Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 5: Bibir 💜

Bab 5: Bibir


Titik pusat Dunia Moirei, tahun 3333 Lux.

“Manis, bergairah, dan meningkatkan kekuatan,” -Deckey de Fuego.

Berabad-abad kekuatan spiritual tersegel, dengan rantai emas yang diselubungi sihir biru. Sihir biru melemahkan pikiran dan sel-sel di dalam tubuhnya. Ia tertidur, menunggu ajal menjemput. Jiwanya berada di dasar, menunggu tanpa lelah. Berharap, penolong datang di waktu yang tepat. Namun, Tidak ada satu penghuni Dunia Moirei yang mengetahui letak pasti keberadaannya. Ia disembunyikan dari samudra, di sana terdapat sebuah perisai sihir yang menghalangi palung. Tidak sembarang makhluk dapat menembus perisai dengan mudah. Hanya pemilik sihir biru yang dapat menerobos perisai. Di dalam palung, terdapat pusaran laut yang besar dan kejam, ia dapat membanting setiap makhluk.

  Deckey, pria itu tidur panjang menunggu penolong datang. Berabad-abad menanti di alam bawah sadar yang gelap gulita. Deckey terduduk dengan lemah dan semakin lama ingatannya menghilang. Ia hanya berusaha mengingat namanya dengan baik. Karena sudah bertahun-tahun terkurung dalam kegelapan. Namun, hari ini Deckey merasakan benda kenyal menempel pada bibir dengan lembut. Deckey merasa terbang ke langit biru. Jiwa Deckey yang berada di alam bawah sadar, perlahan naik ke puncak saat ciuman itu membakar gairahnya. Satu pintu terbuka dan membebaskan kekuatan spiritual Deckey.

Pria itu membuka mata dan menampilkan bola merah yang bercahaya kepada dunia, untuk pertama kalinya Deckey terbangun setelah tidur panjang. Deckey menikmati sumber kekuatan, memperdalam ciuman meski wanita itu memberontak. Jiwa liar Deckey meronta ingin dibebaskan dari sihir pengikat. Deckey, melepas ciuman dengan terpaksa. Tangan kekarnya menarik rantai emas yang diselubungi sihir biru. Rantai itu remuk dengan satu tarikan. Sihir-sihir biru yang terlihat indah menempel di tebing, dipadamkan dengan kekuatannya. Sihir itu indah, tetapi menyakitkan. Deckey akan mengingat sihir itu dengan baik, karena ia tidak mau terkurung di dalam palung berabad-abad.

Deckey menatap gadis cantik yang menolongnya, bibirnya merah dan menggoda. Deckey hendak menciumnya lagi, tetapi gadis itu menolak dan mendorong tubuh Deckey dengan kuat. Asier terbentur tebing dan terjatuh ke dasar palung. Deckey yang terkejut, langsung menolong gadisnya. Namun, Deckey terlambat mermaid itu terbentur berbatuan dan darah menyatu dengan air.

Deckey terkejut melihat ekor mermaid cantik yang menolongnya, “Ekornya kering?”

Deckey menggendong tubuh mermaid itu dan membawanya ke dalam gua yang berada di sisi kanan palung. Deckey menempatkannya dengan aman. Deckey berhutang Budi dengan mermaid cantik itu.

“Ternyata, dia mermaid yang cacat.” Deckey mengelus ekor mermaid itu yang bengkok dan penuh luka bakar.

“Aneh, di dalam air dapat terbakar.”

Deckey mengelus wajah mermaid berkulit putih dan berwajah tirus dengan lembut, “Dia sangat cantik.”

Deckey menggelengkan kepala beberapa kali, lalu menepuk pundak mermaid itu agar tersadar, “Bangun Nona!”

“Nona!” teriak Deckey sembari menggoyangkan tubuh mermaid yang terkapar lemah.

Darah masih mengalir di kepalanya dan menyatu dengan arus laut. Deckey pun mengelus kepala gadis itu, berusaha mengobati lukanya. Deckey memejamkan mata dan membiarkan kekuatan dari tangan kanan yang bekerja. Perlahan-lahan luka mermaid itu tertutup. Deckey pun tersenyum tipis dan mengelusnya pelan. Lalu, mermaid itu membuka mata setelah merasakan tangan Deckey mengelus wajahnya.


*****

Pusaran laut menerkam dan menghempaskan mermaid itu berkali-kali. Deckey yang sedari diam, akhirnya memutuskan untuk mengejar gadis itu. Deckey merasa iba melihat mermaid cantik terpental, hingga terbentur. Deckey menggunakan kekuatannya untuk membuka jalan dan mempermudah mermaid itu berenang. Deckey terkekeh melihat gadisnya menoleh ke belakang beberapa kali seolah menyadarinya. Namun, Deckey yang gesit bersembunyi dan terus mengikuti dari belakang. Deckey melihat gadisnya berenang ke arah Kota Pie yang gelap dan berbahaya. Gadisnya menjadi incaran mermaid dan merman buangan yang hendak merebut tas mungil dari anyaman rumput laut.

Deckey yang geram mengikis jarak dengan gadisnya. Deckey menarik ekor merman buangan yang berusaha mencekik gadisnya. Deckey memukul merman itu dan melemparnya dengan jauh. Tidak tertinggal dengan kawannya, mermaid ekor hitam pun diseret, suara mermaid itu menyadarkan Asier—mermaid cantik itu berbalik badan dan mendapati Deckey yang tengah melempar mermaid jahat.

“Deckey?” tanyanya dengan raut wajah tidak percaya.

Deckey hanya menggaruk kepala, “Hehe, ya Nona?”

“Berhenti panggil aku nona, namaku Asier!” Asier berbalik badan dan berenang dengan cepat.

Ekor Asier tidak sesakit sebelumnya, itu membuat Asier bergerak bebas ke sana-kemari. Asier ingin menjauh dari Deckey, pria itu terlihat aneh dan sekarang mengikutinya. Asier sangat risih diikuti oleh Deckey, ia tidak mau Deckey iba dan kasihan dengan kekurangannya. Asier bisa melakukan semua hal sendiri, Asier tidak perlu bantuan makhluk lain untuk menolongnya. Deckey tetap mengikuti Asier, karena pria itu merasa berhutang budi dan bertanggungjawab atas keselamatan gadisnya.

“Berhenti mengikutiku!” Asier membentak Deckey dengan kesal.

Deckey menggelengkan kepala, “Aku ingin mengikutimu.”

“Sana pergi!” Asier mengusir Deckey.

Tidak lama kemudian, Deckey mengejar Asier lagi dan mengikutinya. Begitu berkali-kali sampai akhirnya Asier menyerah dan memaki Deckey, “Kenapa kamu mengikutiku?”

“Aku ...,” Deckey hendak menjawab, tapi Asier langsung memotong ucapannya.

“Kenapa? Kamu kasihan kepadaku? Aku tahu, aku cacat! Tapi aku tidak suka dikasihani!” Asier berenang dan Deckey masih mengikuti.

Asier sangat frustrasi dibuat Deckey, ia berbalik badan lagi dan mengeluarkan semua perasaannya, “BERHENTI MENGIKUTIKU, AKU TIDAK MAU PERCAYA DENGAN PENGHUNI SAMUDRA XEA, MEREKA KEJAM, SELALU MENGHINA KEKURANGAN, MENJATUHKAN HARGA DIRI DAN BERUSAHA MEMBUNUH GADIS YANG LEMAH SEPERTIKU!”

Deckey terdiam melihat Asier menangis dengan mata memerah. Deckey merasa hatinya sakit melihat gadisnya seperti itu. Padahal niat Deckey baik, tapi Asier tampak menyedihkan. Deckey mendekat dan memeluk tubuh Asier. Membawanya dalam kehangatan dan menenangkan Asier dari kekejaman dunia.

“Aku disini.”

Asier merasa memiliki pundak untuk bersandar dan mengeluh. Deckey membuat Asier memiliki pegangan yang kuat. Asier pun teringat mengenai sihir biru di rantai emas Deckey. Asier yakin, Deckey memiliki hubungan dengan ayahnya. Asier harus memecahkan teka-teki itu dari Deckey.

“Sebenarnya, siapa kamu?” Asier bertanya kepada Deckey sembari melepas pelukan.

Deckey menggelengkan kepala, “Aku tidak mengingat identitasku sekarang. Namun, aku berusaha mengingatnya.”

“Aku mohon, jangan tinggalkan aku,” lanjut Deckey dengan raut wajah memelas.

“Tapi ...,” Asier hendak bicara, tapi sekarang giliran Deckey yang memotong ucapannya.

Deckey berbisik, “Aku bisa mengajarimu spiritual ilmu tengah.”

Asier terkejut mendengar ucapan Deckey. Deckey mengetahui hal yang dicari Asier. Asier mengingat pertemuannya dengan Deckey, pria itu bukan merman sembarangan.

“Mungkin, dia yang aku cari,” gumam Asier dan tersenyum tipis.

“Namun, apa hubungan Deckey dengan Raja Arfan?” tanya Asier dengan membatin.

BERSAMBUNG.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro