📌 ::: 05. hari ini kaiser yang insecure.
.
.
.
.
.
"MIHYA~! LO LUCU BANGET~!"
Yang teriak itu adalah [Name], dengan Kaiser yang lagi duduk di sebelahnya, memandanginya dengan pasrah karena kebetulan hari ini adalah hari minggu dan jadwal mereka buat bersih-bersih rumah.
Kaiser kedapatan tugas buat bersih-bersih rumah bagian dalam dan [Name], dapat tugas buat bersih-bersih rumah bagian luar termasuk gudang dan itu adalah alasan kenapa sekarang, Kaiser lagi duduk disebelah [Name] dan sesekali mengelus surai pacarnya itu.
Hari ini, Kaiser harus menghadapi [Name] yang 180° berbeda dari [Name] yang biasanya⸺salahin album foto masa kecil punya Kaiser yang nggak sengaja ditemukan sama [Name].
"Masa aku lucu?"
"LUCU! COBA LIAT~!" pekiknya sambil menunjukkan sebuah foto Kaiser kecil yang lagi pegang bola, "lucunya~!"
Kaiser cuman bisa mengulas senyum pasrah, "Ini foto waktu aku masih sekitar 2 atau 3 tahun," katanya sambil menunjuk salah satu foto dirinya yang lagi sibuk sama mainan, "yang fotoin waktu itu ibu panti."
Mata [Name] dengan nyata berbinar melihat foto tersebut, kemudian menoleh pada Kaiser dan dengan tiba-tiba mencium bibir sang kekasih, "Lo lucu banget! Gue mau anak kita nanti selucu ini!"
Kaiser ketawa pelan, kemudian balas mencium bibir [Name], "Iya, nanti anak kita bakalan selucu ini," katanya, "usahanya juga harus gigih, sayang."
[Name] mengangguk penuh semangat dan Kaiser cuman bisa menghela napas penuh kasih sayang. Tangannya menyelip dan melingkar pada pinggang ramping [Name], dengan pelan menarik kekasihnya untuk duduk di pangkuannya, kemudian setelah itu, Kaiser memeluknya dengan erat.
"[Name]."
"Hm?"
"Do you really want to be with me? Do you really love me for me?"
Gerakan tangan [Name] terhenti disana dan alih-alih menjawab, [Name] balik bertanya, "Kenapa tanya begitu?"
"Bukannya udah jelas? Aku yang kayak begini."
"Kenapa emangnya sama lo yang kayak begini?" tanyanya sambil kembali melanjutkan kegiatannya, "what do you mean, you're like this? You're perfect, Mihya."
Kaiser nggak menjawab dan memilih untuk menyandarkan kepalanya pada punggung kecil [Name], memejamkan matanya dan semakin mengeratkan pelukannya⸺cowok itu lagi merasa insecure sama segala hal yang pernah dia lakukan; dia tiba-tiba merasa nggak pantas bersanding sama dewinya, [Name].
"I'm not perfect, [Name]."
"Well, to me, you are."
"Why?"
[Name] melepas pelukan Kaiser, dengan pelan membalik tubuhnya dan melingkarkan kakinya pada pinggang cowok itu. Kaiser memperhatikan wajah cantik kekasihnya, memandanginya dengan intens, hingga sebuah senyum terulas di bibir [Name], "Karena lo udah bersedia menerima gue yang kayak gini."
Cewek itu menangkup wajah Kaiser, mempertemukan keningnya dengan kening Kaiser dan memejamkan mata, "Lo adalah hal paling indah yang terjadi ke gue. Lo adalah alasan terbesar gue untuk tetap ada disini, meskipun gue benci banget sama semua manusia."
"You're the best thing that have ever happened to me, darling," katanya lembut, mengecup kelopak mata Kaiser dengan penuh kasih, "you're the best thing I can ask for."
"And I love you for you, your ego, your flaw, your everything."
"I love you."
Kaiser memandang pada iris [Name], intens dan dalam, "Forever?"
[Name] ketawa pelan dan mengecup bibir Kaiser, "Forever is a long time, my love."
"I'll love you as long as my heart keeps beating."
"I'll love you for the rest of my life."
Kaiser mengerutkan keningnya, memejamkan mata dan menahan supaya air matanya nggak jatuh semudah itu. Sama kayak [Name], karena masa kecilnya, Kaiser bukan orang yang dengan mudah menangis dihadapan orang lain, dia juga bukan orang yang biasa mendapatkan afirmasi kayak gini⸺selama hidupnya, afirmasi yang selalu dia dapat adalah afirmasi kosong.
Sebenarnya, ada banyak hal yang bikin Kaiser insecure meskipun dimata orang lain dia lebih superior daripada [Name] yang cuman cewek biasa⸺ada banyak banget hal sepele yang bikin Kaiser mikir ulang tentang dia dan [Name], contohnya;
"[Name] bisa dapat cowok yang lebih baik daripada gue."
"Dia bisa dapat cowok yang bisa sama dia sebanyak yang dia mau."
"Dia bisa dapat cowok yang mau menghabiskan waktu sama dia tanpa harus diganggu sama kerjaan."
"[Name] bisa lebih bahagia kalau dia nggak sama gue yang kayak begini."
Banyak hal yang seliweran di kepala Kaiser karena dia insecure, ditambah lagi sama kejadian secret admirer beberapa hari yang lalu; Kaiser sadar kalau ceweknya disukain sama banyak cowok.
"[Name], kamu sayang nggak sama aku?"
"Sayang. Sayang banget. Gue nggak bisa mendeskripsikannya karena rasa sayangnya besar banget."
Kaiser yang menyandarkan kepalanya pada dada [Name] mendongak, "Lebih besar dari apapun yang besar di dunia ini?"
"Lebih besar dari apapun yang besar di dunia ini."
Mendengar hal itu, Kaiser mengulas senyum lega, "I'm glad to hear that."
"Udah tenang?"
"Udah."
"Ayo beres-beres lagi."
"Gimana kalau kita fokus punya anak aja dulu?"
.
.
.
.
.
tbc! aneh banget bab ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro