8 - STALKER
Assalamualaikum teman-teman. Happy Chamomile's Day teman-teman Pasukan semua ^^
Bagaimana kabarnya? ^^
Sudah siap baca CHAMOMILE part 8?
Paling tunggu couple siapa malam ini? ^^
Semoga teman-teman selalu suka CHAMOMILE, selalu support CHAMOMILE dan selalu baca CHAMOMILE ^^
Dan, selamat baca CHAMOMILE ^^
*****
"Cantik kacamatanya."
Alen mendengus sebal jika mengingat kembali kalimat menjijikan yang keluar dari mulut Alfin. Alen tidak menyangka Alfin bisa seaneh itu.
Sedangkan Ara? Jangan ditanya lagi, gadis itu terus heboh sendiri dan tak bisa diam menunjukan kegembiraanya karena sikap dan ucapan Alfin saat di pinggir lapangan.
"Len, lo beneran denger, kan? Kak Alfin bilang gue cantik!!"
"Kacamata lo Ra yang cantik, bukan lo!" pekik Alen hampir muak dengan kehebohan Ara yang berulang-ulang.
"Sama aja Alen! Maksud Kak Alfin pasti gue, tapi dia malu bilangnya!"
"Suka-suka loh deh!" pasrah Alen.
Ara menarik lengan Alen, memaksa gadis itu berhenti, mau tak mau Alen harus menghentikan langkahnya.
"Alen," ucap Ara dengan nada serius.
"Apa?"
"Gimana kalau besok gue nyatain perasaan gue ke Kak Alfin? Gue yakin dia juga suka sama gue balik."
Bibir Alin langsung setengah terbuka, terkejut bukan main dengan ucapan Ara yang penuh percaya diri tingkat dewa.
"Ara," panggil Alen balik, lebih serius.
"Iya Len? Gimana? Gimana?"
"Gimana kalau lo pulang dan periksain pikiran lo ke Mama lo?"
Ara mendesis kesal, raut wajah bahagianya berubah kesal.
"Udah gue bilang berapa kali kalau Mama gue bukan Spesialis kejiwaan!!"
"Suruh Mama lo sekolah lagi! Siapa tau gue bisa daftarin nyokap gue juga!" usul Alen seenak jidat.
"Anak durhaka lo emang!"
Alen menggeleng-gelengkan kepalanya seolah tak mau tau.
"Ayo pulang," ajak Alen.
Namun lagi-lagi Ara menahannya.
"Tungguin Kak Alfin pulang juga gimana? Gue masih pengin lihat wajahnya."
Alen memutar matanya sangat jengah, tak bisa lagi menahan sabar akan tindakan bucin sahabatnya satu ini.
"Mending lo tunggu sendiri! Gue mau pulang!"
"Alen!" rengek Ara.
"Ayo pulang Aira!"
Ara mendecak sebal dan mengangguk pasrah. Daripada dia tidak ada teman pulang.
"Tapi besok kita samperin Kak Alfin ya."
"Buat apa lagi Ra?" pekik Alen.
"Kan lo butuh Kak Alfin buat ajarin jawaban Matematika lo," ucap Ara mengingatkan.
Ah! Benar juga. Alen hampir melupakan hal penting itu. Alen mengangguk-angguk setuju.
"Oke, besok sepulang sekolah."
Ara tersenyum lebar dan langsung merangkul lengan Alen erat.
"Oke, besok sepulang sekolah!"
*****
Alan, Alfin, Gesa dan Jaka berjalan bersamaan menuju parkiran. Setelah pertandingan selesai dengan kemenangan di tangan kelas 11 IPA 2, mereka memilih untuk langsung pulang. Wajah bahagia sekaligus lelah terlihat di paras tampan keempatnya.
"Pin, lo tadi nyamperin Alen? Lo kenal sama dia?" tanya Gesa teringat dengan yang dilakukan oleh Alfin saat istirahat quarter kedua.
Alfin menatap Gesa, raut wajahnya seolah sedang mengingat-ingat ucapan Gesa.
"Nggak terlalu kenal," jawab Alfin singkat.
"Yakin?" goda Gesa.
"Kenal bukan berarti harus sok kenal, kan?" ucap Alfin dengan nada menyindir.
Kalimat Alfin berhasil membuat Alan tersenyum kecil, sangat tau bahwa kalimat itu ditujukan kepadanya. Alfin sendiri terlihat puas dengan reaksi Alan.
"Terus kenapa lo minta minuman Alen?" tanya Gesa lagi semakin penasaran.
Alfin bergumam pelan, ingatannya semakin jelas.
"Lo lihat gadis di sebelah Alen tadi, nggak?" Bukannya menjawab pertanyaan Gesa, Alfin malah bertanya balik.
Kini giliran Gesa yang dibuat berpikir.
"Gadis sebelah Alen? Ah... Si Ara? Kenapa? Lo suka?" tuding Gesa dengan senyum lebih menggoda.
Alfin menggeleng cepat.
"Lo kenal dia?"
"Tentu saja kenal. Dia adik kelas gue waktu SMP juga, sahabatnya si Alen. Kenapa Pin? Tumben banget lo nanya seorang cewek? Lo suka kan sama dia?" Gesa makin gencar bertanya membuat Jaka dan Alan ikut penasaran dan memperhatikan Alfin lekat. Pasalnya, sosok Alfin dari dulu tidak pernah membahas cewek manapun selain Mama dan Adiknya.
Alfin sekali lagi menggelengkan kepalanya.
"Gue suka kacamatanya, bisa lo tanyain nggak dia beli kacamata di mana? Gue mau belikan buat adik gue juga."
Gesa, Alan dan Jaka sontak menghentikan langkah mereka bersamaan. Cukup kaget dengan jawaban Alfin yang sangat jujur. Mereka memang tau Alfin selalu berkata jujur tapi tak menyangka akan sejujur ini.
"Pantesan dia nggak pernah punya pacar," cibir Jaka dengan nada pasrah.
"Gue.. Gue kenapa? Ada yang salah?" tanya Alfin sambil menunjuk ke dirinya sendiri.
Gesa dan Alan menggelengkan kepala.
"Nggak, lo nggak pernah salah," serempak keduanya.
"Bisa lo tanyain kan?" ulang Alfin masih berharap.
Gesa terkekeh pelan, tangannya menepuk pelan bahu Alfin.
"Lo bisa tanya sendiri. Namanya Aira Flo Lily panggilannya Ara, kelas X-4."
Alfin tertegun mendengar jawaban Gesa yang begitu panjang menjelaskan tentang sosok gadis pemilik kacamata tersebut. Alfin menatap Gesa, Alan dan Jaka yang sudah melangkah kembali, meninggalkannya.
Alfin tersadarkan, ia segera menyusul sahabat-sahabatnya.
"Ges, namanya siapa tadi?"
*****
Alen keluar dari kamar untuk mengisi air di dalam tumblrnya. Keadaan rumahnya cukup sepi, Mamanya seperti biasa pasti masih lembur di toko bunga.
Setelah mengisi tumblrnya, Alen tak langsung kembali ke kamar. Alen berjalan ke ruang tengah, merebahkan tubuhnya di sofa. Alen bermain instagram sebentar, ingin tau info-info terbaru diexplore, feeds dan snapgramteman-temannya.
"Posting apa lagi nih bocah?" gidik Alen saat mengetahui Ara memposting snapgram. Alen segera membukanya, kedua matanya langsung melebar melihat postingan gadis itu.
Hari ini dia bilang aku cantik.
Menurut kalian dia mengirim sinyal suka kan ke aku?
Haruskah aku memberi lampu hijau?
Alen tanpa sadar tertawa keras dengan hampa, tak percaya dengan yang dibacanya barusan.
"Lampu hijau Embah lo!!"
Alen segera membalas snapgram ara tersebut menggunakan capslock!
MAMA LO BURUAN SURUH SEKOLAH SPESIALIS KEJIWAAN!!
Alen tersenyum puas, ia tak bisa membiarkan sahabatnya semakin tersesat. Alen beralih melihat snapgramnya sendiri dan mengecek siapa saja yang melihat storynya. Saat sepulang sekolah, Alen memang sempat memposting soal-soal matematika yang diberikan Pak Rudi dengan caption kecil "Help!"
Tangan Alen berhenti menscroll saat menemukan sebuah username yang tak asing menurutnya. Alen langsung merasakan tubuhnya membeku. Dengan jari yang tiba-tiba kaku, Alen memberanikan diri membuka username tersebut.
Dan, benar saja! Bagai hujan, badai, petir dan halilintar yang menerjang bersamaan Alen tak menyangka sosok ini akan berkunjung ke Instagramnya.
Ya, dia adalah Alan Dhana Wistana dengan username alan.wistana
"GILA!" pekik Alen tanpa bersuara.
Alen merasakan bulu-bulu di tangannya naik bersamaan, dia merinding hebat. Alen tak pernah menyangka hal ini akan terjadi. Dua tahun setelah hubungannya berakhir tidak baik dengan Alan, cowok itu tidak pernah lagi terlihat mengunjungi instagramnya. Baik memberikan like, coment bahkan melihat storinya.
Namun malam ini benar-benar hal yang tak bisa Alen percaya. Apa yang terjadi? Kenapa Alan melihat snapgramnya?
"Dia penasaran sama gue?" lirih Alen ragu.
Ponsel Alen perlahan jatuh dari tangannya, pikiran Alen mulai tidak jernih.
"Apa ini lampu hijau dia mau maafin gue?"
Dan, mari kita bersama-sama berteriak.... Lampu hijau Embah lo!
*****
Alan mengitari kasurnya, mencari benda persegi yang sedari tadi tak terlihat matanya. Padahal seingatnya, Alan tadi menaruhnya di atas kasur.
"Nyari apa Lan? Jodoh? Nggak ada di sini," ucap Jaka. Setelah pulang sekolah, mereka berempat memilih bermain bersama di rumah megah Alan.
"Ponsel gue mana?" tanya Alan tak menghiraukan candaan Jaka.
Jaka langsung menunjuk ke arah Alfin.
"Dipinjam Alfin."
Alan langsung menoleh ke Alfin, cowok itu terlihat serius memainkan ponselnya. Alan pun segera mendekati Alan, duduk di sampingnya.
"Ngapain lo?" tanya Alan tak langsung merebut ponselnya.
"Cek instagram lo," jawab Alfin dengan enteng.
"Instagram gue?"
Alfin mengangguk, ia menoleh ke Alan sebentar.
"Gue lihat lo temanan sama Alen. Jadi, gue lihat-lihat instagram Alen siapa aja nemu cewek yang punya kaca mata cantik tadi."
Jawaban polos Alfin langsung membuat kedua mata Alan melebar dan dengan kecepatan bak kilat Alan langsung merebebut ponselnya. Alan segera memeriksa instagramnya.
Bukan hanya Alan saja yang kaget dengan jawaban Alfin. Gesa yang sedang bermain PS langsung menghentikan permainannya dan menatap Alfin dengan takjub.
"Kenapa Lan?" bingung Alfin tak mengerti dengan sikap Alan yang terlihat shock.
Alan tak menjawab, ia masih mengotak-atik instagramnya.
"Lo lihat snapgram Alen?" tanya Alan memastikan sekali lagi, padahal sudah jelas-jelas bahwa tanda bulat di Instagram Alen tidak lagi berwarna.
Alfin mengangguk dengan entengnya.
"Iya, siapa tau ada postingan dia dengan sahabatnya."
Alan langsung merasakan jantungnya seolah-olah akan lepas dari tempatnya, energi Alan langsung dibabas habis dalam hitungan detik.
Melihat Alen yang masih shock membuat Gesa tak bisa menahan tawannya. Cowok itu tertawa dengan puas. Alfin dan Jaka menatap Gesa dan Alfin bergantian dengan bingung.
"Ada apa sih?" tanya Jaka meminta penjelasan.
Tawa Gesa semakin terdengar kencang.
"Gue salah apa?" tambah Alfin semakin tak tau diri.
****
Tawa Jaka meledak-ledak tak bisa dihentikan, bahkan lebih parah dari tawa Gesa. Karena Jaka terus penasaran dan Alfin tetap tau kesalahannya apa, akhirnya Gesa memilih menceritakan tentang kisah pahit antara Alan dan Alen.
"Serius Alen itu mantan lo?" tanya Alfin masih tak percaya.
"Hm," jawab Alan dengan berat hati.
"Dia putusin lo tanpa alasan dan sampai sekarang lo masih nggak tau alasannya?" tanya Alfin sekali lagi memastikan.
"Hm."
"Dia pun nggak ngasih tau sampai detik kemarin?"
"Iya, Pin!" tajam Alan, malas untuk ditanya-tanya lagi.
Gesa memukul Jaka agar cowok itu segera berhenti tertawa karena raut wajah Alan yang sudah terlihat kesal.
"Pin, lo beneran kelewat polos. Bisa-bisanya lo stalking instagram mantan dari sahabat lo sendiri!! Hahaha." Jaka tak bisa menahan tawanya sekali lagi.
"Lagian lo nggak unfollow Alen?" Kini giliran Gesa yang bertanya. Cukup takjub dengan yang dilakukan oleh Alan. Gesa mengira setelah putus dua tahun yang lalu, Alan tidak berteman lagi di Instagram dengan Alen, mengingat berakhirnya hubungan mereka sangatlah tidak baik.
"Buat apa unfollow? Biar kelihatan kayak cowok-cowok patah hati?" ketus Alan.
"Iya, lo kan emang patah hati sampai sekarang," jawab Gesa dengan entengnya.
"Sial!" pekik Alan tak bisa melawan.
Gesa tertawa puas melihat ekspresi kecut Alan. Sedangkan Alfin terlihat merasa bersalah. Kini dia mengerti kenapa sikap Alan begitu dingin saat bertemu Alen di kelas kemarin.
"Ada nggak tombol nggak jadi lihat snapgram orang?" tanya Alfin ke Alan dengan hati-hati.
"Nggak ada!" tajam Alan.
"Maaf Baginda Alan," sesal Alfin.
Jaka menepuk punggung Alfin cukup keras, membuat cowok itu sedikit meringis sembari memegangi punggungnya.
"Makanya lo buat instagram! Biar gaul dikit. Biar nggak robotik mulu kerjaan lo! Cari pacar kek! Lirik cewek kek!" cerca Jaka.
"Apa hubungannya robotik gue dengan cewek?" protes Alfin tak terima.
Alan menatap Gesa, Alfin dan Jaka temannya bergantian, meminta saran terbaik dari mereka.
"Dia nggak mungkin salah paham, kan?" tanya Alan penuh harap.
Gesa dan Jaka bergumam pelan.
"Harusnya sih salah paham Lan," ucap Jaka sangat yakin.
"Mantan yang sudah gue sakitin dua tahun yang lalu tiba-tiba stalking instagram gue. Ada apa gerangan?" tambah Gesa dengan dramatisnya.
Alan mendesis kesal, tatapanya langsung beralih ke Alfin dengan tajam.
"Gue akan jelasin besok ke Alen, kalau gue yang mainin instagram lo," ucap Alfin mencari solusi terbaik menurutnya.
"Wah, mantan gue nggak ngakuin padahal udah ketangkap basah. Jangan-jangan dia masih ada rasa sama gue?" ucap Gesa lagi semakin melebih-lebihkan, seolah bertingkah membaca pikiran Alen.
Alan berganti menatap Gesa.
"Lo diem!"
Jaka dan Gesa saling bertos dengan tawa yang kembali meledak-ledak. Alfin pun mau tak mau ikut tertawa. Cukup terhibur dengan ekspresi frustasi Alan saat ini. Jarang sekali mereka bisa melihat Alan seperti sekarang.
Alfin memberanikan diri mendekatkan diri ke Alan dan berbisik.
"Alan," lirih Alfin agar tak terdengar oleh Gesa dan Jaka.
"Hm?"
"Mau gue bantu telfon pegawai Instagram?"
****
#CuapCuapAuthor
BAGAIMANA PART DELAPAN-NYA? SUKA NGGAK? ^^
PALING SUKA SAMA SIAPA DI PART INI? ^^
CHAMOMILE PART SEMBILAN MAU DIUPDATE HARI APA?
JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE DAN COMMENT YA. SELALU PALING DITUNGGU DARI TEMAN-TEMAN PASUKAN PEMBACA ^^
Jangan lupa juga untuk pantengin info-info tentang cerita Chamomile di Instagram luluk_hf dan lulukhf_stories yaa ^^
SELALU BACA CHAMOMILE, SELALU SUKA CHAMOMILE DAN SELALU SUPPORT CHAMOMILE ^^
SHARE DAN AJAK JUGA TEMAN-TEMAN KALIAN UNTUK BACA CHAMOMILE ^^
TERIMA KASIH BANYAK DAN SELALU SAYANG KALIAN SEMUA. JANGAN LUPA JAGA KESEHATAN DAN SEMANGAT PUASANYA ^^
Salam,
Luluk HF
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro