Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[Mafia AU! 4]

≪•◦ ❈ ◦•≫

"Shir."

"Hm?"Shirabu yang sedang memanaskan motornya, kami berdua hendak ke kampus pagi ini. Kageyama dapat matkul siang sementara divisi Sugawara sedang ditugaskan di Venezuela, mengurus cabang yang sedang bermasalah dengan warga lokal di sana. Jadi hari ini aku nebeng Shirabu yang sekalian hendak menemui dosen pembimbing.


"Menurutmu aku perlu cuti ga?"


"Buat apa?"


"Yang kasus Ultra kemarin."Aku menghela napas, "Jadi agak sedikit takut."


"Kamu bawa aksesoris dari Tendou-san?"


"Bawa."


"Bawa jajan dari Kuroo-san dan Teru?"


"Bawa sih."


"Yaudah apa yang perlu dikhawatirkan, toh gedungmu dekat dengan jurusan Kageyama. Ada Nobara, si anak Jujutsu itu. Ototmu emang ga bisa diandalkan tapi otakmu jalan. Lagian ngapain mikir susah-susah kan banyak sekali yang rambutnya biru bego,"


Hiburan rasa pesakitan


"Aku terharu tapi kata begonya bisa dihilangkan ga?"


"Buruan naik kampret, kalau aku telat gara-gara kau, kujedor palamu."


≪•◦ ❈ ◦•≫


"Pak Dazai kayaknya aura-aura suger dedi gak sih?"


"Kenapa tiba-tiba bahas topik itu, anj-"


"KEPIKIRAN!"Teman sebangkuku, Aca menarik-narik lengan bajuku, "Oiya (Name), nanti ikut yuk."


"Ngapain? Waktu saya mahal."


"Double date!"


"Gada duit, gada pasangan, Ca, kau niat ngajak atau niat ngehina."


"Dua-duanya sih, dijamak sekalian."


"Astaga-"


Aku merapikan tabung khusus gambar, lantas memasukkan alat-alat seputar pensil dan kawan-kawan ke dalam kotak pensil sebelum menggeleng, "Enggak ah. Lagian pa maksud ngajak orang jomblo dobel det?"


"Enggak-enggak, canda seriusan."Ca mengangkat tangan, "Nemenin aja, sumpah kalau aku ceritakan pasti kamu gak akan percaya. Ini tuh niatnya bercanda doang ngajaknya, eh malah diiyain beneran aduh, ayo dong, temenin, akhir pekann aja."


"Mampus."


"Lama-lama saya santet mulutnya (Name)."


Aku tertawa, mengusap rambut, yang sudah sedikit dipotong rapi oleh Mai kemarin, "Akhir pekan ya? Aku tanya Kak Suga dulu ya, soalnya kemarin bilang diajak ikut observasi buat tugas akhir dia."


Itu hanya pengalihan isu, aslinya mah aku ijin ke kakek abal-abalku aka Ukai.


"Kalau sudah kabari!"


"Iye-iye."


Aku menarik tas dan tabung gambar, melambaikan tangan bergegas keluar. Hendak ke studio perancangan lagi, nirmanaku sudah tinggal tahap finishing


Ukai Ikkei adalah orang yang bermartabat dan bertanggung jawab, programnya yang mengangkat anak-anak generasi golden sebagai kaki tangannya memiliki sebuah tanggung jawab yang besar. Salah satunya adalah memastikan pendidikan-terlebih beberapa orang masih memiliki keluarga yang lengkap, seperti Shirabu, Mai, Kunimi, Hinata. Kontrak mereka memang berlaku sampai habis tapi selama kontrak tersebut Ukai berkepentingan ikut campur dalam masalah pendidikan tingkat lanjut mengingat kontrak mereka berlaku dalam kurung waktu tertentu sehingga ijazah tentunya diperlukan untuk kedepannya.


Berbeda dengan Shirabu yang memang sudah kuliah sebelum ia bergabung ke HiQu, atau Kageyama yang dikuliahkan karna amanat dari mendiang kakeknya. Aku sama sekali tidak direncanakan kuliah. Sebagai orang yang dari awal tak pernah mengikuti instansi pendidikan resmi, membuatku penasaran rasanya bersekolah. Jadi aku membuat kontrak khusus, Ukai akan memberikan identitas baru selama kuliah dan menjadi manusia normal lainnya, sementara aku akan mengikuti pelatihan dan bergabung ke divisi Inarizaki sebagai pengganti Kita Shinsuke.


"Hai."


"Fakultas pertanian kantinnya engga disini."


"ADUH (NAME), MULUTNYAA!"May menarikku paksa untuk di sebelahnya, "Sorry-sorry, segel mulutnya kadang gabisa di kontrol."


"Tidak apa-apa, aku tak tersinggung, mulut dia lebih kejam."Lelaki bersurai dwiwarna itu terkekeh ramah menunjuk ke cowok blonde spike sebelahnya. "Lagipula karna sepertinya aku yang sedikit salah sampai dia memblokir kontakku semalam."


"(Name)..,"


"Yakan aku udah nolak, masih ditawarkan terus."Aku membela diri, menggerutu kesal.


"Adabnya kagak diblokir langsung ya bego. Mana sini hapenya."


"Uuh,"Aku menggerutu, melirik kesal ke arah cowo-cowo itu sebelum akhirnya merogoh saku, mengambil handphone yang memang khusus untuk sekolah- aku punya dua, satu lagi untuk urusan kerja. "Jangan buka macam-macam."


"Iya-iya, gabakal aku buka chatmu sama mas Shirabu ganteng calon dokter dan masa depanmu. Paling juga isinya 'umi' 'abi' an"


"Sotoy lu bujank."


Ini May udah dibilangin macam-macam juga ngiranya kalau aku dan Shirabu punya hubungan khusus, terlebih yang mereka tahu, Shirabu itu temen SMAku, tetanggaku, temenan dekat sama Sugawara yang statusnya kakak sepupunya. Plus kemana-mana selalu bareng. Dahlah gosipnya mantep emang. Cocok mereka nongki sama Sunarto.


Bayangin Shirabu denger wuish langsung mual mungkin. Morning sickness


"Mana kontaknya Todoroki!?"May mencubit lenganku. "Ih anjir, belum di save?!"


"Lupa."


"Usso!"May sepertinya lelah, "Sudah kubuka blokirnya, maaf banget ya Todoroki, anaknya sedikit freak soalnya."


"Daijobu, beberapa orang kadang terlalu sensitif dan waspada."Todoroki mengangguk paham, "Tapi, (Name), tawaran kami masih berlaku."


"Engga dulu."


"Astaga tuhan."May mengusap dahi, "Cari yang lain aja deh, emang yang ini gabisa diharapkan. Nanti kucariin. Oiya, aku pamit dulu, tadi dicariin Jirou, see ya!"


"Eh tunggu dul-"


Oknumnya udah lari maraton keluar.


"-sat."


Aku sedang mode taubat jadi tak banyak mengumpat, hanya segera menarik tas, hendak pergi.


"Mau kemana?"


"Nyari tempat lain."


"Ngapain? Maya udah memesan makanan lho, katanya ditraktir."


"Oke, gajadi."


≪•◦ ❈ ◦•≫


[Shiminggu]

Kykny gw msi lama, kl mau duluan plg sndiri aja, atau g brg Kage

[BluQua]

Gampanglah nanti

Aku menghela napas sedikit resah tapi gajadi karna traktiran dadakan May, mesti harus duduk dengan dua laki-laki yang baru saja kukenal. Tapi dari tampangnya mereka berdua baik-baik. apalagi status Todoroki yang merupakan anggota BEM.


"Kau punya pacar?"


Aku mengangkat wajah, dengan cepat menggeleng atas pertanyaan pembuka topik, "Itu hanya teman biasa, jangan pedulikan May, dia pegang akun lambe menfess kampus."


"Wah, kukira sudah."


"Mukaku terlihat tampang anak sedang kasmaran?"


"Engga sih, lebih mirip anak jalanan."Bakugo menutas cepat tanpa jeda.


"Kampret."


"Serius, I mean, jika sikapmu seperti ini ke semua cowo, beberapa akan merasa tertantang bukan?"Todoroki


"Tidak juga, aku tidak selalu bersikap seperti ini."


"Kalau begitu kami spesial?"


"Iya, karna kalian menyebalkan."Aku memutar mata. Sedikit risih dipandangi oleh cewek-cewek lalu lalang di kantin. Mungkin pandangannya kira-kira seperti 'siapa dia kok bisa makan bareng cowok famous kampus.'


Padahal gelarku di gedung arsi udah aneh banget, 'jodohnya anak kedokteran' gara-gara Shikamis sialan itu. Dianggap bak pangeran menikahi penjaga kandang kuda karna anak kedokteran di kampus ini dikenal dengan visual-visualnya yang cakkef. Sementara anak teknik disebut calon kuli. Sialan emang.


"Wah! Kau suka baca serial itu?!"


"Hah?"


Aku menunjuk antusias ke arah case handphone mahal itu. Dengan gambar animasi karakter salah satu komik action kesukaanku.


"Aku membacanya akhir-akhir ini."Bakugo mengangkat bahu acuh, menjawab ketus.


"Ih gila, aku jarang menemukan sesama fandom! Apa itu karakter yang kau suka? Si penulis novel? Kalau karakter cewe, aku lebih suka yang jadi anak buah MC aslinya!"


"Yang membunuh teman sekelasnya di tugas pertama?"


"Yeah, Auranya gurl crush banget!"


"Aku dapat spoiler untuk chapter berikutnya."


"Tolong jangan. Aku anti spoiler."


"Katanya nanti yang mat-"


"AAAAAAAAA DIAM!"


≪•◦ ❈ ◦•≫


"Thanks banget buat topiknya, semoga kita tak bertemu lagi, babai!"


Todoroki melambaikan tangan sekilas sementara Bakugo hanya mendengus 'siapa juga yang ingin bertemu'


"Bagiku dia lebih seperti cewek normal lainnya."Todoroki bergumam. "Rekaman-rekaman Sanna Av di CCTV menunjukkan sosok yang tegas, terampil, cekatan."


"Kau tau arti Sanna Avicenna apa?"Bakugo melirik ke arah tempat gadis itu menghilang.


"Apa?"Todoroki mengangkat alis tak paham lantas kemudian berdecak.


"Ah, I see."Todoroki mengangguk paham, "Gelangnya."


"Yeah, gelangnya."


≪•◦ ❈ ◦•≫


Aku yang ngomong, 'semoga kita tak bertemu lagi.'


Tapi kenapa di double date sialan Aca, aku bertemu mereka berdua lagi?!


"Wah kebetulan yang menyenangkan."


"Menyenangkan palamu."


≪•◦ ❈ ◦•≫

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro