Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

❀𝟏❀

.
.
.

Waktu tengah menunjukkan pukul 12 siang, saat di mana para siswa maupun para pekerja menyantap makan siangnya. Lain halnya dengan seorang bernama (Full name), tangan kanannya sibuk dengan menyantap bento dan tangan kirinya menulis susunan rumus fisika demi menjawab latihan soal Olimpiade. Memang di musim semi saat ini, banyak sekali perlombaan di berbagai cabang, salah satunya sains.

Sebagai seorang murid teladan dan tentunya anak emas, sudah tidak aneh bagi (Name) menjadi peserta di cabang ilmu sains. Bahkan teman sekelasnya pun menganggap ini hal biasa sejak tahun pertamanya sebagai siswi SMA. Bagi yang belum mengenal gadis itu secara dekat, pasti akan beranggapan dia tak memiliki teman sama sekali, atau mungkin hanya sekedar kenal saja. Nyatanya, gadis itu cukup akrab dengan teman sekelasnya, ramah kepada semua orang, juga sopan kepada guru.

Memang, ia jarang menunjukkan ekspresi yang jelas ketika berbincang, tapi hanya kepada keluarga dan sahabatnya, ia akan benar-benar terbuka dan lebih banyak berbicara. Kembali lagi pada gadis yang tengah sibuk itu, bentonya telah habis tidak bersisa, akan tetapi soal-soal di depannya masih tersisa barang 10 pertanyaan.

"(Name)-chan, sudah selesai belum??" Seorang gadis menghampirinya yang tak lain ialah sahabatnya, Sofia Hanamura.

"Sofia? Ya, sudah untuk bento, tapi tidak untuk soal fisika sialan ini."

"Kalau gitu, ini permen untukmu," ujar Sofia menyodorkan permen perisa stroberi.

"Sofia... udah ku bilang aku tidak suka makanan manis..." tolak (Name) atas pemberian sang karib.

"Oh ayolah, ini tidak semanis itu dan ada rasa asam juga, ini untuk memperbaiki moodmu!"

Dengan terpaksa, (Name) menerima pemberian itu dan langsung membuka bungkusnya. Karena waktu istirahat akan segera habis, sebagian teman sekelasnya telah kembali duduk di bangku masing-masing. Namun, ketika seorang pemuda-ah bukan, sekelompok pemuda memasuki kelas, terdengar beberapa teriakan gadis yang menjadi polusi suara.

"Yamada-kun!"

"Hah, sungguh... apa mereka tidak bisa berhenti mengikuti cowok itu? Aku ingin fokus..." gumam si gadis.

Ketika seseorang yang bermarga 'Yamada' itu duduk, sontak saja (Name) memanggilnya, "Oi Jiro, bisa kau suruh penggemarmu itu diam? Suara mereka mengganggu fokus." Kebetulan sekali orang yang dimaksud itu duduk berada tepat di depan sang gadis.

"O-oh, maafkan mereka ya, padahal sudah diperingatkan..."

Tak lama berselang, bel pun berbunyi, dan pembelajaran kembali berlanjut.

✤✤✤

"Tadaima..."

"Oh okaeri, (Name)."

Sore hari di jam 4 adalah jadwal pulang si gadis, lebih cepat dari anak-anak yang mengikuti klub tapi tidak lebih awal seperti mereka yang tidak mengikuti klub. Namun biasanya belum ada seorang pun yang menyambutnya ketika tiba di rumah. Hari ini tampaknya sang kakak pulang lebih awal dari kampus. Alhasil, makan malam hari ini adalah masakan buatan sang kakak, Masato.

"Nii-san? Tumben sekali sudah pulang?" tanya (Name) sambil menyusun piring-piring di meja.

"Oh tadi jadwalnya sedikit, jadi bisa pulang cepat."

"Begitukah? Aku ganti baju dulu ya,"

Dengan cepat, kakinya melesat ke kamar dan berganti dengan baju rumahan. Dan kembali membatu mempersiapkan menu makan malam sambil menunggu kedatangan sang ayah. Tiba-tiba saja ada yang menekan bel rumah mereka.

"(Name), bisa tolong terima dulu? Tadi Nii-san pesan kue."

"Ok..."

Ketika ia membuka pintu rumahnya, terlihat sosok yang sangat dikenalinya. Sang primadona sekolah, Jiro Yamada.

"Oh, Jiro?" Jujur saja, (Name) agak kaget karena sang kakak memakai jasa Yorozuya Yamada.

"EH!? (Lastname)!? Jadi kau yang pesan ini!? Bukannya--" Ucapan Jiro dipotong begitu saja.

"B-Bukan! Itu pesanan kakakku!" elak sang gadis dengan ekspresi yang cukup panik.

"Oh... Ku kira pesananmu... totalnya 850 yen."

"Tunggu sebentar, aku akan ambil uangnya..."

Jiro pun menunggu di depan pintu rumah dengan pikiran tentang elakkan sang gadis tadi.

"Apa benar dia tidak suka dengan makanan manis? Atau hanya bualan?" batin Jiro.

(Name) pun kembali memberikan uang 1000 yen dan mengucapkan terima kasih pada Jiro. Pintu rumah itu pun langsung tertutup.

"A- tunggu kembaliannya..." Karena tak sempat memberi uang kembali, Jiro pun memutuskan pulang.

✤✤✤

Rembulan kini telah tepat mengganti posisi sang surya. Langit pun dipenuhi taburan bintang yang menemani sang rembulan. Manik (Eye color) sibuk menerawang angkasa dengan teleskopnya. Balkon kamarnya dipenuhi beberapa buku fisika, buku astronomi, dan beberapa camilan.

Ketika tengah asyik mencari rasi bintang, ponsel sang gadis berbunyi dan menampakkan sebuah notifikasi. Tangannya dengan lincah mengecek siapa yang mengirim pesan padanya.

"Are? Jiro?"

Jiro Yamada

Hei, tadi kau memberi uang terlalu banyak

Benarkah? Biar saja buatmu, ga usah dikembaliin

39!

"Haah... benar-benar, kok bisa aku ceroboh banget..."

Ponsel itu pun kembali ia masukan pada saku celana. Sang gadis kemudian mendudukkan diri setelah berlama-lama menggunakan teleskop sambil berdiri.

"(Name), jangan terlalu lama di luar, ini masih musim semi..." ujar sosok itu sambil menyampirkan sebuah jaket pada si gadis.

Tubuh sang adik pun tersentak akibat suara itu. Ia pun membalikkan tubuhnya menghadap sang pemilik suara.

"Nii-san, jangan bikin kaget!" Tangan (Name) memukul pelan bahu Masato.

"Hahaha! Gomen, gomen..." Tawa sang kakak membuat wajah sebal (Name) tergambar jelas.

Mereka kembali pada keheningan. (Name) mengerjakan soal-soalnya kembali, sedang sang kakak hanya duduk sofa sebelahnya.

"(Nickname)-chan..."

Nama panggilan itu kembali ia dengar setelah sekian lama. Nama yang panggilan kesayangan dari sang kakak. Sontak saja raga sang gadis tersentak. Kepalanya pelan-pelan ia toleh kan ke arah sang kakak berada. Tatapan bingung pun terlukis jelas pada parasnya.

"Ada ap-!???"



To be continued

15/07/2022


A/N:
Terima kasih sudah setia menunggu cerita ini! Akhirnya aku bisa up juga... Hope you guys enjoy the story :)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro