D e l a p a n b e l a s
"Ehem." Dian berdeham kuat.
"Kalian ga bakal tonjok-tonjokan disini kan?" Tanya Leo takut-takut menatap Jason dan Zelvian.
Jason dan Zelvian hanya diam saling memandang. Leo yang merasa dicuekin pun makin ketakutan.
Zelvian menggepalkan tangannya dan mengarahkan ke pipi Jason.
"KYAAAAA." Jerit Dian dan Leo sambil menutup matanya.
"Pffft." Zelvian menahan tawa ketika melihat reaksi kedua temannya. Sedangkan yang didepannya hanya bingung menatapnya.
Zelvian langsung merangkul Jason. Jason lagi-lagi menunjukkan muka bingung. Leo dan Dian yang tidak mendengar suara apapun membuka matanya.
"Loh loh? Ga jadi berantemnya?" Kata Dian menatap Zelvian yang sedang merangkul Jason.
Zelvian ketawa ngakak.
Leo dan Dian makin bingung. Jason lebih bingung.
"Ga lah. Lo kira gue mau mukul Jason? Ga gentle banget dong gue." Kata Zelvian.
"Nahloh. Jadi?" Tanya Leo.
"Lo suka sama Savia sejak kapan, Son?" Tanya Zelvian tanpa mengubris pertanyaan Leo.
"Dari SD."
"Ha?" Zelvian menatap Jason kaget.
Jason pun menceritakan semua tentang Savia.
"Jadi sekarang udah baikkan?" Tanya Zelvian.
Jason hanya mengangguk.
"Terus kenapa lo ga cerita-cerita sama gue?" Seru Zelvian kesal.
"Yah ga enak aja rasanya curhat ke cowok. Agak gimana gitu rasanya." Jawab Jason sambil terkekeh.
"Jadi kalian?" Tanya Dian.
"Kenapa?"
"Kalian ga bakal musuhan cuma karena Savia kan?"
Zelvian menatap Jason dan tersenyum. "Ga dong. Gue ga suka kayak gitu. Persahabatan kita masa rusak cuma karena cewek? Basi banget."
"Gue ga akan nyerah walaupun lo lebih dulu ngenal Savia yah. Mari bertarung secara sportif." Kata Zelvian sambil mengedipkan matanya ke Jason.
Jason yang melihatnya langsung merinding. "Jangan ngedipin mata ke gue. Najis gue. Masih mending kalo lo cewek."
"Dih, sok najis loh. Biasa juga suka. Ngaku aja." Goda Zelvian sambil mencolek-colek lengan Jason.
Jason yang makin ngerasa Zelvian sudah tidak beres pun lari menjauh dari Zelvian. Sedangkan yang dijauhi makin gencar mengejar Jason.
Leo dan Dian hanya bisa cengo melihat melihat mereka berdua. Tapi Leo dan Dian merasa bersyukur karena tidak ada yang berubah diantara persahabatan mereka.
"Woi, gue ikut dong main kejar-kejarannya." Kata Leo sambil ikut berlari mengejar Jason.
"Gue juga." Dian juga ikut mengejar Jason.
"Woi. Tiga lawan satu mana bisa woi. Ga adil woi." Jerit Jason ketika ia sudah terpojok oleh ketiga sahabatnya.
"Hehehhe." Mereka bertiga hanya menyeringai menatap Jason.
Sedangkan Jason hanya diam pasrah.
❤❤❤
"Woi, Vi." Jerit Savier ketika melihat adiknya melamun.
"Hoi?" Jawab Savia sambil melihat mata kakaknya.
"Lo gapapa?"
"Emang gue kenapa?"
"Lo dari tadi melamun yah. Jangan bohongin gue." Kata Savier sambil menatap adiknya.
"Ga ada ah. Ngaco lo. Gue mau ke atas dulu. Mau bocan. Bhay." Kata Savia sambil berjalan menuju kamarnya.
"Dasar aneh." Kata Savier ketika melihat Savia pergi.
Savia masuk ke kamarnya dan merebahkan diri di kasur. Ia masih memikirkan kata-kata Anita sedari tadi.
"Zelvian suka sama gue? Ga mungkin banget kayaknya." Kata Savia sambil terkekeh.
Ia mengambil handphone-nya.
Zelvian : oke. Ngga dgn perkataan
tapi bakal gue buktiin, semoga lo peka.
Savia nengernyit bingung melihat pesan yang Zelvian kirimkan.
Savia : apaan?
Read.
"Ye. Cuma di read. Aneh nih anak. Apa jangan-jangan yang Anita bilang benar? Ha? HAAAAAAA?" Jerit Savia kaget.
"WOI. KENAPA LO DEK? ADA MALING? KECOAK? APA CICAK?" Jerit Savier heboh ketika mendengar jeritan adiknya. Ia segera naik keatas dan membuka pintu Savia dengan kasar.
Ia segera masuk dan mencari ke semua penjuru kamar Savia.
"Lo nyari apa, Kak?" Savier menatap Savia. Savia juga menatap Savier.
"Kayaknya ga ada apa-apa deh." Kata Savier masih menatap Savia.
"Emang ga ada apa-apa." Kata Savia dengan sangat polosnya yang membuat Savier menggeram kesal.
"Jadi. Jadi kenapa lo jerit tadi?"
"Gue kaget."
"Kaget kenapa?"
"Kak. Kalo kata-kata ini artinya apa?" Tanya Savia sambil memperlihatkan pesan Zelvian.
Savier membacanya. "Dia suka sama lo. Tapi dia ga mau bilang langsung. Maunya dari action. Dan berharap lo peka."
"Ha? Jadi intinya apa?"
"Dia suka sama lo."
"WHATTTT?" Jerit Savia lagi.
"Kenapa sih? Teriak mulu? Ga pernah ditaksir sama orang ya lo? Sekali di taksir segitu hebohnya." Kata Savier sambil menatap sinis adiknya.
"Jadi dia naksir gue?"
"Iya bego. Siapa sih? Di antara empat cowok itu? Siapa? Atau yang pernah nganterin lo ke rumah ya? Ya?" Kata Savier mulai kepo.
Savia hanya diam menatap layar handphonenya.
"Woi yang mana? Lo masih kecil ya. Sekolah dulu yang bener. Jangan pacaran dulu. Tunggu gue dapet pacar dulu baru boleh pacaran lo. Ingat ya lo." Kata Savier menasehatin adiknya.
"Dasar jones." Cibir Savia.
"Apaan maksud lo? Jones? Plis deh. Banyak cewek yang ngejar gue tau. Secara gue ganteng, kaya pula. Tapi guenya aja ga mau." Bela Savier.
Savia hanya memutarkan matanya malas. Ia nendorong kakaknya keluar dari kamarnya selagi kakaknya masih membicarakan tentang seberapa ganteng dirinya itu.
Ketika sudah sampai di depan. Savia menutup pintu kamarnya dengan keras sehingga membuat Savier terkejut.
"WOI."
"Jones mah jones aja, Kak. Jangan banyak ngayal. Sedih banget lo." Kata Savia dari dalam.
Savier yang mendengar itu tidak terima dan ingin membuka pintu kamar adiknya. Tapi sayangnya di kunci.
"Buset. Awas aja ya lo besok. Ga gue kasih makan."
"Bodo."
Savier hanya menghembuskan nafasnya.
"Udah gede yah lo. Selamat datang di dunia percintaan yang berat ini, Via."
❤❤❤
Tet tet tet
Bel pertanda istirahat berbunyi. Semua siswa yang tadinya merasa ngantuk segera bersorak.
Savia bangkit dari tempat duduknya.
"Saviaaaa. Kantin kuy." Kata Zelvian sambil merangkul Savia.
Savia yang dirangkul sedikit terkejut. Ia segera melihat Tifanny menandakan meminta bantuan. Tifanny pura-pura tidak melihat Savia.
"Gue emang mau ke kantin sama temen-temen." Kata Savia canggung tanpa melepaskan rangkulannya.
"Yaudah. Pergi sama kita juga. Bareng." Kata Zelvian menunjuk teman-temannya.
"EHEM." Jason berdehem kuat.
Savia menatap Jason sambil tersenyum kaku.
Zelvian mengedipkan matanya ke arah Jason.
Sedangkan Tifanny, Dian dan Leo hanya bisa menahan tawanya.
"WOI. KANTIN WOI." Teriak Anita yang baru datang dari dunia lain.
"Makhluk astral datang." Kata Zelvian mengejek Anita.
Anita segera melotot ke arah Zelvian. Namun fokus Anita teralihkan oleh tangan Zelvian yang berada di bahu Savia.
"Woi. Apa-apaan itu tangan lo?" Kata Anita menatap Zelvian.
"Tangan gue? Kenapa?"
"Itu di bahu Savia. Apaan maksudnya?"
"Apaan sih. Kan gue ngerangkul Savia kenapa lo yang sewot?" Ucap Zelvian dengan alis yang ia naikkan.
"Loh Savia itu teman gue. Ngapain lo rangkul-rangkul Savia, Ha?" Kata Anita sambil berdecak kesal.
"Yeeee. Ya suka-suka gue dong." Kata Zelvian sambil menjulurkan lidahnya. Ia segera menarik tangan Savia dan berlari menjauhi Anita dan yang lainnya.
"Buset. Zelvian modusnya kencang banget." Gerutu Leo.
Dian menyikut lengan Leo dan tersadar akan sesuatu. Leo segera melihat Jason yang terlihat menyeramkan.
Sial lo, Zel. Awas aja lo. Gue ga bakal ngalah.
Jason menatap ke arah perginya Zelvian dan Savia.
Sedangkan Zelvian hanya tersenyum miring.
Pertempuran dimulai, Jas. Goodluck. Gue ga akan ngalah.
❤❤❤
Sorry for late update:(
Votments? Thankss💕
30 Januari 2017.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro