Juara 1 Pandoraverse III

mangkoepradja dengan karyanya "The Four Guardian"

1. Bagaimana perasaan Anda setelah memenangkan kompetisi Pandoraverse III?

Jujur nggak nyangka banget karena aku nggak menarget menang dan memprediksi kalau nggak bakal menang, lebih-lebih nulisnya H-1. Tapi tiba-tiba di pengumuman menang aja. Juara 1 lagi wkwkwkwkwk

2. Bisa ceritakan proses penulisan Anda dalam karya yang berhasil menang ini?

Nggak ada proses yang bagaimana-mana sebenarnya. Aku juga bukan tipe orang yang bikin plot secara terstruktur di awal, apalagi untuk cerpen. Mungkin proses brainstorming nya aja yang memang perlu waktu, selain karena kesibukan juga karena ngumpulin ide tiap malam.

3. Apa inspirasi di balik tulisan Anda? Apakah ada penulis atau karya sastra lain yang menjadi sumber inspirasi bagi Anda?

Waktu itu sebenarnya agak banjir ide, tapi yang bener-bener dapet ya ide yang ini. Secara umum nggak ada penulis atau karya yg lain sebagai sumber inspirasi. Lebih ke mencari budaya apa yang sangat-sangat jarang dipahami. Makanya, aku mengangkat tema mitologis yang lebih dalem, bahkan soal filsafat Jawa yang sebenarnya sangat umum dikenal bagi orang yang masih kental Jawa nya yakni sedulur papat kalima pancer. Tradisi ini sebenarnya lebih ke bagaimana individu Jawa seeing about thyself, apa tujuan nya hidup, dan bagaimana memperlakukan diri sendiri dan orang lain. Tradisi ini juga akar dari tradisi-tradisi lain terutama yang berkaitan dengan sesaji (offering) dan mantra/doa (chants) di masyarakat Jawa. Bisa dibilang setiap ada doa baik dalam bentuk barang atau kata-kata, sedulur papat kalima pancer ini pasti disebut dan ikut didoakan.

4. Bagaimana Anda merencanakan dan mengorganisir ide Anda sebelum mulai menulis?

Untuk cari ide sebenarnya aku lebih suka untuk menghayal pas mau tidur. Lalu pas ada ide, langsung ditangkap dan dipikirin enaknya alurnya gimana. Kadang kalau perlu dicatat, tapi lebih seringnya impromptu. Sadar nggak sadar kalau di aku ide yang ditangkap itu lebih gampang keinget.

5. Adakah tantangan khusus yang Anda hadapi selama proses penulisan? Bagaimana cara Anda mengatasinya?

Lebih ke akunya yang deadliner sehingga bisa dibilang cari mati sendiri. Nulis di H-1 bahkan hari H-H kalau nggak salah, jadi harus ngetik cepet tanpa ngurangi substansi sastra maupun ide yang ingin disampaikan lewat cerita.

6. Apakah ada pengalaman atau peristiwa khusus yang mempengaruhi karya Anda dalam kompetisi ini?

Kembali ke tradisi ini sendiri, jadi aku sering melihat bagaimana way of seeing thyself dalam masyarakat Jawa ini. Lalu offeringnya apa, simbolisasinya seperti apa, dan implementasinya seperti apa. Contoh simple, biasanya setelah bayi lahir tali pusarnya ditanam di tanah & dikasih lampu selama 35 hari. Konon, jika ada masalah spiritual tanah tempat mengubur itu bisa dijadikan solusi (semacam obat, jimat, dst). Di beberapa tradisi juga ada memberikan offering pada sedulur papat kalima pancer di hari ulang tahun Jawa tiap 35 hari (wetonan). Terkadang juga ada yang melakukan puasa di hari itu.

7. Sebelum menjadi juara, apakah Anda sudah menulis cerita yang benar-benar sesuai keinginan Anda?

Kalau sesuai keinginan itu indikatornya sesuai dengan ide, jawabannya iya. Tapi eksekusinya ya sebisanya aja.

8. Apakah Anda sudah menduga bahwa Anda akan menang?

Enggak sama sekali. Kayanya sudah lama nggak menang kompetisi juga.

9. Apakah ada pesan yang ingin Anda sampaikan melalui karya ini?

Jangan jadi kacang lupa sama kulitnya. Ketahui sebenarnya siapa dirimu.

10. Apa tips atau saran yang ingin Anda bagikan kepada penulis lain yang ingin meningkatkan kemampuan menulis mereka? (Quote juga boleh)