Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 14

Cast: Sakura.H

Genre: Romance School


»»----> <----««

Sepasang sepatu terlihat mungil berjalan di atas jalanan. Pemilik sepatu tengah membawa tas kecil di punggung, dia asyik memakan kue berbentuk ikan.

" Komik buatanku sudah selesai. Tapi apa aku masih perlu perbaiki? " Ia berbicara sendiri, masih asyik makan.

" Hm? " Mata bulat hijau bertanya itu begitu lucu di dukung ekspreksi bertanya yang imut. " Aku tanyakan pendapat Koi-Oniichan, yah? Tapi... " Terbayang Koi tengah berlatih.

Mendesah kecewa.
" Kasihan Koi-Oniichan. Aku minta pendapat Wakatsuki-Niisan saja." Celetuknya bangga karna telah menemukan ide berlian.

Sakura adalah gadis itu. Dia belari kecil menyebrangi jalan raya tanpa lihat kanan - kiri. Dari arah kiri, ada motor yang melaju kecepatan tinggi.

Tinnnn--

Suara motor yang sesaat membuat Sakura menengok. Tubuh mungil itu tertarik ke belakang sebelum motor tersebut menabraknya.

Para pejalan kaki yang melihat adegan tadi bernafas lega. Sakura tanpak terkejut karena detik - detik yang tidak bisa di bayangkan. Dan lebih mengejutkan lagi kalau dia berada dalam gendongan seorang pemuda tampan berwahah baby face amat Ia kenali.

" Sa-Sasori-senpai?" Menghafal nama penyelamatnya dengan suara lemah begitu manis.

Sasori tersenyum di tambah wajah yang tampan imut, para wanita yang lihat menjerit. Sakura malah lihat para wanita menjerit bingung.

Di turuni Sakura perlahan - lahan. Tas kecil Sakura yang terlempar di ambil Sasori, di kasih kepada sang pemilik.

Selesai memakai tas kembali. Tersenyum. " Terimakasih Sasori - Senpai telah menyelamatkanku tadi." Ucap Sakura.

" Iya, sama - sama." Tepuk lembut atas kepala merah muda.

" Senpai sedang apa di sini." Ia bertanya pada Sasori berpakaian bebas, sweater coklat susu dan jacket jeans melekat tubuh Sasori.

" Keluar sebentar, ini mau pulang ke apartment. Kau sendiri habis kemana." Sasori balik bertanya.

" Aku dari agensi tempat Oniichan. Aku mau ke tempat penerbitan komikku, ingin meminta pendapat." Ujar Sakura.

" Agensi Oniichanmu? Melakukan apa? "

" Eh, Aku menginap semalam bersama teman - teman Oniichan."

" A- apa!? " Bayangan Sasori, Sakura satu atap dengan kelompok idol laki - laki merupakan rekan Koi, kakak sepupu Sakura.

Sakura bingung sama Sasori sudah kehilangan setengah kesadaran, dia juga seakan bisa lihat garis hitam di balik punggung Sasori.

" Senpai ada apa?!"

Suara Sakura yang di keras kan mengejutkan Sasori. Dia menatap Sakura setia nunggu dia dari tadi bengong. Menggeleng kepala, Ia pegang tangan Sakura begitu kecil di genggaman tangannya. Tersenyum kecil, rasa senang membucah dalam diri Sasori.

" Tidak jauh dari sini ada apartment ku. Mau mampir." Tawarnya. Dia tunjukin jalan menuju apartment.

' Apa bisa yah. Habis ini aku mau kasih kertas ini, lalu pulang kerumah baru mau di tempati.'

Sasori menunggu sabar Sakura masih berfikir. Sedikit terkejut kalau Ia bisa menunggu padahal Ia, Sasuke dan Gaara memiliki sifat serupa, tidak bisa menunggu.

" Sasori-Senpai "

" Hn? "

" Senpai bisa menilai gambar komikku di apartment Senpai. Cuma tinggal nulis kata - kata, tapi aku kurang pede dengan gambarku." Ucap Sakura lemah, dia tidak percaya diri dengan gambar dia buat padahal dia seorang komikus.

Memadang Sasori malah terkekeh. Seketika wajah Sakura memerah, dia tidak menyangka kalau Sasori memiliki wajah manis dan keren saat tertawa.

Sasori berhenti terkekeh, dia menatap dengan mata hazel memadang lembut emerald.

" Aku tidak percaya seorang komikus tidak percaya diri dengan lukisannya sendiri."

Wajah semu kecil Sakura menandakan gadis itu malu. Dalam hati Sasori gemas di buat.

" Ayo ke apartment ku. Aku bisa bantu kalau ada yang salah." Celetuk Sasori menerima permintaan gadis merah muda di depannya.

Emerald berbinar.

Sakura berjalan sejajar dengan Sasori, tangan mereka masih bergenggaman dan Sasori menyukai hal itu.

• • • • • •

Ruangan tidak begitu besar namun rapih, bersih dan tidak begitu banyak barang.

Sasori masuk di ikuti Sakura malah memutar tubuh lihat seisi ruangan Apartment. Ada tiga pintu. Satu pintu kamar, satu ke balkon dan satu kamar mandi luar, ruang TV di gabung dapur dan meja makan.

" Apartment Sasori-Senpai keren sekali ✨ " Kedua mata hijau itu berbentuk bintang kagum.

Lagi - lagi kedua pipi Sasori memerah. " A-apartmentku tidak sebagus itu. Punya Oniichan mu pasti lebih bagus." Sasori benar - benar malu di puji karna hal sepele ini.

Menggeleng kepala kuat membuat rambut terkibas dan mata terpejam membuat wajah Sakura lebih lucu.

" Punya senpai lebih keren. Oniichan memang bagus, tapi sepi, kadang Oniichan pulang terlambat jadi aku tinggal sendiri atau di temani Wakatsuki-Niisan." Celotehnya mengeluh.

" Kasihan~ kalau kesepian datang ke tempatku. Nanti kita bisa main sekalian menunggu Oniichan dan Wakatsuki-san datang menjemput." Sasori menawari dengan senang hati.

" Bolehkah?! "

" Tentu saja "

" Horeeee. Nanti aku main kesini kalau kesepian, terimakasih Sasori-Senpai! "

" Untuk apa? "

" Mau menemaniku bermain! Lalu kita bisa menggambar bersama - sama." Seruan Sakura begitu senang. Dengan ini dia tidak bosan atau kesepian kalau Koi pulang terlambat ke rumah.

Sakura tidak tahu alasan Sasori menawari hal tadi tidak lain agar pemuda Akasuna ini bisa lebih dekat dengan gadis merah muda. Dia tidak mau di balap bocah - bocah yang tidak lain dan tidak bukan adik kelas dia yang menyebalkan.

Diam - diam Sasori menyeringai kemenangan.

' hi hi hi hi. Tidak mungkin Akasuna Sasori senpai di gilai banyak perempuan bisa di balap bocah - bocah kayak mereka.' Pikir Sasori.

..............

Di masing - masing kamar. Naruto, Sasuke, Gaara, melakukan kegiatan masing - masing tiba - tiba merasa kesal sendiri.

" Kok kesal sendiri pada Sasori/Sasori-Senpai/si bayi merah." Ucap ketiganya.

............

Sasori berjalan menuju kulkas, mengambil air dan beberapa cemilan. Sakura tengah menyetel tv. Perhatian ke tv teralih ke sosok Sasori meletakan nampan di meja.

" Aku mau ke kamar dulu, kau disini saja yah."

Sasori masuk kedalam kamar. Baru lima menit Sakura sudah beranjak, dia berjalan ke kamar tadi Sasori masuki. Di dorong kecil pintu, Ia mengintip, tidak ada siapa - siapa, Ia cuma lihat meja belajar, lemari buku dan laptop.

Pintu di buka lebar. Pintu di tutup kembali. Balik badan, wajah Sakura merah padam.

Sasori tidur miring, tangannya menyangga sisi kepala, dia menyeringai sangat memikat. Berdiri, berjalan menuju Sakura.

Tangan Sasori menarik pinggang mungil, memajukan wajah sampai tidak ada jarak. Wajah tampan Sasori begitu dekat dengan wajah merah Sakura begitu imut.

" Sakura-chan, aku menyukaimu." Suara Sasori di buat lembut di tambah seringainya.

" A-a-aku ju-juga su-suka senpai." Jawab Sakura. Wajahnya sayu manis di mata Sasori.

Wajah mereka mendekat. Mereka hampir...

" SENPAI!! "

" AKH!? "

Sasori tersadar. Dia terbelalak dengan apa yang dia lakukan. Di belakang Sasori ada Sakura menutup mulutnya dengan kedua tangan, menatap tidak percaya dan geli???

Sasori memeluk Sasuke sudah berwajah pucat menatap jijik Sasori menindih tubuh nya, bibir Akasuna itu juga maju seakan mau mencium Sasuke sudah memundurkan wajah dan badan agar hal itu tidak terjadi.

Wajah Sasuke, Sasori membeku.

" Wahhh. Sasori-Senpai dan Sasuke-kun saling mencintai? Kalian kan laki - laki~" Sakura menatap Sasuke dan Sasori tidak percaya.

Sasuke Sasori menghadap Sakura, tubuh mereka membeku seperti patung batu.

" Aku tidak suka laki - laki tidak normal." Ujar Sakura buang muka.

Seketika seluruh badan Sasori maupun Sasuke luruh jadi serpihan batu kecil - kecil.

■ ■ ■ ■ ■ ■

" Aku tidak percaya Sasori-Senpai dan Sasuke-kun punya hubungan seperti itu." Sakura masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat tadi.

Setelah lihat kejadian barusan, Sakura langsung saja pergi dari Apartment Sasori. Ia langsung pergi ke kantor agensi tempat komik dia rilis. Di sana Sakura dapat pandangan bertanya penghuni perusahan termasuk manager dia, Wakatsuki.

Sesekali wajah Sakura merah dan sesekali gadis itu geleng kepala kanan - kiri atau menampilkan ekspreksi ifiel.

Wakatsuki ingin menegur takut kenapa - napa tetapi tidak senpat karna Sakura sudah pamit pulang cepat selesai meminta wakatsuki mengoreksi komiknya.

" Ada gadis manis nih." Seruan seorang menghentikan langkah Sakura.

Tidak begitu banyak penjalan kaki berlalu lalang di sana, jam masih menunjukan tiga sore maka pejalan jalanan itu belum banyak, di situ juga tidak ada pos polis di tambah para pejalan kaki tidak mau terlibat.

" A-aku permisi om~ " Lirih Sakura mulai ketakutan.

Kedutan kesal ada pada pria yang di panggil om.

" HAH?!! Kau panggil Aku OM! Ckh! " Pria itu berteriak marah.

Tubuh Sakura bergetar takut. Teriakan pria tadi menarik perhatian setengah pejalan kaki termasuk salah satu pejalan kaki berambut kuning jabrik.

Mata biru laut begitu datar.

" Ku beri kau pelajaran! " Tangan pria terangkat atas, mau menampar Sakura sudah menyilang tangan lengan depan wajah takut.

Buuaakkk!

Belum tamparan itu melayang, Naruto menendang kuat perut pria itu, Sakura mengintip dari balik lengan membulat kedua mata kaget, pria tadi terlempar mundur mendarat atas trotroan pejalan kaki dengan keras.

Wajah Naruto menunjukan kemarahan. Dia mendekati pria itu, menendang perut pria itu, dan sekali memukul wajah kuat.

" Jangan sekali mau sentuh gadisku! "

Puas. Naruto melangkah mendekati Sakura. Dia menyampirkan jacket dia pakai ke tubuh mungil Sakura.

" Ayo, Aku antar pulang." Ucap Naruto lembut. Berbeda dari suaranya tadi sarat kemarahan.

Sakura menurut. Lebih baik Ia pulang bersama Naruto sebelum kejadian tadi terulang kembali.

Naruto merangkul Sakura di selimuti jacket Naruto.

Di belakang mereka pria tadi di pukul Naruto memadang marah dua punggung mereka.

T. B. C

Maaf yah hari ini aupdate 1 cerita doang, mingu besok.

Tekan vote dan komentar kalian.

Oh jangan lupa baca cerita baru Ku di akun kedua Ku Keristina19

Judulnya : Sakura Attack On Titan 👇

Sampai jumpa lagi 🙋🙏

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro