi dengan mereka?" Tanya Noran. "Mereka mengalami luka yang cukup parah" Ucap Nofel. "Bagaimana dengan anak buah Marcus?" Tanya Dava. "Mereka semua sudah dikalahkan" Ucap Stevan. "Kita harus cepat ke Markas Pasukan Elite, agar mereka segera diobati" Ucap Yudi. "Baik" Ucap mereka serentak.
Mereka mengambil perlengkapan dan mulai memasang atau memakainya. Mereka pun mulai menaiki mobil dan mulai menjalankan mobil menuju Markas Pasukan Elite.
Bersambung....
Kata kata bijak:
Terkadang Game mengajarkan Kita Berfikir dan Bekerja dengan Hati biar yang Iri semakin Sakit Hati
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro