Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Omamori

Omamori*
Reader x Angel!Bedivere
Genre: Sad (?), Romance
Warning: Ampas, please read slowly
.
.
.
.

"Waktu aku kecil, aku pernah bertemu malaikat."

Orang mana yang tidak ketakutan saat ia menerima surat dari orang asing?

Apalagi kalau surat itu datang rutin setiap tahun. Tidak pernah alpa. Dan isinya menceritakan poin-poin utama kegiatanmu selama setahun sebelumnya, serta dengan soknya memberi saran bagimu.

Dia, Tuan Pengirim.

Begitu kamu menyebutnya. Sudah ada lima belas surat darinya yang kamu terima. Kamu ingat betul, surat pertamamu, kamu terima di umur enam tahun.

Tahu-tahu, surat darinya selalu muncul begitu saja di kotak surat. Tanpa alamat, tanpa identitas, bahkan kamu tidak menemukan inisial namanya di dalam surat-surat itu.

Lalu di dalam amplop berwarna putih tulang itu, Tuan Pengirim selalu mengirimkan sebuah lucky charm. Yang biasa kamu gantung di gagang pintu masuk rumahmu. Kata Tuan Pengirim, anggap saja itu sebagai bentuk kepeduliannya. Ia hanya bisa membantumu sebatas itu.

"Selama dia tidak berniat jahat, kurasa tidak akan sakit jika aku memercayainya," gumammu seraya membuka surat dari Tuan Pengirim yang ke enam belas.

Kamu bersila di atas sofa tua kesayanganmu. Posisi ideal untuk membaca surat darinya, apalagi ditemani dengan coklat panas di meja di samping sofa.

Masih seperti surat-suratku yang sebelumnya, selamat tahun baru, (Name). Aku harap semoga tahun ini--sama dengan tahun-tahun sebelumnya--memberimu peruntungan yang bagus, dan kamu dapat melewatinya tanpa insiden yang berarti.

Mungkin ini adalah surat terakhirku, tapi jangan khawatir! Aku akan tetap mengingatmu. Bersama surat ini, aku juga mengirim kotak. Buka di tanggal 14 Februari, ya? Jangan mencoba mengintip!

Aku benar-benar minta maaf, surat kali ini pendek sekali dibandingkan surat-suratku sebelumnya. Sebab, semua yang ingin aku katakan ada di kotak tersebut.

Selamat tinggal (dicoret)
Sampai jumpa, (Name).

Ada sedikit rasa kecewa setelah kamu membaca surat tersebut, tapi kamu segera menepisnya.

"14 Februari? Jadi, Tuan Pengirim juga mengerti tentang hari valentine ya?" Kamu terkekeh. Detik berikutnya, kamu bangkit dari tempat dudukmu dan kembali mengecek kotak surat. Barangkali kamu menemukan kotak yang dimaksud Tuan Pengirim di surat. Pasti tertinggal, pikirmu.

Kamu menuruni tangga ke lantai satu dan bergegas menuju pintu masuk. Dimana di sebelah pintu masuk, ada kotak surat.

Tepat sekali, ada sebuah kotak kayu di dalam sana. Kamu mengulurkan tanganmu, meraih kotak kecil itu keluar dari kotak surat. Khas Tuan Pengirim, kotak tersebut berwarna putih bersih.

"Untuk sementara, kamu di sini dulu ya," ucapmu pada kotak putih, tak lupa menaruhnya di laci meja kerjamu. Kamu dibuat tercenung olehnya. Matamu mendadak sayu.

"Tuan Pengirim.... Entah mengapa ia terasa asing ... sekaligus familiar."

Balkon kamar dibuka olehmu. Udara di pagi hari ini cukup dingin, dan cukup membuat kulitmu sakit menjadi kaku.

Namun yang lebih sakit daripada itu semua adalah hatimu.

Kamu tidak tahu mengapa. Dan fakta bahwa kamu tidak tahu apa-apa, justru hanya menyebabkan luka di hatimu bertambah lebar.

Ingin menangis, tapi tidak tahu apa yang harus kamu tangisi. Kamu hanya memandang langit yang biru itu dengan sendu. Serasa ada sesuatu di sana yang membuatmu merindu. Serasa ada ikatan antara kamu dan langit itu.

Jauh, tapi terasa dekat.

Pada akhirnya, air matamu mengalir tanpa izin. Dengan terisak, kamu bermonolog, "Aku merasa.... Jika aku membuka kotak itu, bagian dari diriku akan menghilang."

Untuk pertama kalinya, kamu berharap 14 Februari tidak pernah ada.

.

Akhirnya sudah 14 Februari.

Ini adalah hari dimana sebagian manusia merayakannya dengan saling memberi coklat pada orang yang mereka cintai, bukan? Selamat hari Saint Valentine, (Name). Semoga kamu selalu bahagia. Malaikatmu akan selalu menjagamu dari atas sini.

Sekarang, aku tidak tahu harus memulai darimana. Namun, satu hal yang perlu kamu ketahui, aku tidak bercanda saat aku menulis bahwa diriku adalah malaikat.

Dulu, ketika kamu kecil, kamu sering sakit-sakitan. Kanker otak, kata dokter. Kamu tumbuh lebih lambat daripada anak seusiamu. Akibatnya, kamu banyak menghabiskan masa kecilmu keluar-masuk rumah sakit.

Kamu yang waktu itu masih berumur 4 tahun, harus menemui ajalmu di tanggal yang sama seperti hari ini, 14 Februari.

Tapi tentu saja, itu tidak terjadi.

Aku menyukaimu yang pantang menyerah. Aku menyukaimu yang terus tegar. Aku menyukaimu yang masih bisa tersenyum walau penyakit ganas itu menggerogoti tubuhmu.

Kamu bersinar terang.

Aku berusaha keras agar namamu terhapus dari daftar kematian hari itu. Dan sebagai gantinya, aku tidak diperbolehkan lagi untuk turun ke bumi. Aku sudah tidak dapat menemuimu lagi.

Tapi aku tidak apa, sungguh.

Karena aku masih dapat berkomunikasi denganmu lewat surat. Aku berkata begitu, tapi nyatanya air mataku turun saat menulis bagian ini. Ahaha.

(Name), apa kamu ingat kita pernah bertemu?

Aku memang tidak pernah menyebutkan namaku. Yang kulakukan hanya menyamar menjadi perawat, dan membawamu jalan-jalan di sekitar taman rumah sakit. Aku memberimu omamori. Omamori yang sama dengan yang aku berikan di kotak kayu itu.

Tidak apa tidak menggantungnya. Anggap saja itu kenangan terakhir dariku. Sekaligus hadiah valentine untukmu. Meski ini yang terakhir, bukan berarti kita berpisah.

Aku akan terus mengingatmu, dan aku harap kamu akan mengenangku.

Semoga kamu selalu dilimpahi kebahagiaan.

Terakhir, aku hanya ingin bilang, kamu beruntung memiliki orang tua seperti mereka. Mereka tidak keberatan mengeluarkan uang dengan jumlah yang banyak untuk kesembuhanmu. Mereka juga, rela bekerja seharian penuh hanya untuk memenuhi kebutuhanmu.

Dua pasangan itu mungkin sedikit keras padamu, tapi percayalah, mereka bermaksud baik. Aku ingin kamu memaafkan mereka, memberi mereka ruang di hatimu. Aku tahu kamu bukan orang yang kejam.

Datangi rumah mereka, berilah pelukan yang hangat, atau mungkin kamu bisa memberi mereka coklat karena sekarang adalah hari kasih sayang.

Maaf, ujung-ujungnya aku malah menasihati. Tapi yakinlah, memaafkan seseorang bisa membuatmu lega.

Benar-benar lega.

Aku rasa, semua unek-unek di hatiku sudah kuungkapkan. Jagalah kesehatan, jangan sering begadang, dan jangan lupa untuk selalu berbuat baik. Aku ingin kita bisa bertemu di atas sana. Aku akan selalu mendoakan agar semua keinginanmu terkabulkan.

Sayonara, (Name).

Aku menunggumu di surga. Tertanda, Bedivere.

.

[Fin]

*Omamori. Dari kata 'mamori' yang artinya melindungi. Omamori merupakan jimat atau lucky charm berbentuk kain yang di dalamnya berisi doa-doa dan dapat dibeli di kuil-kuil Jepang.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro