Vol.3 Secret Journey - Part 1
"Nanti kita akan berbulan madu ke sebuah resort di Nami Island, aku sangat menantikan kita berjalan-jalan sebagai sepasang suami istri di antara pepohonan yang daunnya berguguran!" senang Soo Yeon berjalan mundur sembari menatap Kyu Hyun di depannya.
"Dan kita akan berciuman di dekat patung Winter Sonata... malamnya kita menghabiskan waktu dengan panas lalu memiliki banyak anak!"
"YA! Dasar byontae (mesum)... aku tidak mau!"
~ ~ ~ Happy reading ~ ~ ~
SECRET JOURNEY
Part 1
'Seperti apa kita dimasalalu'
Hari ini merupakan hari bahagia bagi pasangan pengantin yang baru saja meresmikan hubungan mereka, meski tak banyak tamu yang hadir dan tak seramai pernikahan lainnya. Heo Soo Yeon tetap tersenyum cantik menggunakan gaun putih selututnya dengan hiasan bunga di rambutnya, di sebelahnya lelaki yang kini telah menjadi suaminya tersenyum bahagia mengedarkan pandangan ke sekitar tamu.
Setelah acara pernikahan selesai mereka segera melesat ke sebuah resort yang sudah dipesan jauh-jauh hari untuk berbulan madu. Soo Yeon memanggil pelan nama suaminya, ada gurat kekhawatiran di wajahnya.
"Kyu Hyun-ah," katanya lembut sembari melihat lelaki di sebelahnya yang sedang mengemudikan mobil berhias sebuket bunga di bagian depan.
"Hmm," balas Kyu Hyun selagi mobil melewati undakan jalan yang tak rata, hingga sekumpulan kelopak bunga mawar merah di dalam dus yang ditaruh di bangku penumpang terguncang.
"Apa setelah ini kita akan baik-baik saja?" tanya Soo Yeon ada sedikit perasaan bersalah dalam nada bicaranya. "Kau tahukan keluarga kita tak memberikan izin karena kita terlalu muda untuk menikah,"
Satu tangan Kyu Hyun melepas pegangan kemudi beralih pada tangan Soo Yeon lalu menggenggamnya. "Jangan terlalu dipikirkan... kita akan baik-baik saja, aku sudah mendapatkan pekerjaan meski tanpa bantuan mereka." katanya menenangkan Soo Yeon dengan senyum tipisnya kemudian mengangkat tangan gadis itu, mencium sekilas punggung tangannya. "Saranghae (Aku mencintaimu)," ia menambahkan dengan suara lembut.
"Nado saranghae (Aku juga mencintaimu)." balas Soo Yeon matanya sampai melengkung sama seperti bibirnya yang tersenyum.
Mobil yang dikemudikan Kyu Hyun melaju pelan melewati lampu lalu lintas di perempat jalan, dari jalur sebelah kanan sebuah truk datang dengan kecepatan tinggi, seperkian detik kemudian menabraknya membuat Soo Yeon berteriak keras saat tubuhnya terantuk badan mobil dan serpihan kaca mengenai wajahnya.
Bus dari arah berlawanan tak sempat menghindar, hingga akhirnya kembali mengenai badan mobil sebelah pengemudi dan Kyu Hyun pun hilang kendali membuat mobil terseret semakin jauh. Darah mengalir dari kepalanya, kembali membentur kaca pintu yang sudah pecah akibat tabrakan dari bus. Kelopak bunga berhamburan dari tempatnya, melayang keluar mobil dan berpendar di jalanan.
"Soo Yeon-ah," panggil Kyu Hyun dengan suara lemah, dilihatnya gaun putih yang dikenakan Soo Yeon berlumuran darah dan gadis itu sudah tak sadarkan diri.
***
"HEO SOO YEON!"
Selimut bergerak tak nyaman, di dalamnya Heo Soo Yeon berguling ke kanan lalu ke kiri dan akhirnya terduduk sembari membuka selimut bermotif bunga sakura. Rambut acak-acakan, mata pun masih terpejam lalu ia meregangkan kedua tangan bersamaan dengan memutar kepalanya searah jarum jam.
"HEO SOO YEON, CEPAT BANGUN!"
Suara yang selalu membangunkannya dari tidur layaknya alarm kembali terdengar, pastilah ibunya sekarang sedang sibuk menyiapkan makanan.
"Eomma?" sontak mata Soo Yeon terbuka.
Kamarnya sama berantakan dengan keadaan pemiliknya ketika baru bangun tidur, buku-buku tebal berserakan di lantai dan ada beberapa bungkus camilan. Benar dia ingat telah mengerjakan tugas kampus semalaman suntuk bersama kekasihnya, Cho Kyu Hyun.
"Soo Yeon-ah..."
Tiba-tiba suara lemah yang memanggil namanya membuatnya bingung, "Kecelakaan itu?" heran Soo Yeon buru-buru memeriksa keadaan tubuhnya, "Ini aneh, aku baik-baik saja dan berada di kamarku... lalu apa pernikahanku dengan Kyu Hyun adalah sebuah mimpi yang berakhir tragis dalam sebuah kecelakaan?" ia memegang kepala mengingat ulang kejadian tersebut.
Pintu kamar terbuka.
"Kenapa kau masih duduk di kasurmu, cepat pergi mandi sebelum Eomma menyirammu!"
"Eomma?" masih dalam kegamangannya Soo Yeon melanjutkan, "Aku baru saja bermimpi menikah dengan Kyu Hyun,"
Wanita paruh baya itu berjalan menuju jendela sambil berdecak, "Kau masih belum sadar juga, semenjak di bangku SMA sampai sekarang terus saja mengatakan ingin menikah dengannya!" ia menambahkan selagi menarik gorden dan cahaya menyeruak memasuki ruangan. "Kalian harus kuliah dulu dengan benar dan mendapatkan pekerjaan yang baik, baru setelah itu kalian boleh menikah."
Keadaan seperti ini rasanya sudah pernah Soo Yeon alami sebelumnya, "Oh benarkah?"
"Sudah cepat sana mandi!"
Dengan meninggalkan banyak pertanyaan Soo Yeon segera menuruti perkataan ibunya dan berjalan pelan menuju kamar mandi.
***
Tim penyelamat datang bersamaan dengan munculnya percikan api dari mesin mobil. Mereka mencoba membuka pintu mobil yang sudah tak berbentuk, Kyu Hyun memegang tangan Soo Yeon erat dengan sisa tenaganya.
"Bertahanlah mereka akan segera menyelamatkan kita," kata Kyu Hyun dibarengi dengan keluarnya darah dari mulut dan ia merasa pegangan tangannya pada Soo Yeon melonggar.
Entah hari itu masih terasa membahagiakan atau tidak sama sekali dengan hiruk pikuk tim penyelamat yang susah payah menolong para korban kecelakan keluar dari kendaraan yang mereka tumpangi. Beberapa murid sekolah berada di dalam bus meringis menahan sakit dan bahkan supirnya dinyatakan meninggal di tempat. Sedang supir truk yang memulai kecelakan beruntun dalam keadaan kritis.
"Nanti kita akan berbulan madu ke sebuah resort di Nami Island, aku sangat menantikan kita berjalan-jalan sebagai sepasang suami istri di antara pepohonan yang daunnya berguguran!" senang Soo Yeon berjalan mundur sembari menatap Kyu Hyun di depannya.
"Dan kita akan berciuman di dekat patung Winter Sonata... malamnya kita menghabiskan waktu bersama lalu memiliki banyak anak!"
"YA! Dasar byontae (mesum)... aku tidak mau!"
~
"Soo Yeon-ah!"
Cho Kyu Hyun terbangun dari tidurnya, dengan panik melihat sekeliling ruangan yang bernuansa putih. Dia langsung tahu bahwa dirinya tengah berada di rumah sakit, tangannya segera meraih tirai dengan khawatir menggumamkan nama Soo Yeon. Namun bukannya mendapati Soo Yeon ia malah dikejutkan dengan lelaki jangkung yang tengah tertidur pulas.
"Park Seung Jun!" panggilnya membangunkan lelaki tersebut.
Seketika itu juga Seung Jun merespon dengan membeliak kaget, "Kau sudah sadar?" tanyanya berguling dari kasur. "YA... Kyu Hyun-ah kau membuatku cemas saja, lain kali kau harus makan teratur jangan sampai jatuh pingsan lagi karena telat makan dan kurang istirahat!" cerocos Seung Jun membuat lawan bicaranya bengong.
"Apa yang kau bicarakan?"
"Kau jatuh pingsan tadi malam dan dengan susah payah aku membawamu ke rumah sakit, baiklah kau jangan terlalu berterima kasih..." jelas Seung Jun masih tak dimengerti oleh lawan bicaranya. "Ayo kita pulang dan bersiap untuk ke kampus." lanjutnya bergegas untuk pergi.
"Aku jatuh pingsan... Dimana Soo Yeon?" tanya Kyu Hyun tak bisa meredam rasa khawatirnya, siapa yang tidak cemas setelah mengalami kecelakan hebat dan terbangun dengan kondisi baik-baik saja di rumah sakit dengan alasan kelelahan.
"Tentu saja dia di rumahnya." balas Seung Jun enggan, "Ayo cepat kita bisa telat, nanti juga kau bisa bertemu dengan Soo Yeon di kampus dan menceritakan kerja kerasmu dalam belajar hingga merepotkanku." lanjutnya berlalu.
"Tunggu, apa Soo Yeon baik-baik saja? A, aku rasa tidak, dia terluka sangat parah..." kata Kyu Hyun terus berusaha menyamakan langkahnya dengan Seung Jun.
"Kenapa juga dia harus terluka, di sini kau yang sakit karena kelelahan dan telat makan!" ulang Seung Jun.
Barulah Kyu Hyun tersadar tentang kondisi tubuhnya yang tanpa luka, dia dilarikan ke rumah sakit bukan karena kecelakaan yang dialaminya bersama Soo Yeon. Lalu apa ini, kenapa semuanya terasa ganjil, Seung Jun terus mengatakan bahwa ia juga seharusnya berusaha keras dalam ujian pertamanya di kampus. Itu berarti dia mahasiswa baru yang sedang menghadapi evaluasi pertamanya dari para dosen.
"Aku harus segera bertemu Soo Yeon," gumam Kyu Hyun berjalan lebih cepat hingga melewati Seung Jun yang masih berbicara panjang lebar tentang ketidaksukaannya pada salah satu dosen di kampus.
***
Dalam ketergesaannya Kyu Hyun berulang kali merasa heran dengan apa yang sedang dialaminya, berlari melewati mahasiswa lain tak jarang membuatnya diteriaki dan mendapat pandangan tak suka.
"Kau pikir ini jalanmu sendiri!" kesal wanita berkacamata melihat kepergian Kyu Hyun yang baru saja menabraknya hingga beberapa buku tebal terjatuh dari tangannya.
Dengan napas tersengal Seung Jun menghentikan langkahnya, mau tak mau ia harus membantu gadis itu mengambil buku, entahlah ia hanya merasa bertanggung jawab atas perbuatan sahabatnya itu.
"Ini bukumu... maafkan temanku, dia sedikit aneh setelah terbangun dari sakitnya..." geleng Seung Jun sembari menyodorkan tiga tumpuk buku. "Uh kau gadis kecil yang kuat," ia menambahkan setelah melihat wanita yang dibantunya telah memegang kembali lima buku tebal.
"Aku pergi... lain kali kau harus hati-hati dengan barang bawaanmu!" seru Seung Jun berlari menyusul Kyu Hyun.
Sedang di tempat Kyu Hyun berdiri sekarang begitu kosong, dia yakin ini kelasnya tapi kemana orang-orang. Lagi-lagi ia ingat perkataan Seung Jun sepulangnya dari rumah sakit, bahwa mereka tengah mempersiapkan acara Festival Seoul Art University 2015 yang akan dilaksanakan setelah evaluasi.
"YA, sebenarnya ada apa denganmu pagi ini?!"
Akhirnya Seung Jun dapat mengambil napas setelah berlari cukup jauh, melihat tempat yang dituju sahabatnya itu membuat ia mengerutkan dahi. "Kelas kita bukan di sini tahu!"
"Sepertinya ini memang di tahun 2015." kata Kyu Hyun menoleh pada Seung Jun lalu meneruskan dengan tak yakin. "Benar sekarang bukan tahun 2017 tapi 2015?"
"Tadi di rumah kau sudah lihat kalender bukan, apa saat jatuh pingsan kepalamu membentur benda keras? Yaaa kalau begitu kita harus lakukan pemeriksaan menyeluruh pada kepalamu... ayo kita ke rumah sakit!" cemas Seung Jun menarik lengan Kyu Hyun untuk ikut dengannya.
"Tidak, tidak perlu... aku baik-baik saja, ayo kita ke kelas pasti Soo Yeon sudah menunggu kita." tolak Kyu Hyun kembali berlari kali ini menuju kelas yang dua tahun lalu di tempati mereka untuk menerima pelajaran dari dosen favorit-nya, Lee Teuk.
***
"Soo Yeon-ah, pagi ini kekasihmu bersikap aneh... sangat aneh," ucap Seung Jun setibanya di kelas.
Seolah sedang mengingat masalalu Kyu Hyun menatap takjub ruang kelas yang hampir seluruh bangku penuh, melihat Soo Yeon tersenyum ke arahnya, menyuruhnya untuk cepat duduk.
"Mimpiku jauh lebih aneh, kau harus mendengarnya..." kata Soo Yeon tepat setelah Kyu Hyun duduk di sebelahnya. "Aku bermimpi menikah dengan Kyu Hyun dan pergi mengendarai mobil untuk bulan madu ke Pulau Nami," ia mulai bercerita tanpa menghilangkan senyum di bibirnya.
Saat itu juga Kyu Hyun membatin, 'Mungkinkah Soo Yeon mengingatnya, apa dia juga datang dari masa depan?'
Seketika senyum itu berubah menjadi helaan, "Kita mengalami kecelakan," Soo Yeon mengakhirinya dengan kecewa, ia menambahkan. "Untungnya itu hanya mimpi, jadi aku tidak perlu khawatir... iyakan chagiya (sayang)..."
Dalam hati Kyu Hyun juga ikut kecewa, 'Jadi itu bukan ingatannya, melainkan hanya mimpi... tapi kenapa begitu mirip dengan apa yang baru dialaminya?'
"Mimpimu itu selalu berbeda meski tentang hal yang sama, aku berharap kelak pernikahan kalian lebih indah dari apa yang kau impikan!" gerutu Seung Jun hampir tak mau mendengarkan, entah sudah keberapakalinya dia mendengar mimpi Soo Yeon itu semenjak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas.
Persahabatan mereka dimulai di kelas satu dan setahun kemudian kisah cinta Kyu Hyun dan Soo Yeon tumbuh. Mereka memutuskan untuk berpacaran, menghiraukan kemarahan Seung Jun yang selalu merasa terabaikan akibatnya. Seiring waktu berjalan mereka mulai bisa membagi waktu untuk berkencan dan bermain bersama Seung Jun.
"Sepertinya aku juga harus mulai mencari seorang kekasih." ujar Seung Jun menjauh dari kedua sahabatnya itu, jika saja Kyu Hyun tidak memintanya untuk meninggalkannya dan Soo Yeon yang akan berbicara dua mata saja. "Mungkin aku tidak sendirian sekarang..." sesal Seung Jun memilih berkeliling kampus saja.
***
Duduk di bangku panjang yang terletak tepat di bawah pohon rindang, Kyu Hyun dan Soo Yeon terlihat sangat serius.
"Jadi semua itu bukan mimpi!" ucap tak percaya Soo Yeon setelah mendengarkan penjelasan Kyu Hyun tentang kecelakaan yang mereka alami.
Kyu Hyun mengangguk pelan, "Kau mengingatnya?" tanyanya hati-hati.
"TIDAK, ITU TIDAK MUNGKIN!"
Bagaimana bisa dia tidak mengingatnya, ketika membuka mata pun ia langsung teringat kejadian itu dan segera memeriksa kondisi tubuhnya. Meski terasa tak masuk akal dia tetap bersikap seolah tinggal di dua tahun lalu dan melupakan kecelakaan tersebut.
Tanpa peringatan air mata bergulir begitu mudahnya, "Apa yang terjadi pada kita setelah kecelakaan itu?" Soo Yeon beralih memandang lelaki di sebelahnya.
"Aku tidak tahu." kata Kyu Hyun merasa lega mengetahui Soo Yeon juga mengingat itu semua sebelum memilih untuk meyakini bahwa itu hanyalah mimpi buruk.
"Akan lebih baik kalau itu semua hanya mimpi, katakan padaku kalau itu hanya mimpi..." tukas Soo Yeon tak mampu menutupi kesedihannya.
"Soo Yeon-ah, itu bukan mimpi... entah bagaimana keadaan kita di sana tapi aku yakin kita akan baik-baik saja," Kyu Hyun mencoba menenangkan Soo Yeon dengan memegang kedua bahunya, ia melanjutkan. "Mungkin ada alasan mengapa kita terlempar ke masa lalu, jadi kita harus menjalaninya seolah tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan... OK,"
Sulit untuk tidak memikirkannya, bagi Soo Yeon ini masih tidak bisa dipercaya, ia mengungkapkan kekhawatiran-nya tentang kondisi mereka. "Bisa saja salah satu di antara kita ada yang meninggal, kecelakaan itu sangat mengerikan..." katanya bergidik.
Walaupun sama-sama takut akan kenyataan yang tidak diketahuinya, Kyu Hyun tetap tak mau menambah ketakutan Soo Yeon sehingga ia harus berkata hal-hal baik pasti terjadi pada pasangan yang baru menikah.
"Kita mungkin tak sadarkan diri untuk beberapa hari, tapi kemudian terbangun dan melanjutkan hidup dengan bahagia, percayalah kita akan baik-baik saja..." ucap Kyu Hyun membelai rambut Soo Yeon lembut.
***
Menjalani hari seperti dulu tidaklah mudah, mereka lupa tentang fakta seorang senior yang naksir berat pada Kyu Hyun. Dia adalah mahasiswa yang cukup populer karena kecantikannya, cerdas dan juga ramah. Siapa yang bisa menolak gadis sempurna seperti itu? Dan jawabannya adalah Cho Kyu Hyun, dia tetap bersikeras menghindari Song Joo Hee agar Soo Yeon tak cemburu. Tapi itu sulit bahkan sekarang pun ia masih tak mampu mengatasinya.
Kedua tangan Soo Yeon terkepal erat, matanya tajam menatap ke arah Kyu Hyun dan Joo Hee. "Seung Jun-ah... katakan padaku bahwa ini hanya mimpi!" geramnya tak terima harus mengulangi hal yang sama.
"Maaf... tapi kau sedang tidak bermimpi sekarang." jujur Seung Jun tak mau memberi harapan.
Secepat mungkin Soo Yeon melayangkan tinjunya tepat berhenti di hadapan wajah Seung Jun, sehingga membuat lelaki itu terkejut mengedipkan mata takut-takut, lalu dengan pelan menyingkirkan kepalan tangan Soo Yeon.
Sebelum berkata Soo Yeon berdehem, "Dulu aku hanya memberi peringatan lisan padanya, tapi sekarang aku akan menghukumnya lebih berat... menurutmu hukuman apa yang harus aku berikan?"
"Apa yang kau maksud dengan dulu?" Seung Jun malah balik bertanya.
Kali ini Soo Yeon terbatuk, dia seharusnya menjaga ucapannya, jangan sampai membuat siapa pun curiga. "Joo Hee Sunbae tidak tahu kalau aku adalah pacarnya Kyu Hyun bahkan sampai undangan pernikahan dibagikan..." ujarnya menghela menyadari apa yang baru saja ia ucapkan, melirik Seung Jun yang mengeryit. "Ma, maksudku aku akan memberitahu Joo Hee Sunbae kalau kami telah berpacaran selama dua tahun!" ia buru-buru menghampiri Kyu Hyun dan Joo Hee yang tengah asyik membicarakan soal festival.
"Aku akan bernyanyi di acara festival kampus nanti, kau harus menonton... kalau bisa di bagian depan." kata Joo Hee tersipu malu.
"Oh... aku tidak berjanji akan itu,"
"Kau tidak harus berjanji, cukup hadir saja maka aku akan bernyanyi sebaik mungkin."
Saat itu Soo Yeon memelankan langkah percaya dirinya, di belakangnya Seung Jun mengikuti. "Kau yakin akan melakukannya?" ujar Seung Jun semakin menurunkan keberanian dalam diri Soo Yeon, ditambah teman-teman Joo Hee datang dan menggoda bahwa mereka adalah pasangan serasi.
"Aku lupa kalau Kyu Hyun juga cukup populer karena hebat dalam matematika, waktu SMA itu bukan masalah besar... tapi sekarang itu mengangguku..." sesal Soo Yeon benar-benar menghentikan langkahnya.
Seung Jun sudah berada di samping Soo Yeon, dia menggeleng merasa kasihan pada sahabatnya. "Lakukanlah..." kata Seung Jun mengalihkan perhatian Soo Yeon dari rasa cemburu yang menggelayutinya. "Apa yang ingin kau lakukan, lakukanlah sekarang sebelum semuanya terlambat dan semakin rumit. Aku mendukungmu." Ia mendorong pelan Soo Yeon untuk melanjutkan tujuannya.
"Seung Jun-ah..." ucap Soo Yeon merasa terharu.
Laki-laki jangkung itu menyemangati dengan mengangkat kepalan tangan tinggi-tinggi sambil berkata. "Aja, aja (semangat)!"
Dengan yakin Soo Yeon kembali melangkah, dia merasa bersyukur karena ada yang memberi dukungan. Kalau tidak, pasti dia akan menyesal untuk kedua kalinya, membiarkan kekasihnya berkencan dengan wanita lain.
"Chagiya (sayang), ternyata kau ada di sini... dari tadi aku mencarimu." seru Soo Yeon, dia bahkan berani menggandeng lengan Kyu Hyun di hadapan banyak orang.
Bisikan demi bisikan terdengar menanyakan panggilan chagiya. Kyu Hyun sendiri bertanya dengan ekspresi wajahnya, tentang apa yang sedang dilakukan Soo Yeon.
"Yeojachingu (Girlfriend)?" kata Joo Hee pada Kyu Hyun, tak menyukai pertanyaannya sendiri.
Pandangan Soo Yeon menyiratkan kekhawatiran akan jawaban yang diberikan Kyu Hyun, bisakah dia mengatakan bahwa mereka memang berpacaran. Maka tidak akan ada lagi yang mengganggu hubungan mereka. Jebal (Aku mohon).
***
To be continued,
Series ketiga ini, tentang sepasang suami istri yang terlempar ke masa dua tahun silam. Ayo berikan dukungan kalian untuk maknae Super Junior ini... hehe
Alesta Cho.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro