Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Mafia AU! 5]

≪•◦ ❈ ◦•≫

"KAU MAU DATING!?"


Ruangan tempat para ciwi-ciwi hening. Semua reflek menoleh ke arah Mai Nametsu yang baru saja berteriak.


"Astaga, adik saya sudah besar."


"ENGGA-"Aku memotong cepat kesalahpahaman, apalagi Kak Yukie mengelus dada dengan pandangan terharu. Apalagi diiringi suara ciee-ciee dari Suzumeda, Aihara, bahkan Shimizu-san yang biasanya kalem, ikut terkikik geli, "ENGGA ASTAGA, SANNA BUKAN MAU DATING!"


"Lah?"Mai protes. "Tadi ngomong mau double date."


"WAH DOUBLE DATE GILA? SAMA SIAPA? MAI FUTAKUCHI?"


"KOK JADI AKU SIH, KAK!"


"Lho kalian kan pernah dating?"


"ITU KAN DEMI TUGAS."


"Tugasnya bawa-bawa perasaan,"Yachi menimbrungi. "Kyoko-san pernah ngasih tugas seperti itu?"


"Aku hanya memberi perintah, entah kenapa mereka malah jadi dating."


"KYOKO-SAN JANGAN MENGKHIANATIKU!"


"Oke back to the topic, kau mau dating sama siapa? Shirabu? Suna? Kunimi? Kageyama? Kembar Miya? Konoha?"


"Heh!"


"Tuhkan pawangnya mengaung."Aku menunjuk Kaori yang tidak terima. "Bukan double date, gimana ya? Aku cuman nemenin temenku yang mau dating, trus temen datingnya juga bawa temen. Ih bukan gimana-gimana!"


"Namanya itu double date."Yukie mengangguk-angguk sok paham, "Aku gada pengalaman kasmaran, tanya aja Mai atau Kaori."


"Aku bukan mau dating plis."


"Bayangin aja kak, kalau ketahuan cowo-cowo, widih, sudah diikutin buat digangguin kali ya?"Yachi menarik lenganku uuh gemes banget ini anak satu.


"Nah jangan sampai ketahuan, ga lucu kalau digentayangin hantu kembar sama kang nyabu."


"Aku ada banyak saran baju lho San, mau lihat?"Hana Misaki, orang paling sabar di seluruh penjuru ciwi-ciwi ruangan ini karna mengasuh divisi Johjenzi yang berkedok taman kanak-kanak.


"Sabi lah Kak, Sanna dibantu, bajunya tinggal kaus partai soalnya."


"Ngomong sekali lagi kita by one di rumah Kak Semi."


≪•◦ ❈ ◦•≫

"Aduh-"

"Pagi."


Ini salahku, harusnya aku bertanya terlebih dahulu baru menyanggupi permintaan aneh si Aca.


"Aku sudah merancangnya semalam, jadi maaf jika mengecewakan!"


Tapi aku ga setega itu mendahulukan kepentingan pribadi dan membatalkan perjalanan ini hanya karena siapa yang diajak Aca dating. Ga tega apalagi setelah melihat Aca yang jelas-jelas teramat antusias dengan hal ini.


"Santai saja,"Todoroki tertawa pelan, "Aku yakin ini akan jadi perjalanan yang menyenangkan jika kau yang merancangnya."


Buayasu.


Aku mendengus, tak percaya dengan Aca yang langsung terpukau, apalagi Todoroki membelakangi sinar matahari pagi yang membuatnya seakan disorot oleh lampu pertunjukkan dan bertaburan bunga-bunga indah menambah pesonanya.


Sumpah buaya banget.


[Kagekage]

Kak, dimana?

[BluQua]

Lagi jalan

[kagekage]

Tadi dicariin Kak Yaku

[BluQua]

Nanti siang aku pulang kok.

Oiya aku lupa kalau aku hanya bilang izin sehari ke Ukai, Kitashin, Shirabu yang tadi pagi nganterin dan teman-teman cewe yang tahu. Bahkan kembar Miya pun gatau mengingat mereka menyusahkan jika sudah mode kepo.


"Sebenarnya jika dibilang double date, aku lebih merasa seperti kita nyamuk nongol disini."


"Sedikit,"Laki-laki blonde itu fokus dengan hapenya sembari berjalan, tak peduli dengan aku yang disebelahnya ataupun temannya yang berjalan terlebih dahulu di depan.


Kesandung mampus.


Kenapa dari sekian banyak negosiator di Haikyuu, namaku yang cukup dikenal?


Simpel sih alasannya adalah karna aku pengganti Kita Shinsuke yang sebelumnya namanya sudah melejit tinggi. Jadi semacam diberikan ekspetasi tinggi oleh orang-orang. Gelar tersebut menjadi sedikit misterius.


Nyatanya sih enggak, bahkan aku membuat kesalahan di beberapa misi pertama. Puncak keberhasilan yang membuat namaku makin melejit adalah saat berhasil memenangkan negosiasi dengan Grup Rakuzan.


Itu hoki, seriusan.


Tapi selanjutnya Shimizu bilang itu adalah yang unik dari gaya pembicaraanku. Tidak manipulatif, tidak termanipulasi, tapi memancing keraguan orang-orang. Tidak seperti Oikawa yang cenderung dengan logatnya yang seakan menghina, strategi bagus untuk membuat orang tidak fokus dan cenderung memilih emosinya ataupun seperti Kuroo yang lebih ke efek manipulatif meyakinkan membuat orang-orang merasa terkompori.


"Ano- (Name), kau dan Bakugo yang memesan popcorn dan soda ya? Aku dan Todoroki yang mengantre."


"Oke-oke."


Aca cukup pengertian, ia memilih genre action-thriller agar adil untuk semuanya. Aku sendiri sudah bergidik melihat poster film genre romance yang menunjukkan couple sedang saling suap-suapan. Bukan apa-apa, scene romance di genre aksi lebih kece daripada scene romance di genre aslinya.


Tapi biasanya kalau scene romansa di genre aksi pasti satunya mati.


Tragic,


"Kau baca itu juga?"


"Eh?"Aku mendongak ke atas, sedang menunggu antrian popcorn. Bakugo menunjuk ke layar handphone dimana aku sedang membaca salah satu komik di web legal terkenal.


"Oh ini? Yeah, alurnya seru. Apalagi sejak kedatangan anggota yang cewek, beuh mantep."


"Gara-gara itu aku tau sesuatu. Cara main cewek ga seru. Jambak-jambakan, kabur, lantas berlagak jadi korban. Mental kerupuk sekali, dasar pengecut."


"Yeah, kadang kasus pembullyan, anak perempuan jauh lebih terkena mental dibandingkan dengan laki-laki karna sasarannya langsung kena psikologisnya. Orang licik jauh lebih menakutkan daripada yang terkuat."Aku mengangkat bahu, "Dari sini juga aku belajar, kebanyakan laki-laki memakai metode hukum rimba, yang terkuatlah yang menang, karna itu utusan laki-laki departemen pendidikan menggunakan metode 'tundukkan yang terkuat' bukan?"


"Aku tak terlalu memperhatikan detail pelajarannya, tapi yang jelas, aku suka ketika melihat si murid-murid sok kuat itu kalah."


"Mengerikan tapi itu adegan yang paling kutunggu sih."


"Aku membacanya karna rekomendasi, bagaimana denganmu?"


"Aku? Oh, karna seniorku mirip dengan si pendidik."


"Oh ya? Sama kejamnya dong?"


"Tidak, ia lebih tepat disebut pemalas."


≪•◦ ❈ ◦•≫


"Yey, aku menang."


"Tolong sekali lagi, Kak Yukie!"


Yukie membuka penutup telinganya, terkekeh suka sekali dengan ekspresi 'tidak percaya akan kekalahan' dari Shirabu. "Oh ya? Nanti kalah, nangis."


Yukie sniper pro, jangan dilawan. Asal usulnya saja sedikit unik, Ukkai menariknya dari karantina tentara bayaran di negara yang tengah menghadapi konflik hebat, diambil saat umurnya baru lima belas tahun. terlatih untuk membunuh. Tidak heran skill Yukie yang luar biasa mampu membuatnya jadi salah satu bidak andalan Ukai. Jajaran orang-orang nomor satu.


"Kau tidak ke kampus hari ini? Kukira anak FK sibuk."


"Tugas-tugas sudah kuselesaikan, karna nanti malam divisiku mau berangkat ke Melbourne."


"Kukira kau sedang vakum?"


"Tidak lah, program koasnya masih lama. M eski di misi gabungan akhir-akhir ini Kita-san tak pernah menunjukku, tapi bukan berarti aku sedang vakum."Shirabu tak terima.


"Kasian banget yang dilupakan utututu. Bau-bau pensiun."


"Kontrakku sampai umur 30."


"Sorry, aku lupa kalau kau masih punya keluarga di sana."Yukie tergelak ringan, "Aku mungkin akan disini selamanya tapi tidak apa, menyenangkan disini. Tapi aku akan kesepian jika kohai kesayanganku yang bernama Shirabu memutuskan keluar."


"Aku ingin terharu tapi sebenarnya kau hanya ingin menjahiliku kan?"


"Instingmu tajam sekali."


Shirabu mendengus pelan, sebelum melepas peralatan latihannya.


"Kau tidak mau one-on-one denganku?"


"Aku bukan spesialis bela diri, Kak Yukie lebih baik berlatih dengan Ushijima-san atau Kuroo-san."


"Haa? Jika kau tidak mengasah kemampuan bela diri, suatu hari kau akan kesulitan lho."


≪•◦ ❈ ◦•≫


"Kau menyukai filmnya?"


Aku mengangguk asal, "Jika saja perempuannya tidak membuka pintu, pasti gada yang mati."


"Itu justru yang membuat filmnya bertambah seru,"Todoroki bergumam pelan, "Toh, bagus buat memicu kerjanya jantung."


"Jantungan anjir."


"Nah itu."


"Aku masih capek teriak, mau minum dulu sebelum pulang?"Aca menarik lenganku. "Kalian mau ikut?"


Bakugo melengos tak peduli, sementara Todoroki mengangguk, "Kami masih punya banyak waktu luang, ayo."


Aca menatapku, meminta persetujuan, aku menghela napas, "Sebentar, kubilang Shirabu dulu."


"Kalau mau, nanti kita aja yang nganterin pulang?"Todoroki angkat suara. "Takutnya nanti agak lama."


"Oh oke."


Tapi boong, mana boleh aku pulang dengan orang asing, aku hanya mengiyakan daripada berdebat lama.


[BluQua]

Udh


[Shiminggu]

Sabar nyet, motor gw dicolong taichi kampret

Ini mo nebeng konoha sekalian bareng ama frutang

[BluQua]

Buruan dong, bete nih

[Shiminggu]

Gw bukan pacar lu San, inget lu jomblo

[BluQua]

Yaiyalah lu kan babu gw

[Shiminggu]

Tunggu aja itu pala besok jadi samsak latihan


"Udah pada legal kan disini?"Bakugo menoleh bertanya garang.


"Udah dong, mau minum??"


"Eh masih siang lho!"Aku buru-buru menyergah perkataan Aca.


"Bercanda atuh."


"Ih."


Todoroki menunjukkan jalan, ia yang memilih rekomendasi café nya. Aku hanya menghela napas berusaha untuk tegar, tabah, kuat, strong walau sebenarnya ingin sekali di gedung utama mengerjakan tugas semesteran.


"Tidak kuat minum?"


Aku menggeleng atas pertanyaan Baku, "Bukan tidak kuat tap-"


"Tidak kuat banget lah, sekalinya (Name) minum seteguk langsung tidur lima hari."


"Buset dah itu tidur atau hibernasi."


"Gladi resik kematian."Aku menjawab asal. Tapi mengundang gelak diantara ketiganya. Aku duduk di sebelah Aca, melihat-lihat buku menu.


"Kau mau apa?"


"Kayak biasa aja deh, milkshake."Aku melihat-lihat menu, hendak memilih makannya.


"Nanti aku aja yang bayar."Todoroki bergumam pelan.


"Serius?"


"Yeah, hitung-hitung sebagai balasan akhir pekan yang menyenangkan ini."


Aku bersiul pelan, rada gatau diri reflek melihat ke menu-menu mahal.


"Indomei."


"Hah?"Todoroki menoleh, "Ini aku traktir lho? Ga milih yang lebih- etto, bergizi?"


"Engga ah, Indomei aja."


Jadi seorang brand ambassador atau icon abal-abal membuatku cukup sering merasakan makanan mahal yang kadang rasanya gada alias mementingkan estetika dan penampilan saja. Justru sejenis Indomei yang benar-benar dilarang oleh Sugawara. Dan aku tidak bisa membuatnya di dapur Divisi karna pasti ada yang cepu antara kembar atau Suna. Kadang malah Aran, Oomimi, dan Kitashin sendiri yang bilang ke Sugawara.


Sugawara sudah macam maung, tapi gak cuman aku saja, anggota divisinya, Karasu Team juga kena omel setiap mencoba bikin indomei.


'ga sehat' katanya.


"Biarin aja memang anaknya rada aneh."Aca tertawa melihat Todoroki yang masih mengangkat alis tak mengira aku memesan makanan yang cukup murah padahal ditraktir.


"Kalau Bakugo-kun?"


"Seperti biasa aja."


Todoroki mengangguk paham sebelum akhirnya beranjak untuk memesan.


"Tugas nirmanamu sudah selesai?"Aca menoleh.


"Tinggal finishing aja sih,"Aku bergumam, "Rencanaku selesai minggu ini, soalnya minggu depan udah mau fokus ke UTS."


Bakugo hanya melirik mendengar percakapan itu.


[Katsu]

Anak arsitektur, kau yakin?

Jadwalnya padat lho

Salah orang, bisa mampus kita semua sat


[icyhot]

Iida saja anak kedokteran

Kau tak percaya hasil sidik jari?


[Katsu]

Klo salah, kutebas rambut belahmu itu.


[Icyhot]

Rekam jejakku bagus. Tidak sepertimu


Bakugo nyaris membanting handphonenya, ia lebih suka misi yang mengandalkan otot dan pertempuran dibandingkan seperti ini, tapi sepertinya ketua mereka yang baru lebih suka menghancurkan mental terlebih dahulu baru fisik orang tersebut seperti apa yang lelaki itu lakukan pada ketua mereka yang lama. Belum sempat hape tersebut ia banting, sudah gagal niat membantingnya gara-gara satu pesan masuk.


[Yaomo2]

Hawks-san sedang melakukan eksperimen [code:404]

Berkas sudah terima, jika sudah laksanakan, langsung lapor ke Hawks-san.

Ia menunggu hasilnya

-[pesan akan dihapus permanen setelah dibaca]-


"Ah kesso-"


"Ini minumnya dulu."


Aku menoleh, sedikit antusias dengan empat gelas minuman yang dibawa Todoroki menggunakan nampan.


"Aku ke kamar mandi dulu."Bakugo menghembuskan napas kesal. Meletakkan tas pinggangnya di kursi lantas berdiri dan beranjak ke kamar mandi.


"Apakah dia baik-baik saja?"Aca melongok.


"Tenang saja, mungkin kepikiran tugasnya. Anak teknik kan full dengan kesibukannya."Todoroki mengangkat bahu, tidak mempedulikan sikap temannya yang rada aneh.


"Kalian bukan satu jurusan kan?"


"Kami dari SMA yang sama."


Aku ber-oh pelan. Mengambil salah satu gelas dan menegaknya pelan sebagai pembuka sebelum memakan hidangan utama.


"Eh, ini milkshake?"


Todoroki menoleh mendengar pertanyaanku. Seketika tubuhnya menegang dan panik.


"Itu punya Bakugo!"


"Astaga!"


Aku reflek menaruh gelas itu dan menjauhkannya. Mukaku memerah menahan malu sudah salah minuman. Aca tak kuat menahan tawa, tergelak keras melihat ekspresiku. Bahkan sekelas Todoroki saja tengah menahan senyum geli.


Combo anjir malunya.


"Maaf, kukira milkshake!"Aku mengacak rambut sedikit frustasi, "Tapi orang macam apa yang memesan bir di siang hari?"


"Memangnya kenapa?"


Bakugo berdiri berkacak pinggang, "Orang bodoh macam apa yang tidak bisa membedakan bir dengan milkshake."


"Kuakui penampilan kedua minuman ini mirip sekali tapi tetap saja lucu sampai kau bisa tertukar. Masuk menfess kayaknya asik deh."


"Sembarangan."


Aku memegangi kepalaku pelan, "Ugh, kenapa kau harus memesan bir di siang hari, bodoh."


"Kau benar-benar tak kuat alkohol? Payah sekali."


"Selamat tidur lima hari (Name),"Aca tertawa, melihatku yang tengah memegangi kepala merebahkannya di atas meja. Terlihat sedikit mabuk padahal belum ada seteguk.


Bakugo duduk tanpa mempedulikan minumannya, reflek mengambil handphonenya.


[katsu]

Sedang memulai misi


≪•◦ ❈ ◦•≫


"SAMU, SUNA BENAR, PEDANG ITU ENAK, AKU HARUS MENGGANTI SENJATA DI MISI BESOK!"


"Trus saya harus bilang woah gitu?"


"Kalah kok bangga."Suna meletakkan pedang kayu untuk latihan, "One on one sama gua aja kalah udah sok mau ngelawan Kageyama."


"Ebuset, ninja asli lu lawan, waras gan?"Gin menoleh pura-pura syok.


"Terkapar di detik pertama."Ceplos Akagi diikuti gelak tawa lain.


"Satu dua ikan pindang, pala anda halal ditendang."


"Permisi kaum-kaum pinggir jembatan, Sanna udah pulang belum?"


Semua reflek menoleh ke arah suara. Yaku berkacak pinggang di tengah pintu ruangan yang sudah terbuka lebar.


"Eh Yaku-san!"


"Yaku-san tidak mengetuk pintu-kah?"Gin mengernyit heran.


"Hah?"Yaku mengangkat alis. "Aku sudah mengetuk dari tadi tapi kalian tidak menyadarinya sama sekali."


"Mungkin karna suara Yaku-san sama seperti tinggi tubu-"


Miya Atsumu tewas.


"Yey, aku jadi anak tunggal."Miya Osamu


Yaku menepuk-nepukkan tangan, mukanya terlihat lega seperti habis membasmi salah satu sampah masyarakat. "Dimana Sanna? Belum pulangkah dia?"


"Belum kayaknya, dari tadi pagi belum keliatan batang hidungnya."Suna mengangkat bahu, "Coba tanya Shirabu, dia yang biasanya bareng kalau masalah urusan kampus."


Yaku manggut-manggut paham, "Sebentar, aku chat si poni miring dulu, numpang wifi kawan-kawan, Inarizaki passwordnya apa?"


"Kopi nikmat nyaman di lambung."


"Sampis lu."


"'miyaatsumuanakpungut', gada spasi."Osamu menjawab cepat.


"Hafal banget ya Sam, besok aku ikut ganti pass deh, IB dari kalian, pass nya 'gantiketuadivisi'"Yaku terkekeh, malas sekali menunggu respon, tanpa ragu ia menekan tombol call di kontak Shirabu.


"Kemana Kitashin?"Yaku bertanya selagi menunggu panggilan diangkat


"Entah, mungkin rapat."Akagi mengangkat bahu, "Dia jadi lebih sibuk diantara ketua divisi lainnya."


"Itu lebih baik daripada Kuroo yang malah nongkiw sana sini tidak jelas."


"Kuroo-san bukannya sekarang jadi simbolis HiQu, yang mewakili Ukkai-sama?"Osamu menoleh, menghentikan sejenak kegiatan membersihkan senjata-senjata kesayangannya.


"Iya, Kitashin memimpin dalam organisasi, Kuroo yang memimpin untuk agenda di luar. Menurutku besok akan ada persaingan sengit dalam pemilihan ketua baru."


"Entahlah, toh dua-dua nya bukan yang serakah kekuasaan."


"Kau tidak mengenal baik Kuroo, Akagi. Dia bahkan jauh lebih licik dari Daishou."


Panggilan diangkat, Yaku reflek menempelkan handphonenya ke telinganya, "Ha-"


"BANGSAT!"


Awali panggilanmu dengan umpatan.


"Kau mau duel sampai mati denganku, Futakuchi?"Aura Yaku sudah tidak mengenakkan sekali sampai-sampai Osamu dan Suna mundur , tak mau ikut campur.


"MAAF YAKU-SAN, ITU TADI BUAT KONOHA, DIA NYARIS MENABRAK IBU-IBU DI TROTOAR!"


"Ngomong sekali lagi, aku tinggal kau di jembatan ancol."


Latar belakang suara panggilan disana terdengar ricuh, sepertinya mereka sedang berada di jalan, membuat suara penelepon nyaris tenggelam dengan suara-suara ricuh riuh lain disana.


"Woy bego, mana Shirabu?"


"Mematuhi protokol lalu lintas, bang. Gabisa megang hape. Lewat aku aja."


"Sanna?"


"Ini lagi mau jemput. Tadi motor Konoha tiba-tiba ngadat, maklum motor lawas."


"Nyet, motor lu itu."


"Ya intinya begitu."


Futakuchi emang hobi bener nyari masalah, Yaku hanya bisa berdecak heran, "Kalau udah ketemu Sanna, sambungin. Aku mau nanya sesuatu."


"Cie-"


"Futakuchi, sampai markas kita baku hantam jam empat di GOR divisiku."


"CANDA BANG CANDAA!"


≪•◦ ❈ ◦•≫

"Guys sepertinya aku tak bisa pulang dengan kalian."Aca mengangkat wajahnya, "Maaf ya, kakakku tiba-tiba pulang."


"Mau kuantarkan?"Todoroki menoleh.


"Tidak usah, ini terburu-buru soalnya,"Aca menarik tas selempangnya, "Oiya, aku nitip (Name) ya, dia dijemput Shirabu biasanya. Paling bentar lagi datang. Kasian anaknya tepar,"Tertawa melihat gadis rambut biru yang terpejam entah sadar atau enggak.


"Okeoke."


"See ya!"


Todoroki melambaikan tangan. Bakugo hanya mengangguk acuh tak acuh. Melihat Aca yang terburu-buru menghentikan taxi didepannya. Lantas menghilang cepat.


Todoroki mengambil handphonenya. Dengan cepat menekan tombol call ke salah satu kontak.


"Thanks Jirou."


"Kerjakan cepat. Aku tak mengambil tindakan untuk teman-temannya lho."


Todoroki memutus panggilan. Menatap Bakugo yang sekarang sibuk memegang handphone dengan case biru itu. Mengetikkan sesuatu sebelum akhirnya mengeluarkan sim card dan mematahkannya.


"Breng..sek."


"Tenang saja, ini akan cepat selesai, Sanna Avicenna."


≪•◦ ❈ ◦•≫


Shirabu menatap layar handphonenya cukup lama. Alis nya terangkat satu dahinya mengernyit tanda bahwa dirinya tengah keheranan dan sedang berpikir lamat-lamat.


[BluQua]

DK2921LE-


[BluQua]

Aku pulang sendiri


"Emang dia boleh pulang sendiri?"


≪•◦ ❈ ◦•≫

Tiba-tiba ngerasa cocok aja gitu ehehehehehehe

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro