Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

+ Sweet Night +

Minatozaki Sana adalah gadis yang sangat unik. Apapun bisa dilakukannya dan semua keinginannya selalu terpenuhi. Dengan kata lain, kehidupannya saat ini terblang cukup—sempurna.

Namun ada satu hal yang menarik perhatiannya belakangan ini. Dan satu-satunya orang yang bisa membuatnya meninggalkan rumah bak istananya hingga kini berakhir tinggal di sebuah rumah susun yang terletak di ujung timur Seoul adalah—Kim Taehyung. Untuk beberapa alasan, lelaki yang memiliki paras nyaris sempurna itu berhasil membuatnya percaya kalau cinta pada pandangan pertama itu nyata adanya.

Pertama kali Sana bertemu dengannya adalah saat musim panas. Saat itu dia tengah berlibur di pantai bersama beberapa temannya, namun ia lupa membawa bikini, alhasil ia hanya duduk menyendiri di bawah pohon selagi memandangi teman-temannya yang tengah bermain air. Sebenarnya ia lebih dari mampu untuk membeli baju renang di sana. Bahkan orang suruhan ibunya sudah membawakan satu set baju renang khusus untuknya, tapi ia tidak mau. Moodnya benar-benar buruk saat itu sampai seseorang tiba-tiba saja menghampirinya.

“Permisi nona, apa kau bersedia menjadi objek gambarku?” tanya seorang lelaki yang mengenakan baret berwarna cokelat susu.

Sana mengangkat sebelah alisnya dengan bingung. Well, ia sudah sering mendapatkan tawaran tiba-tiba seperti ini tapi tak pernah ada yang memintanya untuk menjadi objek lukisan. “Kau—benar-benar bisa melukis?”

Nde? Ya—kalau kau tidak mau ya sudah. Aku bisa mencari—“

Ani! Aku mau!” Sana bangkit berdiri seraya menepuk-nepuk pantatnya yang terkena pasir. “Aku harus pose seperti apa tuan—“

“Kim Taehyung. Panggil aku Taehyung saja.”

“Baiklah. Kau juga boleh menyebut namaku saja tanpa marga.”

Chogi, geundenugu?”

Mwo? Kau tak tahu namaku?” Taehyung langsung menggeleng. Wajahnya benar-benar terlihat bingung. Lihatlah, lelaki ini begitu istimewa, disaat banyak lelaki lain yang memujanya, dia bahkan tak mengetahui nama Sana. Dan mungkin sejak pertemuan itu, dan momen ketika Taehyung melukisnya dengan berlatarkan sunset, ia sudah menyukai lelaki dengan paras menawan ini.

Namun sayangnya, lelaki ini sama sekali tak tergoda olehnya. Bahkan ketika Sana sudah bersolek dan mengenakan pakaian terbaiknya, menyebutkan berapa total kekayaannya dan popularitasnya, lelaki ini sama sekali tidak tertarik dengan apapun yang ada padanya.

“Hey—selama ini kau menganggapku apa? Kau selalu menolakku, apa aku kurang cantik? Aku harus operasi plastik?” tanya Sana. Saat itu langit malam terlihat sangat sepi. Hanya ada beberapa bintang kecil dan bulan purnama yang telihat pudar.

Taehyung meneguk birnya dengan santai. “Ani, neon yeopo. Eomcheongyeopo.”

*tidak, kau cantik.
Sangat—cantik

“Lalu? Kenapa kau tak menyukaiku? Apa aku tidak terlihat menarik di matamu?”

Taehyung menoleh, mengamati Sana yang sudah menampilkan senyum cantiknya sembari mengedipkan matanya menggoda namun sedetik kemudian, ia langsung melengos, membuat Sana kembali berdecak sebal. “Entahlah. Aku hanya tak menyukaimu.”

Ya, apa kau membenciku? Kau bahkan tak pernah menatapku saat kita sedang berbicara.” Bibir Sana mencebik kesal seraya melipat kedua tangannya.

“Aku tak bisa melakukannya.” Taehyung kembali meminum birnya hingga habis. “Aku tak suka perempuan.”

Mwo? Jadi kau seorang gay?!” pekik Sana yang membuat Taehyung langsung menutup mulut gadis itu dengan tangannya. “Ya, ini sudah malam. Kau jangan berteriak yang tidak-tidak.”

Sana mengangguk tapi ia langsung bicara lagi setelah Taehyung menjauhkan tangannya dari bibirnya. “Jadi itu benar? Kau—gay?” tanyanya lagi dengan suara yang dikecilkan.

Aniya! Bukan begitu!”

“Lalu? Eyy—“ Sana menyenggol bahu Taehyung dengan senyum jahilnya. “Kau bsa memberitahuku apapun, jangan takut. Aku ini orang yang tidak akan membocorkan rahasia orang yang disukaiku.”

Taehyung menghela napas. “Tidak ada yang harus diceritakan, sebaiknya kau segera tidur, sudah lewat tengah malam.”

Sana mencebik, “Ya, jangan mengalihkan pembicaraan. Lagi pula aku tidak mengantuk,” ujarnya. Tapi tiga detik kemudian, Sana kembali menguap membuat Taehyung terkekeh. Ia mengacak rambut Sana gemas. “Aigoo, matamu sudah memerah begitu, tapi kau masih mengelak? Cepat tidur.”

Sana mendengus lalu turun dari kursi tinggi di dekat dinding pembatas atap. Ia menunduk, melangkah dengan malas menuju kamarnya namun secepat kilat ia langsung berbalik saat menyadari kalau Taehyung masih duduk termenung di sana. “Hey, kau akan terus di sini? Ayo, kita turun dari sini.”

Taehyung menghela napas panjang. “Kau duluan saja, aku masih ingin di sini.”

“Mana bisa begitu? Besok kau juga akan bekerja, kan? Bagaimana jika kau telat bangun?”

Mendengar itu, Taehyung malah tersenyum miris. “Kau ingin tahu satu hal?”

“Apa itu?” Sana kembali mendekati Taehyung, berdiri di depannya sementara Taehyung masih duduk di kursi yang cukup tinggi hingga wajah mereka kini sejajar.

“Aku tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak di malam hari.” Ia kembali menatap langit dengan senyum tipisnya yang terlihat menyayat. “Dia—telah mati, di sini.”

“Siapa?”

“Cintaku. Dia—telah mati karenaku.” Taehyung membuang napasnya kasar, ketika rasa sesak kembali menyesaki dadanya. “Itu sebabnya aku tidak bisa tidur nyenyak karena aku selalu merindukannya. Hah … apa aku mabuk? Aku malah bicara omong kosong.”

Taehyung turun dari kursinya, memasukan kedua tangan ke dalam saku lalu berjalan mendahului Sana. “Ayo kita turun. Aku sudah sangat—“
















Brak!
















Taehyung pingsan. Sepertinya benar, lelaki ini memang sangat payah jika soal minum padahal ia baru habis satu kaleng bir. Sementara Sana, sama sekali tidak mabuk.

Ia berjongkok mengamati wajah Taehyung dengan lamat. “Kau pingsan?"

Gadis itu mengamati pahatan wajah Taehyung yang nyaris sempurna itu dengan hangat. Lalu beralih pada bibir tebalnya yang masih basah. "Kau sangat tampan. Sepertinya aku dalam masalah.”

Sana menatap Taehyung dengan tatapan yang sulit di artikan. Ia merapihkan surai hitam Taehyung yang menutupi wajahnya, lalu tersenyum tipis. “Apa barusan kau mengatakan alasan kenapa kau tidak bisa menyukaiku? Kau masih belum melupakannya?”

Sana mengangkat kepala Taehyung untuk bersandar di pangkuannya sementara tangannya mengelus pipi Taehyung dengan lembut.

“Kenapa kau selalu membuatku tergila-gila padamu?”

Pikirannya menerawang. Ia semakin terbutakan oleh paras Taehyung yang seolah menggodanya. Lalu beberapa detik kemudian, ketika akalnya telah diambang batas kesadaran, ia mencondongkan tubuhnya dan mengamati wajah Taehyung lebih dekat. “Taehyung-ah, sekarang ada aku. Kalau kau mau membuka sedikit hatimu untukku, aku bisa merubah malam pahitmu menjadi lebih manis,” bisiknya.

Ia lalu mendorong wajahnya semakin mendekat dan menyatukan kedua belah bibirnya pada bibir Taehyung yang masih basah. Sana tersenyum, saat merasakan pergerakan Taehyung yang tanpa sadar mulai membalas ciumannya.

“Aku berjanji.”

Aneh gk sih?
Sebelumnya pas up
Di one day story,
Cerita ini gk ada
Komennya samsek :"(

Kurang greget
Kali ya, tapi
Knp aku baper
Pas nulisnya :"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro