Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

dua

Kai membawa Luhan, Xiumin, dan juga Chanyeol berteleportasi ke tepi Hutan Thetford. Dan Chanyeol segera mengeluarkan kekuatannya untuk melacak keberadaan Sehun dan juga Juliana menggunakan kemampuan melacaknya.

"Tiga kilometer ke arah barat," ucap Chanyeol yang dianguki oleh tiga vampir lainnya. Tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk melompati pepohonan pinus yang tersebar di sana dan menuju tempat Sehun dan juga Juliana.

"Sehun!" teriak Kai sambil mempercepat langkahnya untuk menuju tempat Sehun dan juga Juliana. Ia cukup kesal saat ini dengan ulah Sehun yang kesekian kali.

Sesampainya di lokasi Kai melihat darah di bibir Sehun yang belum mengering, tetapi taring miliknya sudah tidak lagi keluar.

"Sial, Sehun kau bodoh sekali!" umpat Luhan sambil memukul kepala Sehun dengan tangannya sesaat setelah menginjakan kakinya di tanah. Jika Sehun manusia biasa sudah dapat dipastikan tulang kepalanya sudah retak saat ini.

"Berhentilah membuat masalah, aku sebagai anggota dewan keamanan tidak bisa terus menutupi ulahmu!" decak Chanyeol kesal.

Sementara yang lain sibuk memarahi Sehun, Kai mendekati korban yang Sehun gigit dan memeriksa keadaannya. 

"Eve?" Gumam Kai tanpa sadar saat melihat wanita yang tengah bersimbah darah itu.

"Kau mengenalnya?" tanya Xiumin setelah melihat reaksi Kai.

"Dia salah satu pegawai kantorku, Evelyn Quinn," jawab Kai sambil memastikan gigitan Sehun di leher wanita itu. Warna hijau kebiruan di sekitar bekas luka gigitan membuat Kai mendengkus frustasi. "Kau tidak menghisap darahnya secara sempurna bodoh!" umpat Kai.

"Juli keburu datang dan mengangguku!" ujar Sehun melakukan pembelaan.

"Hei bocah kecil! Berani-beraninya kau memanggilku seperti itu hah?! Aku berusia satu millenium lebih tua darimu!" teriak Juliana kesal sambil berjalan kearah Sehun dengan emosi. Hampir saja ia melayangkan tendangan andalannya.

"Juli, jangan dengarkan ocehan anak itu," lerai Xiumin sambil menahan tubuh Juliana dengan cara memeluknya dari belakang, dan cara itu terbukti berhasil.

Juliana juga merupakan seorang vampire seperti mereka, bedanya Juliana lebih memilih untuk hidup sendiri tidak berkelompok. Anggota classified yang paling dekat dengannya adalah Xiumin. Ia memiliki kekuatan seperti Baekhyun, yaitu dapat mengatur mimpi orang lain dan membuat itu menjadi seolah nyata.

"Dia akan menjadi bagian dari kita, Kai," ucap Luhan ketika melihat Eve.

Ya, jika seorang vampire menghisap darah manusia secara sempurna manusia itu akan mati. Tetapi jika tidak, manusia itu akan berubah menjadi vampire seperti mereka. Anggota classfied memiliki sejarah yang sama kecuali Lay. Mereka digigit oleh vampire lainnya, namun darah mereka tidak dihisap secara sempurna sehingga mereka menjadi vampire seperti sekarang.

"Aku akan membawanya ke tampat persembunyian kita," ujar Xiumin kepada Juli.

"Tidak akan ada yang akan mengawasinya," timpal Kai kebingungan.

"Sehun itu semua tanggung jawabmu!" kini Chanyeol yang merasa tidak terima untuk direpotkan ke dalam hal ini.

Luhan memejamkan mata dan berdecak. "Lay akan marah jika mengetahui hal ini," 

Lay selalu saja memprotes mereka jika mereka melanggar aturan karena segala peraturan yang dewan keamanan dan juga Aurelian buat, tentu saja karena ia adalah seorang pemimpin. Sebelum hukuman sampai ke mereka Lay pasti sudah mengusahakan untuk menyembunyikannya lebih dahulu. Sayangnya, menggigit dan mengubah seorang manusia menjadi vampire merupakan kesalahan fatal yang tak dapat mereka tutupi.

"Kita dalam masalah besar dengan dewan keamanan, terutama dengan Grace," tutur Xiumin yang diiyakan oleh yang lainnya.

"Bagaimana kau bisa tidak bisa mengendalikan rasa hausmu Hun?!" kini Kai membentak Sehun. Melihat orang yang dikenalnya di kantor dalam keadaan cukup mengenaskan saat ini membuat Kai sedikit kalut.

"Aku sedang lewat di hutan ini dan menemukan bau darah yang cukup menyengat. Aku melihatnya sudah terbaring tidak berdaya di sini. Sudah waktunya aku untuk minum dan wanita ini malah mengeluarkan darahnya tepat di depanku!" jawab Sehun cuek.

"Dia terjatuh dari tebing, bodoh! Bukan sengaja mengeluarkan darahnya!" hardik Chanyeol.

"Ada sepeda gunung yang hancur, di sisi tebing. Tapi dia masih bertahan sampai seorang vampire muda membuatnya seperti ini!" ucap Juliana dengan sindiran di akhir kalimatnya. Saat sampai ia juga mencium bau darah yang cukup menyengat.

"Kurasa waktu kejadiannya sore hari," ujar Luhan sambil melihat sekeliling, dan membawa sepeda gunung yang sudah hancur itu ke hadapan mereka semua dengan kekuatannya. Stang yang bengkok, pedal yang hilang di sisi kiri, dan velk yang bengkok menjadi barang bukti bahwa wanita itu memang benar mengalami kecelakaan sebelumnya.

"Kawasan ini memang sering dipakai untuk bersepeda, tetapi wanita ini kenapa hanya bersepeda sendiri?" tanya Xiumin keheranan.

"Kita bisa membahas hal itu nanti. Sebentar lagi dia akan berubah, bawalah ke tempatku," ujar Juliana yang membuat mereka semua tersadar ada prioritas lain yang lebih penting saat ini.

"Kenapa harus ketempatmu?" tanya Sehun tak suka. Ia malas berurusan dengan vampire cerewet ini.

"Memang kalian memiliki pakaian wanita di tempat tinggal kalian?!" tanya Juliana dengan ketus kepada Sehun yang membuatnya terdiam.

"Kai, berteleportasilah ke tempatku. Gadis itu akan segera sadar dan mengetahui dirinya telah berbeda," titah Juliana dengan nada yang lebih terkontrol dari sebelumnya karena Xiumin mengingatkannya untuk bersabar dengan tepukan di bahunya.

"Jika aku yang membawanya, aku yang akan menjadi mangsa pertamanya bukan?" tanya Kai.

"Kami akan menyusulmu secepat mungkin, aku mempunyai stok darah di tempatku." 

Tidak menunggu lama, Kai segera membawa gadis itu dengan kekuatan teleportasinya. Sementara vampire lainnya berjalan melompati pepohonan untuk mencapai tempat Juliana.


****

Sementara itu di sisi lain Lay melangkahkan kakinya ke dalam sebuah toko bunga di pinggir kota London yang terlihat cukup terawat meski minimalis dengan papan nama kecil yang bertuliskan Florista tergantung di pintu kaca. Bunga-bunga cantik yang telihat terawat menyambut pemandangannya, indera penciumannya yang tajam sama sekali tidak terganggu dengan wewangian bunga yang ada disana.

"Apa kau tidak membaca tulisan jika kami sudah tutup, Tuan?" ujar seorang wanita yang sedang merapihkan bunga di dalam pot-pot kecil.

"Aku ingin membeli bunga," jawab Lay singkat, ia tidak terkejut jika wanita itu bisa sadar dengan kehadirannya yang bisa dibilang tanpa suara.

"Toko ini sudah tutup, kau bisa datang besok lagi," jawab wanita itu dengan datar, cenderung ketus.

"Bukankan sebentar lagi hari kasih sayang? Kenapa kau tidak memperpanjang saja jam buka tokomu?" Lay merutuki dirinya sendiri karena membuka topik pembicaraan dengan hal ini. Wanita bernama Grace Lorraine itu pasti akan menertawainya.

"Tch, hari kasih sayang katamu? Jangan membual!" tutur Grace meremehkan.

"Aku hanya menyarankan sebagai partner bisnismu nona sok tahu, bukan membual," kilah Lay.

"Tuan vampire yang terhormat, aku tidak tahu sejak kapan makhluk sepertimu bisa mengenal kata kasih sayang. " ucap Grace dengan sarkas, "Oh ya, kalau kau tidak buta kau bisa melihat tanda jika toko ini sudah tutup. Silahkan pergi sebelum aku menelepon polisi dengan alasan perlakuan tidak menyenangkan." lanjutnya.

"Laporkan saja, toh jika polisi datang kesini itu akan menambah pekerjaan dewan keamanan. Dan kau adalah penyebabnya, seorang Aurelian dari kaum penyihir," timpal Lay dengan penuh penekanan dalam kalimatnya, yang embuat Grace segera membalikan tubuhnya dan berhadapan dengan Aurelian dari Kaum vampire itu.

"Berhenti menggangguku Lay! aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu sehingga berbasa-basi seperti ini di luar gedung pertemuan, dan aku akan mencaritahunya sesegera mungkin." kata Grace dengan curiga.

Lay merutuki insting wanita di depannya ini yang terlampau tajam, inilah yang membuat kaumnya merasa tidak aman. Grace seperti mengetahui segalanya, dan ia harus berhati-hati akan hal itu mengingat masa lalu kaum mereka yang sama sekali tidak pernah akur.

"Well, maaf mengganggu waktumu dengan kekasihmu, Grace. Bolehkah aku meningap malam ini?" tanya seorang wanita cantik berambut panjang, dengan bibir merah dan juga mata bulat cantik yang baru saja memasuki toko. Membuat pandangan kedua orang berbeda kaum itu terlepas setelah sebelumnya saling terkunci.

"Dia hanya seorang pelanggan, Hannah. Kau bisa menggunakan kamarku sesukamu malam ini karena aku memiliki urusan yang harus ku selesaikan." jawab Grace dengan ramah, berbanding terbalik dengan percakapannya bersama Laysebelumnya.

"Semoga beruntung untuk kencanmu, Grace!" ucap Hannah sambil melangkahkan kaki rampingnya di anak tangga menuju lantai dua.

"Kami tidak berkencan!" ucap Grace dan Lay bersamaan.

"Ya, terserah kalian!" timpal Hannah sambil berteriak. 

"Ikutlah denganku," ujar Lay setelah memastikan suara langkah kaki Hannah terhenti di indera pendengarannya, ia pun menjaga nada suaranya hingga tidak terjangkau oleh pendengaran Hannah.

"Sudah kubilang aku mempunyai urusan," jawab Grace, kini ia kembali ketus.

"Ini tentang kaumku, Baekhyun merasa diikuti oleh seseorang," timpal Lay. 

Sebagai Aurelian sudah seharusnya Grace peduli akan nasib setiap kaum, meskipun kaum musuh bebuyutannya selama berabad yang lalu. "Vampire Hunter?" tebak Grace yang dijawab anggukan oleh Lay.

"Kurasa kita tidak bisa membicarakan hal itu disini, kita butuh tempat yang lebih privasi," ujar Lay.

"Di mana?"

"Seperti kamar hotel misalnya,"

"Dalam mimpimu!" 

Grace tau jika Lay saat ini sedang menggodanya. Vampire adalah makhluk yang memiliki kesempurnaan fisik yang luar biasa, dan Grace mengakui hal itu meskipun ia membenci kenyataan itu dan selalu menampiknya.

Grace harus menjaga diri agar tidak terikat dengan kaum vampire, atau semua kejadian di masa lalu akan kembali terulang.



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro