ππππ
πΎπππππ || πππππππππ ππππππ π πππΌπΏππ
βββββββββββββββββββ
Bibir merah semu [Name] mengeluh. "Selesai..." Papan 'Open' ditutup, dan ia mengangkat ransel-- bersiap pulang ke rumah. Jam kerjanya berakhir.
Melirik kanan kiri, tidak ada yang tertinggal. Begitu pula meja kursi dirapikan. Kini ia mampu lega.
"[Name]-san."
Seseorang menyebutnya. Terheran siapa, ia membalikkan tubuh mendapati figur familiar. "Ah, kau menungguku? Seharusnya tidak usah." Walau auranya berbunga-bunga ala bahagia.
Tas di pelukan [Name] tiba-tiba Fushiguro ambil. "Aku yang bawa. Oh, di mana rumahmu? Kuantar saja."
[Name] terbelalak. Rautnya terkejut bukan main, mengundang kekehan bagi Fushiguro. "KAU MENGANTARKU? YAKIN?" teriaknya menggelegar.
Semilir berhembus, meniupkan pepohonan untuk bergoyang menggugurkan dedaunan kering. Cahaya purnama pula menyinari separuh Fushiguro. "Kenapa tidak? Bahaya, bukan?" Betapa indah makhluk terjuluk Fushiguro Megumi.
Terpukau [Name] menatapnya. Maniknya tidak berkedip sekalipun. Jika boleh, ia ingin mengabdikan momen ini.
"Omong-omong, aku tidak tahu namamu..."
Bayangan mereka yang berlalu lalang bertumpang tindih. "Fushiguro Megumi," jawab lelaki sebelum mendekat. Dipikirnya ia akan meledek 'Megumi' yang feminin.
Tidak. Justru [Name] bersemangat memuji. "Wow! Artinya, 'berkah', lho!"
Lanjut berjalan, mereka tidak sadar sudah pukul 20:10. "Tetapi apa gunanya? 'Megumi' terlalu... imut. Tidak cocok."
Tangan [Name] menangkup pipi Fushiguro. "Hey! Kau 'berkah'. Suatu anugrah bagiku."
β°βββββββββββββββ
BαΊ‘n Δang Δα»c truyα»n trΓͺn: Truyen247.Pro