[Chapter 25/end]
(y/n)'s POV
Dia mendorong tubuhku.
Jatuh diantara guliran memori.
Guliran memori menarikku menuju lubang gelap.
Rasa sakit luar biasa kembali kurasakan.
Pasti ini luka saat melawan Oni.
Sakit sekali...
Rasanya ingin mati saja...
Tiba-tiba ruangan tak asing,muncul.
Seorang Kakushi mulai menutupiku dengan selimut berwarna putih.
Dia sadar kalau aku 'sadar'.
Sontak dia terkejut dan memanggil seseorang.
Sementara dia pergi,aku berusaha mengangkat tubuhku.
Setidaknya duduk saja sudah cukup.
Tapi terasa berat sekali.
Krieett!
Shinobu : "(y/n)?! Kau...kau sadar??"
Lensaku mengenal orang ini,dia shinobu.
(y/n) : "Shinobu,Uzui-san...dimana Uzui-san?"
Bingung,dia bingung melihat apa yang baru terjadi.
Shinobu : "Aku tak tau apa yang sebenarnya terjadi padamu,tapi...
Uzui-san berada di kediamannya sekarang."
(y/n) : "Boleh aku menemuinya?"
Shinobu menggeleng.
Shinobu : "Kau masih lemah,(y/n). Jangan memaksa--"
(y/n) : "Kalau begitu mau tidak mau,ya?"
Sebuah teknik pernafasan kugunakan secara paksa.
Demi bisa kabur dari Shinobu.
Kelopak sakura bertebaran,menutup keberadaanku yang sudah berlari keluar dari tempat itu.
Shinobu : "(y/n)! Chotto matte!"
----------------------------------------------------------
Harus menemukannya!
Aku harus bertemu dengannya!
Kaki terasa sakit kupaksa berjalan.
Mirip saat kejadian distrik merah.
Aku baru tau Uzui-san menyimpan rasa saat pertama kita bertemu.
Kukira dia hanya menyukai parasku,sama seperti yang lain.
Nafasku kembali memendek.
Luka dipinggang kembali terasa.
Aku harus bertemu dengannya!
Sebelum menggapai kediaman pilar suara,
suatu sosok muncul diantara lebatnya pohon sakura.
Sosok yang tak memunculkan tanda kebahagiaan sama sekali.
Dia menggunakan penutup di mata kirinya.
Baru kusadari,tangan kirinya telah tiada.
Apa itu Uzui?
Atau bukan?
Namun aku mengingat jelas warna surai itu.
Lensa berwarna merah pula.
Suaraku menggapainya.
Yang tengah menahan duka dalam diri
Entah kenapa jiwaku memanggilnya.
Pria bertubuh besar itu tak mengetahuiku yang berlari dengan kaki pincang.
Sebuah nama kusebut,
menggema diantara guguran sakura.
"Uzui-san!"
Pria itu membalikkan tubuhnya.
Lensa merah melebar,tak percaya akan apa yang dilihat.
Tak tau batu mana yang kusandung.
Tubuhku terjatuh dengan ceroboh,tepat di depannya.
Bruk!
Mata kupejamkan.
Kukira tanah terasa keras jika aku jatuh diatasnya.
Tapi kenapa terasa empuk?
Mata kubuka perlahan,melihat pria itu terlebih dahulu menangkapku.
Sama seperti terakhir kali dia menangkapku di antara puing.
Uzui : "(y/n),kau...bukannya kau...kau sudah--"
(y/n) : "Percaya atau tidak aku memang ada di depanmu saat ini,Uzui.
Aku kembali!"
Masih tak percaya,dia memastikan apa aku benar-benar ada di depannya.
Uzui : "Kalau kau memang nyata,aku harus memastikannya."
Daguku terangkat.
Menghadap paras ber-penutup mata.
Cup!
Bibir kami bertemu.
Bibir lembutnya mencuri ciuman pertamaku.
Terkejut,aku tak menyangka dia akan melakukan itu untuk 'memastikan'.
Ciuman terlepas,
lensanya menatap lurus padaku.
Uzui : "Oh,asli ternyata."
(y/n) : "Memang aku barang KW jadinya nggak asli?"
Uzui tertawa mendengar leluconku.
(y/n) : "Nah gitu dong,senyum. Padahal kamu sendiri yang nyuruh aku senyum."
Uzui : "Oh gitu,sekarang situ yang ngejar sini? gantian nih ceritanya?"
Dua tawa kini terdengar di bawah pohon sakura.
Sampai seorang wanita datang untuk menyeretku menuju tempat jahannam yang pernah ada.
Shinobu : "Ara~ maaf mengganggu waktu kalian. (y/n)-san,kau perlu 'latihan pemulihan'."
----------------------------------------------------------
(y/n) : "ITTAI YOO!!!"
3 gadis kecil meremukkan tubuhku.
Belum juga harus melatih pernafasan sama seperti yang tanjiro lakukan.
Latihan ini kulakukan beberapa hari selama proses pemulihan.
Tentu kadang Uzui-san datang,niatnya sih nyemangatin tapi...
-Pagi hari saat (y/n) tengah diremukkan 3 gadis kecil-
Shinobu : "Ara,Uzui-san~
Konnichiwa,ada perlu apa ya kemari?"
Uzui : "Hanya ingin memeriksa (y/n),boleh?"
Shinobu : "Douzo~"
Uzui berjalan menuju tempat (y/n) berada.
(y/n) : "UWAAA ITTAI! ITTAI! UWAA!"
Gadis A : "Tahan nee-chan!"
Uzui : "Sini-sini kubantu semangatin."
Uzui : "TAHAN MBAK,TAHAN TEROZ! BISA BISA!!"
(y/n) : "HEH,KIRAIN GAMPANG,HAH?!" *ambil nichirin,ngejar Uzui*
Uzui : "AWOKAWKWK"
---------------------------------------------------------
Kesal memang,tapi lucu.
Tak perlu waktu lama untuk mengakrab kembali.
Sekarang kami terlihat bagai dua anak tengah asik sendiri.
Yang kejar-kejaran.
Atau sekedar ngobrol berdua di saat senggang.
Suatu rasa kembali tumbuh dalam diri.
Apakah suatu hari aku bisa mengungkapkannya padamu?
Yang sudah mengungkapkan duluan.
Tiga kunoichi mendapat kabar tentang kembalinya diriku.
Seusai pemulihan,mereka langsung memelukku,menangis bahagia.
Kamisama,tolong biarkan aku merasakan keluarga ini lagi.
Aku menyayangi keluarga ini.
Juga dirinya.
---------------------------------------------------------
Tak mudah ternyata mengungkapkan perasaan.
Sudah beberapa minggu otakku tak berhenti berpikir,tapi tetap tak mendapat solusi.
(y/n) : "Lebih baik aku jalan-jalan saja,barangkali dapet referensi."
Seperti biasa aku berjalan seorang diri.
Menyusuri ramainya jalanan malam hari.
Sedih memang,tapi memang siapa yang mau kuajak jalan bersama.
Dia pasti tengah asik dengan istrinya sekarang.
Ya walau kutau dia menyukaiku,tapi istrinya tak bisa dibiarkan begitu saja.
Tak terasa kakiku menggiringku menuju gang kecil dekat suatu kedai.
(y/n) : "Duh,nyasar kan jadinya."
Sampai suatu suara yang lama tak kudengar muncul dibelakangku.
??? : "(y/n)?"
Suara yang mirip sekali dengan memori masalalu.
Seorang pria bersurai hitam dengan lensa biru muda yang mirip sekali denganku.
(y/n) : "Otousan--bukan! Kau bukan Otousan ku lagi.
Apa yang kau lakukan disini?!"
Pria itu tertawa,berjalan mendekat padaku.
Otousan : "Aku kemari hanya untuk berjalan-jalan.
Sampai akhirnya menemukanmu.
Ternyata kau suka sekali sendirian ya?"
"Kukira kau akan jalan bersama pacar barumu,siapa namanya?
Ah ya,Uzui tengen."
Aku tak tau bagaimana orang ini tau tentang Uzui.
(y/n) : "Darimana kau tau tentangnya?"
Dia tertawa.
Otousan : "Kau kira aku tak tau siapa yang membebaskan para gadis malamku?"
(y/n) : "B-bagaimana kau bisa tau insiden gadis malam?"
Otousan : "Memang siapa lagi yang akan melakukannya kalau bukan aku?
Wanita itu adalah makhluk yang indah.
Mereka dilahirkan untuk melayani lelaki dengan keindahannya."
"Kau pasti bingung,kenapa aku membunuh Ibu mu hanya untuk mendapatkanmu.
Karena dia selalu saja menolak saat aku menyeretmu,bahkan dia cerai denganku hanya untuk melindungimu.
Dasar wanita jalang,lebih baik kubunuh saja dia."
"Dan tentang Uzui,aku tau kalian berdua saling menyukai sejak kecil.
Karena kesal,kubantai saja kelompok Shinobinya.
Sehingga dia bisa menjauh darimu dan aku bisa mendapatmu kembali."
Baru kusadari selama ini dialah dalang dari insiden gadis malam.
Dia juga yang menimbulkan pembantaian di kelompok shinobi milik Uzui.
Hanya untuk mendapatkanku!
Otousan : "Nee,(y/n),lupakan saja Uzui. Dia sudah memiliki 3 istri.
Kau tak mungkin bisa bersamanya.
Lebih baik bersamaku saja,bagaimana?
Kita bangun 'keluarga baru' lagi~"
Tanganku meraih nichirin.
Kesal dengan segala yang dia katakan.
(y/n) : "KAU BUKAN SIAPA-SIAPAKU LAGI,MENYINGKIRLAH!"
Baru saja satu ayunan ingin kulempar.
Sebuah pisau sudah menangkisnya terlebih dahulu.
Nichirinku terlempar,dengan sigap dia menancapkan dua tanganku pada dinding gang.
Otousan : "Kalem dong,kau ini sama seperti wanita itu saja."
"Kalau begini caranya,mau tidak mau aku harus memaksamu."
Tangan kiri yang bebas mulai menjamah pahaku.
Membuat suatu sensasi disana.
(y/n) : "H-hanashite...Hnn!"
Lidahnya mulai bermain juga,mengusap kulit leher.
Turun menuju pundak kemudian dada.
Rasa ngeri dari masalalu kembali menerkamku.
Kekuatanku hilang seketika,hanya bisa menangis,menuruti tiap perkataan.
Aku tak tahan!
Biarkan aku pergi!
Seseorang tolong...
Tolong aku...
BUAGH!!
Suatu pukulan jatuh di wajah Otousan.
Membuatnya terjatuh beberapa senti dariku.
??? : "Berani-beraninya kau menyentuh (y/n)..."
Suara seorang pria muncul dalam gelap malam.
Menyelamatkanku tepat saat aku membutuhkannya.
^Art by akayuu12
(y/n) : "Uzui-san?"
Otousan bangkit dari tempatnya,mulai merendahkan Uzui.
Otousan : "Hmm~ Kukira kau lebih memilih 3 istrimu. Masih belum puas dengan 3 perawan ternya--BUAGH!!"
Uzui : "JAGA MULUTMU,DASAR SAMPAH!"
Pertarungan singkat terjadi antara Uzui dan Otousan.
Dimana keduanya bertarung hanya untuk memperebutkan satu wanita.
Otousan : "Keh! Kau boleh juga,tapi apa kau bisa menghadapi yang ini?"
Kumpulan shinobi tiba-tiba muncul dari atap.
Menyerang Uzui dari berbagai arah.
(y/n) : "Uzui-san,hati-hati!"
Berkat pengalaman shinobinya,dia berhasil melenyapkan anak buah otousan.
Habis tak bersisa.
Otousan semakin terpojok,dia memilih untuk kabur dari gang itu.
Namun sekelabat bayangan berhasil menghadanya.
Bayangan yang menyimpan dendam akan kelakuan Otousan yang membantai kelompok shinobinya.
Uzui : "Kau pikir kau bisa lari,orang tua?"
Otousan : "T-tolong kasihani ak--"
Uzui : "Orang sepertimu tak pantas dikasihini..."
Satu pukulan berhasil membuat Otousan pingsan.
Mengakhiri pertarungan barusan.
Uzui menatapku,yang sudah dalam keadaan kucel.
Uzui : "(y/n),daijobu desu ka?"
Belum juga tangannya menyentuhku,tubuhku reflek menjauhinya.
Takut akan sesuatu terjadi lagi.
Wajahnya kini menandakan kekhawatiran.
Uzui : "Ayo pulang."
Ucapnya padaku,menggiringku kembali ke kediaman suara.
---------------------------------------------------------
Malam telah larut.
Kini aku tidur di kediaman pilar suara.
Di salahsatu kamar kosong.
Sebuah futon tak bisa menenangkanku malam ini.
Ingin rasanya kembali meminum obat itu.
Tapi percuma,Uzui baru saja membuang botol serta isinya.
Dia bilang kalau aku kesulitan tidur,langsung saja ke kamarnya.
Memang dia kira dia bisa jadi obat??
Berguling kesana kemari,akhirnya aku menyerah.
Kakiku berjalan menuju ruang tamu dimana Makio tengah bergadang hari ini.
Makio : "Eh? (y/n) belum tidur?"
(y/n) : "Aku tidak bisa tidur,mimpi buruk selalu menghantuiku."
Makio : "Hmm...kenapa kau tidak ke kamar Tengen-sama saja? barangkali dia punya solusi."
(y/n) : "Mungkin dia sudah tidur,aku nggak mau nganggu."
Makio : "Tengen-sama tidak akan terganggu dengan itu. Tak ada salahnya mencoba,jadi cobalah saja,ya?"
Orang ini seperti mendukungku bersama Uzui saja.
Tapi benar memang katanya.
Langkahku berjalan menuju kamar Uzui.
Dimana pintu kamar kubuka perlahan,menampakkan seorang pria bersurau putih tengah tidur dengan tenang.
(y/n) : "Lebih baik memang tidak diganggu."
Belum juga pintu kututup,matanya sudah terbuka,menangkapku yang berusaha pergi dari sana.
Uzui : "(y/n)? Kau tidak bisa tidur?"
Eh sial,kenapa dia bisa-bisanya bangun?
(y/n) : "Ng-nggak kok cuman ngecek aja,hahaha."
Uzui : "Bohong,kalau ngecek aja kenapa bawa bantal?"
Baru kusadari,sedari tadi tangan kiriku membawa bantal.
Dimana aku tak bisa menyembunyikan kalau aku tak bisa tidur.
Uzui : "Kemarilah."
Uzui menepuk-nepuk sebelahnya.
Yang pasti tak bisa ditolak begitu saja.
Bantal kuletakkan disebelahnya.
Tidur dengan posisi berlawanan juga berjauhan dengan Uzui.
Uzui : "Oi,kalau begitu caranya gimana mau 'kuobati' ?"
(y/n) : "Begini juga nggak apa kok."
Hela nafas lelah terdengar darinya.
Tiba-tiba sebuah tangan menarik pinggangku.
Membuang bantalku,kemudian merangkulku dalam pelukan hangatnya.
Uzui : "Kalau begini kan lebih baik.Aku jadi tak perlu takut kehilanganmu lagi."
"Begitu pula kau,tak perlu takut mimpi buruk lagi."
Suara lembutnya menggelitik telingaku.
Semburat merah muncul diwajahku.
Aku tak pernah berpikir bisa sedekat ini dengannya!!
Sebuah tanda tanya tiba-tiba muncul,ingin menanyakan pada dirinya.
(y/n) : "Nee,Uzui-san."
Uzui : "Hm?"
(y/n) : "Bagaimana kau bisa tau kalau aku disana? Aku tidak bilang padamu kalau aku pergi kan?"
Dia tersenyum,tangan kanannya menyingkirkan poniku.
Uzui : "Karena aku mengkhawatirkanmu.
Setiap saat aku memikirkanmu,bahkan saat kau tak sadarkan diri.
Sampai-sampai aku lupa segalanya,hahaha."
Kalimatnya berhasil menambah rona merahku.
(y/n) : "N-nee,Uzui-san,apa benar kau menyukaiku sejak pandangan pertama?"
Kini pertanyaanku mengejutkannya.
Uzui : "B-bagaimana bisa kau tau?"
(y/n) : "Shinigami-sama juga Otousan yang bilang."
Uzui : *sweatdrop* "Bahkan kau sampai bertemu pencabut nyawa hanya untuk mengetahuinya..."
Uzui : "Aku memang menyukaimu dari dulu,tapi aku tau perasaanku hanya sebelah pihak.
Jadi aku tak mengungkapkannya padamu."
Bibir kugigit,ingin menyatakan kalau perasaan Uzui sebenarnya tak sebelah pihak.
(y/n) : "A-anoo,Uzui-san."
Uzui : "Hai'?"
Ayo katakan!
Katakan padanya!
(y/n) : "S-sebenarnya,aku menyukaimu juga. D-dari dulu juga,saat pertama kita bertemu juga."
Kalimatku melebarkan lensa Uzui.
Tak percaya denganku.
Uzui : "Hontou? Kau tidak bohong,kan?"
(y/n) : "Memang kapan aku bohong?"
Uzui : "Sering."
(y/n) : "Ukh,iya aku jujur kali ini! Sangat sangat jujur."
Uzui : "Kalau begitu..."
Tubuhnya tiba-tiba berada diatasku.
Tangannya tak membiarkanku pergi.
Uzui : "Biarkan aku memilikimu."
Tindakan tiba-tiba justru membuatku ingin kabur darimu.
(y/n) : "WOY,AKU BELOM SIAP!!"
Uzui : "Tapi aku sudah siap memilikimu dari dulu!
Ayolah (y/n),setidaknya bebaskan rasa yang kupendam selama ini."
(y/n) : "OGAH!!"
BUAGH!!
Satu tendangan melayang,jatuh tepat di perutnya.
Membuat jarak beberapa senti.
Ini saatnya,Kabur!!
Berlari menuju ruang tamu,dimana Makio tengah meminum Ocha dengan tenang.
(y/n) : "Makio! Uzui-san menggila! Tolong aku,aku tak mau melakukan 'itu' dengannya!"
Walau aku nampak butuh bantuan,justru Makio membalas dengan senyum misterius.
Makio : "Gamau ah,aku udah puas ngelakuin itu sama Tengen-sama."
Suatu tepukan jatuh di pundak kiriku.
Suara berat semilir terdengar.
Uzui : "Kau kira kau bisa kabur,(y/n)(f/n)?"
Keringat mengucur di pelipis.
Tepukan berubah menjadi genggaman kuat.
Menarikku paksa menuju kamarnya.
(y/n) : "Uwaaa! Makio,tolong aku! Lepaskan aku!!".
Makio tertawa melihatku.
Justru dia menyemangatiku dengan nada yang memicu emosi.
Makio : "Selamat menikmati,moga besok masih bisa hidup~"
Pintu tertutup,mulai malam itu aku resmi menjadi istri keempatnya.
-------------------------------------------------------
Author's POV
Besoknya,kabar beredar begitu cepat.
Sampai juga ke telinga Oyakata-sama.
Oyakata : "Berarti kita harus mengadakan acara pernikahan secepatnya.
Memberi selamat pada mereka berdua yang menempuh hidup baru.
Dan sungguh,aku tak percaya banyak orang yang merestuiku dengan Uzui.
Kini ia tersenyum-senyum mengetahui hanya aku saja yang tak sepemikiran dengan yang lain.
(y/n) : "Apa yang lucu?"
Uzui : "Tidak ada,hanya saja...aku terkejut ternyata kau sulit mengungkapkan perasaan."
(y/n) : *Blush* "B-berisik! Hmph!"
Uzui : "Iya iya,aku minta maaf deh. Maafin ya...sayang?"
(y/n) : "Hiih! Geli tau!"
Uzui : "Hahaha,Kawaii~"
(y/n) : "Urusai!"
Uzui : "Tapi kau tak membencinya kan?"
(y/n) : "Ng-nggak juga sih."
Uzui : "Kalau begitu biarkan aku menjahilimu lebih lama lagi,onegai?~"
Uzui : "Ah ya,aku lupa,aku kan bisa menjahilimu seumur hidup sekarang."
(y/n) : "Terserah deh."
Uzui : "Sayang."
(y/n) : "Apa lagi?"
Uzui : "Panggil namaku sekali aja?"
(y/n) : "Harus banget nih?"
Uzui : "Sekaliii aja."
(y/n) : "T-ten...Tengen...Sayang?" *nahan malu setengah mati*
Uzui : "Wah,beneran dong. Padahal niatku bercanda!"
(y/n) : "HAH?! BILANG APA BARUSA--Cup~"
Uzui : "Aishiteru,(y/n)(f/n). Aku mencintaimu sejak kita bertemu sampai kita berpisah."
"Hatiku milikmu seorang."
(y/n) : "A-aishiteru mou."
Dan mereka mulai menjalani hidup bersama.
Dimana (y/n) berhasil merasakan kebahagiaan kembali.
Bahkan seorang anak yang dilahirkan menjadi simbol kesetiaan Uzui dengannya.
(y/n) : "Nee,Tengen."
Uzui : "Ya?"
(y/n) : "Arigato,sudah membantuku sampai sejauh ini. Bahkan sampai memiliki hidup bahagia seperti sekarang."
Uzui : "Aku selalu mendoakan kebahagiaanmu,(y/n).
Aku bahagia jika kau bahagia."
Kecupan lembut jatuh di pipi (y/n).
Membuat seorang gadis cemburu dengan mereka berdua.
Sang gadis berlari,menuju tempat ayah dan ibunya berada.
Lensa biru muda,surai putih.
Tenya : "Otousan,Okaasan!"
Gadis bernama 'Uzui Tenya' itu ikut dalam pelukan hangat.
Uzui : "Wah,tuan putri berhasil menemukan Otousan ya?"
Tenya : "Tenya juga mau dicium!"
(y/n) : "Tenya suka sekali dicium ya? Hai' hai',sini~"
Kecupan dari dua sisi didapat gadis itu.
Tenya : "Tenya sayang Otousan Okaasan!"
Uzui + (y/n) : "Kami juga menyayangimu,Tenya."
Pohon sakura berayun,menggugurkan helaian sakura.
Yang membawa senyum dan tawa mereka,terbang menuju birunya langit.
.
.
.
.
.
FOURTH (Keempat)
.
.
.
.
.
.
FOɄRTH (Seterusnya)
^ending song^
----------------------------------------------------------
-The end-
.
.
.
.
.
.
<<Omake>>
Pagi hari setelah Uzui melakukan 'itu'..
Uzui : "Tak kusangka aku kalah dalam satu ronde."
"Udah badan pegel semua pula."
(y/n) : "Makanya jangan remehin kekuatan gadis malam!"
---------------------------------------------------------
Hai hai para readers!
Arigato sudah membaca "Fourth" sejauh ini.
Arigato juga telah bersabar menunggu chapter kali ini.
Sebelum penutupan,thor ingin mengapdet salah satu para reader.
Berikut adalah karyanya :
^Art by Nera667
Sampai sini FF "Fourth"!
Sampai jumpa di karya thor selanjutnya ≥﹏≤)
Arigato gozaimasu,minna-san
(´ ▽`)♡
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro