┊ 001.1. The Beginning of the Paywall
.
.
.
.
.
「Dua tanduk kecil
Makhluk gaib yang kecil, memakai baju jerami, dan berbulu halus melayang di udara.
Penampilannya terlalu aneh untuk disebut peri, terlalu jahat untuk disebut malaikat, dan terlalu polos untuk dinamakan iblis.」
Makhluk kecil yang muncul di depan sana adalah sesosok dokkaebi dan [Name] benar-benar yakin akan hal tersebut. Dia tidak mungkin salah mengenali makhluk yang sempat dia sukai karena bentuknya yang mirip seperti boneka. Lantas, ia berdiri dari duduknya bersama dengan Gilyoung yang juga ikut berdiri. Anak laki-laki itu mendongak bertepatan dengan [Name] yang menunduk, "Noona, apa kita akan baik-baik saja?"
[Name] mengangguk, mengelus kepala Gilyoung agar anak laki-laki itu merasa, "Iya, kita akan baik-baik saja. Jangan jauh-jauh dariku, ya."
Gilyoung mengangguk patuh⸺dia semakin erat memeluk [Name] dan memeluk wadah serangganya dalam dekapan.
「Karena itu, makhluk tersebut disebut sebagai 'Dokkaebi'.」
[Name] dengan nyata bisa merasakan keterkejutan yang dialami oleh pemeran utama dimensi ini. Dia bisa dengan nyata mengatakan bahwa pemeran utama dunia ini sedang terkejut setengah mati dengan apa yang dia lihat di depan sana dan [Name] bisa mengerti apa yang pemeran utama dimensi ini rasakan.
Fiksi dan realita yang bertabrakan⸺
Makhluk kecil itu bersuara, namun kata-kata yang dia ucapkan sama sekali tidak jelas. [Name] mengernyitkan keningnya, telinganya tambah mendengung ketika makhluk kecil itu berbicara dan ini adalah pertama kalinya ia merasakan perasaan tidak nyaman serta kesal yang teramat sangat.
"Apa yang makhluk itu ucapkan?"
"Apakah ini semacam teknologi AR?"
"Dia kelihatan jelek."
[Test. Test. Apa kalian bisa dengar? Duh, ini merepotkan karena patch bahasa Koreanya tidak berfungsi dengan baik.]
[Semuanya, apa kalian bisa mendengarku?]
[Name] memandangi dokkaebi itu dengan intens, permata matinya menginspeksi, memindai, dan mengobservasi apapun yang bisa dia dapatkan dari makhluk kecil aneh di depan sana.
Mungkin, karena dia terlalu fokus pada makhluk kecil itu, [Name] terlonjak ketika mendengar sesuatu yang pecah dari depan sana. Matanya melebar dan dengan cepat menghalangi pandangan Gilyoung dari apapun yang terjadi di depan sana. Napasnya tercekat ketika melihat pemandangan yang familiar, namun tidak cukup familiar untuknya bisa mengingat dimana ia pernah melihat kejadian ini.
[Ini bukan syuting film.]
[Name] merasa merinding, perasaannya bergejolak dan ia sama sekali tidak merasa tenang. Pemandangan dimana satu per satu kepala orang-orang ini pecah begitu familiar dalam kepalanya, ia merasa seperti pernah melihat hal ini terjadi. Dengan susah payah, ia menelan salivanya, tidak menutup matanya sama sekali pada apapun yang terjadi di depan sana, bahkan ketika beberapa percikan darah mengenainya, ia tetap membuka matanya.
Dia merasa perlu untuk terus melihat adegan ini⸺dia tidak boleh melewatkannya sama sekali.
[Bukan novel.]
Tangannya semakin erat memeluk Gilyoung, pupilnya bergetar pelan.
[Dan bukan kenyataan yang kalian tahu! Mengerti?!]
[Name] merasa takut.
[Semuanya, selama ini kalian pasti hidup senang, iya kan?]
'Itu omong kosong,' perasaan takut itu berangsur hilang dan digantikan dengan perasaan benci yang mulai membesar, 'makhluk ini bicara omong kosong.'
Matanya memancarkan kilatan membunuh yang kuat, sampai-sampai rasanya dokkaebi itu bisa merasakannya.
'Harus dibunuh.'
'Harus dihancurkan.'
'Harus dimusnahkan.'
[Kalian lahir tanpa membayar apapun, bernapas, makan, buang air besar, dan berkembang seenaknya!]
[Kalian benar-benar hidup di dunia yang enak, ya!]
[Name] sudah tidak bisa mendengarkan omong kosong itu lagi. Ia memilih untuk berbalik memunggungi makhluk dan orang-orang itu, ia menunduk dan mendongakkan kepala Gilyoung.
"Gilyoung, serangganya masih ada, kan?"
Anak laki-laki itu mengangguk, cengkeramannya semakin menguat pada kemeja [Name], "Noona, aku takut."
"Tidak apa-apa, Gilyoung. Semuanya akan baik-baik saja. Aku di sini."
[Channel #BI-7623 has opened.]
[The constellations have entered.]
[Name] melepaskan pelukannya dari Gilyoung ketika melihat sebuah hologram biru muncul di depannya, diiringi dengan hologram merah darah yang muncul di sebelahnya. Gilyoung juga mendapatkan hal yang sama⸺semua orang yang tersisa di dalam gerbong juga mendapatkan hal yang sama.
[The main scenario has arrived.]
Ia menoleh ke layar hologram merah darah tersebut dan menemukan kalimat yang berbeda.
[Side scenario #1 has arrived and will start in a few minutes. Player are expected to prepare herself.]
Lalu, atensinya kembali ke layar hologram biru milik dimensi ini.
⸻ ⸭ ⸻
[Main Scenario #1 - Prove of Value]
Category: Main
Difficulty: F
Clear Conditions: Kill one or more creatures.
Time limit: 30 minutes
Rewards: 300 coins
Penalty: Death
⸻ ⸭ ⸻
[Kalau begitu, semoga beruntung, semuanya.]
Dokkaebi itu mengulas senyum yang mengerikan dengan matanya yang membesar dan memancarkan kilatan mengerikan juga, [Mohon perlihatkan cerita yang menarik.]
Selepas dokkaebi itu menghilang, kondisi dalam gerbong yang [Name] tempati tidak kunjung membaik. Kepanikan begitu terasa dan itu cukup membuat [Name] sesak, terutama ketika dia harus menjalankan dua skenario sekaligus⸺[Name] merasa bahwa energinya terkuras dengan berlebihan.
Ia menolehkan kepalanya pada layar hologram merah darah tersebut dan menghela napas pelan.
⸻ ⸭ ⸻
[Side Scenario #1 - Mortal Life]
Category: Side
Difficulty: F-
Time limit: 30 minutes
Clear Conditions: Survive until this scenario ends.
Rewards: 1000 mora
Penalty: Death
[Give your best performance, Player. The Constellation Royal Celestia is watching this broadcast.]
⸻ ⸭ ⸻
"Gilyoung," panggilnya pelan, anak laki-laki itu mendongak.
"Ya, noona?"
"Serangganya," [Name] mengelus punggung tangan Gilyoung yang berada pada wadah serangga tersebut, "jika ada yang meminta, berikan saja."
Gilyoung memiringkan kepalanya, lalu [Name] mengecup keningnya, "Maaf, ya. Nanti akan aku temani cari serangga yang lebih cantik dari ini."
Anak laki-laki itu memandangi [Name] yang sedang melihat pada sekeliling mereka. "Noona," ia memanggil sambil memeluk pinggang ramping gadis itu, "aku akan menuruti noona."
[Name] menoleh dan mengulas senyum, ia mempertemukan keningnya dengan Gilyoung, "Anak baik, maaf ya aku sudah meminta hal seperti itu."
Gilyoung menggeleng, "Tidak apa-apa, noona."
Setelah mengatakan hal itu, [Name] memfokuskan pandangannya pada pemeran utama dimensi ini yang sedang berbicara dengan teman perempuannya yang kelihatan begitu panik.
[Name] bisa merasakan kepanikan perempuan itu hanya dari ekspresi wajahnya.
[Name] tidak bisa mendengar pembicaraan mereka berdua dalam kondisi seperti ini, namun ia bisa menebak bahwa pembicaraan itu sama persis dengan pembicaraan yang ia baca di panel webtoon-nya.
[Name] menghela napas panjang, kemudian mengelus kepala Gilyoung yang sampai saat ini masih memeluknya. Pelukannya mengerat dan ia benar-benar menyayangkan bahwa hidupnya akan berubah 180° dari sekarang⸺ia menyayangkan dirinya yang tidak jadi mati ketika dunia ini hancur.
[Tapi jika kau bertahan hidup sekarang, kau bisa menyelamatkan karakter utama dimensi ini. Bukannya kau selalu ingin menyelamatkannya dan berdiri di posisinya, ya?]
Hologram itu menampilkan kalimat dan fokus [Name] segera mengarah ke sana, 'Memangnya itu boleh? Itu, kan, sama saja dengan mengacaukan alur dimensi ini.'
[Siapa yang peduli? Para konstelasi Royal Celestial malah menginginkanmu untuk menyelamatkan karakter utama dimensi ini.]
'Ah, benar juga. Karakter utama dimensi ini adalah kesayangan para konstelasi, kan?'
'Tapi,' ⸺ 'kenapa kau muncul sekarang? Tadi kau bilang akan datang setelah skenarionya selesai. Skenario ini bahkan baru dimulai.'
[Aku bosan. Partnerku masih memiliki sesuatu yang harus diurus. Lalu, tuanku tidak membutuhkanku untuk saat ini. Jadi, aku memutuskan untuk menemanimu hingga skenario ini selesai.]
[Name] mengangguk pelan dan akan menanyakan beberapa hal pada layar hologram itu ketika suara seseorang dari depan menginterupsinya, ia menoleh ke depan dan mendapati bahwa salah satu karakter sampingan di dimensi ini tengah bicara.
"Semuanya! Tolong tenang! Tarik napas dan tenang!" serunya tepat lima menit setelah dokkaebi itu menghilang. Laki-laki bertubuh tegap dan tinggi, dengan penampilan kasual. "Apa kalian sudah tenang? Tolong hentikan apapun yang kalian lakukan dan dengarkan saya sebentar."
Orang-orang yang menangis atau yang sedang menelepon berhenti melakukan aktivitas mereka. Setelah semua perhatian tertuju padanya, laki-laki itu kembali bicara, "Seperti yang kalian tahu, pada kondisi bencana nasional seperti ini, gangguan sekecil apapun dapat menyebabkan banyak korban. Maka dari itu, saya akan mengontrol situasi ini mulai dari sekarang."
Tapi meskipun seperti itu, orang-orang yang dilanda dan telah tenggelam dalam kepanikan tidak akan serta-merta menuruti apa yang dia katakan. [Name] memperhatikan orang itu menangani situasi dihadapannya, dan beriringan dengan itu, dua layar hologram berbeda muncul di atas kepala laki-laki itu⸺beruntung [Name] memakai kacamatanya, sehingga ia bisa membaca apa yang tertera di atas sana.
[Lee Hyunsung (28)/Human]
[Pure Steel Sword, The Greatest Shield, Emperor of Steelsword (Incarnation Modifier(s)); Master of Steel (Constellation Sponsor); Great Mountain Push, Great Mountain Smash, Steel Transformation (Stigma); Kim Dokja's Company (Nebula).]
Lagi, gadis itu menghela napasnya dan mengalihkan atensinya pada hologram yang masih memiliki kalimat yang sama seperti beberapa menit lalu, 'Apa aku boleh memiliki kemampuan ini? Rasanya curang.'
[Tidak ada kemampuan yang lebih cocok untukmu selain ini. Anggap saja ini adalah bibit kemampuan yang akan memancing kemampuanmu yang lain.]
[Name] memiringkan kepalanya, 'Memangnya aku punya kemampuan? Aku, kan, tidak berguna?'
Hologram itu tidak membalasnya dan [Name] memilih untuk juga berhenti bicara. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru gerbong; dia dapat mendengar beberapa kegugupan tersirat dari orang-orang disekitarnya. Ini adalah situasi bencana nasional, [Name] tidak terkejut karena dia sudah mengekspektasikan hal ini. Faktanya, ada satu hal yang membuat [Name] terkejut.
Atmosfir yang terbentuk di dalam gerbong tersebut⸺[Name] merasa terkejut karena dia merasa begitu familiar dengan atmosfir ini; dan hal itu membuatnya merasa sesak.
"Pak tentara! Apa yang terjadi!"
"Saya sudah berusaha menghubungi unit saya, tapi...."
"Blue House! Apa yang Blue House lakukan?! Tolong hubungi presiden secepatnya!"
'Menghubungi presiden tidak semudah itu,' [Name] melirik Gilyoung sebentar, 'bahkan jika orang itu memiliki pangkat paling tinggi sekalipun, menghubungi presiden adalah hal yang cukup menyusahkan.'
"Maafkan saya. Saya hanya seorang prajurit biasa. Saya tidak memiliki akses komunikasi langsung ke Blue House."
Beberapa orang yang ada disana kembali merasa terdesak, wajah mereka menampilkan ekspresi tidak senang karena apa yang pria itu ucapkan⸺tapi pria itu sama sekali tidak salah, ucapannya tidak salah.
"Lalu, kenapa kau ingin mengontrol situasi ini?"
"Tentu saja demi keselamatan kita semua...."
'Sayang sekali,' pada akhirnya [Name] mengalihkan pandangannya pada Gilyoung, mengelus kepala anak laki-laki itu dan sesekali mengecupi pucuk kepalanya, 'dalam situasi seperti ini, itu adalah alasan paling konyol.'
Matanya melirik, 'Manusia-manusia ini sudah begitu tenggelam dalam kepanikan dan ketakutan.'
Tidak lama setelah itu, seseorang berteriak, "Perdana Menteri sedang memberikan pernyataan langsung! Ini benar-benar bencana tingkat satu!"
Semua orang kembali menyalakan ponsel mereka, membuka siaran Perdana Menteri yang tengah memberikan pernyataan langsung. Sementara [Name]⸺perempuan itu sibuk menenangkan Gilyoung, meskipun dia tahu bahwa anak laki-laki itu tidak memberikan respon berlebihan, tapi dia paham bahwa pasti mental anak ini tengah terguncang.
"Noona, apa kita akan benar-benar selamat?"
[Name] menunduk, "Aku tahu kita baru bertemu beberapa jam yang lalu, tapi Gilyoung," perempuan itu mengulas senyum, "aku menjamin keselamatanmu dengan nyawaku." Ia menyandarkan keningnya pada Gilyoung, memejamkan matanya dan mengeluskan ujung hidungnya pada ujung hidung Gilyoung.
"Jangan khawatir, Gilyoung. Selama aku ada di sini, kemanapun kau pergi, aku tidak akan membiarkanmu terluka ataupun mati."
Gilyoung yang mendengar itu kembali memeluk [Name], kali ini semakin erat. Sementara [Name], perempuan berkacamata dengan surai yang dikepang dua itu mengulas senyum samar yang sangat-sangat samar⸺ucapan itu adalah ucapan yang cukup berpengaruh, mengingat bahwa [Name] tahu bagaimana masa lalu Gilyoung.
Joesu yang memperhatikan itu dari layar tersenyum licik, perempuan ini licik juga ternyata.
"Tapi, dimana presiden? Kenapa Perdana Menteri yang memberikan pernyataan?"
"Presiden sudah mati."
"Apa? Benarkah?!"
"Aku tidak yakin. Seseorang berkomentar seperti itu di Naver⸺"
"Sial! Berarti itu adalah kabar palsu!"
'Itu bukan kabar palsu. Presiden memang sudah mati.'
Bertepatan dengan itu, orang-orang menjatuhkan ponsel mereka ketika suara tembakan terdengar di seluruh penjuru gerbong. Suara itu berasal dari ponsel mereka; suara yang keras dan darah yang memenuhi layar. Setelah beberapa saat, orang-orang tanpa sadar menahan napas ketika mereka mulai menyadari apa yang telah terjadi.
"P-Perdana Menteri...."
Perdana Menteri telah mati. Kepalanya meledak secara real-time dan disiarkan secara langsung. Ada beberapa suara seperti tembakan sebelum layar menjadi sunyi. Hal berikutnya yang muncul di layar adalah dokkaebi.
[Apakah kalian masih tidak mengerti juga? Ini bukanlah teroris seperti yang kalian pikirkan. Apa kalian masih menganggap semua ini hanyalah main-main belaka?]
Rasanya sangat tidak menyenangkan mendengarkan perkataan dokkaebi karena nadanya begitu santai. [Name] menghela napas pelan, ini semua masih sama seperti yang dia ingat⸺masih sama seperti yang dia lihat pada setiap panel webtoon tentang dimensi ini.
[Hahaha, menurut data yang aku dapatkan, orang-orang di negara ini sangat pandai dalam memainkan game. Jadi, bagaimana jika aku tingkatkan saja kesulitannya?]
Bip.
Penunjuk waktu besar muncul di udara. Lalu waktu yang ditunjukkan mulai berkurang terlalu cepat.
[The remaining time has been decreased by 10 minutes.]
[There are 10 minutes remaining.]
[Sebagai penalti tambahan, jika 'Pembunuhan Pertama' tidak terjadi dalam waktu 5 menit dari sekarang, semua makhluk hidup dalam kabin ini akan dimusnahkan.]
Gilyoung yang mendengar itu dengan nyata menegang dan menjadi panik, namun [Name] yang menyadari itu bahkan sebelum Gilyoung sempat bereaksi segera mengelus pucuk kepalanya. Kalau dipikir-pikir, [Name] lebih banyak menenangkan Gilyoung, perempuan itu jadi khawatir.
'Gilyoung tidak seperti ini di dalam webtoon-nya.'
Kata-kata dokkaebi itu menyebabkan situasi di dalam gerbong menjadi begitu kacau sehingga Lee Hyunsung tidak bisa lagi mengendalikannya. Itu adalah hal yang tidak mengherankan; situasi mengerikan seperti ini, nyawa yang berada di ujung tanduk, dan moral yang sedikit lagi akan menghilang, mengendalikan situasi yang telah terkontaminasi hal-hal seperti itu adalah sesuatu yang sulit dilakukan, hampir mustahil dan [Name] sama sekali tidak menyalahkan Lee Hyunsung⸺pria itu juga baru pertama kali ini menghadapi hal seperti ini; semengerikan ini.
Sementara pada sisi pemeran utama dimensi ini; ia tengah berperang dengan perasaan ganjilnya terhadap situasi ini; perasaannya terasa begitu ganjil.
Lee Hyunsung, karakter pendukung utama telah muncul. Jadi, mengapa 'dia' tidak muncul juga? Pertanyaan itu berkecamuk dalam kepalanya, karena dari apa yang dia ketahui, seharusnya 'dia' telah muncul sekarang⸺seharusnya dia sudah bisa melihat 'orang itu' melakukan aksinya.
"A-ada pembunuhan di belakang sana!"
Teriakan seseorang menginterupsi semua orang yang tengah panik, seluruh atensi mengarah pada pintu yang menuju ke gerbong lain. Dari jendela pintu lorong gerbong, [Name] bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi di gerbong itu. Gerbong 3907, ada pembunuhan brutal yang sedang terjadi di sebelah sana.
"Kita harus mengusir mereka! Jangan biarkan siapapun masuk!"
Orang-orang itu berusaha menahan pintu besi dengan kuat agar tidak terbuka, tapi sebenarnya itu sangat tidak diperlukan. Karena sejak awal, tidak ada siapapun di sana⸺bahkan musuh sekalipun.
[All types of access to the carriage will be restricted until the scenario is complete.]
Seiring dengan munculnya pesan ini, orang-orang terlempar kembali dari pintu besi seperti mereka telah mengenai pembatas transparan.
"A-apa ini?"
Sekali lagi, suara dokkaebi terdengar, [Haha, ada beberapa tempat yang cukup menyenangkan, sementara tempat lain belum memulainya. Oke, ini adalah layanan khusus. Aku akan menunjukkan kepada kalian apa yang akan terjadi jika tidak ada pembunuhan dalam lima menit ke depan.]
Mata [Name] dengan segera mengarah pada sebuah layar raksasa yang muncul di udara. Layar itu menampilkan sebuah ruang kelas; gadis-gadis berseragam sekolah biru tua yang ditampilkan dalam layar itu tampak bergetar ketakutan.
Seorang laki-laki yang ada di ujung gerbong menggigit jemarinya dan menggumam, "...bukankah itu adalah seragam SMA Daepong?"
Bertepatan dengan itu, sebuah suara bip yang kedengaran begitu mengerikan terdengar⸺
Manik hitam itu berkilat sesaat sebelum akhirnya kembali mati.
⸺dan gadis-gadis itu mulai berteriak.
[The given time has run out.]
[Paid settlement will begin.]
Setelah pengumuman itu berakhir, kepala-kepala dari siswi SMA yang duduk di barisan depan mulai meledak. Satu demi satu; terus-menerus; lebih banyak kepala yang meledak. Beberapa dari mereka berteriak dan berlari menuju pintu kelas ataupun jendela.
"Ah.... uh.... bagaimana⸺"
Alat kebersihan yang rusak dan kuku yang terkoyak⸺sayangnya tidak ada satupun pintu dan jendela yang bisa terbuka. Tidak ada yang bisa keluar dari sana. Tidak ketika skenario masih berjalan.
Lalu, ledakkan dilanjutkan, kepala gadis-gadis yang masih utuh, kembali meledak dan berceceran ke mana-mana; darah, daging, otak⸺apapun. Hingga layar berganti dan menyorot seorang gadis yang tengah mencekik leher temannya. Setelah beberapa saat, hal terakhir yang terpampang dilayar adalah gadis tersebut yang tengah memindai ruang kelasnya.
[Name] mengenali sorot mata itu.
[Channel #Bay-23515.]
[Daepong Girls' High School, Year 2 Class B, survivor: Lee Jihye.]
Dan layar yang menampilkan adegan terakhir itu mati bersamaan dengan suara dokkaebi yang kembali terdengar, [Bagaimana? Menarik sekali, kan?]
Makhluk itu berujar dengan senyum, tapi orang-orang tidak melihat pada layar lagi, mereka yang tidak sengaja saling menatap kini mundur dengan perlahan⸺mereka terguncang, ini terlalu tiba-tiba; terlalu mengerikan.
"Noona, apa kita akan berakhir seperti itu jika tidak membunuh?"
[Name] mengangguk, "Iya. Kita akan berakhir seperti itu jika tidak membunuh makhluk hidup apapun."
"Noona...."
"Jangan khawatir, Gilyoung. Kau aman. Kita akan aman."
.
.
.
.
.
tbc! 2,6k word.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro