Chร o cรกc bแบกn! Vรฌ nhiแปu lรฝ do tแปซ nay Truyen2U chรญnh thแปฉc ฤ‘แป•i tรชn lร  Truyen247.Pro. Mong cรกc bแบกn tiแบฟp tแปฅc แปงng hแป™ truy cแบญp tรชn miแปn mแป›i nร y nhรฉ! Mรฃi yรชu... โ™ฅ

๐™๐™„๐™‘๐™€

๐˜พ๐™Š๐™๐™‹๐™‡๐™€ | ๐™ˆ๐™๐™‰๐˜ผ๐™†๐˜ผ๐™๐˜ผ ๐™๐™€๐™„๐™Ž๐™„ ๐™“ ๐™Š๐˜พ

โ•ญโ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€

Jalan raya seperti biasa bising. Gaduh klakson mengalun, memeriahkan keadaan. Berbagai jenis kendaraan, baik motor, dan mobil melaju kencang di perkotaan. Beruntung sekali mereka melewati tol, guna menghindari banyak kemacetan.

Empat roda kendaraan mengantar sepasang pasutri ke hotel tujuan. Jaraknya tidak terlalu jauh. Namun sengaja mereka memperlambat kecepatan mesin demi bermesraan lebih lama.

Reisi selaku pengendara tertib senang menaati peraturan lalu lintas. Tangan memutar setir seiring membuka topik untuk mencegah sang istri kebosanan. "Ah, omong-omong apa kau ingin ke toilet?" Kebetulan mereka berniat berhenti di stasiun bensin, jadi mampu beristirahat sebelum lanjut berpetualang.

Sebotol air mineral yang terletak di samping ia angkat. "Oh, tidak perlu. Justru aku kehausan," jawabnya seraya menegak minum.

"Baiklah." Mobil terparkir di halaman luas diikuti Reisi keluar meninggalkannya sendiri. "Tunggu aku, ya."

"Siap, komandan!" candanya berpose hormat. Sikapnya begitu ceria nan bersemangat. Jelas ia tidak sabar menunggu kapan sampai.

Nyatanya, ia asyik berjoget ria begitu figur Reisi tidak lagi tertangkap radar. Sebenarnya jantung berdebar bukan main. "Gugup kali, duh." Benar, ia cukup takut hanya berduaan selama seminggu ke depan.

Dikeluarkannya sekotak misterius berwarna hitam berpita ungu yang disembunyikan di saku jaket. Isinya merupakan barang istimewa, yaitu dasi berbahan berkualitas.

"Aduh, tidak berani..." lirihnya sedih. Padahal ia cukup menyerahkan hadiah couple day yang dibeli kemarin. "Yok sanggup yok. Sumpah, mau mod-- HIAAA!" teriaknya terkejut kala melihat Reisi menatapnya dari jendela mobil.

Spion memantulkan rupa lucunya, membuat Reisi tertawa gemas oleh tingkahnya. "Kamu kenapa?" kekeh Reisi kembali masuk ke kursi pengendara.

Bergegas ia menyimpan hadiahnya-- kelakuan tertangkap basah. "Bukan apa-apa!"

Sedangkan Reisi mengulum senyum. "Dasar lucu," puji Reisi menyiratkan ejekan.

โ•ฐโ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€โ”€

Bแบกn ฤ‘ang ฤ‘แปc truyแป‡n trรชn: Truyen247.Pro