Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 3

Cast: Sakura.H

Genre: Romance

For You 🍒 For You

Suara handphone berbunyi mengganggu sosok yang bersembunyi dibalik selimut merah muda. Dengan enggan, sosok itu keluar dari selimut seperti kucing. Mengambil HP merah muda, mengakat telfon tanpa harus keluar dari selimut.

" Heh!? Benarkah?! " Teriak Sakura menyikap selimut dan duduk tegak dengan wajah tak percaya.

" Iya benar. Dalam waktu satu hari komik yang kamu buat sudah banyak peminat. Dan mereka menantikan kelanjutan komik itu, bahkan ada yang ingin kau menerbitkan buku komik nya."

" Saku! Ini penerbitan komik yang luar biasa! Lebih bom dari komik sebelumnya."

Wajah Sakura berseri - seri cantik. Tidak perduli dengan panggilan masih terhubung, dengan girang dia melompati kasur dan bernyanyi riang. Sedangkan yang menelfon Sakura, dia menggeleng kepala mendengar teriakan girang Sakura dari sana. Dia memutuskan panggilan, memberi gadis gulali waktu untuk senang atas rilisan komik terbarunya.

Koi merasa terganggu buka kamar Sakura ingin menegur. Tapi bukan menegur melaikan dia kaget Sakura melompat kearahnya. Beruntung bisa menangkap tubuh mungil itu dengan sempurna, walau dia harus rela seluruh tubuh sakit karena di tubruk oleh tubuh Imouto dan menubruk lantai kramik.

Pagi itu menjadi pagi yang ceria untuk Sakura Haruno. Si komikus naik daun.






For You 🍒 For You 🍒 For You





" Waahhh " Mata hijau berbentuk bintang besar saat menatap layar laptop, tentang kenaikan peminat komik baru dia terbitkan.

Padahal baru tiga lembar kertas komik baru dia terbitkan. Tapi reaksi para pembaca begitu antusias sekali. Dan karena komik dia terbitkan telah ' meledak ' perusahan penerbit komik meminta Sakura membuat lanjutan komik For You Darling.

Dan tentu. Sakura di tuntut memberi efek dahsyat kepada komiknya agar semakin banyak peminat.

Dan sekarang dia diberikan tugas. Paling lambat menyerahkan komik dua minggu. Dan selama waktu ini, Sakura harus mencari ide untuk bahan lanjutan komiknya.

" Apa kau siap kembali deadline." Ucap pria dewasa berumur. Masih memiliki wajah tampan tak kalah seperti anak remaja sekarang.

Sakura mengangguk, menggepalkan tangan semangat.
" Heem! Tentu aku siap, penuh semangat membara! "

" Baiklah, semangat Sakura." Ujar ketua perusahan penerbit komik. Menepuk bahu Sakura sebagai dukungan.

" Ha'i! Date-san."







For You 🍒 For You 🍒 For You








Sedikit terburu - buru Naruto menuruni tangga. Dia pergi keluar setelah berpamitan dengan ibunya, Kushina.

Dengan wajah kesal, Kushina menggerutu dengan sikap anaknya. Sedangkan sang kepala keluarga hanya pasrah lihat kekiagatan pagi di kediaman Namikaze.

Telpon kediaman Namikaze berbunyi. Kushina yang mengangkat telpon tersebut. Lalu terdengar suara lembut yang ia kenal.

" Hinata-chan, ada apa nak? "

" A-ano, Kushina-basan. Naruto-kun ada? "

" Eh? Kupikir kalian berkencan. Tadi Naruto pergi sendiri, entah kemana."

" Souka. Arigatou Kushina-basan."

" Ha'i "

Sambungan telpon terputus. Kushina kembali ke meja makan yang sudah di tunggu sang suami.

" Tadi dari siapa Kushina." Tanya Minato sela memakan roti.

Kushina, satu tangan menyaga sisi wajah, dia mencerutkan bibir. Minato yang lihat itu menaikan alis, berfikir apa yang membuat istri tercinta berwajah jutek seperti itu.

" Naruto "

" Ada apa dengan Naruto? "

" Sikapnya terlalu cuek sama Hinata! " Wajah Kushina tambah di tekuk. Minato menanggapi senyum maklum.

Dia menatap penuh sang istri juga tengah menatapnya. " Mungkin dia tidak menyukai Hinata. Dan mungkin dia memiliki gadis lain dia sukai." Ucapan Minato dapat pelototan Kushina.

" Tidak boleh! Kalau gitu kenapa dia menerima Hinata jadi pacarnya?! Sama aja mempermainkan hati perempuan, tidak bisa di maafkan!! "

Senyum kaku dari Minato.
" Ta - tapi. Bukankah waktu itu kau yang meminta Naruto menerima Hinata? Karena perjodohan juga, kan? "

" ... "

" Kushina. Ini bukan kesalahan Naruto. Dia terpaksa menerima Hinata karena perjodohan." Minato beri tanggapan pembelaan untuk sang putra.

Kushina benar - benar diam. Seharusnya dia tidak memaksa Naruto untuk menerima perjodohan antara keluarga Hyuuga dan Namikaze. Hahh, dia merasa bersalah karena sudah mempermainkan perasaan anak semata wayangnya.

Apa dia batalkan saja perjodohan itu?

Kecuali kalau Naruto sendiri yang meminta nya ... Apa dia takut kalau Ia bakal murka?

Tapi bagaimana soal Hinata dan keluarga Hyuuga?

Kushina mendesah dalam. Minato tersenyum tipis. Dia berfikir untuk membantu Naruto, karena dia seperti tahu apa yang terjadi berikutnya.








For You 🍒 For You 🍒 For You









" Hah! Seharusnya aku tidak menerima Hinata!! " Naruto menghenbuskan nafas keras.

" Tapi waktu itu aku tidak enak sama Hiashi-Jisan, kalau aku tolak nanti Kaa-san malu."

Naruto. Berjalan - jalan santai di taman bermain dekat jalan raya jauh dari rumah. Berpakaian celana panjang hitam robek samar bagian lutut, kaos lengan pendek kuning ujung baju di keluarkan, di tambah jaket hidou tanpa lengan warna orange kehitaman.

Rambut terkesan berantakan terkena angin senjuk. Sepatu hitam boots di pakai Naruto berhenti. Dia melirik keatas dengan mata biru dingin. Di depannya ada lima laki - laki berbadan besar berpakaian berantakan.

Salah satu laki - laki menarik pakaian Naruto. " Kalau mau jalan disini bayar dulu! " Teriak orang itu dengan wajah menyolot.

" Memang ini jalan milik kalian, atau nenek moyang kalian? " Seringai menyebalkan Naruto bikin mereka kesal.

Masih mempertahankan seringai menyebalkan nya.
" Kasih tahu siapa nenek moyang kalian, nama, umur dan dimana dia tinggal. Yah, jika kalian pu ... Ukh! "

Naruto tidak bisa melanjutkan kata - kata karena orang yang menarik pakaiannya menonjok perutnya keras. Sempat muntah, badan terhuyung, Naruto berusaha menstabilkan tubuh supaya bisa membalas tapi di dahului. Tiga orang memukulnya tanpa menunggu pertahanan nya. Saat dapat celah, Naruto mukul balik, di tendang dagu mereka sampai salah satu gigi copot. Dan perkelahian tidak bisa di hentikan. Beruntung taman itu sepi pengunjung.

Kecuali, ada gadis mungil berambut merah muda sebahu memakai bando merah berpita melewati taman ini.

Sakura. Dia lihat perkelahian tak seimbang dengan lima orang menyerang satu orang laki - laki berambut kuning ... Eh, kuning?

" Naruto? " Gumam kecil Sakura.

Dia lihat Naruto agak kesulitan. Terkena pukulan pada bagian wajah. Terperanjat ngeri, buru - buru Sakura mengambil sesuatu selalu dia bawa untuk jaga - jaga.

Sedangkan salah satu orang jahat itu mau menarik baju Naruto terpaksa tangan itu berhenti di udara karena ada sembilah belati melewati wajahnya. Wajah orang itu pucat pasi. Bagaimana tidak pucat, saat kalian berada di posisi sebuah belati melewati wajah / mata kalian di depan persis, serasa jantung berhenti.

Menetralkan rasa terkejut. Sontak mereka menatap samping, termasuk Naruto. Mata biru Naruto membola. Siswi baru bernama Haruno Sakura.

Tanpa rasa takut Sakura maju menuju segerombolan laki - laki itu. Salah satu teman laki - laki jahat maju mau membalas apa Sakura perbuat pada temannya.

Tetapi tindakan Sakura dapat keterkejutan luar biasa dari mereka termasuk Naruto yang merasa tidak percaya dengan apa dia lihat.

Dengan mudah Sakura membanting tubuh laki - laki lebih berat dari tubuhnya. Di pelintir tangan orang itu sampai terdengar bunyi tulang, orang itu mengerang kesakitan. Melihat temannya terluka, salah satu dari mereka mau membantu. Dia baru menepuk bahu Sakura, tapi tangan lain menarik paksa tangan yang megang bahu gadis merah muda.

Seorang laki - laki berambut hitam berpakaian ala kantor, melintir kebelakang telapak tangan laki - laki itu. Dengan lutut dia mukul keras bagian bawah ulu hati. Lalu membiarkan orang itu jatuh pingsan begitu saja.

Mata coklat menatap tajam sisa sekumpulan laki - laki pemalak. Di pandangi seperti itu bikin mereka ketakutan, meninggalkan kedua teman sudah tumbang, mereka pergi begitu saja.

Dengan cemas Sakura menghampiri Naruto masih diam dengan wajah membiru. Naruto baru sadar setelah merasakan tangan mungil memutar lembut kedua sisi wajah, membuat Naruto Namikaze leluasa menatap wajah cantik namun manis milik Haruno Sakura.

Mata biru laut yang diwariskan sang Ayah, Minato Namikaze. Terpesona dengan ekspreksi khawatir Sakura. Mata hijau bulat terlihat bening menyedot mata biru.

" Ehem! " Kaget dari kesadaran menatap mata Sakura, Naruto madangi sosok pria dewasa sudah menolongnya. " Jangan menatap Sakura seperti itu." Ucap pria itu tajam. Terlihat wajah dewasa masih tampan.

" Go-gomen " Naruto nevers. Di bantu berdiri oleh pria dewasa tadi.

Sakura sendiri mengembungkan pipi. " Kenapa Dai-san ada di sini? " Dai Kurotsuki, setelah bantu Naruto berdiri dia menghadap Sakura, malah menyengir lebar. " Aku diminta Koi menjagamu sampai pulang. Firasat Koi tepat sekali yah? " Dengan pandangan rendah, Dai memadang dua pria tengah ambruk di tanah.

" Sakura-chan lebih baik cepat pulang." Ucap Dai. Megang tangan Sakura untuk mengajak pulang.

Sakura sempat - sempat berbicara pada Naruto.
" Naruto baik - baik saja, kan? Tidak apa - apa pulang sendiri? "

Jantung Naruto seperti berdetak kencang melebihi lari maraton. Kata - kata Sakura memiliki efek besar pada jantungnya. Padahal, saat Hinata yang berkata seperti itu dia tidak seperti ini. Tapi kenapa Sakura??

.. Berbeda sekali.

" Tidak apa. Aku bisa pulang sendiri." Wajah semu merah Naruto melirik malu - malu wajah Sakura yang tenang saja. " Te-terimakasih sudah menolongku." Suara pelan tapi Sakura masih bisa mendengar.

" Hu'um, sama - sama. Naruto juga sudah bantu Sakura, jadi Sakura bantu balik." Senyum merekah, kedua mata menyipit dengan kedua pipi ada semu merah muda.

Seluruh wajah Naruto merah padam sampai menuju telinga. Dai memadang dua pemuda - pemudi dengan pandang datar. Dai pun menarik lembut tangan Sakura, mengantar gadis itu pulang sebelum hal seperti tadi terjadi kembali.

Kalau Naruto. Dia dapat pemandangan aneh dari tetangga atau orang dia kenal berjumpa padanya di jalan.

Bahkan Kushina harus buka mulut lebar lihat wajah Naruto baginya aneh. Minato terdiam beberapa saat setelah Naruto melewatinya tanpa sapa.

Minato tidak mempermasalahkan sapaan. Tapi dia diam karena kaget oleh ekspreksi yang di tampilkan putra sulung nya.

" Dia sedang jatuh cinta " Kekeh Minato. Mengingat kembali ekspreksi Naruto bagi Minato hal wajar.

Namun bagi Kushina adalah bencana. Wanita Uzumaki rambut merah itu sudah mondar - mandir mengoceh hal aneh yang terjadi pada putra, dia juga meminta Minato memanggil dukun atau bla bla bla

Untung Minato bisa meredakan ocehan Kushina. Sebelum kedua kuping nya sakit karena suara keras Kushina yang di wariskan pada sang putra mereka.

Ekspreksi Naruto yang bikin semua terheran - heran.

Wajah merah tipis, terus tersenyum atau terkadang terkekeh sendiri, kadang dia bergumam " Manis sekaliii ~ " Dengan senyum - senyum bagi orang yang lihat kayak orang sudah tidak memiliki kewarasan.




For You 🍒 For You 🍒 For You





" Sakura " Panggil Dai. Dia sibuk mengaduk - aduk makanan dia masak atas wajan. " Ya. Ada apa Dai-san? " Jawab Sakura, dia terfokus pada iped, duduk tenang di meja makan.

" Laki - laki tadi itu. Siapa? "

" Oh, Naruto? "

" Hn "

" Dia teman kelasku. Naruto menolongku di hari pertama masuk sekolah, jadi aku tolong balik."

" Menolongmu di sekolah. Dari apa." Selesai dengan masakan. Dai membawa masakannya ke atas meja. Duduk di depan Sakura. " Jangan main iped. Ayo makan bersama." Diambil iped dari tangan Sakura.

Sakura menurut. Dia mengambil piring untuknya dan Dai.

" Sakura, kau belum menjawab pertanyaanku."

" Pertanyaan apa "

" Naruto. Dia menolongmu dari apa."

" Ohh " Menaruh piring ke meja tempat Dai duduk. Ia menatap Dai juga menatapnya, menunggu jawaban. " Dari fans. Memang kenapa Dai-san? " Sakura bertanya balik. Ia pun duduk samping Dai, mereka memulai makan malam.

" Tidak. Ayo makan, nanti Koi bisa marah." Ucap Dai dengan senyum di wajah tampannya.

Sakura mengangguk. Disela makan dia berbicara.
" Memang Dai-san disini sampai jam berapa."

Memasukan makanan kedalam mulut.
" Sampai Koi pulang. Mungkin aku menginap disini." Celetuknya. Sakura malah menatapnya heran. " Kok gitu. Terus gimana sama idolnya Dai-san."

Dai menatap Sakura. Dia malah menyengir dengan dua jari berbentuk V di tunjuk sisi wajah.

" Tenang saja. Semua beres, mereka juga tidak keberatan. Malah ini juga dapat izin dari ketua mereka."

Sakura mengangguk - angguk saja. Melanjutkan makan karena setelah ini dia mau melanjutkan bikin komik. Menyuci piring di bantu Dai, mereka duduk santai di depan TV. Sama seperti di lakukan Koi bersama Sakura jika mereka memiliki waktu luang.

Dai membantu Sakura menyusun kata yang tepat untuk komiknya. Membantu merapikan garis gambar, beri tanggapan. Sambil menyagang wajah, Dai memadang wajah Sakura sangat serius menggambar tapi bersamaan dia begitu lucu dengan kostum baju tidur berbentuk kelinci.

' Anak itu aneh. Aku harus cari tahu.' Ternyata Dai Kurotsuki masih memikirkan sosok Naruto. ( bukan karena dia suka sama Naruto ) Dai merasa kalau Naruto bukan anak SMA biasa.

Masih sedikit gusar. Dia buka HP layar sentuh. Mengirim pesan kepada seseorang. Pesan itu terkirim. Tidak berapa lama pesan di balas. Senyum tipis tertahan di bibir.

Mematikan HP. Kembali menfokus pada Sakura, sesekali kejahilan Dai kambuh yang bikin Sakura memukul pria dewasa belum menikah ini dengan bantal sofa.

Tring

HP Dai di letakin meja TV menyala. Layar HP yang nyala memunculkan sebuah kata pesan dari seseorang bernama Wakatsuki Hinata.

Wakatsuki:

Intai secara diam - diam dulu. Baru bertindak.

Wakatsuki:

Aku pulang ke Tokyo tiga hari lagi. Jadi kau yang melakukannya dulu.

T B C

Yesss, selesai sudah 😀 maaf kalau ada kata - kata yang salah. Di bawah ini adalah dua pemain baru tadi, jangan ada yang jatuh cinta yah 😌

Tapi sebelum itu tekan Vote lebih dulu dan beri komentatnya 😆

Dai Kurotsuki 👇

Umur : 35 tahun

Tinggi : 189 cm

Profesi : Manager Idol

Penampilan: Dai adalah lelaki tegab berambut hitam dengan mata cokelat

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro