Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Wahid - Menikah untuk apa?

Why are you so sad
Why is it so bad
When someone leaves you behind

Won't you ever know
Don't you realize
It's just a part of life

When you fall in love
With someone sometimes
It's smile with a broken heart

Only fall in love with Allah
The bonds of love survive...

Park Chanyeol mengemudikan mobilnya menuju rumah Chen, jadwal halaqah mereka pekan ini disana. Memang sudah rutinitas pekanan para F8 berkumpul untuk mengkaji alquran, membahas kandungannya, menghafalkan ayatnya, bersama dalam satu halaqah, mereka sering menyebutnya dengan sebutan melingkar, tarbiyah atau liqo'. Ada satu ustadz yang berperan sebagai murobbi atau pembimbing. Anggotanya, F8 dan beberapa ikhwan lain (dikhususkan untuk ikhwan saja), setiap pekannya akan bergiliran rumahnya ditempati untuk halaqah. Atau kadang-kadang untuk suasana baru, mereka melingkar di taman, atau di cafe, yaa tergantung kesepakatan bersama.

Bagi akhwat akan halaqah dengan sesama akhwat dibimbing oleh murobbiyah.

Beberapa dari anggota halaqah ini ada yang memiliki binaan halaqah sendiri, which is mereka sebagai pembimbingnya. Tapi mereka tetap ikut halaqah dengan dibimbing ustad yang lebih senior. Yaa, seperti itulah. Sistemnya seperti tingkatan-tingkatan. F8 kecuali Kai semuanya murobbi di kelompok halaqah mereka masing-masing. Bedanya, Suho, Chen, Xiumin, Kyungsoo bimbingannya macam-macam- mahasiswa-pelajar. Chanyeol, Baekhyun bimbingannya remaja-remaja seusia SMA-SMP, nah kalau Sehun khusus SMP saja, katanya biar gak terkesan menggurui. Kai? Masih proses... Tunggu aja, nanti juga akan tiba masanya, gitu sih kata Kai kalo ditanya kenapa dia gak ikutan jadi murobbi. Dia lebih menikmati ngajar TPA bareng Kyungsoo. Bebannya gak berat, paling cuma dikerjain bocah, ya tinggal dikerjain balik aja sama Kai. #gubraaak.

Ukhuwah yang terjalin antara para anggota halaqah ini indah sekali. Saling mencintai atas nama Allah, saling berangkulan menuju surga-Nya. Maka tidak heran, beberapa dari mereka menjadikan halaqah sekalian sebagai tempat curhat. Sekedar meminta saran, nasihat atau bahkan omelan ketika mereka sedang futur atau kufur. Sesederhana itu, bahagianya orang-orang bertakwa.

Maka sore ini, Chanyeol begitu bersemangat untuk halaqah. Karena ada yang sedang mengganggu hatinya. Lebih tepatnya, hatinya sedang patah. Dan butuh siraman segar dari sahabat-sahabat surganya.

Nasyid yang mengalun merdu dari radio mobil Chanyeol seolah mengerti duka hatinya.

"Elah, nih lagu pas banget momennya dah..." gumamnya sambil ikut bersenandung. Jemarinya mengetuk-ngetuk pelan roda kemudi, pertanda dia sedang menikmati alunan nasyidnya.

No mountain too high when there's a will...
No river too wide believe there's a way...

"Tapi gueee udah ditolaaaakkk!!!" pekiknya dengan suara khas miliknya.
Beruntung ia menyetir sendirian, jika disampingnya ada Baekhyun atau Kai atau Sehun apalagi Bang Suho, akan panjang urusannya.

"Aaallaaaaaahh... We belooong to youuuuuuuu" beberapa detik kemudian Chanyeol kembali ikut menyanyikan lagu dari radio mobilnya itu dengan memaksimalkan suara beratnya, seperti menumpahkan seluruh kesalnya karena baru saja niatnya untuk mengkhitbah seorang akhwat ditolak mentah-mentah.

Chanyeol? Laki-laki shalih berkualitas super itu? Ditolak?

Iya. Kalian tidak salah dengar...

Nyatanya, Chanyeol tidak sesempurna itu.

Padahal sih, ya memang belum jodoh lah...

***

Rumah Chen tidak terlalu jauh, biasanya Chanyeol kalau sedang malas hanya akan memesan ojek online untuk kesana, atau menumpang Bang Suho, dan Sehun. Tapi dia sengaja pakai mobil sore ini, karena sepupu-sepupunya itu sedang sibuk dengan urusan masing-masing. Lagipula, Chanyeol sekalian akan ke travel untuk cari-cari jadwal keberangkatan umrah dalam waktu dekat.

Biasa, Chanyeol kalau patah hati larinya ya ke Ka'bah.

Memang kualitasnya beda sih... Yang patah hati trus lari ke Ka'bah, sama yang patah hati trus perginya ke Mbah.....
Dukun. 😂

Sesampainya di rumah Chen, Chanyeol disambut dengan jawaban salam serentak para sahabatnya. Rupanya F8 sudah komplit kurang Suho dan Kyungsoo yang memang mengabari akan bergabung sedikit terlambat. Semuanya berkumpul di ruang tengah rumah Chen yang sudah diubah menjadi ruangan yang lapang dengan digelari karpet untuk mereka duduk lesehan.
Baekhyun masih setia dengan batagor entah porsi ke berapanya. Chen lagi seru ngobrol sama Xiumin dan beberapa ikhwan lain sambil menikmati sup buah yang udah disediakan ibunda Chen karena rumahnya sedang dipinjam untuk menjadi taman surga selama beberapa saat.

Sehun, duduk bersandar pada dinding, sibuk dengan ponselnya. Dari ekspresinya sepertinya dia lagi main game.

Dan beberapa dari mereka sibuk membuka tutup mushaf di tangannya, begitupun dengan matanya, sembari mulutnya berkomat-kamit dengan suara samar. Murajaah hapalan untuk disetorkan nanti berbarengan.

Mereka masih punya waktu sampai ustadz pembimbing mereka tiba.

Setelah menyalami para ikhwan satu persatu, Chanyeol duduk disamping Baekhyun lalu mencomot satu potong batagor dari piring di tangan Baek.

"Ih, Si Chanyeol mah jorok idih! Ambil sendiri, geura! Punya aing udah diproses jadi karya seni yang rasanya perfecto, tapi khusus buat Baek seorang" protes Baek dengan mata yang mengerling tajam ke Chanyeol, sedang tangannya berusaha menyembunyikan piring batagornya agar tidak dicicip Chanyeol lagi. Padahal maksudnya diproses itu cuma ditambahin kecap, saus sambal sama perasan jeruk limau.

"Elah, pelit lu Baek. Tinggal ambil lagi susah amat, gue cuma nyicip ini..." Chanyeol mencibir. Urusan batagor, Baek memang tidak bisa diganggu.

"Malu atuh Chan, ih. Udah nambah berapa kali, wkwkwkwk. Udah diliatin sama ikhwan" bisik Baekhyun sambil memberi isyarat dengan dagu ke arah para ikhwan. "Tadi ane ngambil lagi udah didehem-dehemin najis sama mereka, padahal ane masih laper ih, enak soalnya..." Chanyeol sontak melotot, "Mampus! Punya malu juga lo, biasanya juga malu-maluin."

"Makanya, ente ambil sana ya, Chanyeol ganteng... Ntar kita makannya bareng." Bujuk Baek sambil menaik-turunkan alisnya. Dan jari telunjuknya bergerak me- noel-noel bahu Chanyeol. Matanya sengaja dibentuk mirip anak anjing yang sedang beraksi lucu demi mendapatkan makanan dari majikannya.

"Ogah! Eh, Hun, Abang mana?" si Chanyeol malah menyingkir dari Baekhyun dan beralih menyapa Sehun sambil mendekatinya. "Belom dateng, lagi pergi dulu sama Bang Dio" jawab Sehun tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya. Serius banget.

"Chanyeooool ih si Chanyeol mah GGS, ganteng-ganteng siaaaa..... Subhanallah..." Maksud hati Baek memaki Chanyeol tapi ingat sedang berada dimana maka makiannya berubah jadi pujian sambil memggemeratakkan giginya. Chanyeol terpingkal puas dibuatnya. Ekspresi Baek yang seperti itu yang bikin para F8 senang mengerjainya. Ekspresi harimau yang ingin mengaum, tapi suaranya malah melengking terus gak punya taring.

Tapi kemudian tangan Chanyeol bergerak menyendok batagor ke piring juga, lalu mengajak Baek ikut menyantapnya.

"eleuh eleuuh.. Si Baek teh, belom kenyang jugaa? Dia tuh udah makan daritadi, Yeol." Chen yang menyadari Baek berpindah tempat makan langsung menggoda.

"Biarin lah, Bang. Biar dia cepet gede"
tawa Chanyeol lebar sekali, disusul yang lainnya. Kecuali Baekhyun yang menggerutu sendirian, tapi tangannya tetap memasukkan potongan batagor ke dalam mulutnya. "Makanya, Yeol. Sengaja ane pesenin ke Umi biar bikinnya banyak, karena tau bakal ada truk eskavator nanti yang makan"

"HAHAHAHAA" Chanyeol terbahak mendengar julukan baru untuk Baekhyun itu. Emang selera humornya receh si Chanyeol. Setelah dia tutup mulutnya karena ketawa terlalu besar, mode tawanya diganti jadi mengikik, memamerkan semua giginya yang berbaris rapi, tapi matanya jadi kelihatan cuma garis, sedang tangannya ditepuk berkali-kali dengan keras. Orang lain malah jadi ketawa karena reaksi si Chanyeol.

Tak lama kemudian, ustadz mereka tiba.

Ustadz Joong Ki datang membawa kedua putra-putrinya, Si kembar Song-Song.

"Iya, diajak ini... Kasihan umminya takut kerepotan ngurus bayi sekaligus sama si kembar, gak apa-apa kan?"
Jawab Ustadz Joong Ki setelah seseorang mengomentari kehadiran si kembar yang memang sangat diharapkan.

"ya la ba'sa dong, Ustadz. Anak lucu gini sih, sering-sering aja, Tad..."

Ustadz Joong Ki tersenyum lega, "Alhamdulillah, kalau gitu. Semoga gak terganggu ya." ujar Ustad Joong Ki dijawab anggukan sumringah oleh semuanya.
"Kita mulai aja, ya? Siapa MC nya?" Xiumin lalu mengangkat tangan. Dan mulai membuka acara dengan salam dan kata pengantarnya, tak lupa membaca doa.

Ustadz mereka itu memang baru saja dikaruniai putra ketiga. F8 juga menghadiri aqiqahannya. Dan sebagai suami yang baik, sebisa mungkin beliau meringankan beban istrinya, termasuk membantu mengurus anak-anaknya. Setidaknya mengajak mereka keluar, atau sekedar bermain sepulang kerja. Karena bagi Ustadz Joong Ki, urusan anak adalah tanggung jawab bersama. Jika ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya, maka ayah adalah kepala sekolah, sekaligus donatur, penjaga dan pengurus sekolah itu.

"Beruntung banget ya, Mbak Hye Kyo, Ustad Joong Ki sayang banget." Bisik Baekhyun pada Chanyeol.

"Ch, ane juga gitu kok nanti sama anak-istri." tukas Chanyeol sambil mengusap kepala berjilbab Song-Hye Mi yang duduk dipangkuannya. Iya, anak perempuan ustadznya itu memang dekat sekali dengan F8, khususnya Chanyeol.

"Gaya enteee... Calon istrinya aja nolak, wkwkwk" sindir Baekhyun masih sambil berbisik. Baru saja Chanyeol ingin membalas tapi keduluan orang lain, "sssttt! Udah mulai..." ini suara Sehun yang tiba-tiba duduk diantara Baek dan Chanyeol. Mencegah terjadinya gosip selama halaqah berjalan. 

Ustadz Joong Ki memulai tausiahnya.
Semua terdiam mendengarkan. Bahkan Song-Song kembar, balita empat tahunan itu duduk diam ikut menyimak kalimat per kalimat yang dilontarkan ayahnya.

Sampai pada pertanyaan yang diajukan Ustadz Joong Ki kepada para ikhwan, "Kita menikah, untuk apa?"

Semua ikhwan saling pandang, ada yang alisnya mengkerut, ada berpikir menerawang. Baekhyun justru menjawab dengan cepat, "untuk melepas masa lajang, Ustadz!" dan jawaban itu dihadiahi keplakan dari Chanyeol di kepalanya. Ustadz Joong Ki terkekeh. "Iya, bener juga ya. Emang cerdas akhi Baekhyun nih" teman-teman Baekhyun justru tertawa malu. "Yang lain? Ada yang mau jawab?" tanya Ustadz Joong Ki lagi.

"Untuk menyempurnakan agama?"

"Untuk memperindah jalan ke surga?"

"Untuk mendekatkan diri kepada Allah?"

"Untuk membebaskan hawa nafsu dengan cara yang halal?"

"Untuk menjaga diri dari maksiat, karena menahan nafsu itu berat, Jendral!"

"Untuk merayakan cinta, ustadz!"

Jawaban para Ikhwan beragam,"sunnah Rosul, Tadz..." ini jawaban singkat dan polosnya seorang Sehun.

Sementara Chanyeol tertegun. Masih terus berpikir, "mau apa gue setelah nikah?"

Benar. Sampai beberapa kali taarufnya gagal, Chanyeol ternyata tak tahu ia akan menikah untuk apa. Mungkin rencana pernikahannya sudah ada, tapi ternyata visi dan misinya belum mampu dengan jelas ia jabarkan.

Yang dipikirannya hanya, "ya karena gue udah lulus kuliah, udah mapan. Ya gue harus nikah. Bukannya semua orang begitu? Bukankah perintahnya begitu? Kan Rosulullah emang nyuruh gitu kan? Daripada ngeliatin cewek-cewek modus melulu, mendingan nikah. Terjaga. Gue punya yang halal, bisa gue pamerin kemana-mana biar cewek-cewek pada jauhan deh sono."

"Untuk menjalankan perintah sebagai ummat Muhammad shallallahu alaihi wasallam, Ustadz. Rosulullah menganjurkan menikah untuk memelihara kemaluan, dan menjaga pandangan. Gitu haditsnya kan, Tadz? Terus hadits yang paling serem nih tadz.. "Nikah itu sunnah-ku. Barangsiapa yang tidak suka, maka bukan golongan-ku." Chanyeol menjawab lantang.

Ustadz Joong Ki tersenyum. Tahu bahwa Chanyeol belakangan ini memang lagi gencar-gencarnya mencari calon istri.

"Benar, menikah itu untuk mengikuti sunnah Rasul, agar terpelihara, agar terjaga, agar semakin mulia.
Disamping itu, pernikahan ditujukan untuk memberi rasa aman dan tenteram diantara pasangan suami istri. Sebagaimana firman Allah dalam surah Ar-Rum : 21, "Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya yaitu menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu cenderung merasa tentram kepadanya. Dan dijadikan-Nya kepadamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir."
"Jadi, menikah itu untuk mendapatkan ketenangan, ketentraman, sakinah dengan kasih dan sayang."

"Tapi, yang lebih penting dari itu, alangkah baiknya jika pernikahan kita didasari dengan landasan rasa cinta kepada sang Pemberi Cinta. Berarti menikah adalah menyempurnakan cinta kepada-Nya. Sehingga, kitapun akan saling mencintai karena Allah. Mencintai karena Allah itu seperti apa? Cinta yang saling memuliakan, bukan saling menghinakan. Cinta yang saling menjaga, bukan yang berperang serta mengumbar aib pasangan. Cinta yang memberi rasa aman dan kesejukan di setiap sudut rumah. Cinta, yang saling menghargai perbedaan, melengkapi kekurangan, memperbaiki kesalahan, dan yang paling penting adalah saling memperkuat keimanan." Para binaan Ustadz Joong Ki mengangguk paham, beberapa diantara mereka senyum-senyum sendiri, mungkin membayangkan indahnya menikah ketika sang pujaan hati menerima lamarannya.

"Menikah itu, ibadah terpanjang. Tidak sendiri tapi berdua, sejak akad terucap, putri kesayangan seseorang resmi bergantung pada kita. Tanggung jawab ayahnya, sekejap berpindah ke tangan kita. Kepada kita, dosa salah dan khilafnya dibebankan. Maka, saling mengingatkan adalah tujuan berikutnya dalam pernikahan. Sebab suami punya andil besar untuk menentukan keselamatan seorang istri di akhirat, begitupun seorang istri bisa menjadi penyelamat ataukah membawa petaka bagi suaminya di akhirat kelak. Sampai tertuju pada satu kesimpulan, bahwasanya ibadah adalah mengharap ridha Allah. Ibadah, hadiahnya surga. Maka pernikahan, sejatinya adalah perjalanan menuju surga."

"Mau dibawa kemana, rumah tangga kita? Ke surga. Istri dan anak-anak kita... Tugas kita sebagai kepala keluarga untuk menjaga mereka dari api neraka.
"Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu...." (Q.S. At Tahrim : 6. Ayat ini semakin memperjelas bahwa menikah adalah tujuannya agar terlahir generasi surgawi, anak-anak shalih yang terdidik beriman, bertakwa, menjadi pejuang meraih ridha Allah."

"Assalamualaikum..." Seseorang muncul dari ambang pintu, mengalihkan pandangan para ikhwan dari keseriusan menyimak ustadznya berbicara, ternyata Suho dan Kyungsoo yang datang. Di tangan mereka, ada dua kotak kue, dan dua bungkus kado.

"Selamat milad, Song-Song kembar" Seru Suho dengan senyum lebarnya dan menunjukkan kotak kue yang dipegangnya.
Song Hyemi dan Song Joonhyung langsung melonjak kegirangan. Joonhyung bahkan langsung menghampiri Kyungsoo saat Kyungsoo mengulurkan kado untuknya, Joonhyung memeluknya erat. Dari 8 flower boys, yang paling dekat dengan Joonhyung memang Kyungsoo. Itu karena Kyungsoo memang dekat sekali dengan Ustadz Joong Ki, selaku seniornya di Fakultas Kedokteran.
Iya, Ustadz Joong Ki selain kesibukannya sebagai murobbi, beliau adalah seorang dokter spesialis anak.

"Kok gak ngajaaak! Curang ih! Beli kado duluan" Chanyeol langsung protes. Ulang tahun si kembar memang belum hari ini, tapi Kyungsoo dan Suho yang tahu si kembar akan datang ke halaqah,  sementara belum bisa dipastikan mereka bertemunya kapan lagi, jadi sekalian hari ini saja.

"Alhamdulillah... Nah, ini yang namanya menikah jangan khawatir rezeki, Allah yang nikahkan, Allah yang rezekikan. Jazakumullah, yaa Ammu Suho, Ammu Kyungsoo. Barakallahu fiikum" gurau ustadz Joong Ki sambil berterima kasih karena para ikhwan menyayangi anak-anaknya seperti anak mereka sendiri. Para ikhwan terkekeh tapi juga membenarkan.

"Adek, kuenya dibawa pulang aja. Dimakan sama Ummi. Biar kue kakak yang dipotong disini, dimakan rame-rame..." Usul Joonhyung, si sulung kembaran Hyemi. Umurnya baru empat tahun, tapi cerdas sekali, bicaranya pun tidak lagi cadel. Huruf  'R' sudah bisa diucapkan sempurna. Dan mengagumkannya, anak laki-laki itu sayang sekali dengan adik dan umminya. Memang dididik seperti itu, kayaknya.

Hyemi mengangguk antusias. Kyungsoo mulai membuka kotak kue milik Joonhyung, memperlihatkan kue tart berbentuk karakter mobil balap kesukaannya, dengan warna merah lengkap dengan hiasan atribut balapnya yang sukses membuat mata si kembar berbinar-binar bahagia. Bahkan Baekhyun juga, tidak sabar ingin segera memakan kue yang sedang dipegang Hyemi untuk dibagikan. Sayangnya, tangan Hyemi terulur bukan pada Baekhyun, tapi Chanyeol. Iyalah, om kesayangan Hyemi. Baekhyun sih teman berantemnya. Berantem-berantem sayang, gitu.
"Hyemiiiii, awas ya! Ammu Baekhyun gak kasih kado nanti!" si Baekhyun misuh-misuh. Hyemi hanya tertawa tak merespon. Malah asyik makan kie sama Chanyeol.

"Biarin aja, Joonhyung yang mau kasih Ammu Baek, iya kan Joon?" tak menyerah, Baekhyun mencoba peruntungan dari Joonhyung yang sedang memotong kue kedua setelah yang pertama disuguhkan pada Abinya.
Tentu saja, potongan kedua diberikan kepada Kyungsoo, lalu Suho, Sehun diberikan oleh Hyemi, lalu Chen, Xiumin dan para ikhwan lainnya. Membuat Baekhyun berkali-kali  menelan ludah karena tak sabar ingin mencicipi kue coklat yang terlihat lezat itu.

"Sabar sabaaar.. Orang ganteng belakangaaan..." Baekhyun mengurut dada sambil matanya tetap pada kue ulang tahun Joonhyung yang semakin berkurang potongannya.

"Komuk ente Baek, kaya orang susah!" Chanyeol si ahli penista segera diberi tatapan maut oleh Baek.

"Terooos aja terooos, bully aku qaqaaaaa... Jooon! Hyemiiiii! Ini uncle yang paling ganteng belom kebagian ini loh, kasian nanti kuenya nangis, mana sinii hayuk atuh"

"Kasian juga ente, sampe ngemis-ngemis gitu, untung gak nangis."

"Bang Diooooo, mulutnya! Abis makan kue coklat kok malah pedes sih" Baekhyun mengerucutkan bibir.

"Makanya Baek, jadi om itu jangan iseng. Suka ngerjain ponakannya, jadi dikerjain balik kan... Hahaha" Bang Suho dengan nasehat faedah sekali-nya.

"Joon, kasih dong nak... Jangan gitu sama orang tua." titah Ustadz Joong Ki.

"ORANG TUA!" Sehun auto mengulang kata yang menarik terdengar di telinganya. Tapi tiba-tiba menutup mulut karena dapat sinyal mengerikan dari wajah Baekhyun yang seolah berkata: ntar pulang ane nebeng ente!
Oh tidak. Itu petaka. Bagi anak baik seperti Sehun setidaknya. Habisnya, Baek suka manfaatin kebaikan dan kepolosan Sehun. Baek tidak tahu saja kalau Sehun ternyata tidak sepolos yang dia kira. Kadang-kadang malah jadi Baekhyun yang diperintah Sehun.

Joonhyung akhirnya menyodorkan kue dengan potongan yang paling besar kepada Baekhyun. Disertai senyum manisnya.

"Buat ammu Baek yang paling besaaar. Karena perutnya kaya Doraemon."

"Doraemon?" tanya Baekhyun heran.

"Iya, Doraemon yang diperutnya ada kantong ajaib, bisa muat baaaaanyaaak makanan."

"Ustaaaad, ini bocah nonton Doraemon jenis apa ya dirumah, Tad? Kok beda sama Doraemon di rumah ane"

"Hahaha, itu kayanya kerjaan umminya, kalo Joon lagi males makan diceritain yang aneh-aneh..." Ustad Joong Ki menjelaskan.

"Ya Allah, untung anak kecil... Kalo Chanyeol yang bilang, ane telen sekalian!"

"Emang muat, Bek? Tinggi ente aja setengah badannya Chanyeol doang." Xiumin mendelik.

"Dipotong-potong! Jadiin sate! Duh kok ngiler yak?"

"Sumpah, Baek. Gak jelas banget. Si Hyemi sampe takut gini liat ente mencak-mencak." Chanyeol menutup kedua telinga Hyemi yang kembali duduk di pangkuannya sedang menatap nanar pada Baekhyun yang amat sangat totalitas sekali ekspresinya mau bikin sate Chanyeol .
"Cup, cup anak cantik... Maafin ammu Baek ya, lagi sakit, kasian obatnya habis." Hyemi mengangguk saja, meski tidak mengerti sebenarnya.

Ustadz Joong Ki menggeleng-gelengkan kepala, tawa sejak tadi tak hilang dari wajahnya.

"Jadi gimana pembahasannya tadi, Ustadz?" Sehun bersuara. Dari tadi ikut tertawa saja melihat drama Baek yang memang selalu begitu. Menahan diri untuk tidak terlibat lebih tepatnya. Sehun kalau tidak sama Kai memang jadi Syaikhun banget. Kealimannya terkontrol. Padahal kalo ada Kai, Sehun jadi ikutan konyol.

"Oh iya, segitu aja kali ya. Ada yang mau nanya?" Ustadz Joong Ki menjawab.

"Saya, Tadz." Chen tunjuk tangan. "Jadi misalkan, kita udah mapan, siap mental, calonnya juga udah ada, itu belum cukup buat modal nikah, Tad?" pertanyaan Chen mendapat sorakan teman-temannya.

"Kiiiiww.. Calonnya udah ada, broo"

"Tapi belom kenalan aja... wkwkwk"

"TAH GANTIAN! JANGAN ANE MULU YANG DIBULLY" sudah bisa ditebak ini siapa yang nyinyir sendiri yes..

"Iyap. Gak cukup cuma itu, kita sebagai calon pemimpin keluarga, harus punya ilmunya. Banyak contoh kasus yang menikah hanya karena merasa sudah mapan, karena sudah terlanjur saling cinta, alasannya biar gak pacaran, tapi ilmu rumah tangga nya belum cukup, akhirnya pernikahan yang seharusnya ditargetkan bahagia selamanya sampai ke surga justru hanya bertahan beberapa bulan saja."

"Iya juga ya. Nikah kan bukan sekedar ena-ena aja." Jangan tanya ini pernyataan siapa. Siapa lagi kalau bukan yang udah ngebet banget kawin.

"Lah si Chanyeol frontal"
Chanyeol cuma membalas dengan senyum-senyum sok imut. Lelah cari perkara, apalagi sama Do Kyungsoo yang tak pernah bisa dikalahkan.

"Berarti biar visi misi pernikahan kita terwujud dengan sempurna, kita harus cari partner yang satu visi juga dong, ya ustadz? Kan sayang gitu ya, kita udah usahain surga, eh dianya nolak." Bang Umin selalu cerdas!

"Ada gitu yang ditawarin surga nolak?" Dio Alfatih menganga tak percaya.

"Ya kan kali aja ada, istri modelan kaya gitu, yang batu sama suami. Yaa nauzubillah sih kalo salah satu dari kita ada yang kejadian"

"Amit-amit ya Allah. Mendingan ane perjaka selamanya aja kalo dapet istrinya batu" Baekhyun refleks mengetuk-ngetukkan kepalan tangan di kepalanya dan karpet tempat duduknya secara bergantian.

Chanyeol sama Sehun yang duduk di dekatnya pura-pura tidak melihat. Kalo bisa juga pura-pura gak kenal aja deh sama si Baek.

"Tapi bukannya itu jadi tugas suami ya ustad? Kalo istrinya batu, tugas suami yang lunakin, tanggung jawab suami itu mengingatkan istri, mendidik, karena salahnya istri imbasnya juga ke suami. Bukan begiti, tadz?" Do Kyungsoo yang selalu memandang positif segala sesuatu, tapi telat datang jadi gak denger dari awal tausiah ustadnya.

"Iya, memang. Udah Tapi mendingan gak usah repot-repot bikin PR. Cari istri yang udah pinter biar gak buang-buang waktu dan energi lagi buat ajarin dari awal. Udah mau nyetir ke surga, paling gak GPS nya jangan yang loading. Bisa nyasar..."

"Bentar, Tadz. Kenapa jadi ada GPS ya?"

"Baehaqiii Fakhruuunn!! Kayanya ente kena karma Bang Lay deh..." Chanyeol mendengus.

"Eh apa-apaan bawa-bawa Bang Lay, hiks jadi kangen si abang yang suka roaming... Gimana kabarnya ya beliau di Cina?"

"Skip skip!"

"Iya, ibarat berkendara, kita nyetir dalam perjalanan menuju ke surga. Istri paling gak bisa jadi penunjuk jalan, teman diperjalanan, hiburannya menentramkan, meredakan kantuk lah paling gak, atau gantian pas lagi lelah. Lah kalau istrinya aja baru mau diajarin cara baca peta? Atau baru minta diajarin nyetir... Kapan nyampenya? Bagus kalau istrinya cepat belajar, kalau yang batu gak mau belajar trus tiba-tiba minta turun di tengah jalan? Itu kan peer besar."

Semuanya manggut-manggut paham, Baekhyun juga walaupun di pikirannya justru terbayang wajah Bang Lay yang dulu sering dia nistakan padahal Bang Lay yang paling sayang sama Baek.

"Jadi intinya, daripada bikin PR pilih istri yang minim ilmu agama, sebaiknya kita utamakan menikahi akhwat-akhwat yang satu tujuan gitu ya ustadz?"

Ustadz Joong Ki mengangguk, "Kalau antum hafizh, nikahi istri yang hafizh. Biar fokusnya udah jelas, murojaah sama-sama, nanti punya anak, anak-anaknya terdidik hafizh. Yaa gak apa-apa sih kalau antum merasa mampu mendidik, silahkan nikahi wanita yang baru belajar huruf hijaiyah, insyaAllah setiap huruf yang dia pelajari sampe bisa hafal quran itu jadi tabungan pahala buat antum. Tapi untuk bisa murojaah sama-sama itu prosesnya jadi lama... Mohon bersabar."

"Ooh.. Mungkin itu kenapa Rosulullah mewasiatkan untuk memilih wanita yang hendak dinikahi berdasarkan empat perkara, dan yang paling diutamakan adalah yang agamanya bagus. Biar gak usah bikin peer lagi. Hmmm pencerahan. Makasih ustaaadz... Jazakallahu khairan katsiiran.

"Na'am, waiyyakum, fajazaakumullahul jannah. Wa zawwajakumullah haalan." jawaban ustad Joong Ki sontak membuat para binaannya heboh ramai-ramai mengaminkan. Tapi tidak dengan Chanyeol yang sibuk menerawang, entah kenapa, materi halaqah kali ini justru menambah kegalauannya ditolak akhwat berkualitas yang sudah pasti bisa jadi teman yang baik buat ke surga. Dan satu orang lagi yang sejak tadi diam saja, Bang Suho. Ketua geng F8 ini menyimak saja, karena memang udah lulus materi ini, udah nikah kan... Istrinya, insyaAllah udah menunggu di pintu surga.
Dan doa ustadz Joong Ki barusan seolah menyentil ulu hatinya, karena sampai saat ini Bang Suho masih tidak berpikir untuk move on dari mendiang istrinya tercinta. Huhuuu..

*arti doanya kira-kira gini:
Semoga Allah membalas kalian dengan surga, dan semoga Allah segera menikahkan kalian.

*Ya pastinya AAAAMIIIIN DONG. SALAH SATUNYA SAMA AKU YA ALLAH. YANG PALING TINGGI YAALLAH biar gak galau lagiiii...* ((maaf author lebay))

P.s:

Gimana guys? Maap ya agak berat dan boring.
Aku beneran gak tau gimana harus menceritakan para oppadeul menjadi ikhwan shalih calon imam idaman. Huhuuu.

Tapi disini aku punya misi untuk membawa kebaikan dan faedah. Jadi gak cuma ngekek ngekek aja.
Pliis maaaf bgt kalo ga lucu hahaha.
Ini masih belajar, next part semoga ada kemajuan hahahhaa.

Ini juga pertama kalinya kubuat cerita menceritakan tokoh pria, padahal aku wanita. Jadi kalo ada rada aneh yang masih kewanita-wanitaan, anggap aja itu ciri khas. Hahaha

Sebenernya masih panjang, tapi panjang banget nanti. Jadi udahan aja deh.

Kalau ada yg gak sesuai sama karakternya para oppa, ya maklum ya. Aku gak tau banyak soal exo tapi sotoy mau bikin epep exo. Dan emang dari awal ini ngebanting siiiih. Jadi kalo ada yg gak sama ya emang sengaja. Ini cuma minjem visual sama nama aja. Tapi karakternya tetep khayalan eyke.

Sumpah minta maap mulu kayanya haha.

Daripada minta maap, gimana kalo minta voment? #eaaaakkk
Tetep support kritik dan saran yaaa, klo ada yg mau kasih info ttg Exo atau foto2 nya bole banget dengan senang hati kuakan mempergunakan sebaik-baiknya.

Huehehehehe.

Wassalam, 💓

*Akhwat yang sedang menunggu khitbahan ikhwan yang mau ngajak ke surga*

Btw, dulu F8 itu F9 ya.. Tapi Bang Lay karena ceritanya udah nikah dan balik ke daerah asalnya sekalian jadi imam disana, maka tersisa 8 Flower Boy.

Kalau mau liat gimana dulu zaman F9 masih imut lagi konser gak tau malu cek aja nih


Waktu masih pada petakilan, sekarang sih alhamdulillah udah inget umur. Hihiiiii.

Sorry ya video sama lagunya gak sinkron karena emang maksa to the maxxxx
Dan pembuatnya juga amatir, seamatir tulisannya.

Wes lah udahan dulu part ini sungguh panjang!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro