𝘾𝙊𝙐𝙋𝙇𝙀 | 𝙈𝙐𝙉𝘼𝙆𝘼𝙏𝘼 𝙍𝙀𝙄𝙎𝙄 𝙓 𝙊𝘾

╭──────────────────

Lima tahun menikah menghasilkan banyak memori menyenangkan bercampur pahit. Buktinya berada di dalam album. Banyak foto tertempel mengenang lama masa pacaran, tunangan hingga momen lain.

Membicarakan kehidupan pernikahan, kini alarm membangunkan seorang Ibu berusia dua puluh-an. Jangan memandang sebelah statusnya sebagai wanita pendamping polisi. Walau kaya, tetaplah ia melaksanakan tugas rumah tangga.

Mentari bersinar terang memberitahu hari baru tiba. Tanpa basa-basi, ia membuka mata, dan beranjak ke kamar mandi untuk menggosok gigi. Pukul 07:30 dimana ia kemudian menyiapkan sarapan diikuti kegiatan khas bebersih di dapur.

Sebelum semua penghuni rumah ikut tersadar, sang wanita terburu-buru mencuci piring kotor yang menumpuk di wastafel semalaman. Keran menghasilkan air seiring spons menyapu bersih noda. Tidak lupa semuanya ia lap mengkilap.

Senandung nyanyian bergema. Artinya, sereal juga sudah siap di meja makan. Itulah ciri khas keluarga Munakata-- menarik.

Sosok berlabel Ayah muncul di belakangnya. "Selamat pagi." yang dibalas dengan senyuman, juga segelas kopi. "Hm, terima kasih, sayang."

Aura keduanya berbunga-bunga. "Bukan masalah," jawabnya mencuri kecup dahi suami, "ups." Sedari dahulu pun ia jahil.

Keceriaan mereka bertambah banyak kala anak sulung bernama Reon berlari merentangkan lengan. Karena masih kecil, hanya lutut yang mampu didekapnya erat. Imut sekali.

"Reon, ayo habiskan serealnya, ya!"

Sebagai puteri yang harus baik, kepala mengangguk taat. "Siap, nanti serealnya nangis, kan?"

"Pepatahnya, kan, 'Kalau tidak makan, nasi menangis.' Bukan sereal..."

Tidak menghiraukan perkataan barusan, Reon asyik menyeruput susu di gelas sebelah. Begitu pula sepasang suami istri melirik ke kalender yang menanggalkan angka tertentu; couple day.

"Sudah lama, ya."

Reon melompat bersemangat. "Lama apa?" tanya-nya penasaran.

"Ah, bukan... hanya cerita lampau, yaitu..."

Sejarah couple day mereka sebelum memiliki anak.

╰───────────────