Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Extra - Part 3

Udah pindah ke lapak sebelah. Hehehe. Nggak capek ngingetin.

***

Bangunan ADS yang baru sudah 70% selesai. Tiga sayap bangunan sudah berdiri sekalipun dua sayap masih dalam proses finishing. Tapi banyak ruangan yang sudah mulai bisa digunakan. Jadi kelas-kelas sudah kembali dimulai, proses perekrutan anggota baru juga sedang berlangsung, dan misi-misi dari klien-klien baru sedang bergulir. Ada tiga divisi resmi di ADS. Divisi akademi yang membuka kelas-kelas pelatihan untuk lembaga yang serupa dan ingin belajar di ADS, divisi executive guard atau pengamanan untuk klien-klien VIP dan acara-acara kenegaraan, dan yang terakhir adalah divisi pemerintah local (local government division) yaitu divisi yang bekerja sama langsung dengan pemerintah untuk kasus-kasus yang sulit dipecahkan.

Sedangkan ada beberapa tingkatan di ADS. Perwira pertama, perwira menengah dan perwira tinggi. Masing-masing tingkatan memiliki persyaratannya sendiri, juga ujian naik tingkat yang diadakan satu tahun sekali dengan success rate di bawah 50%. Sulit? Ya, memang. Karena kenaikan tingkat akan diiringi dengan seluruh tunjangan baru yang sesuai.

Selain itu masih ada pembagian tim di ADS. Tim sapu bersih adalah yang biasanya terdiri dari mayoritas perwira pertama. Tugas tim ini adalah membereskan seluruh tetek-bengek administrasi dan after effect dari misi yang sudah selesai. Shadow team atau tim bayangan, biasanya beranggotakan perwira menengah yang paham dengan ilmu strategi, ahli-ahli forensik, dan beberapa yang lain adalah jagoan IT. Tugas tim ini adalah merencanakan misi, dan mendukung eksekusi misi. Lalu tim taktis (tactical team), berisi campuran antara perwira menengah dan perwira tinggi. Lalu yang paling terkenal karena anggotanya hanya orang-orang pilihan Arsyad-Niko, dan yang secara keseluruhan berisi perwira tinggi, adalah the Black Command.

Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam tim khusus itu. Persyaratan masuk adalah banyaknya jam terbang, tingkat kesuksesan misi, nilai akademi, kemampuan menyusun strategi, bahasa, juga belum lagi kemampuan fisik dan bela diri yang harus sempurna. Misi-misi yang ditangani oleh para Commander –sebutan untuk anggota tim Black Command— adalah misi dengan tingkat kesulitan tinggi. Ada tujuh anggota Black Command termasuk Niko sebagai pimpinan. Ram, Martin, Felix, Emir, Max yang telah berpulang dan belum diganti, juga Desmon.

Ada satu tim baru yang dipimpin oleh Aryo Kusuma. Preman-preman pengikut setia Aryo termasuk di sana. Nama tim belum ada. Tapi biasanya anggota ADS lama akan menyebut mereka sebagai tim suka-suka. Ya, suka-suka mereka saja. Susah diatur.

Desmon berjalan beriringan dengan Lidya di belakang. Kemarin Desmon sudah menerangkan pada Lidya tentang jadwal mereka hari ini di kantor Walton Agency. Ya, wanita keras kepala ini tidak mau dibawa ke ADS. Setelah itu Desmon mengantarkan kembali Lidya ke apartemen.

"Jadi kapan kita berangkat?" tanya Lidya tidak sabar. "Gue punya banyak urusan setelah ini."

Suara Lidya membuyarkan lamunan Desmon.

"Kemarin saya sudah jelaskan apa yang diminta Mahendra," jawab Desmon.

"Coba jelasin lagi, gue lupa setelah semalem sama Andrio. Cowok yang lo usir itu," Lidya bersedekap.

Desmon menatap Lidya tajam. Kemarin memang dia mengantarkan Lidya pulang. Tidak menyangka bahwa si cecurut itu balik lagi. Harusnya dia masuk ke dalam apartemen Lidya dan menembak si brengsek itu. Siang ini dia menjemput Lidya menuju ADS untuk memeriksa pulau milik Mahendra secara langsung.

"Apa? Lo mau marah lagi? Lagian lo kenapa marah sih? Manusia aneh nggak jelas."

"Apa lo punya cara lain selain berpura-pura jadi pelacur, Lid?"

Mata Lidya membelalak terkejut. Tapi kemudian Lidya menyunggingkan senyum miring. "Your words won't hurt me anymore. Not anymore, Delon. You need to find another way to hurt me, *sshol*."

Dahi Desmon mengernyit. Delon?

"My name is Desmon, dan kita akan berangkat lima belas menit lagi," sahut Desmon kemudian berlalu.

***

Seluruh permintaan Alexa kali ini sungguh menyiksa Lidya. Bukan permintaannya, tapi dengan siapa. Ya, karena kalau permintaan konyol dan gila, Alexa sudah sering meminta sedari dulu padanya. Segila apa? Mencari pizza dengan jamur dan nanas jam dua pagi di Amerika, atau gelato jam tiga pagi karena laki-laki brengsek yang menyakiti Alexa, atau beli sabun mandi dengan pesawat jet pribadi Mahendra, dan masih banyak lagi. Tapi semua permintaan gila itu tidak melibatkan laki-laki yang pesonanya hampir sama dengan Delon dulu. Biasanya dia hanya bekerja sendiri.

Benteng pertahanan Lidya selalu berdiri cepat saat Desmon ada. Seperti insting bertahan hidupnya muncul saat melihat Desmon, juga dadanya yang tiba-tiba bergemuruh menyebalkan. Semua tentang Desmon itu menyebalkan. Itu membuat dia selalu ingin menyakiti Desmon dengan kata-katanya, sebelum Desmon mulai menghina dirinya.

Sepanjang perjalanan ke pulau Lidya hanya diam, dan tidak mau menatap Desmon. Mereka tiba pukul dua siang diantar dengan heli yang akan menjemput lagi. Heli sudah mendarat dan mereka berdua turun. Lidya menatap sepatu yang dikenakannya lalu mengeluh kesal.

"Dior gueee," mata Lidya menatap heels Dior serta pantai berpasir di depan sana dengan ekspresi memelas.

Desmon hanya menggelengkan kepala kemudian terus berjalan menuju jeep yang ada di sana. Tas berisi pakaian Desmon tenteng. Mereka harus menggunakan jeep itu dan berputar ke sisi pulau yang lain untuk tiba di tempat istirahat Mahendra Daud. Desmon sudah berada dibalik kemudi dan menatap Lidya yang menenteng heelsnya lalu duduk di kursi depan.

"Apa liat-liat?" Lidya mendelik galak.

"Nggak bisa pakai pakaian normal? Apa masih musim baju yang kurang bahan?" dengkus Desmon menilai penampilan Lidya.

Siang ini Lidya mengenakan gaun terusan tanpa lengan berwarna biru tua yang mempertontonkan punggung Lidya hingga ke batas pinggang. Gaun berpotongan pendek yang pas pada tubuh Lidya tapi terlalu terbuka.

"Satu, ini Dior. Dua, gue habis meeting sama klien dan blazer gue ketinggalan di kantor. Tiga, bukan urusan lo!" desis Lidya.

"Sekalian aja nggak usah pake apa-apa besok-besok. Kan klien seneng tuh," Desmon mulai menyalakan mesin sambil mengenakan kacamata hitam.

Karena kesal Lidya melempar heels ke tubuh Desmon. "Lo tu bisa nggak sih nggak brengsek sama gue sehari aja?"

Sepatu kedua juga sudah melayang ke wajah Desmon dan itu membuat Desmon menghentikan mobil lalu menggeram. Desmon mengambil heels Lidya dan membuangnya keluar mobil lalu terus berjalan.

"Stop, itu Dior gue!! Harganya lebih mahal dari gaji lo sebulan. Stop nggak!" teriak Lidya sementara Desmon tidak menghiraukan dan terus berkendara.

Dengan nekat Lidya membuka pintu mobil dan melompat ke tanah berpasir.

"BRUK! Auw!" Kaki Lidya tidak siap untuk menopang tubuhnya.

Mobil Desmon hentikan lalu dia menggelengkan kepala sambil banyak-banyak menghirup nafas sabar. Sejenak dia diam di dalam mobil sambil memperhatikan melalui spion tengah mobil. Lidya sedang berusaha berdiri dan berjalan tertatih untuk mencari sepatunya. Saliva dia loloskan, dia tidak mau begini. Tapi Lidya selalu berhasil memancing emosinya tinggi.

Lidya sudah menggenggam kedua sepatu kemudian berjalan terseok karena bisa jadi kakinya terkilir saat jatuh tadi. Desmon masih diam di dalam mobil, tidak menyangka Lidya terus berjalan dan tidak kembali masuk ke dalam mobil bersamanya. Mobil dia jalankan perlahan dengan kaca terbuka.

"Masuk, Lid," ujar Desmon mensejajari Lidya.

"Just go," ujar Lidya sambil terus berjalan dan menatap ke depan serta menahan tangis.

"Oke, as you wish." Desmon menjalankan mobilnya mendahului Lidya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro