Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5

"Ucapkan selamat datang pada teman satu sel kalian yang baru." Suara petugas sipir menghentak keheningan pada sel yang ditempati Choi Yeonjun. Semua pasang mata di balik jeruji kini terpaku pada sosok baru yang muncul dari belakang petugas sipir.

Yeonjun nggak bisa berhenti memandangi bekas luka di pelipis laki-laki yang umurnya kelihatannya nggak begitu jauh darinya (mungkin sekitar tiga sampai lima tahun perbedaannya). Laki-laki itu berdiri di sana, masih dengan borgol yang mengikat tangannya supaya nggak nakal. Dia terlihat ketus, tapi Yeonjun nggak begitu peduli, setidaknya sampai detik ini ....

"Perkenalkan dirimu." Petugas sipir itu bilang begitu sambil melepas borgol laki-laki itu. Tangan laki-laki itu terlihat bergerak dengan tergesa-gesa, mungkin merasa benar-benar nggak nyaman dengan borgolannya. Tapi memang rasanya nggak nyaman, sih. Rasanya seperti diludahi.

"Jung Ruda." Laki-laki itu cuma bicara begitu ketika dia didorong masuk ke dalam sel. Pintu sel ditutup nggak lama setelahnya, menggemakan suara tabrakan antara pintu besi dan dinding.

"Jung Ruda .... Bukankah kamu anak ketua partai politik yang itu? Siapa namanya? Jung Sin? Benar, kan?" Salah satu penghuni sel mulai tertawa ketika selesai bicara, membuat Yeonjun bertanya-tanya: Ini penjara atau rumah sakit jiwa, sih? Yeonjun merasa berada di tengah-tengah bedebah gila. Seperti neraka.

Laki-laki yang dikenali sebagai Jung Ruda itu justru nggak menjawab pertanyaan yang ditujukan untuknya. Alih-alih menjawab, dia malah alihkan pandangannya pada Yeonjun. Menatap, dan terkekeh sinis. "Choi Yeonjun, kan?" Dia terkekeh sekali lagi. "Kita bertemu lagi." Lalu, terkekeh lagi.

Nah, kini, Choi Yeonjun nggak bisa untuk nggak peduli.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro