Kyouki mengembuskan napas lega sambil menyeka keringat yang bercucuran dari keningnya dengan tangannya yang penuh dengan darah. Matanya masih berkilat berbahaya ketika memandang Manjirou dan Izana yang terkapar tidak berdaya di hadapannya. Para bangsawan yang masih tersisa tidak bisa bergerak dari tempat mereka berdiri, mata mereka memandang horor pada kejadian yang terjadi.
Darah di mana-mana; hampir semua sudut ruangan ini dipenuhi oleh darah. Meja pertemuan benar-benar penuh dengan darah dan beberapa bagian tubuh prajurit serta bangsawan yang melakukan perlawanan terhadap Kyouki.
Ruang pertemuan ini menjadi lautan darah.
Dan itu menjadi trauma bagi mereka.
Kyouki menolehkan kepalanya pada Shinichiro, kemudian berpindah pada kaisar yang sudah bergerak tidak nyaman di tempatnya duduk⸺seringai Kyouki melebar.
"Yang Mulia, apa saya harus membunuhnya?"
Dalam kepanikan, kaisar berteriak, "YA! BUNUH DI⸺"
"Bunuh kaisar, Kyouki."
Kaisar terpaku di tempatnya duduk, sesaat dia melupakan bahwa Kyouki adalah Yuuma, keturunan dari keluarga berbahaya yang memiliki sumpah hanya akan setia kepada keturunan pertama kaisar. Sesaat dia melupakan bahwa Kyouki adalah Yuuma dan Yuuma adalah keluarga yang paling setia.
Maka ketika Kyouki mendekatinya dengan pedang yang sudah siap memenggal kepalanya, dia sama sekali tidak bergerak.
"Apa ada kata-kata terakhir, Yang Mulia Kaisar?"
Matanya melirik Kyouki yang kini sudah mengangkat pedangnya dengan tinggi, menunggu kata-kata terakhirnya keluar sebelum memproses untuk memenggal kepalanya. Kemudian, matanya kembali pada Shinichiro.
"Ma⸺"
"Permintaan maaf ayah tidak berguna. Simpan saja dan membusuklah di neraka. Aku tidak keberatan."
"Penggal kepalanya sekarang, Kyouki."
Kekehan manisnya terdengar setelah mendapatkan titah seperti itu dan Kyouki mengayunkan pedangnya dengan sepenuh hati. Senyum manisnya yang berbahaya semakin melebar ketika dirinya terkena percikan darah milik kaisar.
Dia kemudian menolehkan kepalanya pada Shinichiro dengan senyum lebar yang dihiasi oleh darah. Shinichiro menghela napas dan beranjak dari tempatnya, melangkah menuju Kyouki sambil mengeluarkan sapu tangan miliknya.
"Kau kotor, Kyouki," paparnya sambil menyeka darah dari wajah Kyouki dengan pelan.
Kyouki mengulas senyum pada Shinichiro, "Anda tidak perlu khawatir, Yang Mulia. Ini sudah menjadi rutinitas saya."
Shinichiro menghela napas dengan pelan, memandangi wajah Kyouki selama sepersekian sekon sebelum akhirnya menoleh pada kedua adiknya yang masih tidak sadarkan diri. Kyouki juga menolehkan kepalanya ke sana, "Apa ada usul dari Anda untuk kedua adik Anda ini, Yang Mulia?"
Lama Shinichiro memandangi kedua adiknya, mengenang beberapa memori yang bermunculan di kepalanya dan kemudian menghela napas berat⸺rasanya benar-benar menyakitkan.
Keluarga ini palsu; mereka tidak benar-benar saling menyayangi⸺semuanya sedang bertahan hidup untuk sebuah tahta.
"Kurung mereka dipenjara bawah tanah," ia memalingkan wajahnya, meletakkan atensinya pada para bangsawan yang tersisa diruangan itu, "dan⸺bunuh mereka. Tidak ada satupun kalimat yang akan keluar mengenai kejadian ini."
"Kaisar telah mati karena dibunuh dan pelakunya adalah⸺"
Mata matinya melirik pada kedua adiknya yang sudah mulai diseret oleh prajurit Yuuma.
"⸺mereka berdua."
Kyouki mengulas senyum mendengarnya, kemudian menolehkan kepalanya kepada para bangsawan yang tersisa sambil mengangkat pedang. Mata emasnya bersinar, "Tolong temani mendiang kaisar di neraka, ya~."
Dan pertemuan itu diakhiri dengan semua bangsawan yang berada di pihak Manjirou serta Izana mati dalam kondisi yang mengenaskan. Sementara Manjirou dan Izana di seret untuk dikurung di dalam penjara bawah tanah, Kyouki dan Shinichiro melangkah menuju ruang kerja mendiang Kaisar.
Selama perjalanan menuju ruang kerja mendiang Kaisar, banyak prajurit yang melayang nyawanya karena menghalangi Shinichiro. Lorong-lorong menuju ruang kerja tersebut dipenuhi oleh darah dan pelakunya tentu saja adalah Kyouki. Gadis Yuuma itu dengan senang hati membunuh dan menghabisi mereka agar tidak menghalangi Shinichiro⸺bahkan dia juga tanpa pikir dua kali membunuh asisten mendiang Kaisar.
"Kyouki."
Gadis itu menoleh setelah memenggal kepala asisten tersebut, bibirnya terangkat untuk membuat sebuah senyuman pada Shinichiro, "Ya, Yang Mulia?"
Shinichiro terdiam selama beberapa saat, sebelum akhirnya bicara, "Jadilah permaisuriku."
Ekspresinya berubah menjadi datar, sambil memiringkan kepalanya dia mengatakan, "Itu tidak ada dalam perjanjian dan rencana kita, Shinichiro. Aku akan menjadikanmu Kaisar, tapi aku tidak akan menjadi permaisurimu meskipun kau memintanya."
"Apa perjanjian itu tidak bisa diubah?"
"Memangnya apa yang kau harapkan jika aku menjadi Permaisuri? Aku tidak cocok untuk posisi itu dan jangan menjadikan anjing Kekaisaran sebagai permaisurimu."
"Anjing itu hanya tahu membunuh dan membunuh, Shinichiro."
Shinichiro tidak bicara lagi setelah itu, matanya fokus pada Kyouki yang kini sudah kembali sibuk dengan mayat asisten tersebut. Lantas, memilih untuk mengesampingkan masalah itu, Shinichiro berbalik dan fokus ke meja kerja ayahnya.
"Kalau kau butuh asisten, aku bisa mencarikan orang yang tepat untukmu. Dan ya, aku juga tidak tertarik dengan posisi asisten. Posisiku sebagai anjing Kekaisaran lebih menarik."
"Tidak perlu," Shinichiro menggeleng, "Asistenku sendiri masih bisa diandalkan."
"Oh? Bagus, deh."
Selepas pembicaraan tersebut dan mengurus ruang kerja itu, Kyouki berpamitan pada Shinichiro untuk kembali pulang ke kediamannya. Masih ada beberapa hal yang harus dia urus dan dia juga harus mengurusi heroine yang saat ini pasti tengah panik mengetahui apa yang terjadi di pertemuan hari ini.
"Saatnya mengeksekusi heroine dan yang lain~."
⸺ ┊ 𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃 ┊ ⸺
Ryuuzaki Shion, karakter penting di dalam novel <Scent of Romance>; sang heroine yang dicintai banyak orang. Karakter yang digambarkan terlalu sempurna dengan segala putih dan segala hal baik lainnya⸺karakter overpower yang hadir hanya karena sang penulis menyukai karakter dengan sikap seperti dirinya.
Ryuuzaki Shion⸺jiwanya adalah milik seorang gadis jenius abad 21 dari Jepang. Tidak berbeda jauh dengan Kyouki, dia juga mengalami hal yang sama seperti Kyouki; terlempar ke dimensi ini, namun yang membedakan hanyalah nasib dan peran yang mereka miliki.
Menjadi heroine di sebuah novel rating dewasa, hidup di lingkup kekayaan yang berlimpah, dan menjadi tunangan dari putra mahkota⸺apa yang bisa dia minta lagi selain hal itu?
Benar, kekuasaan mutlak untuk kepuasan dirinya sendiri.
Keserakahan⸺dirinya terkorupsi oleh keserakahan setelah tiba disini. Mengetahui bahwa dia adalah sang heroine; hal itu mengorupsi isi kepala dan sisi kemanusiaannya.
Tapi ketika Kyouki masuk ke dalam hal ini, Shion bisa merasakan bahwa perlahan semuanya akan hancur dan dia akan juga ikut hancur bersamaan dengan hal ini.
Maka dari itu, semenjak duel antara Kyouki dan Senju berakhir⸺Shion tidak bisa merasa tenang.
Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya, juga pada yang lain, yang memiliki hubungan dengannya. Meskipun dia sudah berusaha untuk menggagalkan semua yang Kyouki rencanakan, entah itu yang dia tahu atau bukan, tapi tetap saja⸺semuanya tidak membuahkan hasil apapun.
"Kenapa. . . kenapa semuanya tidak ada yang berhasil?!" pekiknya frustrasi sambil mengacak surai panjangnya.
"Kenapa, ya? Menurutmu, kenapa semuanya tidak ada yang berhasil?"
Shion membalikkan tubuhnya lebih cepat dari apapun, matanya melebar ketika mendapati orang yang menjadi musuh besarnya duduk dengan santai di pembatas balkon. Permata emas itu berkilat penuh kelicikan dan Shion tidak mampu melakukan apapun selain melebarkan matanya dan mencengkeram gaun mewahnya.
Kyouki ada di sana, hanya beberapa meter darinya, tengah mengulas senyum penuh kelicikan dan kejahatan, serta tengah melucuti jiwanya habis-habisan dengan permata emasnya.
"Lho? Kenapa diam? Jawab, dong," senyumnya semakin lebar dan mengerikan yang membuat Shion seketika merinding, "heroine."
Shion melebarkan matanya ketika mendengar hal tersebut, cengkeraman tangannya semakin menguat pada gaun mewah tersebut. Matanya menatap nyalang pada Kyouki dan sudah akan menerjangnya jika saja Kyouki tidak menodongkan pedangnya.
Ujung pedang itu menggores leher Shion yang membuatnya sekali lagi melebarkan mata. Kyouki mengulas senyum, mengabaikan fakta bahwa saat ini dia sedang melukai Putri Mahkota⸺siapa yang peduli? Toh setelah ini Putri Mahkota akan meregang nyawa bersama pangerannya.
"Kau⸺kau seharusnya tidak melakukan ini!" ia berteriak frustrasi, menakuti kematian yang ada di depan matanya, "kau seharusnya menurut pada Manjirou! Kau⸺kau seharusnya hanya menjadi anjing Kekaisaran dan mati!"
Kyouki melepaskan tawanya, merasa lucu dengan apa yang Shion lontarkan. "Aku seharusnya tidak melakukan ini? Aku harus menurut pada Manjirou? Aku harus menjadi anjing Kekaisaran dan mati?"
"Pfftt⸺kau bodoh, ya? Kenapa aku harus menjadi semenyedihkan dirimu jika aku bisa menjadi sehebat ini?"
"Kenapa aku harus merendahkan diriku hanya untuk keberhasilan rencanamu dan kebahagiaan busuk kalian?"
Dia mengulas senyum, tipikal senyum lebar yang berbahaya, yang membuat Shion merinding.
"Ryuuzaki Shion, sang heroine yang paling dicintai dan Yuuma Kyouki, sang villainess yang paling dibenci," nada suaranya mengejek, "lalu kenapa dengan hal itu? Pada faktanya, yang paling dicintai pun juga akan kalah oleh yang paling dibenci."
Shion mengeraskan rahangnya, dia tidak terima, sama sekali tidak terima. Lantas, ia menghempaskan pedang Kyouki tidak peduli tangannya yang terluka. Ia berlari berusaha menerjang Kyouki untuk mencekik gadis itu.
Garis bawahi; Berusaha.
Karena pada faktanya, ketika gadis itu berusaha menerjang, Kyouki dengan sigap mengulurkan tangannya dan menangkap Shion serta mencekik lehernya. Shion tidak lagi merasakan lantai kamarnya dan memberontak dari cekikan super kuat Kyouki. Napasnya mulai menipis dan dadanya mulai sesak, namun Kyouki tidak peduli.
Dia malah semakin menguatkan cekikannya.
"Kesulitan bernapas?" tanyanya dengan senyum mengejek, "bagaimana rasanya ketika napasmu dibatasi?"
"Kau mengerti, kan, bagaimana perasaan Emma ketika kau mencekiknya seperti ini?"
"Ugh. . .! Le-lepas. . .!"
"Nu-uh, tidak semudah itu. Setidaknya, kau harus menderita."
Maka setelah mengucapkan hal tersebut, Kyouki membawa Shion pergi dari kediamannya. Dengan senyum yang merekah menghiasi wajahnya, Kyouki menyeret Shion.
"Lalu setelah itu, kau akan menjalani pengeksekusian bersama dengan pangeran-pangeranmu lusa nanti~."
Yup, Kyouki akan mengurung Shion di penjara bawah tanah.
Di kediaman Yuuma.
⸺ ┊ 𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃. ┊ ⸺
Hari ini adalah jadwalnya untuk pengeksekusian para pengkhianat. Setelah beberapa proses melelahkan dilewati, penyebaran berita bahwa Tuan Putra Kedua dan Ketiga merencanakan kudeta pada Kaisar, membeberkan bahwa mereka berdua bersama dengan Ryuuzaki Shion adalah dalang dari pembunuhan Tuan Putri Sano Emma juga kasus hilangnya orang-orang penting di Kekaisaran lain⸺akhirnya, hari ini mereka bertiga akan dieksekusi.
Kyouki memandangi dirinya dicermin, mengenang masa-masa dirinya berada di sini dan kemudian mengulas senyum tipis sebelum melangkah keluar dari kamarnya. Dirinya disambut langsung oleh Torio dan Haruchiyo⸺untuk beberapa alasan, Kyouki memutuskan untuk tidak ikut menyingkirkan Haruchiyo; dia berpikir untuk menggunakan Haruchiyo dalam hal lain.
"Selamat pagi, Torio, Haruchiyo."
Keduanya mengulas senyum dan Haruchiyo lebih dulu mencuri start untuk memberikan salam pada Kyouki yang membuat Torio menahan kesal⸺beruntung Kyouki memilih untuk tetap membiarkannya hidup, jika tidak, Torio sudah akan melayangkan pedangnya sejak kemarin.
"Selamat pagi juga, nona."
Setelah Haruchiyo mengucapkan hal itu, Torio segera mendorongnya dan mengulas senyum manis yang cerah, "Selamat pagi, nonaku!"
Kyouki menautkan alis ketika melihat Torio dan Haruchiyo yang saling bertengkar dengan sorot tajam mereka. Lantas, ia menggelengkan kepalanya dan memilih untuk mengelus kepala keduanya.
"Kalian benar-benar akur, ya," Kyouki mengulas senyum, "tolong jaga kediaman ini dengan baik, ya. Aku harus menghadiri acara eksekusi."
Keduanya mengangguk patuh dan kembali melotot pada satu sama lain setelah Kyouki membalikkan tubuh untuk pergi dari sana. Torio dan Haruchiyo mengekori Kyouki, sambil saling melemparkan umpatan melalui pelototan.
"Jangan hancurkan kediaman ini. Kalian adalah orang yang harus menjaga kediaman ini selama aku tidak ada."
"Siap, nona!"
Setelah itu, Kyouki menaiki kereta kudanya dan berangkat menuju Istana Kekaisaran. Semua tahanan yang Shinichiro tahan setelah hari itu sudah berada di tempat pengeksekusian, termasuk Ryuuzaki Shion dan dua pangerannya. Kyouki melipat kedua lengannya di depan dada dan menghela napas pelan⸺setelah ini dia akan bebas, dia akan lepas dari dimensi ini dan kembali ke kehidupannya yang dulu.
"Lagipula, aku juga harus melakukan sesuatu di sana."
Bermenit-menit duduk di dalam kereta kuda, akhirnya Kyouki sampai di sana dan segera turun. Ia segera melangkah menuju tempat Shinichiro menunggunya. Selama perjalanan menuju tempat Shinichiro, banyak pelayan dan prajurit yang memberikan salam hormat padanya, yang dibalas dengan senyuman olehnya.
Sesampainya ditempat Shinichiro, Kyouki mengulas senyum dan membungkukkan tubuhnya pada Shinichiro yang tengah memandang keluar jendela.
"Selamat pagi, Yang Mulia. Saya sudah siap."
Shinichiro menghela napas getir diam-diam sebelum berbalik dan memandang Kyouki dengan datar. Ia kemudian mengangguk dan mengulurkan tangannya untuk Kyouki, "Ayo. Kita harus segera memulai eksekusinya."
Kyouki mengulas senyum, permata emasnya berkilat dan dengan senang hati ia menyambut uluran tangan Shinichiro.
"As you wish, Your Majesty."
.
.
.
.
.
tbc! ini bukan bab terakhir. masih ada epilog dan ini beneran ngebut aku nulisnya. jadi untuk hal-hal yang berurusan sama eksekusi gak aku jelasin dengan detail, selamat berimajinasi sendiri. dadah~!
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro