🍁 One shoot 🍁
Judul:Terlalu baik
Tokoh:BoEl dan lain-lain
Menjadi orang yang baik adalah suatu kewajiban bagi seorang yang bernama Gempa.Motto hidupnya itu tidak lepas dari yang namanya berbuat kebaikan.Namun,apakah harus sampai mengorbankan diri sendiri demi kebahagiaan orang lain?Menunda lapar untuk membantu orang yang sedang membutuhkanya,bahkan mengobarkan waktu istirahatnya hanya untuk membantu orang lain.Ini adalah cerita sebuah usaha seorang Gempa yang berusaha tersenyum disaat hatinya berbohong.Percayalah, berbohong itu menyakitkan,apalagi jika urusan hati.Tidak semua orang mampu menahanya.
"Gempa!Bisakah kau menolongku mengurusi ini?!"Teriak seorang pemuda yang sedang duduk didepan sebuah kaca layar.Gempa yang saat itu sedang mengerjakan tugas sekolahnya pun akhirnya menundanya dan menghampiri pemuda yang memanggilnya tadi.
"Ada apa?"Tanya Gempa dengan lembut.
"Ini,tolong ketikin ya dikit lagi kok!Aku mau makan dulu,lapar belum makan dari siang...hehehe"Ucapnya lalu langsung pergi begitu saja.Gempa pun hanya terdiam lalu mencoba mengangguk untuk membantunya.Akhirnya Gempa pun duduk dan menyelesaikan ketikannya itu yang ternyata masih banyak.
"Solar kemana?"Tanya Gempa pada ice yang lewat hendak kekamarnya.
"Oh,tadiku lihat dia tertidur disofa..."Jawab ice dengan santai.
"Ohh...Baiklah"Ujar Gempa lalu meneruskan ketikannya yang hampir selesai.
Kreakk...
Pintu terbuka,
"Gempa...Hos..Hos..Hos..Bisakah kau menyiapkan aku air hangat untuk mandi juga makan malam?"Tanya seorang pemuda yang baru tiba dirumahnya.
"Oh,oke,sebentar ya!Kau duduk dulu rehat!"Ucap Gempa lalu menyelesaikan ketikannya lebih cepat.Beberapa menit kemudian,ia pun beranjak menuju dapur dan menyiapkan air hangat serta makan malam untuk saudaranya itu.
"Taufan!Ini sudah siap!"Teriak Gempa setelah menyiapkan semuanya.Ia menghela nafas lalu hendak menuju kamarnya untuk menyelesaikan tugas sekolahnya.Namun saat ia hendak masuk kekamar,ia melihat kamar saudaranya sedikit terbuka.Dan didalamnya,saudaranya itu terlihat murung.
"Hai...Ada apa?"Tanya Gempa lalu masuk kekamarnya.
"Hm..Aku...Hanya sedang sedih..."Jawab pemuda itu dengan sendu dan terus menunduk.
"Kau bisa bercerita padaku semuanya!"Ucap Gempa dengan tersenyum lebar.
"Hm...."Pemuda itu terdiam.
"......"
"Ohh...Jadi seperti itu masalahnya ya Hali?"Tanya Gempa sembari berfikir.
"Iya,menurutmu aku harus bagaimana?"Tanya Halilintar dengan mudah.Gempa dengan kerasnya memutar otaknya agar bisa meringankan beban saudaranya itu.Ia akan merasa sangat bersalah jika sama sekali tidak bisa membantunya.
"Ah....Mungkin kau harus mengikuti kata hatimu"Saran Gempa berharap sekali itu membantunya.Halilintar pun termenung lalu tersenyum kecil.
"Ya,kau benar,kenapa aku bawa pusing masalah sepele ini,...kalau begitu,aku tidur duluan... Selamat malam..."Ucap Halilintar lalu terbaring.Gempa pun mengangguk lalu beranjak keluar.
"Malam juga..."Ucap Gempa sebelum ia benar-benar pergi dari kamar halilintar.Ia pun meneruskan jalanya menuju kamar,namun lagi-lagi ia melihat seorang pemuda sedang duduk saja didepan televisi yang tidak menyala.
"Hei?!Kenapa tidak tidur?"Tanya Gempa lalu menghampiri pemuda itu.
"Thorn Ngga bisa tidur"Ucapnya sambil memeluk bantalnya.
"Kenapa?"Tanya gempa heran.
"Hm...."Thorn terdiam.
"Thorn takut!"Ucapnya lalu menutup wajahnya dengan bantal.
"Yuk kak Gempa temankan"Ajaknya.Thorn pun mendongkak lalu tersenyum lebar.
"Tapi sambil ceritain ya kak Gem!"Riangnya.
"Yah!"Gempa mengangguk mantap.Mereka pun menuju kamar Thorn.
"Mau cerita apa?"Tanya Gempa.
"Cerita....Sikancil dan buaya!"Riang Thorn sembari memakai selimut.
"Oke!Pada zaman dahulu..."Gempa pun bercerita hingga Thorn terlelap.Setelah Itu,Gempa pun beranjak keluar.
"Selamat malam Thorn.."Ucapnya pelan lalu menutup pintu kamarnya.Ia pun menghela nafasnya panjang.
"Gempa!Blaze sakit!"Ucap Ice dengan hawatir.
"Apa?!Sakit apa?!"Tanya Gempa terkejut.
"Dia demam...Panas sekali badanya!Dia juga terus ngingau"Ujarnya.
"Oke,biar aku bawakan kompresan"Ucap Gempa lalu menuju dapur.Ia mengambil wadah dan diisi air hangat.
"Blaze...Blaze...Kenapa bisa demam si"Gumam Gempa sembari menyimpan kain kompres dikeningnya.
"Kau ngga tidur Ice?"Tanya Gempa.
"Nanti, sebentar lagi"Jawab Ice datar.
"Oke,jangan larut-larut ya!"Pesan gempa lalu beranjak.
"Aku duluan kekamar oke!"Ujar Gempa yang diangguki Ice.
"Huh..."Gempa menghela nafas panjang.Ia sudah cukup lelah dengan tadi.Pikiranya sudah campur aduk.Bahkan ia tidak dapat memikirkan untuk tugas sekolahnya itu.
Grukk grukk
Suara perut
"Hah...Bahkan aku lupa belum makan dari kemarin"Keluh gempa lalu menuju dapur.Ia mengambil dua helai roti lalu hendak memakanya.
"Gempa...."Panggil seseorang.Gempa pun menoleh dan belum sempat melahapnya.
"Minta..."Ucapnya malu-malu.
"Ya ampun Ice?!Kau belum makan?!"Tanya gempa lalu memberikan rotinya itu.Ice hanya menggeleng.
"Nih kau makan,abisin yah...Aku mau masuk kamar dulu... selamat malam Ice"Ujar gempa dengan tersenyum lalu pergi meninggalkan Ice yang terdiam.
Kreeakkk
Blugh...
Gempa menarik nafasnya.Perutnya benar-benar keroncongan.Dan dua helai roti itu adalah titik penghabisan.Sepertinya ia harus menahan laparnya hingga besok pagi.Ia pun menghampiri meja belajarnya dan mulai menyelesaikan semua tugas sekolahnya.
"Hah...Aku sangat tidak bisa melihat orang menderita,bahkan aku rela menderita asalkan mereka tidak"Gumamnya lalu terlelap dimeja belajarnya.
Bersambung...
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro