Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

📌 ::: 02. mihya dan pacarnya, [name].

.

.

.

.

.

"Mihya. Bangun nggak lo."

Mungkin kalimat itu udah berkali-kali terlontar dari mulut seorang cewek yang masih rebahan di tempat tidur dan nggak bisa bangun karena lengan kekar cowok disebelahnya memeluknya dengan erat.

"Aku masih...," pelukannya jadi makin erat, "...ngantuk."

[Name], cewek kesayangan dan pacar satu-satunya pemain sepak bola profesional, Michael Kaiser, menghela napas panjang dan dengan paksa melepaskan pelukan Kaiser. Dengan penuh kebrutalan, dia duduk di pinggir tempat tidur, menarik napas dalam-dalam dan memandangi kondisi lantai kamarnya yang berantakan.

Kaiser baru pulang kemarin sore dan tadi malam⸺Kaiser sibuk melepas rindu sama [Name].

Cewek itu menghela napas panjang, kemudian berbalik dan memandangi wajah lelah Kaiser. Dengan pelan, dia mengelus wajah ganteng itu dan menunduk untuk mengecup penuh afeksi pada pipi Kaiser.

"Mihya, sayang," panggilnya pelan, Kaiser membuka matanya sedikit, "gue mau siap-siap kuliah dulu, ya?"

Kaiser menggeleng pelan dan memeluk pinggang [Name], dia mengeluskan wajahnya pada perut [Name] yang penuh sama sisa-sisa gigitannya, "Titip absen aja, apa nggak bisa? Aku mau ditemenin."

Kaiser bangkit dari posisinya dan menarik [Name] untuk duduk dipangkuannya. Cewek itu menghela napas dan mengelus surai dwi-warna Kaiser. Sebenarnya dia bisa aja titip absen, karena dia juga mau nemenin Kaiser yang baru banget pulang dari Jepang setelah turnamen dua bulan penuh⸺tapi masalahnya, dia harus hadir untuk presentasi tugas dan kalau dia nggak hadir hari ini, nilainya bakalan jadi C.

"Nilai gue bakalan jadi C kalau nggak hadir," Kaiser mendongak, menumpukan dagunya pada dada [Name], "ada tugas yang harus gue selesain hari ini."

"Bentar doang. Lo tunggu di rumah, ya?"

Kaiser memandangi [Name], cewek cantik yang udah nemenin dia selama hampir dua tahun ini adalah apa yang selalu ada dalam kepalanya; dia nggak bisa lepas dari [Name], apapun masalahnya. Kemudian, dia menggeleng, "Aku antar."

"Lo masih capek. Dirumah aja, nanti gue beliin makanan sekalian."

Kaiser menggeleng, "Nggak. Pokoknya aku antar. Aku mau jagain cewekku."

"Cewek lo brutal ya, anjrit. Dia bisa jaga diri."

Mengabaikan apa yang [Name] katakan, Kaiser beringsut turun dari tempat tidur sambil menggendong [Name] dan melangkah menuju kamar mandi. Cewek itu cuman bisa menghela napas, "Kalau lo mulai lagi, gue jedotin pala lo ke bathtub."

Kaiser mendudukkan [Name] di wastafel kamar mandi mereka dan mengulas senyum, "Kan cewekku harus kuliah. Kita mainnya abis kamu selesai kuliah aja."

[Name] memutar bola mata bosan, "Kalau beneran jadi, emang lo mau tanggung jawab?"

"Iya lah, kan emang itu tujuanku."

"Emang kotor isi kepala lo ya, sialan."

.

.

.

.

.

Diantar kuliah sama Kaiser bukanlah hal yang biasa aja selama [Name] jadi pacar cowok ini. Mengingat reputasi cowoknya yang luar biasa populer dan nggak sedikit cewek-cewek yang tergila-gila sama Kaiser; diantar kuliah bukanlah hal yang biasa aja.

[Name] turun dari mobil barengan sama Kaiser dan mereka berdua langsung jadi pusat perhatian. Apalagi waktu Kaiser merangkul pinggang [Name] dan melangkah dengan santai sama cewek itu.

"Kamu nggak mau berhenti kuliah aja gitu? Kan udah ada aku yang bakalan membiayai semua kebutuhan kamu."

[Name] menghela napas, cowoknya ini emang aneh, "Jaga-jaga, kalau lo tiba-tiba selingkuh. Kalau gue tolol dan nggak bisa cari kerja cuman bergantung sama lo, bisa-bisa jadi gembel nanti gue."

"Sayang, aku nggak akan selingkuh."

"Iya, Mihya sayang. Gue percaya. Tapi nggak ada salahnya kan kalau gue tetap kuliah, terus kerja dan ngasilin duit sendiri," katanya sambil merangkul bahu cowok itu, "lo nggak usah khawatir."

Masih pagi dan orang-orang kampus yang melihat udah harus disuguhin sama kelakuan uwu mereka.

"Tunggu di kantin aja. Sarapan dulu lo, nanti gue samperin kalau udah selesai kelas."

[Name] melepas rangkulannya dan menjauh dari Kaiser. Tapi waktu dia sadar kalau Kaiser nggak pergi-pergi juga, dia menoleh dan menautkan alis, "Kenapa, sayang? Butuh apa lagi lo dari gue?"

Kaiser menarik tangan [Name], "Kiss. Here," katanya sambil menunjuk bibirnya.

'Ya Tuhan,' [Name] menghela napas, kemudian menarik wajah Kaiser dengan pelan dan mendaratkan sebuah kecupan manis di sana, "gue lupa kalau pacar gue ini harus selalu butuh ciuman."

"Masih mau lagi?"

Kaiser mengangguk, "Lagi. Kiss."

Sekitar lima menit kemudian, [Name] baru selesai ngasih ciuman yang Kaiser minta. Setelah itu, cowoknya melangkah pergi dengan senyum lebar disertai dengan aura bunga-bunga disekitarnya.

"Ngeri juga cowok lo."

[Name] menoleh dan menyunggingkan sebuah senyum miring mendengar komentar teman kelasnya.

"Heh, jelas. Cowok gue."























"Gue denger, cowok lo baru pulang dari turnamennya. Menang?"

"Hm. Menang. Gue nonton siarannya kemarin. Cowok gue disorot terus."

"Nggak usah pamer lo, sialan."

.

.

.

.

.

tbc! apa ya, aku mentok banget sama die for you. dadah👋🏻

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro