Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

× Him From the Future ×

Buat yg lagi puasa,
Bacanya mending pas
Udah buka aja ya^^

Yeji menatap pesan yang baru saja dikirimkan Hyunjin sembari mengulum senyum. Setelah membalasnya, ia memasukan benda pipih itu ke dalam tasnya. Lantas berjalan menuju halte untuk menunggu bus terakhir.

Bus berwarna hijau menepi, dan gadis itu langsung masuk ke dalamnya. Di dalam bus saat ini hanya ada dirinya, seorang wanita paruh baya yang mengenakan baju putih, seorang ahjussi berkacamata dan seorang lelaki dengan tudung hitam yang menutupi wajahnya yang tertunduk.

Yeji memilih duduk di kursi depan, agak menjaga jarak dari mereka. Bus terus melaju dengan perlahan, melewati beberapa bangunan dan toko di pinggir jalan yang masih ramai pengunjung.

Gadis itu menatap ke arah jendela, agak membuka kacanya sedikit supaya wajahnya bisa terkena terpaan angin lembut.

Lima menit setelahnya, entah kenapa Yeji mulai merasa gelisah. Rasanya seperti ada orang yang mengamatinya sejak tadi. Ia menggaruk belakang lehernya, dengan ragu mencoba menoleh ke arah belakang dengan perlahan sampai mendapati lelaki yang mengenakan tudung itu tengah menatapnya tajam.

Buru-buru Yeji kembali melihat ke depan. Perasaannya mulai tidak enak, hawa di dalam bus ini juga entah kenapa terasa berbeda.

Kabut tebal yang menyerupai asap pekat itu menutupi hampir seluruh jalan, membuat bus ini sempat oleng karena jalannya tidak terlihat jelas.

Yeji mencengkram kursinya dengan kuat saat bus mulai kehilangan kendali. Bus berputar, menimbulkan suara decitan memekakan telinga yang semakin membuat seluruh penumpang ketakutan—tidak, bukan semuanya tapi hanya Yeji saja sepertinya.

Beberapa detik setelahnya, bus kembali melaju namun sebuah pagar pembatas menghalangi jalan hingga tabrakan pun tak terelakan lagi.

Yeji sudah pasrah saat merasakan kini bus tengah melayang di atas sebuah jurang. Gadis itu sudah memejamkan matanya dengan erat dan ketika bus mulai jatuh dan kehilangan gaya gravitasinya, semuanya gelap.

Manik gadis itu langsung terbuka tanpa awalan. Ia langsung bangkit seraya memegangi kepalanya yang berdenyut, mimpi yang aneh.

Rasanya ia seperti terjatuh dari atas jurang, namun melihat kondisinya saat ini yang baik-baik saja. Tentu saja itu hanyalah mimpi buruk.

Yeji berjalan menuju paintry, lantas menuangkan air pada gelasnya. Setelah penuh, ia langsung berjalan ke ruang tengah sembari meminum airnya namun pemandangan di depannya membuat matanya melotot.
Tentu saja, pemandangan Hyunjin yang tengah bercumbu dengan Lia hingga atasan gadis itu sudah tergeletak begitu saja di lantai membuatnya membeku. Gelas yang tengah di pegangnya langsung terjatuh, membuat beberapa pecahan gelas itu melukai kakinya.

Amarahnya tersulut, membuat Yeji langsung menjambak rambut Hyunjin hingga membuat lelaki itu memekik. "Arrghh shit! Siapa sih yang—loh, Sayang? Sejak kapan kau ada di sini? Bukannya kau seharusnya ada di luar kota ya, sekarang?"

Yeji mendengus tak percaya, ia lalu melirik ke arah Lia yang dengan panik menutupi tubuh bagian atasnya yang telah terekspos. "Ya, apa-apaan ini? Kau sungguh sahabatku?"

Lia menunduk, "Mi-mian—"

"Sayang, sayang dengar dulu. Ini tidak seperti yang—"

"Pergi," desis Yeji tajam. Matanya telah berkaca-kaca, namun sekuat mungkin ia menahan air mata yang telah sesak ingin keluar. "Pergi dari rumahku, pergi!"

"Sayang aku—"

"Pergi brengsek!"

Hyunjin tak berkutik lagi, ia menatap Yeji penuh penyesalan lantas keluar dari flat itu dengan membanting pintu. Sementara Lia masih berusaha mengenakan pakaiannya. Yeji sudah tak peduli lagi, ia alangsung menyeret Lia untuk keluar dari rumahnya.

"Keluar, jalang!"

"Yeji, setidaknya dengar dulu penjelasan—"

Blam!

Pintu langsung dibanting dengan keras dari dalam dan ketika suara Lia dari luar sudah tak lagi terdengar, tangis Yeji pecah.

Bagaimana bisa? Bagaimana bisa sahabat yang begitu di sayanginya itu malah bercumbu dengan kekasihnya? Apalagi mereka melakukannya di flat Yeji, membuat gadis itu merasa sangat hancur.

Dalam satu malam, ia bukan hanya kehilangan kekasihnya tapi sahabatnya juga.

Berbarengan dengan isak tangisnya yang semakin menyayat, sebuah langkah kaki perlahan mendekatinya.

"K-kau ... Siapa?"

Lelaki dengan hoodie hitam itu berdiri tepat di depan Yeji, sementara gadis itu semakin memeluk kedua lututnya dengan erat. Napas Yeji semakin tercekat saat lelaki itu tiba-tiba saja menyentuh dagunya supaya mendongak ke arahnya.

"Cantik."

"Kau ... " perkataan Yeji menggantung seiring dengan ingatannya yang kembali memutar potongan-potongan memori. Ia merasa pernah melihat lelaki ini sebelumnya, tapi tidak ingat kapan.

"Sepertinya kau belum menyadari apa yang baru saja yerjadi padamu ya?" ujar lelaki itu. "Namaku Yeonjun dan kau adalah calon istriku."

Gantung ya? Sengaja

Baru pertama kali
Bikin txzy, lanjut gk nih?

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro