Bab 11 Cordelia
Naruto Shippuden × Diabolik Lovers
Cast: Sakura.H × Diabolik Lovers
Genre: Vampire
{ Setelah baca Vote kalau enggak - jangan baca, hargai usaha author buat cerita }
••• ••• •••
Menautkan kedua alis malas. Membolak - balikan buku - buku yang mau dia beli atau tidak.
Disamping Sakura ada Reiji yang juga melihat buku entah tentang apa.
Sakura pengin ke toko buku untuk dia pelajari, tapi siapa sangka Reiji yang memergoki Sakura mau pulang dulu tanpa mereka, langsung ikut ke sini dengan alasan dia juga sekalian membeli buku. Sakura tahu. Mungkin Reiji ingin megawasinya.
Tanpa Sakura tahu kalau Reiji murni ingin menemaninya. Ada sesuatu yang bikin Reiji tak senang lihat Sakura jalan sendirian keluar dari gerbang sekolah. Reiji juga cukup kaget dengan alasan dia buat.
Melirik Sakura yang mau ambil buku paling atas, dilirik kakinya jinjit. Menghela nafas, Reiji meletakan buku yang dia pegang, di ambil buku yang mau Sakura ambil.
Dikasihnya.
" Terimakasih " Ucap Sakura. Tersenyum tipis, melihat Reiji malah buang muka. Pria anak kedua Sakamaki malah membalikan badan, mengambil buku dan berjalan menjauh.
Sakura mendengus tak suka.
Dan lagi. Sakura tidak tahu kalau mata magenta Reiji tanpak gelisah, ada seburat tipis di sisi wajahnya.
Sakura masih mengelilingi rak buku lain. Saking serius dia menubruk seseorang.
" Maaf aku tidak sengaja " Ucap Sakura menunduk kecil minta maaf.
Orang itu tidak menjawab dia malah pergi begitu saja. Sakura menatap punggungnya, melihat rambut putih dengan ujung rambut warna hitam.
" Mahluk di dunia ini tidak beda jauh seperti di duniaku. Menyebalkan." Gumam Sakura sendirian.
Kembali melanjutkan jalan. Kepikiran lagi dengan sosok laki - laki tadi. Walau sangat minim dan sekilas, Sakura lihat wajah laki - laki itu.
Mata emas yang tajam, rambut putih dengan ujung warna hitam dan poni di depan, memakai syal dan baju hitam yang tidak beda jauh dengan vampir yang ditemui.
Mengkerutkan dahi.
' Kayak pernah lihat. Tapi dimana. Apa cuma perasaanku saja.' Batin Sakura.
" Lama sekali."
Lamuan Sakura buyar karena teguran Reiji sudah di depan kasir.
' Sudahlah. Yang kupikirkan hanya di depan mata saja, yang lain nanti dulu.' Batin Sakura kembali.
" Tadi lihat yang lain dulu. Ini, jadi berapa kak."
Kasir mengecek harga.
" 300 Yen (= 37.423,58 rupiah) "
Saat Sakura mau bayar, Reiji duluan yang bayar.
Sakura menatap bingung Reiji.
Mereka keluar dari toko buku. Reiji memberikan buku Sakura tadi, Sakura Terima dan mau membayar tapi Reiji langsung berkata.
" Tidak usah "
" Kenapa begitu? Ini kan bukuku dan tentu aku harus bayar sendiri."
" Anggap saja permintaan maafku. Simpan uang itu, atau kau dapat masalah dariku." Ucap Reiji, mata magenta melirik tajam.
Sakura menatap bingung Reiji yang duluan pergi. Sakura mengikuti. Dalam hati berkata. ' Kesalahannya kan banyak, anggap saja begitu.' Mengangkat bahu tak peduli.
Lumayan dapat gratis.
☰ ☱ ☲ ☳ ☴ ☵ ☶ ☷ ☴ ☵ ☶ ☷
Membaca buku yang sering dia bawa. Tapi kali ini Ruki tidak fokus pada bukunya.
Wajahnya terlihat tidak senang.
Ucapan Sakura sebelumnya kembali berputar lagi di kepalanya.
Apa benar kalau perbuatan mereka akan merepotkan nantinya?
Tck.
Merepotkan atau tidaknya itu tidak usah di pedulikan. Asal tujuan mereka tercapai.
Tapi apa yang menghentikan dia. Apa yang membuat dia ragu?... Tanpa sadar Ruki menggeram kesal.
☰ ☱ ☲ ☳ ☴ ☵ ☶ ☷ ☴ ☵ ☶ ☷
Sakura menatap datar bangunan rumah dimana Yui datang kesitu dan bertemu Shu. Di animenya, disana Shu akan meminum darah Yui dan disana juga Yui bertemu Ricther. Dari tempatnya berdiri, jaraknya lumayan jauh tapi masih bisa lihat karna Sakura memiliki penglihatan tajam.
Melihat Shu mulai menindih Yui. Tatapan tajam tak suka Shu, sama seperti di anime, tapi nanti tatapan itu berubah merendahkan.
Mata biru sulung Sakamaki malah bersibobok dengan mata hijau bulat Sakura.
Sakura cuma memadang datar. Dari lirikan kecil, Sakura melihat Richter menghampiri mereka. Sakura langsung pergi dari sana.
' Aku tidak boleh mengganggu alur anime ini.' Batin Sakura.
Tapi lain dimata Shu Sakamaki. Yang di lihat Shu, Sakura menatap datar kearahnya dan gadis itu langsung pergi tanpa berkata apa-apa.
Meninggalkan Yui, Shu keluar belari kecil, tidak mengubris Richter dan Yui yang kebingungan tapi lega.
Menangkap pergelangan tangan membuat langkah gadis berbadan mungil ini berhenti. Sakura menatap datar bertanya pada Shuu yang menatap dia ... Cemas?
" Ad-" baru mau berucap sudah di dahului Shu. " Aku tidak menggigit Yui atau melakukan sesuatu padanya."
" .... Lalu? "
" ...Aku tidak mau..Kau salah paham."
Sakura malah menatap aneh Shuu yang memalingkan muka.
Kenapa dia mengatakan ini?
Apa anak ini mau kalau dimatanya dia anak yang baik?
Hahhh. Jelas sekali kalau alur cerita sudah keubah.
Toh, suara itu mengatakan kalau tidak perlu ragu mengubah jalan cerita, asal Yui tetap menemukan pasangannya.
" Aa, begitu." Jawab Sakura seadanya. Dia tidak tahu harus menjawab apa.
Sedangkan Shuu menatap datar wajah datar Sakura. Tapi jika di lihat lebih dekat, mata biru Shuu seperti lega.
" Kau ... Mau kemana." Menjeda beberapa saat, Shuu bertanya.
" Mau minum kopi. Kau mau? "
" Hn " Angguk Shuu, melepas tangan dari pergelangan tangan Sakura.
Sakura berjalan duluan yang di susul Shuu mensejajarkan langkahnya dengan Sakura.
••••••
Tadinya memang mau minum kopi dengan Shuu.
Tapi siapa sangka kalau Reiji ikut.
Wajah Sakura terasa berat, di kanan kiri depannya ada Reiji dengan cangkir isi teh dan ada Shuu dengan kopi susu sama sepertinya.
Meminun kopi sambil menutup mata, berusaha merilekskan diri dan berusaha tidak memedulikan ketegangan di depannya.
Saat seperti ini paman Sakamaki datang.
" Shuu, Reiji "
Serempak ketiganya melirik - menatap Richter.
" Aku ada urusan. Nanti aku akan kembali kesini lagi." Ucap Richter lalu menghilang lagi.
Reiji mendengus.
" Untuk apa mengatakan padaku. Dia selalu pulang pergi seenaknya."
Sakura No coment. Tanpa dua putra Sakamaki ini tahu, ujung bola mata Sakura berkilat.
☰ ☱ ☲ ☳ ☴ ☵ ☶ ☷ ☴ ☵ ☶ ☷
Jam sekolah.
Ruki berjalan lorong sekolah yang sedang sepi, sambil membawa buku sering kali dia baca. Matanya lurus melihat kedepan.
Dia tengah mencari Yui, tentu untuk meminum darahnya.
Di sisi lain.
Sakura berdecak. Di depannya Shu meminta izin untuk meminum darahnya. Dia beralasan kalau beberapa hari ini tidak minum darah Yui, itulah kenapa dia haus.
" Kenapa tidak minum darah Yui? Bukankah biasanya kalian meminumnya? "
" Karena aku tidak ingin "
" Kenapa?! " Sakura menambahkan dalam hati Kenapa semalam kau tidak meminum darahnya, Shunobaka!
" Karena aku sudah ketagihan dengan darahmu." Ucap Shuu menatap berkilat pada Sakura yang merinding dengan tatapan sulung Sakamaki.
" Aku haus "
" Tck! Kau menyebalkan. Baiklah, tapi sedikit jangan banyak! " Melotot pada Shu.
Shuu bergumam ' Hn ' mendekatkan diri pada Sakura. Ia hanya diperbolehkan menggigit lengan saja. Menggulung rapih kemeja putih
( Jas Sakura di taruh kursi kelas ) menggigit perlahan, alis Sakura mencuram ke bawah.
Dari sisi lain tempat ShuuSaku berdiri, dari jarak jauh, Ruki berdiri mematung menatap sulung Sakamaki tengah meminum darah Sakura.
Ada sesuatu mendidih didalam dirinya. Tapi tidak tahu apa itu.
Meremas buku yang dia pegang sampai merusak ujung cover dan ujung kertas bukunya.
Pergi dari sana dengan teleportasi dengan wajah keras dia juga.
••••••••
••••••••
" Dimana Sakura, Yui." Tanya Ayato tidak melihat sosok Sakura.
" Sakura-chan lagi ke toko dekat sekolah, dia bilang akan kembali cepat." Jawab Yui.
Yang lain saling berpandang. Tidak mempermasalahkan, Sakura bukan seperti Yui, dia tamu di sini, jadi dia bisa sesuka hatinya.
Mereka berjalan menuju kantin sekolah.
Paling sebentar lagi Sakura akan kembali.
Itu yang mereka harapkan. Namun mereka tidak tahu. Kalau Sakura kembali ke Mansion Sakamaki.
Berdiri di depan gaun milik Cordelia di simpan.
Mumpung paman itu sedang tidak ada disini, pikir Sakura.
Di sentuh gaun yang memiliki bercak darah, dimana jantung itu berada.
Di tekannya.
Mata Sakura terbelalak.
Didalam diri Sakura. Sosok Cordelia muncul dalam kegelapan, meraih Sakura yang memadang horor.
Richter menatap tak percaya siapa yang baru saja menyentuh gaun Cordelia. Rambut merah muda. Sakura membalikan badan, mata hijau teduh Sakura berubah menjadi mata hijau tajam seperti Ayato.
Wajah licik dan senyum licik tertampang di wajah Sakura yang saat ini adalah Cordelia.
" Ka- " Richter tidak bisa berkata.
Cordelia bersuara. " Richter, apa kau tidak mau menyambutku? " Suara yang menggoda dan sangat licik.
" Selamat datang kembali Cordelia." Ucap Richter mengecup punggung tangan Sakura ( alias Cordelia )
Senyum Khas Cordelia sekarang di wajah Sakura.
" Pemilik tubuh ini lumayan, aku suka sekali." Komentar Cordelia melihat tangan dan tubuh Sakura.
" Jika itu membuatmu senang."
" Aku kembali " Senyum Cordelia.
•••••>
Para Sakamaki bersaudara langsung bangkit dari kursi kantin, membuat Yui di depannya bingung.
Mereka merasakan hal yang sama.
Bau kebangkitan Cordelia.
Tapi Yui disini bersama mereka.
Apa mungkin?!...
Ukh!
Mereka berharap itu tidak kenyataan.
••••>
" Tidak seharusnya kau membiarkan tubuh boneka kau di ambil ahli." Sesosok Pria berdiri di depan Sakura berada di bawah pohon dimana Yui pernah kesini.
Badan gadis ini mulai bercahaya.
Di dunia asli Sakura yaitu rumah sakit.
Wajah Sakura tanpak kesakitan dan tidak ada siapa - siapa di samping gadis ini.
T. B. C
Next disini Sakura yang di rasuki Cordelia, nanti ada pertemuan Sakura dengan Tsukinami dan Kino.
Tekan vote kalian dan kasih komentarnya buat dukung cerita ini yah 🤗 sampai jumpa 👋🏼🧕
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro