Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

➤ [06]

Pagi ini, kondisi lapangan latihan di kediaman Yuuma cukup ricuh. Banyak prajurit yang memenuhi sisi lapangan tersebut dan tengah menyoraki seseorang. Ekspresi mereka terlalu cerah, seolah ini adalah sebuah situasi menyenangkan yang bisa mereka gunakan untuk refreshing.

Tentu saja, itu semua karena Kyouki yang tiba-tiba memutuskan untuk turun ke lapangan dan latihan bersama para prajuritnya. Ditambah lagi, Haruchiyo juga ikut dan jadi semakin lengket pada Kyouki hingga pada tahap dimana dirinya bahkan begitu jarang keluar dari kediaman Yuuma.

Memegang pedang kayu ditangannya, ia mengulas senyum pada salah satu prajuritnya yang kelihatan begitu gugup dan juga bersemangat. Ia mengangkat pedang kayu tersebut, "Ayo, aku ingin melihat hasil latihanmu selama ini."

"Baik, ketua!"

Maka, prajurit itu melangkah maju dan menyerang Kyouki dengan pedang kayunya, yang dengan mudah ditangkis oleh gadis Yuuma itu. Selagi pedang kayu mereka beradu, kaki gadis itu menendang-nendang pelan kaki prajuritnya; kuda-kuda prajurit itu masih lemah.

"Kuda-kudamu salah dan lemah. Buka lebih lebar lagi dan bertumpulah di sana."

"Baik!"

Lalu, sparring kembali dilanjutkan. Sesekali, Kyouki memukul bagian tubuh prajurit tersebut yang salah dan tidak sesuai. Dia juga tidak lupa untuk memberikan beberapa informasi berguna yang bisa para prajuritnya gunakan saat bertarung di medan perang; singkatnya, beberapa tips dan trik.

Dan yang terakhir, ia menargetkan leher prajuritnya dengan ujung pedang kayunya, "Dan kalian tidak akan pernah bisa menang hanya dengan latihan mati-matian dan bakat yang kalian miliki."

Prajurit tersebut menelan saliva, sorot mata Kyouki membuatnya merinding.

"Kalian juga harus punya tekad membunuh yang kuat."

Kyouki menarik kembali pedang kayunya dan berdiri seperti biasa. Sparring untuknya sudah selesai dan dia merasa bahwa itu adalah pertunjukkan yang cukup untuk para prajuritnya gunakan sebagai acuan dan contoh untuk jadi lebih kuat dan matang sebagai prajurit Yuuma Grand Duchy.

"Membunuh atau dibunuh. Hanya itu pilihannya," paparnya sambil memberikan pedang kayunya pada Haruchiyo yang saat ini sudah berada di sebelahnya.

"Dan Yuuma sama sekali tidak mendedikasikan diri mereka untuk dibunuh. Mereka membunuh."

Kyouki memberikan senyum pada prajuritnya yang merinding, mengerti apa maksud kalimat terakhir tersebut. Lalu, setelah itu, kepala pelayan kediaman Yuuma menginformasikan padanya bahwa dia kedatangan tamu⸺beberapa tamu yang hanya ingin berbicara dengannya.

Keningnya mengerut, lalu menoleh pada Haruchiyo, "Haru, tetaplah di sini. Aku akan menemui mereka sendirian."

"Tapi, nona⸺"

"Aku akan baik-baik saja."

Lantas, ia segera meninggalkan lapangan bersama dengan kepala pelayan. Kyouki memilih untuk langsung datang ke sana daripada harus mengganti bajunya menjadi pakaian yang lebih formal. Maka, tangannya dengan segera meraih kenop pintu kembar tersebut dan membukanya saat ia sudah berdiri di depan sana. Alisnya tertaut ketika melihat siapa yang telah menunggunya.

"Ryuguji Ken dan Mitsuya Takashi?" tanyanya penuh kebingungan, kemudian melangkah mendekat, "ah, selamat datang di kediaman Yuuma," sapanya sopan sambil membungkukkan tubuh dengan telapak tangan kanannya berada di dada bagian kiri.

Dua orang itu melirik satu sama lain sebelum akhirnya membalas sapaan Kyouki.

"Salam hormat kami, Yang Mulia."

Kyouki mengibaskan tangannya, "Silahkan duduk, tidak perlu terlalu formal."

Setelah duduk, Kyouki menautkan alisnya meminta mereka atau salah satu dari mereka bicara mengenai kedatangan mereka ke sini. Selepas bermenit-menit menunggu, akhirnya Ken memilih untuk bicara.

"Kami kemari untuk meminta bantuan Anda, nona."

Kyouki memiringkan kepalanya, "Ya? Bantuan seperti apa?"

Ken dan Takashi saling melirik, kemudian setelah menelan saliva dan mengumpulkan keberanian, Ken kembali bicara, ". . .untuk menjatuhkan Manjirou dan Izana."

Kyouki melebarkan matanya, tapi kemudian ia mengulas senyum, membuat Ken dan Takashi tanpa sadar gugup.

"Kalian tidak bisa menyusup dengan persiapan seperti ini."

Habislah sudah⸺mereka ketahuan.

"Aku menghargai keberanian kalian karena datang ke sini dengan persiapan seperti ini, padahal kalian tahu nyawa kalian bisa saja melayang di dalam sini."

Ken dan Takashi benar-benar tidak bisa melakukan apapun, mereka ditekan oleh Kyouki⸺namun, disatu sisi mereka juga tidak bisa membiarkan rencana ini hancur. Ini adalah satu-satunya cara agar mereka bisa selamat.

Agar yang lain bisa selamat.

"Jadilah mata-mata ganda dan aku akan membantu kalian."

Keduanya mendongak dengan bola mata yang melebar, di dapati oleh mereka Kyouki yang tengah tersenyum penuh arti pada mereka. Ken mengepalkan tangannya⸺dia tidak bisa percaya begitu saja pada Kyouki.

Nyawa-nyawa yang tidak bersalah sedang dipertaruhkan di sini.

Ken tidak bisa percaya pada iblis seperti Kyouki.

"Tidak masalah kalian tidak percaya padaku. Tapi, aku tidak akan menyentuh siapapun yang sedang kalian berusaha lindungi."

"Aku tidak tertarik pada mereka seperti yang Manjirou dan Izana lakukan."

"Kalau kalian ingin menjatuhkan dua orang itu, maka tujuan kita sama."

Kyouki mengangkat cangkir tehnya dan menyesap minuman hangat tersebut sambil tersenyum tipis, "Itupun kalau kalian mau menyelamatkan orang-orang yang sedang Manjirou dan Izana tahan."

Mata mereka berdua melebar dengan rahang yang mengeras, serta tangan yang terkepal. Situasi ini jauh dari semua perkiraan mereka⸺mereka tidak memperkirakan bahwa Kyouki akan tahu sejauh itu tentang mereka dan apa yang dua keturunan Kekaisaran itu lakukan.

"Mana dan Luna, kan, Takashi? Mereka sedang berada dalam kungkungan Izana saat ini. Aku tahu dimana lokasi mereka."

Takashi berdiri, menggebrak meja di depannya dengan sorot putus asa, "Katakan. Katakan padaku. . . di mana. . .?"

Kyouki hanya mengulas senyum, "Kenapa aku harus memberitahumu?"

"Kau⸺"

"Urusan kedua adikmu yang ditahan oleh Izana sebagai jaminan bukan masalahku. Itu juga tidak memberikanku keuntungan apapun, jadi aku tidak punya alasan untuk memberitahumu."

Takashi melebarkan matanya, cengkeramannya pada pinggiran meja menguat hingga bisa dilihat retakan pada pinggiran meja tersebut, "Tapi. . ., kau⸺"

"Aku tidak bilang akan membantumu. Kalian juga kelihatannya tidak akan setuju, jadi aku tidak akan membantu."

Kemudian, atensinya jatuh pada Ken, "Aku turut berduka cita atas kematian Sano Emma dan Baji Keisuke, Ken."

"Pasti rasanya menyakitkan ketika dua orang berharga kehilangan nyawa karena orang berharga lainnya."

Kali ini, Ken bereaksi sama seperti Takashi, namun lebih agresif karena dia menarik kerah kemeja Kyouki hingga gadis itu sedikit terangkat dari tempat duduknya. Sorot matanya menyiratkan amarah dan keputus-asaan. Kyouki tersenyum melihat itu.

"Kasihan banget, padahal Emma dan Keisuke hanya ingin melindungi Manjirou, kan?"

Tangan Ken melayang dalam sekejap menuju wajah cantik Kyouki, namun dengan mudah ditangkis oleh gadis tersebut. Kepala pelayan Yuuma menengahi dan mendorong tubuh Ken untuk kembali duduk, beliau tersenyum ramah.

"Tolong jaga sikap Anda dihadapan Grand Duchess, anak muda."

Kyouki menghela napas panjang, "Aku, kan, sudah bilang, kalau kalian ingin menjatuhkan dua orang itu, maka tujuan kita menjadi sama. Dan aku bisa membantu kalian," ia berdiri dari duduknya, menepuk-nepuk pahanya kemudian kemejanya, dan memberikan senyum ramah pada Ken dan Takashi, "tapi kalian terlalu tenggelam dalam kekalutan. Jadi, sepertinya kalian tidak ingin bekerja sama, ya?"

"Tolong antarkan mereka keluar, Shosuke-san. Urusanku dengan mereka sudah selesai."

Takashi dan Ken segera berdiri, dengan ekspresi yang terdistorsi dan penuh teror, mereka menahan Kyouki yang baru saja akan memutar kenop pintu kembar besar tersebut.

"Tunggu!" Ken meraih pergelangan tangan Kyouki, menahannya untuk tidak kembali, "kami. . . kami akan menjadi mata-mata ganda untukmu."

"Jadi, tolong⸺tolong bantu kami."

Kyouki menyeringai lebar sebelum ia menoleh, iris emasnya berkilat penuh kelicikan dan kemudian ia melempar senyum ramah pada Ken juga Takashi.

"Jadi, informasi apa yang bisa kalian berikan padaku Ken, Takashi?"

⸺ 「𝐀𝐍𝐎𝐓𝐇𝐄𝐑 𝐖𝐎𝐑𝐋𝐃.」 ⸺

"Yang Mulia, surat balasan dari Yang Mulia Takeomi telah tiba."

Shinichiro yang kala itu sedang sibuk dengan beberapa pekerjaannya segera mendongakkan kepala dan memerintahkan sekretarisnya untuk membawa surat itu kemari.

Keningnya mengerut ketika ia membaca isi surat tersebut, lalu memerintahkan sekretarisnya untuk memanggil Kyouki kemari.

Ia menghela napas panjang dan berat sambil memijat kening, pusing dengan kekerasan kepala teman dekatnya itu.

'Yang Mulia Shinichiro, saya sepertinya perlu menekankan beberapa hal kepada Anda sekali lagi.

Yang pertama adalah mengenai hubungan pertemanan kita; hubungan itu sudah musnah sejak empat tahun lalu, Yang Mulia. Saya tidak sedang bercanda ketika mengucapkan hal itu, karena sekarang saya berada dalam fraksi adik Anda, jadi tolong berhenti mengirimi saya surat seperti ini, saya tidak akan berpindah fraksi dan saya tidak akan percaya pada Anda.

Yang kedua, saya tidak peduli jika pengikut Anda akan menyerahkan Haruchiyo kembali pada Kekaisaran Yokubou; apapun caranya, saya akan mendapatkan Haruchiyo kembali.

Yang ketiga; apapun keputusan saya dan apapun yang saya lakukan, itu bukanlah urusan Anda.

Saya tidak peduli dengan urusan Anda, maka jangan mencampuri urusan Saya.'

"Itu jalan yang berbahaya Takeomi," Shinichiro kembali memijat keningnya, "Manjirou dan Izana tidak akan bisa menangani Yuuma. Mereka impulsif."

"Kenapa dia tidak mau dengar, sih?"

Pintu ruangannya diketuk dan terbuka menampilkan Kyouki yang datang sendirian dengan pakaian santai. Shinichiro segera bangkit dari duduknya dan menyambut kedatangan Kyouki dengan ramah. Laki-laki itu kemudian mempersilahkan Kyouki untuk duduk dan mendiskusikan rencana lain mereka.

Kyouki yang sudah membaca isi surat itu menganggukkan kepalanya dengan penuh perhitungan di dalam otaknya. Dia sudah memperkirakan hal ini, mengingat dia sudah mendapatkan semua informasi yang tidak tersedia di dalam novel; Kyouki sudah memperkirakan hal ini.

"Sepertinya memang tidak ada cara lain, Yang Mulia."

"Maksudmu?" Shinichiro menautkan alis mendengar hal itu.

"Saya harus turun dalam pertarungan satu lawan satu dengan Akashi jika saya ingin mempertahankan Haruchiyo."

Mata Shinichiro melebar, "Kyouki, itu tidak masuk akal! Serahkan saja Haruchiyo pada mereka dan kita bisa melanjutkan rencana kita yang selanjutnya."

Gadis itu menggeleng, sorot matanya begitu tegas, "Tidak bisa, Yang Mulia. Haruchiyo punya peran penting dalam semua rencana kita. Saya tidak bisa menyerahkannya."

"Aku tidak setuju, Kyouki. Itu terlalu berbahaya."

"Tapi, lebih berbahaya lagi jika saya menyerahkan Haruchiyo pada mereka."

"Haruchiyo bisa saja jadi gila di bawah tekanan Manjirou dan Izana."

"Percayalah pada saya, Yang Mulia. Saya akan menang dan mempertahankan Haruchiyo."

Maka, selepas itu, Kyouki berdiri dari duduknya dan membungkukkan tubuh berpamitan pada Shinichiro. Laki-laki itu hanya menghela napas berat dan menyandarkan punggungnya pada sofa, memijat kening sambil menggeram.

"Aku percaya kau bisa menang dan mempertahankan anak itu, Kyouki. Tapi⸺"

'⸺bagaimana dengan lawanmu nanti? Mereka tidak akan memiliki kesempatan untuk membunuhmu.'

Ia mengepalkan tangan, "Ah, sial."

.

.

.

tbc!

kalau ada typo, tolong ditandai, ya! nanti aku perbaiki! sampai ketemu di bab selanjutnya, dadah~!

-arte♡.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro