Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𝕿𝖍𝖗𝖊𝖊

𝕿𝖍𝖗𝖊𝖊

Jemari mengotak-atik kamera. Jepretan foto berulang kali tersambung lantaran model tidak berpose. Hanya berdiri datar minus peace, atau sebagainya.

Galeri menyimpan puluhan cetakan. Bisa dilihat, fotografer gencar mengabdikan yang terbaik. Terakhir, dia berteriak kesal.

"Woi, pose!" pinta Reon menekan tombol lagi, "Aduhai!"

Sementara Ronin setia membawa barang mereka layaknya gentleman. "Hasilnya bagus, nee-san. Sudahi dulu, ya? Jangan dipaksa... Arkeen membutuhkan istirahat," saran Ronin ramah sejuta pesona.

Hati Arkeen mana kuat terhantam terus-menerus. Bayangkan, kecantikan Reon diikuti soft boy khas Ronin. Sepulang nanti mimpi Arkeen pasti indah senantiasa.

Tidak lama setelahnya Ronin menunduk, memerhatikan tengkuk Arkeen. Bisa diperhatikan dia terlalu tinggi, dan mengetahui fakta bahwa teman barunya berkeringat terkena terik mentari. Jadilah Ronin mengendap menuju kios terdekat untuk membeli 'hadiah'.

Selama duo perempuan berbincang, mereka tidak menyadari menghilangnya keberadaan Ronin. Awalnya Arkeen sibuk melontarkan candaan dimana Reon tergelak, lalu menambah lelucon lucu. Sampai sensasi dingin di pipi kiri mengejutkan.

"Wuah!" pekik Arkeen terbelalak.

"Pftt... maafkan aku," tawa Ronin sengaja melekatkan sebotol minuman ke wajah Arkeen, "minumlah. Kau haus, kan?"

Cuaca terik walau semi. Jauh menggerahkan ketimbang musim panas di Indonesia. Peluh tidak luput membanjiri sekujur dahi, memicu kepanikan kakak beradik Munakata atas kondisi Arkeen. Keduanya takut Arkeen pingsan.

Memadam merah, Arkeen mengangguk. "Kuganti uangmu." Dirogoh dompet berisi receh bercampur lembaran uang yen yang seharusnya mampu membayar traktiran Ronin.

"Tidak usah," sela Ronin cepat, "tenang. Lebih laik Lady santai."

Menuruti perintah, bergegas Arkeen membuka tutup soda. Busanya meluap tumpah membasahi sebagian celana. Namun diteguk sekali menikmati kesegaran yang memuaskan dahaga. Memang puas rasanya.

Diam-diam Ronin memahat seringai tipis semasa memandang reaksi Arkeen. Menggemaskan. "Syukurlah suka..." batinnya lega. Sebaliknya dia lupa membelikan porsi berlebih.

Suasana romantis dirusakkan kerusuhan, yaitu Reon. Seperti biasa ia melompat bersemangat persis bocah. "Mana punyaku?" palak Reon sembarang.

Sungguh tingkah yang berbeda. Bila Reon terlewat ceria, adiknya terlalu alim. Bagaikan keseimbangan filosofi yin yang saja. Tidak dipungkiri, ada setitik amarah membakar kala menemui gadis semena ini. Perlu batin bersabar.

Sempat Arkeen mengelus dada sebelum menjawab, "Maaf. Habis kuteguk."

Nyatanya Reon tidak marah. Malah ia ternganga paham. "Haus, ya? Kalau ingin... kau boleh meminum air mineralku." Volume Reon memelan, pertanda cemas.

Telapak Ronin mendarat ke pucuk kepala Arkeen. "Nee-san benar. Kalau tengah mengalami masalah sebaiknya cerita." Kemudian per detik lancar jaya Ronin mengusap surai Arkeen.

Ratusan kupu-kupu bagai mengitari dalam perut Arkeen yang mengangguk malu. "Apa... apa kita boleh berfoto bertiga dekat pohon sakura?"

Tentu duo Munakata setuju. Memasang timer pula mereka tersenyum mengarah kamera. Serempak berteriak, "Cheese!"

Di situlah Reon menyaksikan senyuman lebar Arkeen. Sesuai kejadian, ia sukses menepati janji. Selama bersamaku, kuyakin kau akan tertawa. Hasil potretnya sengaja dikirim ke pihak orangtua.

Kediaman Munakata pukul 14:45.

Angin AC mengipasi wanita separuh baya. Terlentang seraya membaca buku, terkadang jemari jahil mengambil camilan di toples meja. Serpihan kue sampai mengotori karpet.

Bunyi notifikasi ponsel menarik perhatian. Kegiatannya dihentikan sejenak oleh tawa melihat pesan terbaru anak. Isinya bukan lain adalah foto Reon Ronin dengan orang asing.

"Suamiku, kemari."

Kepala keluarga mengekor. "Ada apa? Kau merusak televisi?" tebak suami terkekeh, "Melubangi dinding, hm?"

Menjulurkan lidah Ibu mencibir, "Bukan! Anak kita sepertinya mendapatkan teman. Kata Reon, nama dia Arkeen."

Mengangguk saja suami berceloteh, "Menarik."

"Hm... aku terheran. Mari kita suruh Reon Ronin mengajaknya kemari."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro