Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

23. Putus atau Terus

Hai ... Selamat malam minggu😆
Aku kembali lagi menemani malam minggi kalian. Semoga enggak bosen🤣
Selamat membaca
Semoga suka
Koreksi kalo ada kesalahan, ya 👐

*****
Kita terlalu enggan melepaskan, tetapi menyakitkan jika dipertahankan.

***

Bintang melangkah tergesa mencari keberadaan kekasihnya, lebih tepatnya mantan kekasih. Jika diingat, pertemuan keduanya hanya karena ketidaksengajaan, lalu kepura-puraan hingga tumbuh perasaan. Harus Bintang akui kalau Azalea adalah gadis pertama yang menarik perhatian sejak kali pertama bertemu. Jadi, tentu ia tak ingin kehilangan gadis itu begitu saja.

Antara pertemanan dan cinta memang sulit dipilih. Untuk sekarang, ia akan membuang egonya dengan memperjuangkan cintanya. Ia tidak mau menyesal karena kehilangan tanpa berjuang.

Tangan Bintang membuka sebuah pintu yang menghubungkan dengan rooftop. Tadi ia mencari Azalea di kelasnya, tetapi tidak menemukan presensi gadis tersebut.  Ia memilih mendatangi rooftop karena tahu Azalea hanya mengunjungi tempat itu-itu saja. Tepat saat pintu terbuka, ia melihat Azalea tengah bersandar di pundak seorang cowok. "Za," panggilnya dengan nada mengambang.

Kedua orang di depannya menoleh bersamaan. Dewa menatap bergantian antara Azalea dan Bintang, sedangkan Azalea segera mengalihkan pandangan setelah menatap Bintang.

"Gue pergi dulu," kata Dewa sambil bangkit dari duduknya.

"Gue ikut, Wa!" putus Azalea yang ikut berdiri di sebelah Dewa. Gadis itu memegang lengan kanan Dewa agar cowok tersebut tidak pergi meninggalkannya dengan Bintang.

Dewa melepaskan cekalan Azalea. "Jangan lari dari masalah, Za. Lo harus selesaiin semuanya," sarannya, lalu pergi meninggalkan dua insan yang dilanda kebisuan di menit berikutnya.

Kaki Bintang membawa pemiliknya ke samping Azalea. Sementara gadis yang rambutnya sudah berganti warna menjadi kecokelatan itu menatap hamparan langit di ujung rooftop. Omong-omong, Bintang juga baru menyadari perubahan warna rambut Azalea. Pantas saja gadis itu kelihatan berbeda hari ini. Ah, rasanya tidak terlalu penting dibahas. Kelanjutan hubungan keduanya lebih penting untuk dibicarakan.

"Gue minta maaf," sesal Bintang. Ia menunduk dalam. "Gue sayang sama lo."

Jantung Azalea berdetak lebih cepat. Ia bertanya-tanya dalam hati, apakah seperti ini cara Bintang meminta maaf? Kalau iya, pintar sekali ia hanya dengan satu kalimat sudah memporak porandakan hati Azalea. Namun, gadis itu hanya menghela napas sambil menunggu kalimat selanjutnya dari Bintang.

Bintang menatap Azalea penuh harap. Ia menyusupkan jari tangannya di sela jemari kiri Azalea. "Gue nggak mau putus," katanya pelan dengan nada mengharap.

"Gue juga," timpal Azalea setelah sekia lama hanya bergeming. "Tapi gue juga nggak mau nyakitin diri gue karena pacaran sama lo. Gue nggak masalah kalo orang lain jelekin gue, tapi gue nggak terima kalo mereka jelekin temen gue. Gue juga capek denger omongan mereka tentang gue yang nggak pantes sama lo. Jadi, mending kita udahan aja, kan?"

"Gue nggak mau!" tolak Bintang, "gue bisa lindungin lo. Lo berharga buat gue."

Tanpa terasa pelupuk mata Azalea sudah berair. Bintang juga berharga baginya, tetapi banyak orang memandang bahwa dirinya tidak pantas untuk cowok itu. Ia hanya tidak punya keberanian membungkam mulut-mulut murahan itu.

"Za, dengerin gue." Bintang memegang kedua bahu Azalea untuk diarahkan menoleh ke arahnya. Ia menatap tepat di iris kecokelatan milik Azalea. "Persetan sama orang-orang itu. Kita yang jalanin hubungan. Lo milik gue. Gue milik lo. Gue mohon, jangan lepas apa yang udah di genggaman lo dengan gampang."

Azalea masih belum menjawab. ia mencerna kalimat terpanjang yang Bintang ucapkan itu. Sekarang hanya ada semilir angin yang mengisi kekosongan antara keduanya. Azalea mengalihkan pandangan dari Bintang, lalu menjawab pelan, "Kasih gue waktu buat mikir."

"Za ken--"

"Kasih gue waktu atau gue nggak akan ubah keputusan gue, Bang," putus Azalea, "gue juga perlu bukti kalo lo itu beneran sayang sama gue."

Setelahnya hanya ada hening yang membuat keduanya seperti orang asing. Seolah semesta juga tak berani menimbulkan suara untuk memecahkan suasana, hingga Azalea yang menghentikan keadaan tegang itu. Ia berdiri lalu melenggang tanpa sepatah kata, meninggalkan Bintang yang memikirkan bagaimana agar semua kembali seperti semula saat hubungannya dan Azalea baik-baik saja.

***

"Lo baik-baik aja?"

Begitu masuk kelas, Azalea diberi pertanyaan oleh Dewa yang sudah menanti di bangku mereka. Sejak turun dari rooftop, Dewa hanya duduk di sana sambil menunggu Azalea kembali. Harusnya ia tadi bisa saja membiarkan Azalea ikut dengannya tanpa menanggapi Bintang, tetapi hal tersebut tentu tidak akan menyeleasikan permasalahan antara keduanya. Seberapa banyak pun Dewa menyukai Azalea, ia tetap tak ingin sahabatnya berada dalam masalah tanpa penyelesaian.

"Dewa, lo tau pertanyaan itu enggak berguna," sahut Azalea datar. Ia menyangga kepala dengan kedua tangan, menatap lurus ke depan di mana beberapa teman-temannya berlalu lalang, sedangkan hanya kekosongan yang berada dalam tatapannya.

" Ya ... maaf," sesal Dewa, "gue cuma mau tau kondisi lo setelah tadi. Lo selesaiin masalah lo, kan?"

Azalea menjawab dengan datar tanpa menoleh, "Nggak tau ini disebut nyelesaiin masalah atau malah nambah masalah."

Dewa mengernyit. "Kenapa gitu?"

"Gue nggak mau putus, tapi capek sama kondisi sekarang. Lo tau sendiri gue paling males ribet apalagi ada masalah sama temen gue. Ya, biar pun si Mita sama Lily mungkin enggak anggep gue temennya, tapi tetep aja gue nggak nyaman.

"Tapi, di satu sisi gue sayang sama bang Bintang. Padahal dia orangnya kaku, nggak asik, nggak ada sesuatu spesial selain dia cakep. Tapi, gue suka dia karena itu adalah dia. Gue suka semua yang ada di dia, nggak tau kenapa. Jadi, kalo mau lepasin dia itu susah."

Mendengar penuturan tadi kontan membuat Dewa sadar bahwa tidak ada kemungkinan hubungannya dengan Azalea akan lebih dari persahabatan. Mungkin terdengar jahat, tapi sebelumnya ia tetap punya pemikiran kalau bisa mendapatkan Azalea ketika gadis itu bermasalah dengan Bintang. Namun, kenyantaannya Azalea mencintai Bintang lebih dari ia mencintai gadis itu. "Terus lo nggak putus?"

Azalea menggeleng. "Gue masih mau mikir dulu."

Dewa mengusap rambut Azalea sambil tersenyum tipis. "Iya, pikirin dulu. Gue nggak mau lo salah milih jalan."

*****

Gimana part kali ini?
Kalian tim BinZa putus atau BinZa balikan?
Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri dan tunggu part selanjutnya
Terima kasih❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro