Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1 🔞


Maaf Tetapi Bukan Maaf

Neil Pov

Pada akhirnya aku mengemudikan mobil Him karena dia tidak mengizinkan aku pulang dengan naik bus umum dan aku tidak akan membiarkan dia untuk mengantarkan aku pulang.

Jadi ya seperti saat ini… 😅

Him cukup berani untuk membiarkan orang seperti aku yang baru dia kenal sehari untuk membawa mobilnya.

Tetapi aku percaya akan perkataannya..

Tidak akan sulit untuk menemukanmu.. Neil.

Hal ini jelas bukan ancaman, kalau tidak bagaimana dia bisa mengizinkan aku menggunakan mobilnya seperti ini. 🙄

Him pasti bisa menemukan aku jika aku melakukan hal yang buruk dengan mobilnya ini seperti dia bisa datang menggodaku kemarin.

Setelah aku memarkirkan mobilnya di belakang asramaku, aku berjalan masuk ke dalam gedung asramaku.

---

Gedung Asrama R

Neil Pov

Sebelum aku sempat menyentuhkan kartu akses untuk memasuki gedung asramaku, aku mendengar suara yang familiar di dekatku. Hal itu membuat aku dengan enggan mengalihkan pandanganku. 😑

“Kamu membawa mobil siapa?”

Yeah.. Itu adalah suara Jay. Mantan pacarku yang baru saja meninggalkan aku kemarin.

Jay yang berbadan tinggi dan kurus berjalan mendekatiku sambil menatap tubuhku dari ujung kepala sampai kaki.

“Memang kenapa?”

Aku tidak menjawab pertanyaannya, tetapi aku balik bertanya karena tidak mengerti. Aku sebenarnya sangat tidak ingin melihatnya sama sekali. 😒

Meskipun aku bersikap seolah-olah tidak merasa sedih karena sudah dia tinggalkan, tetapi jauh di lubuk hatiku aku merasakan sakit. 😣

Sebenarnya sangat banyak pertanyan yang muncul di dalam kepalaku.

Kenapa dia harus selingkuh?Kenapa dia harus memutuskan aku demi orang lain? Apakah dia tidak pernah memikirkan aku? Kenapa?! Mengapa?!

Aku tidak tahu kapan dia mulai berhenti mencintaiku. 🙁

Aku tidak tahu apakah aku sudah melakukan kesalahan atau tidak sehingga membuat dia bisa berubah pikiran dan menemukan cinta yang baru.

Tapi tidak peduli berapa banyak pertanyaan yang aku miliki, aku hanya dapat menyembunyikan semua itu jauh di dalam hatiku dan bersikap seolah-olah semuanya baik-baik saja. Bertingkah seolah-olah aku tidak terlalu peduli saat melihat wajahnya.

“Aku meninggalkan jam tanganku di dalam kamarmu. Maukah kamu mengembalikannya kepadaku?” Kata Jay.

Yeah.. Jay dan aku sudah berpacaran selama hampir satu tahun. Terkadang dia akan datang dan menginap, terkadang aku yang akan menginap di asramanya.

Kami menghabiskan cukup banyak waktu untuk hidup bersama-sama. Oleh karena itu, dia memiliki barang-barangnya yang ada di kamarku atau aku meletakkan barang-barangku di dalam asramanya dan ini bukanlah hal yang aneh.

“Tunggulah disini! Aku akan mengambilkannya untukmu..”

Aku mengatakan itu dan ingin masuk ke dalam gedung asramaku. Tetapi..

Grab!

Tangan Jay dengan kasar meraih pergelangan tanganku sebelum aku bisa pergi masuk ke dalam asramaku.

“Kemeja siapa yang kamu pakai?”

Aku mendengar suara Jay yang sangat keras terdengar untuk bertanya, matanya dengan tajam menatapku untuk mendapatkan jawabannya.

Aku tidak tahu jawaban seperti apa yang dia harapkan.

Yang aku tahu adalah aku tidak perlu menjawabnya sama sekali.

“Jangan menggangu aku.”

Kaos berkerah yang aku pakai memang terlihat sangat kebesaran, kalau dilihat sekilas seperti bukan baju milikku. Jika aku bilang ini adalah punya dia,tetapi.. mantanku yang saat ini berdiri di depanku tahu bahwa ini bukan baju miliknya. 🙄

“Neil…”

Jay memangil namaku dengan suaranya yang terdengar lebih rendah.

Tetapi.. aku hanya berusaha untuk melepaskan cengkraman tangannya dan itu sangat sulit.. Jay sangat kuat mencengkram tanganku.

“Lepaskan!!”

“Dengan siapa kamu tidur?”

Pergelangan tanganku diremas olehnya dengan kuat-kuat saat dia berteriak di depan gedung asramaku dan itu sangat menyakitkan. 😣

Tapi aku harus tetap tenang.

"Mengapa kamu ingin tahu?"

Jay yang berbadan lebih besar dariku segera menarik tubuhku untuk mendekati tubuhnya sehingga tubuh kami saling berdekatan. Dia menggunakan tangannya untuk menyibak ujung rambutku dan menahannya agar aku menoleh kearah lain sehingga dia bisa melihat dengan jelas leherku yang terdapat kiss mark.

“Hahaha…”

Jay tertawa lalu mendorong tubuhku menjauh. Sorot  matanya terlihat begitu menghina sehingga aku hampir tidak bisa menahan air mataku. Dia lalu berkata lagi.

"Kita baru saja putus kemarin. Apakah kamu sudah berpacaran dengan orang lain?"

“Berani sekali kamu mengkritikku!”

Aku segera menyimpan rasa penyesalanku jauh di lubuk hatiku dan membalasnya dengan perasaan marah yang aku rasakan saat ini.

“Jay!! Bukankah sekarang kamu sudah merasa sangat senang? Kamu bahkan bercinta dengan orang lain sebelum kita putus!”

“…”

Jay lalu menggunakan tangannya untuk menyentuh pipiku dan menatapku. Aku berpikir dulu saat kita berkencan semua sangat baik.

Tapi apa yang dia lakukan sekarang hampir membuatku melupakan semua cerita yang baik itu.

“Kamu datang kesini untuk mengambil jam tanganmu bukan?! Baiklah aku akan mengambilkannya untukmu dan jangan membuat aku merasa sakit lagi! Karena apa yang sudah kamu lakukan padaku cukup menyakitiku!!”

“Neil…”

Jay lalu kembali mengulurkan tangannya lagi dan menggemam tanganku. Sorot matanya berubah saat mendengar perkataanku.

“Maafkan aku..”

Dia terlihat seperti merasa bersalah. Tetapi untuk apa?

“Kamu memilih untuk bercinta dengan orang lain juga dan jangan mengucapkan kata-kata seperti itu kepadaku karena aku ingin muntah mendengarnya!!”

Aku segera mengibaskan tanganku dengan acuh tak acuh. Lalu aku berjalan pergi untuk memasuki gedung asramaku untuk mengambilkan jam tangannya agar dia cepat pergi jauh dariku. 😑

Kami berdua seharusnya tidak bertemu sama sekali.

Melihatnya sekarang membuatku lemah. 🥺

Sepertinya Jay datang untuk menegaskan hubungan kami sudah benar-benar putus dan hal itu benar. Kebingungan yang aku rasakan tadi malam sudah jelas sekarang.
Aku merasa terluka..

---

Asrama Neil

Neil Pov

Sementara aku mencari jam tangan dan barang-barang lain milik Jay di dalam ruangan asramaku. Aku mendengar ada notification datang dari ponsel hitam milikku yang ada di saku celana jeansku.

Ponselku bergetar dan menarik perhatianku untuk mengambil lalu melihatnya.

Him

Mengirimkan gambar sedang memegang cincin.

Him melampirkan gambar cincin perak yang diukir dengan nama Jay dan aku.
Cincin itu dibeli oleh Jay untukku. Kami telah memakainya bersama-sama sejak peringatan satu bulan kami.

Aku ingat melepasnya di depan cermin sebelum mandi ketika aku berada di apartment Him.

Neil

Buang saja cincin itu.

Him

Apakah ini dari mantan pacarmu?

Neil

Iya.

Him

Mengirimkan gambar

Him mengirimkan sebuah gambar sebagai bukti bahwa dia benar-benar sudah membuangnya. 😅

Gambar pertama dia sedang memegang cincin.

Gambar kedua adalah gambar cincin bodoh yang sudah tergeletak di tempat sampah.

Neil

Aku sangat menyukainya. ☺️

Aku baru saja mengetik balasan untuknya dan berpikir aku akan kembali menyimpan ponselku, untuk kembali menaruh barang-barang Jay sehingga aku bisa mengembalikannya..

Tapi Him mengirim pesan lain lagi.

Him

Mengirimkan gambar.

Nanti kalau kamu datang lagi kamu harus memakai cincin ini.

Aku merasa terkejut saat melihat Him mengirimkan aku foto sebuah cincin berlian. Tampaknya ini bukan foto yang dia copy dari internet. Aku bisa melihat di foto itu dia foto di depan cermin yang ada di dalam kamarnya.

Entah kenapa, melihat foto dan pesan singkat itu membuatku dengan mudah tersenyum. ☺️

Mungkin karena cincin itu terlihat lebih mahal dari pada cincin yang diberikan oleh mantan pacarku.

Yeah.. Itu adalah cincin berlian.

Bagaimana cara menghilangkan cincin perak dari mantan pacarku dan menggantinya dengan cincin berlian? 🙄

Setelah membuka dan membaca pesan-Nya, aku tidak membalasnya lagi
Aku berhenti memperhatikan ponselku dan kembali memeriksa barang-barang milik Jay, memasukkan semuanya ke dalam kotak kardus kosong lalu membawanya turun ke bawah untuk dikembalikan kepada pemiliknya yang sedang menunggu di tempat yang sama.

---

Depan Asrama Neil

Neil Pov

“Terima kasih. ”

Jay mengatakan itu dan mengambil semua barang-barangnya itu.

“…”

Aku tidak mengatakan atau menjawab apa pun.

Aku segera berbalik untuk masuk kembali ke dalam asramaku lagi.

Namun sebelum aku bisa berjalan jauh, Jay berbicara lagi dan menahanku.

"Neil.."

“…"

Aku menghentikan langkahku dan menunggu untuk mendengar apa yang akan Jay katakan kepadaku. Aku bahkan tidak berbalik untuk melihatnya.

“Aku hanya ingin mengatakan maafkan aku dan aku merasa benar-benar bersalah kepadamu..”

“…”

Jay  seharusnya merasa bersalah sejak dia mulai berpikir untuk berselingkuh dariku. 😒

Apa gunanya merasa bersalah sekarang?

Aku sudah merasa sedih dan kehilangan perasaan kepadanya? Rasa bersalahnya sudah tidak ada artinya.

Aku hanya mengatakannya untuk diriku sendiri.

Saat ini hanya  Him yang bisa membuatku nyaman. ☺️

“Neil..”

“…”

Aku segera berjalan pergi dengan sikap acuh tak acuh. Aku sudah tidak menunggu untuk mendengar apa pun dari Jay lagi.

Aku tidak ingin mendengarkan perkataannya lagi.

Mari kita akhiri saja hubungan yang terjadi di antara kita....Aku tidak ingin membencinya lagi.

Aku benar-benar tidak mau mengingatnya lagi.

---

Tiga Hari Kemudian

Neil Pov

Sudah tiga hari terakhir ini, Him bahkan tidak menanyakan tentang mobilnya. Dia tiba-tiba seakan-akan menghilang setelah kami membicarakan tentang cincin itu.

Him tidak menyapaku dan aku juga tidak menyapanya di Line.

Bukannya aku tidak pengertian kepadanya. Aku hanya ingin tahu seberapa liar Him akan bertindak.

Saat ini terlihat sangat jelas bahwa Him memiliki hati yang sangat liar. 😒

Jika dia adalah pacarku, aku mungkin akan merasa gelisah sehingga aku akan duduk di atas sofa. Tetapi.. aku tidak mau lagi terjebak di kursiku karena aku terus-menerus kehilangan pacarku.

---

Mobil Him

Neil Pov

“Apakah kamu tidak berencana untuk mengembalikan mobil ini?”

Chao Chom bertanya kepadaku saat kami berdua sedang dalam perjalanan menuju ke asramanya dengan menggunakan mobil Him.

Aku sudah menceritakan seluruh kisahku sampai Him meminjamkan mobilnya kepada Chao Chom. Tentu saja sahabatku merasa terkejut. 😅

Yeah… Siapa yang akan menjadi gila meminjamkan mobilnya kepada orang yang baru dia kenal seperti Him?

Aku hanya tidak menyuruh Him datang untuk mengambil kunci mobil Audinta karena aku tidak ingin dia memutar balik.

Hanya orang aneh sepertiku yang melakukan hal ini. 😅

“Baiklah, aku akan mengembalikan mobilnya hari ini..”

Aku menjawab sahabatku dengan nada tenang yang memang merupakan gayaku.

Ya...itulah yang aku ingin lakukan.

Aku tidak ingin menggunakan mobilnya lebih lama dari ini.

“Tetapi sebelum itu, bisakah kamu mengantarku ke tempat kerja dulu?”

Chao berbalik dan bertanya kepadaku sambil tersenyum lebar sehingga aku bisa melihat hampir seluruh giginya yang putih.😁

“Aku merasa sangat diberkati bisa duduk di dalam mobil yang mahal. Izinkan aku duduk di dalam mobil ini lebih lama lagi..”

“Apakah kamu merasa ini berkat yang besar?”

“Yeah.. besar sekali Neil..”

“…”

“Kamu tahu bahwa aku tidak akan mampu naik mobil semahal ini jika kamu tidak mengandalkan kemampuanmu..”

Aku hanya menggelengkan kepalaku saat mendengar perkataan sahabatku dengan acuh tak acuh.

"Baiklah aku bisa mengantarkanmu dulu..."

"Benarkah?!”

"Ya.."

“Kamu yang paling imut...”

“…”

Sekali lagi aku menggeleng acuh tak acuh karena aku sama sekali belum menghubungi Him. Aku tidak tahu apakah saat ini dia sedang bebas atau tidak.

Aku baru berencana untuk mengembalikan mobilnya, namun aku belum memikirkan atau membicarakannya secara serius.

Chao Chom dan aku tiba di asramanya beberapa saat kemudian. Karena aku setuju untuk mengantarnya ke tempat kerjanya.  Jadi.. aku harus naik ke asramanya untuk menunggu dia berganti pakaian dan mengerjakan pekerjaan rumahnya dan sedikit mengurus urusan pribadinya sebelum waktunya dia berangkat kerja.

---

Asrama Chom

Nail Pov

Selagi Chom masih sibuk dengan urusannya, aku mengerimkan pesan kepada Him untuk membuat janji dengannya.

Neil

Him.. aku akan mengembalikan mobilmu dan bajumu hari ini.

Aku ingin berjalan menjauh dari Chom, tetapi.. Him sudah membuka pesan itu dan membacanya lalu segera membalasnya.

Him

Kamu bisa menyimpan baju itu dan memakainya.

Neil

Aku harus mengembalikannya hari ini..

Him

Hari itu aku meminjamkan mobilku untuk mencari alasan agar kita bisa bertemu lagi.

Tetapi.. sekarang kamu tidak perlu membuat alasan untuk bertemu denganku, Neil..

Aku hanya bisa tersenyum setelah membaca pesan itu. Memang benar dia tidak melakukannya. 😊

Aku harus mencari alasan. Tapi bukan berarti aku selalu bisa bertemu dengannya.

Neil

Aku akan mengembalikannya kepadamu.

Aku tidak bisa memakainya dan harus menyimpannya karena baju itu terlalu besar untukku.

Him

Kamu bisa menyimpannya saja..

Neil

Benarkah?

Him

Kamu benar-benar sangat keras kepala
Kamu bisa menyimpannya karena aku hanya kehilangan satu bajuku.

Neil

Ah… Baiklah

Karena Him mengatakan hal itu, maka aku tidak akan merasa keberatan lagi. Him bersedia memberi dan aku hanya tinggal menerima saja tidak ada salahnya. Lagi pula, aku terlalu malas dan masih mempunyai ruang untuk mengambil pakaian.

Setelah selesai mengirim Chao Chom, aku bisa pergi menemui-Nya.

Him

Jadi hari ini kamu hanya ingin mampir saja atau kita bisa bersama-sama dulu?

Neil

Aku hanya akan mampir saja..

Him

Tetapi.. aku ingin kamu bersama-sama denganku dulu..

Aku membaca pesan Him dengan cermat. Bersandarlah di sofa dan duduk bersila. Aku tidak menjawabnya sampai Him mengirimkan aku pesan lagi.

Him

Sebentar saja..

Aku hanya tertawa setelah membaca pesan itu. 😄

Tapi untuk sesaat, apa yang Him perlukan?

Aku merasa dia memerlukan seks.. jadi tidak ada salahnya jika aku membalasnya.

Neil

Baiklah..

Sebenarnya aku juga ingin tinggal bersama-sama denganmu sebentar..

Him

Bisakah kamu tinggal untuk waktu yang lama?

Neil

Tergantung moodku..

Jika aku ingin pulang maka aku akan pulang..

Him

Baiklah..

Aku akan membuatmu tidak ingin pulang dan tinggal bersama-sama denganku.

Aku merasa bertemu dengannya menjadi lebih menarik.

Setelah membuat perjanjian dengan pemilik mobil untuk mengembalikan mobilnya, aku lalu menurunkan sahabatku di depan klub Flower dan kemudian menuju ke apartemen Him tanpa berhenti di tempat lain dulu..

Aku tap kartu parkirnya untuk menuju ke tempat parkir apartmentnya, setelah itu aku naik ke kamarnya untuk mencarinya tanpa perlu dia turun dan menjemputku.

---

Apartment Him

Neil Pov

Namun sesampainya aku di depan ruangan apartmentnya, aku terpaksa harus mengetuk pintunya dan menunggu Him membukakan pintu karena dia tidak memberi tahu kepadaku  kode untuk masuk ke dalam apartmentnya.

Aku juga sebenarnya tidak ingin tahu juga. 😅

Tok! Tok! Tok!

Grek!

Pintu apartment Him segera terbuka lebar. Him yang berada di balik pintu itu hanya mengenakan celana piaya dan bagian atasnya tidak mengenakan apapun.
Tentu saja aku sendiri cukup terkesan dengan tubuhnya, otot-ototnya sangat indah sehingga aku harus melihatnya.

Tidak lupa aku juga menyindirnya dengan cara yang tidak serius.

“Apakah kamu biasanya membuka pintu untuk menyambut tamu dengan pakaian seperti ini?”

“Tidak sama sekali..”

“…”

"Pakaian seperti ini hanya akan aku pakai untuk acara khusus."

Bagaimana dengan tatapan matanya yang mengundang sejak kami bertemu?

Apakah Him tidak mengizinkanku istirahat? 🤔

“Bolehkah aku masuk dulu?”

“Yeah..Masuklah..”

Him lalu membuka pintu lebar-lebar agar aku bisa masuk sehingga aku bisa memasuki ruangan apartmentnya lagi.

“Kenapa kamu tidak memakai baju?”

Aku bertanya sambil melepaskan bajuku. Aku lalu menggantungkannya kepada tiang kayu untuk pakaian dengan santai  sebelum mengalihkan perhatianku kepada pemilik apartment ini. 🙄

Him segara menutup pintu apartmentnya setelah dia mengizinkanku masuk.

Dia berjalan mendekat, mencondongkan wajahnya ke bawah agar pandangan mata kami sejajar. Lalu dia menjawab pertanyaanku dengan cara yang menggoda.

“Karena sebentar lagi aku akan melepaskanya. Jadi aku pikir lebih baik tidak memakainya.”

Kami berdua mengerti mengapa aku ada di sini.

Aku tidak datang hanya untuk duduk dan berbicara atau bertemu satu sama lain.

“Apakah kamu menginginkannya?”

Aku menggunakan tanganku untuk mengelus dadanya yang kuat sebelum memajukan tubuhku untuk mendekatinya dan berciuman.

Kiss 😘

“Aku tidak akan menahannya lagi..”

“Um.. Aku tidak akan melarangnya..”

“Um.. ah..”

Bibirku ditekan oleh bibirnya setelah aku mengatakan bahwa aku tidak melarangnya untuk melakukan hal itu kepadaku.

Bruk!

Him segera mendorong tubuhku ke arah pintu apartmentnya. Kedua tangannya segera menyelinap masuk ke bawah kemeja mahasiswa yang aku kenakan. Tangannya mulai bersenang-senang untuk membelai kulit halus milikku. Lalu menciumnya tanpa berpikir untuk memberikan aku waktu untuk beristrahat atau bernapas. 😣

Entah kenapa aku menyukai aroma rokok yang samar dan aroma seperti cokelat yang berasal dari tubuh Him.

Terakhir kali aku berpikir bau tubuhnya sangat enak. ☺️

Tetapi.. kali ini membuat jantungku berdebar kencang begitu aku menciumnya.

Yah, Him mengambil semua udara milikku.

Lidahnya yang basah segera menyapu dan merasakan manisnya mulutku membuat aku yang sudah memiliki pikiran mesum, saat menerima ciumannya membuat aku berpikir jauh. Hanya dengan berciuman saja dengannya sudah membuat kakiku terasa lemas dan aku hampir tidak bisa berdiri. 😣

Aku menggerakan tanganku yang berada di atas dadanya yang kuat ke arah bawah untuk menyentuh juniornya yang sudah membengkak. Aku cukup ahli menggunakan tanganku.

Him tidak melepaskan ciuman kami.
Kami juga tidak memalingkan wajah satu sama lain.

Saat aku mulai menggunakan tanganku untuk bermain dengan juniornya yang masih dibungkus oleh kain, diam-diam aku melihat Him tersenyum di sudut mulutnya. 😏

Sejak awal bibir kami sudah dekat dan kami bisa saling merasakan manisnya. Him yang menarik dan menyeret lidahnya ke bawah untuk menjilat dan menghisap leherku.

"Oh...jangan malu-malu untuk mengeluarkan suaramu.."

Him mengatakan dengan suara keras sebelum dia menghisap leherku.
Aku lalu melakukan apa yang aku inginkan.

Biasanya aku tidak serius tentang apa pun.

Namun ketika mantan pacarku Jay memarahi aku karena dia menganggap aku sebagai pelacur, aku merasa tidak nyaman.

“Apakah kamu tidak menyukainya?”

“Ap… tidak.”

“…”

“Tetapi..bekasnya sangat terlihat terlalu menonjol..”

Aku mengatakan dengan suara yang melemah karena Him menggerakkan lidahnya untuk menekan dan membuat lingkaran lalu menghisapnya.

“Kalau begitu… bolehkah aku melakukannya dan membuat tanda di tempat yang tidak terlalu mencolok?”

“…”

“Yeah.. aku sangat suka membuat tanda di tubuhmu..”

Aku tidak tahu apakah aku harus memanjakannya atau tidak. Tapi jika itu di tempat dimana tidak ada orang yang bisa melihatnya...

"Yeah.. tidak apa-apa.."

"Kamu sangat manis."

"Ugh…"

Kiss 😘

Mulutku kembali dicium oleh mulutnya. Bibir bawahnya menghisap dan menggodaku. Tangannya bergerak di atas tubuhku sehingga membuatku mengerang.

“Ah..ah..”

“Apakah kamu suka?”

Him menarik dirinya dan tersenyum sebelum dia membenamkan kepalanya di leherku dan aku hanya bisa mencondongkan tubuh untuk membiarkan dia melakukannya dengan mudah.

Him yang memiliki rambut abu-abu segera menyeret bibirnya ke bawah. Pada saat yang sama dia mulai membuka kancing baju mahasiswa yang aku pakai agar dia bisa menempelkan bibirnya di atas tubuhku. Him mencium seluruh tubuhku dari lekuk leher, turun ke bahu lalu menyeret bibirnya hingga mencium dadaku.

Aku menundukkan kepalaku untuk menerima setiap sentuhannya.

“Um..ah.. ah..”

Aku merasa sangat bersemangat.
Sehingga emosiku terasa melambung tinggi... Aku merasa terpesona dengan setiap sentuhan yang Him berikan padaku.

“Ah!”

Aku terkejut ketika Him membalik tubuhku agar menghadap pintu. Dia memegang pinggulku dan menekannya lebih dekat ke arahnya.

Kami saling bersentuhan meskipun masih terhalang oleh pakaian.

Namun meski begitu, aku menyadari bahwa Him sudah sangat emosional. Juniornya yang sudah terasa keras bergesekan dengan pantatku. Dia menggoda dan menggosokkannya sebanyak dua kali. Saat ketiga kalinya, dia membuka baju mahasiswaku dan membungkuk untuk menyentuh kulitku.
Bibirnya ada di punggungku.. Him menciumi seluruh tubuhku, menyedotnya sampai aku berpikir pasti dia meninggalkan tanda.

Setelah melakukan hal itu sejenak, tangannya yang kasar mulai membuka ritsleting celana jeansku. Him memasukkan tangannya ke dalam celana dalamku dan mengambil kendali atas juniorku. Dia menariknya ke atas dan mulai memanjakannya. Aku masih di posisi yang sama. 😣

Aku mencakar pintu dengan penuh semangat. Napasku sudah terengah-engah meskipun wajahku masih menempel di pintu seperti tadi.

“Um.. ah.. ah.. Him. Ah...”

“Ayo buka kakimu..”

Him berbisik dengan lembut di dekat telingaku. Dia sangat senang melihatku dalam keadaan seperti ini.

"Mengapa kita tidak melakukannya di atas tempat tidur?"

“…”

“Aku...aku sudah tidak tahan lagi. Ah!"

Aku kembali mengerang dengan keras saat Him mulai menggodaku dengan menggerakan tangannya dengan cepat di atas juniorku saat aku sedang berbicara.

“Menurutku.  Aku sudah tidak bisa menahannya lagi..”

Him berkata sambil menggesekkan juniornya ke pantatku.

"Uh.. huh.. ah.. um.."

“…”

"um.. um..ah.."

"Neil.."

“…”

“Jangan malu…”

Entah kenapa suaraku terdengar begitu rewel.

“Hahahah…”

Aku mendengar Him tertawa terbahak-bahak sebelum menanggapi permintaanku.

“Apakah kamu mau tidur sekarang?”

“Iya..”

“Jadi, apakah kamu ingin aku memelukmu?”

"Iya.."

Tok! Tok!Tok!

Sebelum aku merasakan tubuhku diangkat olehnya, kami mendengar suara ketukan di balik pintu besar di belakang kami.

Kami yang sedang berbicara satu sama lain segera menghentikan pembicaraan kami. Suara ketukan itu membuat aku merasa terkejut sehingga aku segera menjauhi pintu yang ada di belakangku.
Aku memeluk erat dada kuat Him.

"Apakah kamu merasa terkejut?"

"..."

Aku mengangguk sebagai jawaban.

Aku tidak berpikir akan ada orang yang akan mengetuk pintu apartmentnya sekarang.. 😣

Wajah tampan Him segera menyunggingkan senyuman penuh kasih sayang, memperlihatkan lesung pipit di kedua pipinya. Dia meletakkan lengannya di bahuku dan membungkuk untuk mengintip dari lubang pintu apartemennya untuk melihat siapa yang datang. ☺️

“Apa-apaan mereka?! Brengsek!”

Sepertinya orang yang berada di balik pintu ini membuat Him merasa tidak nyaman. 🙄

Kenapa dia bisa bersikap seperti ini?

Mungkin karena kami belum cukup mengenal satu sama lain, membuatku cukup terkejut. Saat dia mengutuk dengan kata-kata yang kasar.

Tidak aneh, semua orang bisa mengatakan hal-hal kasar.

Tapi di mataku, yang merupakan umat Hindu yang merupakan orang yang santun.

“Siapa?” tanyaku tajam.

Him terlihat sangat buruk ketika suasana hatinya sedang buruk.

“Teman..”

Him lalu kembali menyesuaikan lagi ekspersi wajahnya dan berbicara denganku dengan nada yang lain.

“Bukankah kamu harus membukakan pintunya?”

“Hm.. Ayo kita tidur..”

Perkataannya itu membuatku tersenyum tak terkendali. ☺️

Suasana hatinya bisa dia disesuaikan dengan cepat.

Tok! Tok! Tok!

“Ayah!! Aku tahuh bahwa kamu sedang ada di dalam dan tahu kenapa kami ada disini bukan?!”

“Hum.. benar....”

“Ayo tolong bukakan pintunya untuk temanmu ini..”

Aku mendengar di balik pintu ini ada tiga suara yang terdengar sangat berisik dan mereka berteriak sambil mengetuk pintu dengan ritme yang berirama. 🙄

Padahal Him masih berbalik dan tersenyum menunggu jawaban dariku bahwa kami akan melanjutkan ke tempat tidur dan apakah itu suara teman-temannya?

Tetapi.. aku tahu dari wajahnya, senyumannya itu menujukkan bahwa dia merasa jengkel.

Him tidak senang teman-temannya ada di sini sekarang.

Yeah.. aku mengerti karena kami akan mendapat masalah di sini. 🙁

TBC

Vote and comment 🙏😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro