TUJUH PULUH STU
(edited version)
----------------------
Tiga hari yang lalu.
Kenapa file seperti ini menjadi sesuatu yang sangat diinginkan oleh M.I.S.A? Bahkan M.I.S.A cukup banyak mengerahkan agent-nya demi mendapatkan file ini dari Gregory. Nyatanya, file ini bukanlah sesuatu yang berharga. Ini adalah keterangan mengenai kota Voltzahn, ibukota Malava Islands. Isinya hanya informasi umum yang diketahui semua penduduk negara ini. Bahkan kami mempelajarinya sejak di sekolah dasar. Sangat aneh. Ada apa dengan semua ini?
Kemudian kubuka kembali data-data mengenai agent yang terlibat dari situs utama M.I.S.A.. Kurasa mereka mati sia-sia karena file tolol ini.
Kulihat kembali daftar agent-agent yang gugur karena misi yang sama denganku dari berkaselektronik yang ada di situs utama M.I.S.A. Diantaranya terdapat keteranganmengenai Lily dan Eugene, dua orang agent yang kehilangan nyawanya dihadapanku. Atau lebih tepatnya, karena diriku.
Name: Lily Elizabeth Williams.
Code : Juliett-Delta-Yankee 3572641
Eye : Grey.
Hair : Dark Brown.
Status : Dead.
Name: Eugene Cedric Ford
Code : Mike-Foxtrot-Golf 2603115
Eye : Hazel.
Hair : Blonde.
Status : Missing.
Karena misi ini aku bahkan membuat dua orang kehilangan nyawanya. Ada rasa bersalah yang besar menggumpal dalam dadaku. Semua ini benar-benar rumit.
Namun mengingat M.I.S.A-lah yang membunuh anggota keluargaku, seharusnya menghilangkan dua nyawa anggota M.I.S.A tak perlu menjadi bebanku.
Banyak pertanyaan dalam otakku.
Kenapa? Kenapa? Dan kenapa?
File ini memang membingungkan. Dan hanya satu orang yang pasti mengetahui maksud dari file yang membuat misiku ini menjadi misi kelas A. Gregory. Aku harus menemuinya. Untuk mencari tahu semua ini. Tidak, lebih tepatnya ada hal yang lebih penting dibandingkan hanya sekedar mencari tahu.
Satu.
Dua.
Tiga.
M.I.S.A adalah musuhku saat ini. Dan semua akan baik-baik saja.
Saat ini, aku dan Gregory memiliki satu kesamaan. Yaitu kami berada di sisi yang berseberangan dengan M.I.S.A. Mungkin ini dapat menjadikanku partner-nya. Atau mungkin ia akan membunuhku.
Entah.
Kujatuhkan mataku kembali ke arah laptop milik R. Namun, sebelum itu ada hal yang harus kupastikan.
***
"Merindukanku, Gregory?" tanyaku.
Gregory yang berada beberapa langkah di depanku terdiam beberapa detik. Ia memasang wajah terkejut. Sesekali ia memijat salah satu telapak tangannya yang terbalut perban, hasil karyaku beberapa hari yang lalu. Kemudian ia mendekatiku. Mengeluarkan suara langkah khasnya, tapi kali ini aku tak lagi terintimidasi. Bahkan aku sudah tak takut mati.
"Ternyata ada seekor tikus pencuri yang kembali. Hahaha," Ucapnya meledekku. Ia menyisipkan tawa keras di ujung perkataannya.
Kulemparkan ke arahnya memori penyimpanann berisi file yang kucuri darinya. Dengan sigap ia menangkapnya. Refleks yang sangat bagus.
"Mengembalikan barang yang kau curi?" Tebaknya. Ia berjalan memutari tubuhku. Sesekali ia mengambil beberapa helai rambutku dan menciuminya.
"Carla, Carla, Carla." Ucapnya. "Kau ingin mengelabuiku kembali, Sayang?"
"Namaku Candice, bukan Carla." Ucapku tegas. "Dan aku kesini untuk..."
Brukk!!
Gregory mendorongku ke sisi dinding. "Untuk memperlihatkan aktingmu kembali padaku Nona? ckckck..." Ia mendecak. Dikeluarkannya pisau kesayangannya itu. Mata pisaunya diusapkan ke rambut pirangku perlahan.
"Candice, nama yang indah," bisiknya sembari memainkan pisaunya di rambutku. Mengintimidasi khas Gregory.
"Kau kesini untuk membunuhku?" tebak Gregory. "Bagaimana jika kau tak sempat melakukannya karena aku akan mengantarmu terlebih dulu ke surga?"
"Aku tak keberatan jika kau melakukan hal itu," ucapku tegas. "Pasti sangat menyenangkan bertemu dengan seluruh anggota keluargaku yang dibunuh oleh M.I.S.A."
Gregory terdiam sejenak setelah mendengar perkataanku.
"Kau menipuku dengan baik, Sayang!" Ucap Gregory.
"Aku tak berbohong," ucapku. "Aku menemuimu untuk menyerahkan diriku padamu. Aku ingin bersekutu untuk menghancurkan M.I.S.A." Ucapku.
"Hahaha." Tawa Gregory. "Bukankah kau sudah terlalu sering 'menyerahkan' dirimu padaku?" Aku tersenyum mendengar perkataannya.
"Kali ini Candice yang menyerahkan dirinya, bukan sebagai Carla." Aku mengoreksi. "Dan pasti kau sudah tahu bahwa Candice cukup hebat sehingga dapat membodohimu."
"Baiklah, anggap saja aku memercayaimu," timpal Gregory. "Tapi aku butuh pembuktian."
Ia membalikkan tubuhku sehingga menghadap sisi dinding. Perlahan, ia membuka seluruh pakaianku. Tidak. Ini tak seperti yang biasa kami lakukan di waktu silam. Ia menggeledahku.
"Sudah kubilang aku menyerahkan diri padamu. Aku sama sekali tak bersenjata."
Kemudian ia beralih ke rambut pirangku, menelusurinya dan sedikit menjambaknya.
"Kau tak akan menemukan alat penyadap di sana. I'm clear," Ucapku. Aku sangat paham apa yang ia lakukan.
Ia kemudian membalikkan tubuhku. "Yeah. You are."
"Jika kau tak percaya denganku, kau dapat mengulitiku dan mencari penyadap di tubuhku," tawarku.
"Aku tak akan melakukannya. Ini sudah cukup." Ucapnya. Sesekali ia menatap tubuh polosku.
Dasar pria!
"Mengapa? Sepertinya kau mudah percaya padaku," Ucapku pada Gregory.
"Tidak juga," Ucap Gregory. Ia kemudian menempelkan tubuhku padanya. Gregory masih menempelkan pisaunya dikulitku.
"Jadi, kau menerimaku jadi sekutumu?" tanyaku. Ia hanya tersenyum menyeringai.
"Apa jawabanmu Gregory?" Kudekati telinganya dan aku membisikkannya sesuatu.
"Maksudku...." Aku terhenti sejenak. "Mike-Foxtrot-Golf 2603115 a.k.a Eugene Cedric Ford," bisikku.
...
TRENG!
Gregory menjatuhkan pisaunya ke lantai. Tangannya gemetar.
Tidak. Bukan Gregory, tapi Eugene.
Ya. Dan yang kukubur di hutan adalah Gregory.
Dari responnya aku mengetahui apa yang kubicarakan ini adalah fakta yang selama ini ditutupi oleh pria dihadapanku.
Ding dong!
***
Selamaaaaat!! Kalian sudah membuka kejutan terbesarnya!
Kaget? Namanya juga kejutan.
Semoga ga pernah d yg mikir smpe sana... Wkwkwk...
***
Temukan sesuatu yang ganjil pada cerita ini (keseluruhan bukan hanya di part ini). Kasih saya satu kata yang menjadi bukti bahwa Eugene adalah Gregory. Dan Gregory adalah Eugene.
Kalo ada yang berhasil menemukan apa yang saya maksud, saya akan update seperti biasa.
Tapi kalo nggak?
Ya... Entahlah. Saya akan update Part selanjutnya semau saya. Tapi untuk seterusnya akan saya update normal setiap hari.
Jangan marah sama saya karena hal ini. Saya sudah mengusahakan selalu up everyday. Sekarang giliran kalian yang 'berjuang'.
Mungkin teman2 yang sudah pernah membaca krya saya sebelumnya tahu kalau...
"Saya tidak membuat cerita. Tapi saya membuat puzzle."
"Dan saya menaruh remah-remah di cerita saya. Itu petunjuk, tapi tidak ada yang menyadarinya."
Tapi khusus untuk BML ini, saya hanya naruh satu kata sebagai remahannya.
Kenapa?
Karena...
You are F*CKING AWESOME guys! Aku sangat senang kalian mau berasumsi.
Dan aku tahu banyak dari kalian yang pintar. Jadi aku hanya kasih sedikit petunjuk.
Untuk yang mau nyari jawabannya : selamat berjuang. Dan kalo ada yang nanya nyarinya gimana? Ya nyarinya di keseluruhan cerita. Tapi, karena saya baik hati, saya pernah meninggalkan petunjuk pada tanggal 8 februari di board saya. Artikan sendiri maksudnya ;)
Dan untuk yang nunggu orang lain untuk mecahin ini semua, sambil nunggu aku up, mampir ke karyaku yang baru :
(not) A PERFECT CRIME
Ini sequel off BML. Lagi2 Action Romance.
Sampai jumpa di next chapter.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro