Bab 12 Cordelia 2
Naruto Shippuden × Diabolik Lovers
Cast: Sakura.H × Diabolik Lovers
Genre: Vampire
{ Setelah baca Vote kalau enggak - jangan baca, hargai usaha author buat cerita }
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
°
Gelas di goyangkan membuat minuman wine bergoyang seirama dengan goyangan gelas.
Mukami bersaudara memperhatikan sosok Sakura, atau bisa dibilang, bukan Sakura asli. Ruki menajamkan mata menatap gadis berpakaian sexy itu, dress panjang merah tanpa lengan memperlihat bahu mulus dia, dengan belahan dibagian kaki kiri memperlihat kaki putihnya, rambut di sangul dengan ikatan bunga merah, lipstik merah, sarung tangan hitam dan jangan lupakan tatapan mata tajam tapi menggoda.
" Kalian buat apa kesini." Suara Raito sudah muncul dibelakang Mukami.
Di susul saudara lainnya terutama Yui, sang EVE.
" Kami kesini mau menemui Sakura-chan. Tapi yang didapat orang asing di tubuhnya." Jawab Kou, mata dia berkilat menatap Sakura ( Cordelia )
Yui terbelalak dengan perubahan Sakura. Gadis merah muda ini tidak mungkin memakai berpakaian seperti itu, dia lebih suka berpakaian santai yang membuatnya nyaman.
" Sakura-chan?... " Gumam Yui menutup bibirnya.
" Sialan! Kau apakan Sakura paman sialan!" Ayato mengeluarkan kata kasarnya. " Jauhkan wanita itu darinya!" Katanya seperti perintah.
" Kau tidak sopan dengan pamanmu Ayato." Richter sangat kesal.
" Untuk apa aku sopan sama paman seperti kau?... Lepasin Sakura! "
" Heh! Tidak bisa. Aku menyukai tubuh wanita ini, sangat cocok untukku." Mata hijau tajam Cordelia sama seperti dulu, ambisi mengerikan, tajam, dan menggoda.
" Haahh. Sudah lama sekali tidak menggoda pria, dan tubuh ini sangat bagus untuk melakukannya." Ucap Cordelia dengan wajah berpikir, suaranya juga bukan suara Sakura melainkan suara asli Cordelia.
Tangan lain menarik kasar lengan Sakura yang dirasuki Cordelia.
Mata hijau Cordelia menatap Reiji pelaku yang menarik tangannya. Mata Magenta itu menghunus tajam di balik kacamatanya. " Jangan seenaknya! " Desir Reiji tajam.
" Ya ampun.. Kau makin tampan mirip seperti Karl, Reiji." Mata tajam Cordelia dalam mode menggoda.
" Apakah kau mau ingin bersenang - senang denganku Reiji. Karna aku ingin bermain dengan pria lain menggunakan tubuh bagus in.. Akh!"
Sakura yaitu Cordelia, merintih sakit pada lengannya yang di hentakan kuat oleh Reiji. Mata Cordelia menatap tajam Reiji tengah mengeraskan wajahnya.
" Jangan lakukan hal menjijikan itu dengan tubuhnya. Keluar dari tubuh Sakura! " Di akhiran Reiji mengeraskan suara yang detik itu juga tangan Sakura menampar wajah Reiji.
Reiji terdiam. Pipinya memerah, melirik tajam Sakura yang tengah dirasuki Cordelia.
" Jaga ucapanmu. Anak Beatrix tidak punya etika sama seperti ibunya." Ucap Cordelia menghina.
Shu dan Reiji menatap tajam.
" Untuk apa kalian peduli dengan wanita ini."
" Wanita? Apa mata Kaa-san rusak, dia seusia kami." Celetuk Ayato tajam. Kemiripan Ayato dan Cordelia sangat jelas sekali, dalam segi menghina dan kemarahan.
Sakura ( Cordelia ) merekahkan senyum mengejek melihat wajah pemuda vampire di bawah sana, terutama Reiji masih disitu.
" Pfff. Hahahahaha " Tawa Cordelia pecah. Para vampire muda dan sang eve mulai mengernyitkan dahi mereka karna Cordelia malah tertawa seakan ada yang lucu.
" Lihat Richter. Mereka sangat bodoh sampai bisa dibodohi. Kalian harus tahu, kalau pemilik tubuh ini adalah wanita." Seringai dan kilatan mata Cordelia.
Wajah shock tertampang jelas bahkan di wajah Yui.
" Jangan bohong! " Bentak Subaru.
Richter mendengus remeh.
" Untuk apa berbohong. Cordelia jelas bisa tahu karena dia merasuki tubuh ini, jadi dia tahu apa yang ada di dalam tubuh ini."
" Oh ya, tapi Cordelia tidak tahu kalau aku bisa menghancurkannya walau harus memakai tubuhku ini."
Ini bukan suara Cordelia. Di belakang Richter, mata Sakura kembali seperti mata aslinya, hijau teduh, bukan hijau tajam milik Cordelia.
Mata Richter membola. Bagai adegan kilat, pria berambut hijau ini menghindari kepalan tinju dari tangan mungil.
Sakura menatap tajam Richter. Berdecih, merutuki gaun dia yang membuat Ia susah seperti ini.
Berdiri tegak. Richter berada jauh dari tempatnya.
" Hei, Richter... " Mata Sakura menajam. Richter terkaku, gadis itu melepas sanggulnya." Tak masalah kan memanggil Richter, atau aku panggil Richter-san?" Sakura menarik satu sudut bibir." Sebaiknya kau melepaskan Cordelia dari tubuhku. Atau. Aku akan membunuhmu."
Richter balas menarik sudut bibir dia.
" Lakukan jika kau bisa. Sa-ku-ra."
" Heh! Kau meremehkanku?..!"
Richter terperanjat Sakura sudah di depan wajah dia, melayangkan tinju, Richter menghindar, Reiji menghindar - Richter berjalan mundur ke tembok, kepalanya langsung menghindari tinju Sakura mengenai dinding rumah.
Semua mata memadang kaget dan horor melihat bagaimana dinding yang terkena kepalan tangan Sakura menjadi retak.
Retakan lumayan besar.
" Kau manusia tapi!..? "
" Punya kekuatan besar?.. Heh. Jangan meremehkanku, aku punya pengalaman berkela.." Sakura tidak melanjutkan kata kata karena dadanya mulai sesak kembali.
Sebelum kesadaran dia menghilang. Sakura sempat memukul Richter dan menusuk bagian perut kirinya dengan pisau lipat yang di ambil meja di situ.
Badan mulai terkulai, hampir jatuh tapi Reiji dengan cepat menangkap badan Sakura, menduduki ke lantai. Derap kaki menaiki anak tangga, Yui datang lebih dulu langsung merangkul lengan kiri Sakura.
" Ra-ito.. Pria itu mau pergi ke ru-ruangan tempat Cordelia." Ucap Sakura sedikit terbata, sebisa mungkin mempertahankan kesadaran dia sebelum Cordelia kembali.
Raito langsung menyusuli Richter sebelum paman mereka itu lolos.
Melirik Subaru. " Kemarikan belatimu Subaruu ukh " Ringis Sakura.
Subaru mengeluarkan belati dia bawa diam-diam setelah merasakan hawa Cordelia. Subaru tahu apa yang mau di lakukan Sakura, dia akan memakai belati itu untuk menghilangkan keberadaan Cordelia...
Belati itu di tusuk ke dada Sakura.
" Sakura-chaann " Teriak Yui dan Kou.
Pandangan Sakura mulai memburam. Dia melihat kekhawatiran Yui dan yang lainnya. Setelah itu hanya gelap.
" Kau bisa mengambil ahli tubuhmu kembali tapi dengan resiko besar yang harus kau ambil atas kehendakmu sendiri."
" Apa itu? "
Sakura berada di tempat dimana tubuh dewasanya terbaring di rumah sakit. Mata Sakura memadang mengerikan pada tubuhnya yang luka-luka itu.
" Menikamkan jantungmu dengan belati Subaru. Dengan itu tubuhmu di dunia ini akan menghilang seperti manusia umumnya. Dan sepenuhnya kau hidup di dunia vampir."
Tidak ada ekspresi di wajah Sakura kecuali gelap.
" Aku akan menikam jantungku dengan belati Subaru."
Senyum terakhir begitu pasrah.
" Aku menyerah dengan kehidupanku di sini." Ucap Sakura sebelum menghilang kembali ke tubuhnya yang di rasuki Cordelia.
~
~
~
~
~
~
~
~
Garis lurus di monitor alat pendeteksi jantung.
Ino yang menjaga Sakura di kagetkan tubuh Sakura mengejang, lalu monitor di sampingnya berbunyi nyaring. Sakura sahabatnya merupakan seorang dokter termuda membuat Ino paham tentang dunia kedokteran juga. Belari keluar kamar lalu berteriak memanggil dokter.
Ino menghubungi teman-temannya. Naruto, Sai, Shikamaru, Temari, Kakashi, Hinata, mereka semua datang setelah Ino mengabari Kakashi yang ternyata bersama mereka semua.
Sasuke yang ingin menjenguk Sakura diam-diam lagi ( setelah di larang Naruto) memerhatikan dari jauh keributan di depan ruang inap Sakura.
Dokter wanita berambut pirang, Tsunad - guru Sakura juga, keluar dari kamar pasien dengan rawut wajah sedih dan menyesal. Semua yang ada disitu was-was.
" Kita tidak bisa menyelamatkannya. Tubuh Sakura sudah di batasnya, mungkin dia sudah lelah."
" Tsu-tsunade-ba-chan, ma-masud..nya?" Suara Naruto tercengat. Pikiran negatif mulai muncul tapi dia enyahkan.
" Sakura Haruno, telah meninggal dunia."
Hening seketika.
Dunia mereka seakan hancur.
Sasuke belari, melewati Naruto dan yang lain, masuk kedalam.
Tatapan mata Sasuke menjadi kosong.
Naruto berjalan melewati Sasuke. Pria pirang dengan kumis seperti rubah itu, berdiri di samping ranjang dimana badan Sakura kaku tanpa nyawa.
Ino menangis. Airmatanya berjatuhan di atas wajah pucat Sakura.
.
.
.
.
.
.
Tes
Liquing bening meluncur dari sudut mata.
Jari panjang kokoh menyeka liquing bening itu.
Reiji duduk di atas kasur Sakura. Mata magenta dia menatap lurus Sakura.
.
.
.
.
.
.
" Aku mencintaimu Sakura. Maafkan aku." Ucap Sasuke. Menatap sedih nisan di depannya.
Duduk di bawah guyuran hujan.
Di satu sisi lain
...........
" Tuan Reiji. Nona Sakura telah siuman." Ucap pelayan laki-laki di kediaman Sakamaki.
Mendengar itu, Yui langsung belari menaiki anak tangga.
Membuka pintu. Sakura langsung menengok, tersenyum pada Yui yang langsung memeluk dengan erat.
Sakura sendiri cukup terkejut dengan reaksi Yui. Melihat sekumpulan laki-laki baru datang di belakang Yui, ternyata ada Mukami juga.
" Sakura-chan baik-baik saja, apakah mau minum? " Tanya Kou mendekati Sakura.
Sakura mengangguk. Kou memberikan air putih pada Sakura.
Seusai minum, gelas di berikan pada Kou lagi yang di letakin atas meja nakas dekat ranjangnya. Yui duduk di kursi sofa entah sejak kapan ada di samping ranjangnya.
" Sudah tiga jam Sakura-chan belum siuman, kami khawatir sekali." Ucap Yui.
" Maaf membuat kalian semua cemas. Tapi bagaimana... "
" Kami sudah memberikan ramuan yang dibuat Reiji untuk menghilangkan sisa Cordelia."
" Ramuan? "
Sebenarnya Sakura tahu yang di bicarakan Raito, tapi dia harus pura-pura tidak tahu agar tidak ada yang curiga.
" Iya. Yaitu abu milik Cordelia."
" Apa kau seorang wanita, Sakura?" Ucapan blak-blakan Yuuma membuat mereka serempak menatap pemuda rambut coklat itu.
Yuuma balas dengan lirikan." Apa? " dengan wajah tak bersahabat seperti Subaru.
" Hahahaha "
Pandangan mereka tertuju ke Sakura tengah tertawa.
" Hahaha, kalian percaya?.. Mana mungkin wanita, umurku seperti kalian."
Ujar Sakura.
Beberapa dari mereka berohria. Yui mengerjabkan mata, mengingat sesuatu.
" Sakura-chan, maaf kalau aku tidak sopan." Menatap Yui." Itu. Saat mengganti pakaian Sakura-chan, aku lihat cincin di lemari pakaian Sakura-chan." Ucap Yui gelisah.
Sakura tahu Yui pasti gelisah karena takut sudah berbuat tidak sopan. Padahal Ia tahu kalau Yui pasti tidak sengaja melihat kotak itu.
Sakura meminta Yui mengambilkan kotak itu. Yui berjalan kearah lemari Sakura, di ambil kotaknya, berjalan ke Sakura. Di kasih kotak itu pada pemiliknya.
Membuka kotaknya, mengambil cincin berwarna biru.
Di tunjukan cincin itu kepada mereka.
" Ini cincin pertunangan. Sebelum kesini aku sudah memiliki tunangan, tapi sekarang sudah menjadi mantan tunangan."
Tidak bisa di tutupi wajah terkejut yang ada di kamar ini.
" Sasuke Uchiha, tunangan brengsek yang aku sesali karna mau memiliki hubungan dengan dia." Sakura menatap datar pada cincin.
T. B. C
Maaf yah baru bisa aupdate 🐹
Ayo dongg kasih vote bersama komentar kalian 😀
Sampai jumpa lagi 🙋♀️
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro