┊ 001.3. The Beginning of the Paywall
.
.
.
.
.
"...hanya tinggal tiga menit waktu yang tersisa."
[Name] mendongakkan kepalanya, tentu setelah menggenggam tangan Gilyoung dan memandangi Dokja di depan sana. Kata-kata itu seperti sinyal yang membuat orang-orang mulai mencari serangga-serangga yang terbang⸺yang meloloskan diri dari jaring yang Dokja lempar⸺ke segala arah. Bahkan mereka mengobrak-abrik di antara kursi kereta, seperti binatang buas yang kehilangan akal.
"Aku mendapatkannya! Ack!"
Keberuntungan mereka yang bagus, cukup untuk membuat mereka mendapatkan serangga itu. Namun selanjutnya, keadaan berubah membuat mereka saling menyerang satu sama lain dan menyebabkan keadaan di dalam gerbong menjadi sangat kacau.
"Hei, kenapa kau melakukan itu? Tidak bisakah kau memberikan serangga itu pada mereka begitu saja?"
Dokja menoleh, Kim Namwoon berbicara sambil bangkit dari posisi sebelumnya. "Ada dua belas orang yang tersisa di gerbong ini."
"Apa...?"
"Dan hanya ada tiga serangga yang tersisa."
Kim Namwoon mengerutkan kening, sebelum akhirnya tersenyum lebar. "Tiga ekor serangga untuk dua belas orang? Hahahaha! Benar. Semuanya tidak bisa selamat. Jadi karena itu kau melemparkannya seperti itu?"
"Benar."
"Jangan membuatku tertawa!"
Dokja memiliki ekspresi bingung diwajahnya, lalu Kim Namwoon melanjutkan.
"Seseorang dengan akal sehat tidak akan melakukannya karena alasan seperti itu." Senyum Kim Namwoon kian melebar, "katakan padaku dengan jujur, kau hanya ingin melihat kekacauan ini, bukan?"
Dokja ingat tentang Kim Namwoon yang dia tahu dari novel itu. Lantas, ia kemudian mendengar sebuah pesan yang masuk.
[Exclusive skill, 'Character List' is activated.]
Selanjutnya, sebuah hologram muncul di depan matanya. Dokja masih belum tahu dengan benar atribut apa yang dia miliki, tapi untuk sekarang ia memilih untuk melihat hologram yang ada di depannya.
⸻ ⸭ ⸻
[Character Information]
➤ Name: Kim Namwoon
➤ Age: 19
➤ Constellation Support: None (Two constellation are currently showing interest in this person).
➤ Private Attribute: Chuunibyou (General)
➤ Exclusive Skills: Unusual Adaptability Lv. 3, Knife Fighting Lv. 1, Blackening Lv. 1
➤ Overall Stats: Stamina Lv. 3, Strength Lv. 4, Agility Lv. 6, Magic Power Lv. 4
➤ Overall Rating: A chuunibyou who was blackened by a special occasion. It is recommended that you don't get involved with him.
⸻ ⸭ ⸻
Sebagian besar chuunibyou yang muncul di dalam novel melakukan bunuh diri karena mereka tidak bisa menahan mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Namun, chuunibyou dihadapan Dokja ini⸺Kim Namwoon, dia berbeda.
Dia adalah Delusion Demon, Kim Namwoon. Pemuda ini, yang nanti akan dikenal dengan julukan itu, bukanlah chuunibyou biasa. Dia telah menunggu kehancuran dunia dalam waktu yang lama dan dapat beradaptasi dengan dunia ini pada kecepatan yang tidak biasa.
Itu adalah sesuatu hal yang perlu diapresiasi⸺itu adalah hal yang cukup bagus.
"Bagaimana jika kita bekerjasama?" pemuda itu menawarkan pada Dokja.
[The character 'Kim Namwoon' has a favorable impression of you.]
[Your understanding of the character 'Kim Namwoon' has increased.]
Dokja menyadari, jika dia menerima tawaran itu, kelangsungan hidupnya akan dengan sangat jelas terjamin. Mungkin, jika dia tidak membaca novel itu, pilihan yang akan dia putuskan akan jadi berbeda dengan sekarang.
"Aku minta maaf, tapi aku lebih memilih untuk bergerak sendirian."
"Hm, benarkah? Sangat disayangkan," Kim Namwoon berujar sambil berjalan mendekati Dokja, "kalau begitu, bisakah kau menyingkir? Aku punya sesuatu yang harus diselesaikan dengan wanita tua dibelakangmu itu."
"Apa yang akan kau lakukan?"
"Apakah kau harus bertanya?"
"Kau tidak akan menangkap serangganya?"
"Menangkap serangga? Kenapa aku harus melakukannya?" Kim Namwoon tertawa, "lagipula, aku sudah menangkap 'serangga' di depanku."
Dokja bisa merasakan aura membunuh muncul dari tubuh Kim Namwoon. Karakter yang hanya ada di dalam novel ini, membuat Dokja harus menghadapi kegilaan yang nyata, karena itu, ia merasa sedikit kagum.
Kim Namwoon benar-benar sama seperti apa yang dia bayangkan selama ini.
[The character 'Kim Namwoon' has a slight decrease in favorability.]
"Apa yang kau lihat? Apakah kau tidak bisa menyingkir?"
"Aku tidak akan menyingkir."
"Haha, kau sekarang sedang mencoba bertingkah seperti seorang utusan keadilan? Apakah kau sebenarnya memiliki banyak kepribadian?"
Dokja tidak menjawab, yang mana hal itu membuat Kim Namwoon kelihatan kesal. Wajahnya menggelap.
"Kau ingin menyelamatkan wanita tua itu, kan? Hahaha! Luar biasa! Sangat menakjubkan!"
"Ah, semua ini membuktikan bahwa kau ternyata adalah tipe orang tua yang paling aku benci. Semua bajingan tua pada dasarnya sama saja."
[The character 'Kim Namwoon' despises you.]
"Apa maksudmu?"
Tanpa menjawab pertanyaan yang Dokja lemparkan, Kim Namwoon bergerak maju dan melayangkan tinjunya pada Dokja. Beruntung pria itu bisa menghindarinya dengan menundukkan kepalanya. Melihat hal itu, Kim Namwoon menautkan alisnya merasa tertarik.
"Oh, tidak buruk."
[Blackening Lv. 1.]
Aura gelap naik dari seluruh tubuh Kim Namwoon. Ini adalah keterampilan eksklusif dari atribut chuunibyou.
Sangat jarang kejadian dimana seseorang dapat menggunakan keterampilan sebelum skenario pertama berakhir, tapi Kim Namwoon telah menunjukkan bagaimana dia dapat menggunakan keterampilannya itu. Ya, itu adalah alasan kuat mengapa karakter utama merekrutnya, terlepas dari sifat psikopatnya.
Haruskah aku menggunakan 'itu' sekarang?
[Your understanding of the character 'Kim Namwoon' has increased.]
[You are close to the conditions of use for the exclusive skill 'Omniscient Reader's Viewpoint' Lv. 1.]
Omniscient Reader's Viewpoint? Apa ini?
[The conditions of use for the exclusive skill 'Omniscient Reader's Viewpoint' Lv. 1 have been reached.]
Pukulan Kim Namwoon melewati Dokja dan berakhir menghantam lantai.
"Haha, apa ini? Apakah aku menjadi lebih kuat dari sebelumnya?"
Bekas pukulan samar terbentuk di permukaan lantai. Kim Namwoon menyadari kekuatannya saat ini, yang sedikit demi sedikit telah bertambah. Tinju yang dapat mematahkan tulang dengan satu pukulan saja terus menghantam lantai. Kim Namwoon merasa frustrasi dan tidak bisa mengendalikan emosinya. "Ah, kenapa aku tidak bisa memukulmu?"
Tentu saja dia tidak memukul Dokja. Itu semua berkat keterampilan kedua milik pria itu.
'Kalau dilihat-lihat, itu juga merupakan kemampuan yang curang, ya.'
[Hm? Bicara apa, sih? Itu bukan kemampuan yang curang, kok. Sama saja sepertimu yang mendapatkan kemampuan seperti itu karena kau adalah variabel luar yang seharusnya tidak ada.]
'Tapi, Dokja juga variabel luar yang seharusnya tidak ada.'
[Dia seharusnya tidak ada di dalam novel TWSA. Tapi ini bukan novel TWSA, kan? Ini komik Omniscient Reader's Viewpoint yang pernah kau baca dalam waktu senggangmu di dunia sebelumnya.]
[Kim Dokja adalah variabel yang sangat penting di dunia ini.]
[Name] mengerti hal itu, dia tidak akan protes tentang hal itu karena dia memang tahu bahwa Kim Dokja adalah sebuah variabel sangat penting di dunia ini. Tanpa Kim Dokja di dunia ini, semuanya akan terus terulang dan bisa jadi akan menjadi lebih buruk.
'Tapi meskipun Dokja ada di dunia ini, semuanya akan terus berulang.'
[Kau benar. Itulah sebabnya kau ada di sini, [Name]. Tugasmu adalah untuk menghentikan pengulangan itu.]
'Itu artinya, aku harus menggantikan posisi Dokja, kan?'
[Setengah benar. Kata lainnya, kau harus menggantikan posisi Kim Dokja jika pria itu akan mengorbankan dirinya.]
[Name] mengerti, itu adalah satu-satunya tugas yang dia miliki di dunia ini. Menggantikan Dokja dan mengorbankan dirinya, menjaga pria itu agar tidak melakukan hal gila dan memastikan bahwa, lebih dari apapun, pria itu harus mendapatkan akhir bahagianya⸺tanpa mengalami masa koma yang panjang, tentu saja.
[Oh, omong-omong, apa kau sudah pernah membaca versi novelnya?]
Dengan pelan dan hati-hati, [Name] mengangguk, 'Iya, sudah.'
[Oh, ya? Hm, kalau begitu, kau sudah tahu apa yang harus kau lakukan, kan?]
'Iya, aku tahu.'
[Bagus. Gadis pintar. Oh, aku harus pergi sekarang! Sampai jumpa lagi, [Name]. Nikmatilah pertemuanmu dengan Kim Dokja nanti!]
Ia memiringkan kepalanya, merasa tidak mengerti dengan apa yang Joesu tuliskan di layar hologram itu. Apa yang bisa dia nikmati ketika bertemu dengan Dokja? Dalam keadaan genting seperti ini, [Name] ragu jika dia bisa menikmati pertemuannya dengan Dokja⸺lagipula, Dokja tidak akan memberikan perhatian lebih padanya yang bukan siapa-siapa, anggap saja dirinya adalah variabel yang sama seperti Sangah, yang seharusnya mati di dalam gerbong ini, namun karena beberapa perubahan kecil, dirinya bisa bertahan di sini.
Terlalu naif.
"Tersisa dua menit lagi, nak."
Kim Namwoon yang tertekan, bergantian memandangi Dokja dan wanita tua itu. "Sialan!"
Pada saat memikirkan pilihan apa yang harus dia lakukan, pandangan Kim Namwoon kemudian jatuh pada sang wanita tua. Seketika, dia membuat gerakan yang memaksa Dokja untuk meraih wanita tua itu dan membawanya menjauh. Jika wanita tua itu mati ditangannya, Kim Namwoon dapat menyelesaikan skenario ini. Tidak peduli apapun yang terjadi, Dokja benar-benar tidak bisa membiarkan anak ini pergi ke skenario berikutnya.
"Ha ha, aku tahu kau akan melakukan itu." Ketika Kim Namwoon mengambil sesuatu dari tasnya, Dokja merasakan firasat buruk.
Bilah pisau berkilau memantulkan sinar dari lampu neon di dalam gerbong. Pisau itu adalah MacGyver Knife Portabel. Dokja melupakannya, anak ini adalah penggila segala hal tentang militer.
Ada jejak penggabungan antara keterampikan teknis 'Knife Fighting' dengan keterampilan penguatan 'Blackening', ketika serangan diluncurkan dengan pisau itu. Arah yang ditunjukkan bilah itu sudah jelas.
「Jantung.」
Itu adalah serangan yang tidak bisa Dokja hindari bahkan jika dia tahu serangan itu akan datang. Jika dia tidak bisa menghindari serangan itu, dia akan menerima serangan itu di suatu tempat dengan kerusakan minimal⸺apabila memungkinkan.
Pisau itu nyaris mengenai jantungnya dan berakhir dengan membuat luka yang cukup dalam pada bahunya. Meskipun begitu, Dokja berhasil menghindari serangannya.
Rasanya sakit. Sangat menyakitkan.
"Haha, sekarang matilah!"
Waktu yang tersisa hingga skenario berakhir adalah 1 menit 30 detik. Dokja melirik ke arah wanita tua itu. Ia merasa menyesal untuk sang wanita tua, tetap sekarang dia benar-benar harus menggunakan 'itu'.
"SMA Chungil, tahun ke-2, Kim Namwoon. Aku punga satu pertanyaan untukmu."
"Apa...?"
"Apakah menurutmu telur serangga itu terhitung sebagai makhluk hidup?"
Dokja mengeluarkan tubuh belalang yang dia bunuh sebelumnya dari sakunya. Kantung telur berbentuk bulat itu terlihat jelas penuh dengan telur-telur. Suara seperti sesuatu yang remuk, dan sesuatu itu mengalir keluar. Perasaan menjijikan menyebar di tangannya ketika ia mendengar pesan yang muncul.
[You have killed a living thing.]
[100 coins have been earned as additional compensation.]
[You have killed a living thing.]
[100 coins have been earned as additional compensation.]
Pesan-pesan itu terus muncul menghujani telinga Dokja.
Kim Namwoon nengerutkan kening, "Telur serangga? Apa maksudmu tiba-tiba⸺apa kau sedang mencoba mengulur waktu?"
"Aku rasa begitu."
"Bagaimana aku bisa tahu hal seperti itu? Aku selalu tidur di kelas Biologi," Kim Namwoon memandangi bahu Dokja yang berdarah dan tertawa senang. "Tapi, ada satu hal yang aku tahu pasti. Apakah kau tahu apa itu?"
"Ap⸺"
"Kau akan mati sekarang!" Kim Namwoon menghunuskan pisau Swiss di tangannya sebelum Dokja sempat menjawab. Itu adalah serangan yang sulit untuk dihindari.
[A large number of coins has been acquired. Do you want to check the coin usage tips?]
Dokja mengabaikan penjelasan yang masuk. Ia tidak perlu lagi mendengarkannya ketika dia sendiri sudah tahu apa isi dari penjelasan tersebut.
"Tidak. Itu kau yang akan mati," katanya sambil menggumamkan sesuatu yang lain.
[2,700 coins have been invested into 'stamina'.]
[Stamina Lv. 1 > Stamina Lv. 10]
[Your stamina level has increased dramatically.]
[The durability of your body has greatly increased.]
Pisau Kim Namwoon menusuk tepat pada jantung Dokja. Lebih tepatnya, seperti menusuk, karena setelah pria itu menginvestasikan koinnya pada stamina, kulitnya berubah menjadi keras seperti batu dan satu-satunya yang membekas dari serangan itu hanyalah sebuah goresan ringan.
Mata Kim Namwoon membelalak keheranan, "Bagaimana bisa...?"
"Aku akan memberimu jawaban yang benar untuk pertanyaanku tadi. Jawabannya: telur adalah makhluk hidup."
"A-apa?"
"Dan di musim bertelur, belalang dapat bertelur lebih dari 100 butir sekaligus."
Sayangnya, waktu yang tersisa untuk memahami arti informasi itu terlalu singkat bagi anak sekolah dengan otak yang buruk.
"Apa maksudmu?"
"Tidak masalah jika kau tidak mengerti. Tinggal satu menit lagi."
Sekarang ketakutan muncul di wajah Kim Namwoon. "Mati! Mati!"
Pisau itu bergerak menghujani lehernya, namun Dokja bahkan tidak perlu repot-repot bertahan dari serangan itu. Tapi entah karena area itu lebih rentan daripada dada atau bukan, lukanya sedikit lebih dalam dari sebelumnya, tetapi masih tidak begitu sakit.
"Kim Namwoon."
Di belakang pemuda itu, masih orang yang merangkak mencari serangga, serta orang yang rela saling menyakiti demi kelangsungan hidup mereka sendiri.
"Kau benar. Aku adalah tipe manusia yang sama denganmu."
Mungkin Dokja bisa menyelamatkan beberapa dari orang-orang itu. Tetapi dia memilih untuk tidak melakukannya.
"Sialan! Kenapa kau tidak mati? Kenapa kau tidak mati saja?!"
Pisau itu hanya menyisakan goresan, darah mengalir tetapi bilahnya tidak bisa menjangkau jauh ke bawah lapisan kulit. Ada 30 detik yang tersisa ketika Kim Namwoon membuka mulutnya. Dia menjatuhkan pisau dan berlutut di depan Dokja.
[Name] melihat pada timer hologram miliknya, kemudian berdiri di hadapan Gilyoung dan memeluk anak laki-laki itu. "Gilyoung, tulikan telingamu."
20 detik.
Gilyoung menurut pada perkataan [Name], memejamkan matanya kuat-kuat dan menutupi telinganya dengan kuat juga hingga ia bisa merasakan telinganya menjadi tuli dan berdengung pelan, ditambah lagi pelukan [Name] yang begitu erat.
"Pikirkan memori apapun yang bisa menulikan telingamu, Gilyoung. Sesuatu yang keras dan bahagia."
10 detik.
"N-noona...."
[Name] semakin mengeratkan pelukannya pada Gilyoung, mengelus kepala anak laki-laki itu dan sesekali mengecupinya, "Tidak apa-apa, Gilyoung. Jangan dengarkan apapun."
5 detik.
Dan pada detik-detik terakhir itu, [Name] melirik pantulan dari jendela di depannya.
[The given time has run out.]
Mata kelamnya dengan nyata menangkap semua kejadian yang terpantul di kaca jendela itu. Kakinya melemas meskipun tidak cukup hingga membuatnya tidak bisa menopang berat tubuhnya dan wajahnya memucat.
Terlalu familiar.
Ia merasa mual.
[Paid settlement will begin.]
[Name] menutup matanya kuat-kuat. Adegan itu terlalu familiar bukan karena dia yang sudah membaca webtoon ataupun novelnya.
Bukan.
Adegan itu terasa familiar dengan perasaan yang begitu mengerikan.
Namun, [Name] sama sekali tidak bisa mengingatnya. Rasanya terlalu berat dan sesak, ditambah lagi dengan suara letusan dari kepala para penumpang yang tidak membunuh apapun.
[Name] merasa ini semua adalah mimpi buruk.
Ia benci ini.
Rasanya sesak sekali.
[Name] merasakan bahwa kakinya goyah dan ketika dia membuka mata kereta kembali bergerak. Suara yang familiar dan perasaan lega yang terasa aneh⸺[Name] masih belum bisa menghilangkan rasa sesak ini meskipun ia merasa lega.
Segera setelah itu, cahaya membanjiri bagian dalam gerbong melalui jendela-jendela dan kegelapan mulai menghilang. Kereta tiba di bagian permukaan Jalur 3 antara Stasiun Apgujeong dan Oksu.
Di luar jendela, Sungai Han dan Seoul terlihat dengan jelas.
[Name] menjatuhkan dirinya di hadapan Gilyoung, berlutut dihadapan anak laki-laki itu dan menghela napas penuh kelegaan yang getir. Gilyoung tidak mengerti apa yang sedang terjadi pada [Name], maka yang dia lakukan adalah memeluk perempuan itu dan mengelus punggung yang kelihatan rapuh tersebut.
Ia mendongak dan memandangi Seoul dari jendela gerbong.
Pemandangan diluar jendela bukan lagi Seoul yang mereka tahu. Asap dan debu membumbung dari kota yang hancur. Jembatan Sungai Han runtuh. Air sungai yang jernih kini berubah menjadi merah dan dipenuhi oleh mayat para tentara, sementara itu di antara reruntuhan bangunan, seekor monster menginjak-injak Tank K1 seperti sebuah mainan.
[Main Scenario #1 - Proof of Value has ended.]
[300 coins have been acquired as a basic clearance reward.]
[100 coins have been reducee for the channel usage fee.]
[Additional compensation settlement will begin.]
[Name] mendongakkan kepalanya, memandangi Gilyoung yang kebetulan baru saja memandanginya. Ia mengulas senyum lega yang samar, memeluk Gilyoung kembali dan menghela napas getir.
"Kita selamat, Gilyoung-ah."
Pada detik itu, air mata Gilyoung jatuh tanpa aba-aba.
⸻ ⸭ ⸻
[Side Scenario #1 - Mortal Life] has ended.
Thank you, player! You successfully completed [Side Scenario #1 - Mortal Life] perfectly! Payment will start in a few minutes.
Coming soon: [Royal Celestia Constellation Selection].
⸻ ⸭ ⸻
.
.
.
.
.
tbc! 2,4k word.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro