D'(The) Loving You ♡
Kupikir semesta mempertemukan kita karena ingin menghentikanku mencari cinta yang sia-sia, tapi ternyata justru kau cinta yang dikirimkan semesta.
* 。✧ 。*
Jika ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, maka ibu adalah cinta pertama anak laki-lakinya. Tapi ia sudah lama kehilangannya. Ia kehilangan cinta pertama dan cinta yang selamanya akan terus ada untuknya meskipun nanti ia menemukan cinta lain yang akan mendampingi hidupnya. Dan dengan bodohnya ia berpikir bisa mendapatkan kasih sayang yang sama dari perempuan lainnya, padahal tidak ada orang yang bisa memberikannya kasih sayang seperti ibunya dan memang tidak akan pernah ada.
"Apa kau tidak lelah, Kaoru-kun? "
"Kita bahkan belum latihan, Sakuma-san. " ucapnya terkekeh pelan, tidak mungkin ia lelah padahal hanya duduk menemani sang leader.
"Apa kau tidak lelah mencari orang yang tidak akan bisa memberikan cinta yang sama? " tanya Rei memperjelas maksud dari pertanyaan yang membuatnya terdiam.
Kalau Rei sudah bertanya seperti itu padanya, ia sangat ingin menjawab kalau ia sangat lelah terus mengencani banyak perempuan hanya untuk mendapatkan cinta yang bisa mengisi kekosongan hatinya setelah kehilangan cinta pertamanya. Tapi ia tidak bisa menyerah karena tubuhnya yang seakan tidak pernah terpuaskan akan cinta selalu mendambakan seseorang yang bisa membelainya dengan kasih sayang yang sama.
"Dengar, Kaoru-kun, ada banyak orang mencintaimu. Meskipun tidak ada dari mereka yang bisa memberikanmu cinta yang sama, apa kau yakin tidak ingin menerimanya? "
Seperti itulah kilas balik singkat yang akhirnya membuat mereka akhirnya mempunyai hubungan istimewa lebih dari sekedar leader dan anggota di unit yang sama. Meskipun cinta Rei tidak sepenuhnya ditunjukkan padanya karena harus berbagi dengan banyak orang, tapi jauh di dalam lubuk hatinya dia menyimpan kasih sayang hanya untuknya seorang. Kasih sayang yang berbeda dari yang ditunjukkannya pada orang-orang.
"Apa kalian sudah menunggu lama? Aku minta maaf. Ada beberapa orang yang membuatku sedikit datang terlambat. " kata Rei menghampiri anggota unitnya yang sudah menunggunya di depan cafe."Kalian ingin masuk dan makan kudapan manis sebelum kita pergi? "
"Apa itu sogokan karena kau datang terlambat, vampire bastard?! " tanya salah satu anggotanya kesal, padahal leadernya itu sendiri yang membuat janji akan pergi bersama mereka setelah makan malam.
Kaoru berusaha menenangkannya sebelum mereka menjadi pusat perhatian karena menimbulkan keributan, "Sudahlah, Wan-chan, bukan salah Sakuma-san datang terlambat. Oh, mengenai tawaran kudapan manis itu kau tidak perlu repot-repot, Sakuma-san. Itsuki-kun sudah mentraktir kami kuma panekuk tadi. "
"Itsuki-kun? Kenapa kalian bisa ber—Ah, begitu... Sekarang aku mengerti kenapa dia lama sekali membeli croissant. "
Entah kenapa semuanya menjadi jelas sekarang, bahkan Ia jadi meragukan apakah Shu lebih memilih croissant karena memang tidak menyukai Taiyaki atau karena ingin mengulur waktunya saja.
"Kalau bukan karena kuma panekuk, aku mungkin sudah memarahinya karena berani memonopolimu sendirian untuk diri mereka sendiri. Tapi aku mungkin juga akan melakukan hal yang sama supaya bisa menghabiskan lebih banyak waktu denganmu. " ucap Kaoru pura-pura kesal meskipun setelahnya tersenyum karena mereka tidak jauh berbeda akan melakukan apapun untuk bisa lebih lama dengan orang tersayang.
"Tapi apa kartu yang digunakan Itsuki-senpai untuk membayar bukan milik Sakuma-senpai? " tanya Adonis yang membuat mereka semua terdiam.
"Ahahahaha, " Dan tawa Rei yang lepas begitu saja memecah keheningan yang tercipta, "Kalau begitu aku memang tidak perlu repot mentraktir kalian lagi sebagai tanda permintaan maaf. Ayo kita pergi, kali ini aku akan mentraktir kalian kudapan sambil menikmati festival cahaya pohon natal. "
Setelahnya tidak ada lagi kata yang terucap dari dua insan yang saling berpegangan tangan. Hanya ada canda tawa dan sedikit gurauan dari dua orang yang sudah mereka anggap adik sendiri terlihat bersenang-senang seakan semangat mereka tidak pernah padam meskipun di tengah bersalju yang membekukan.
Terkadang mereka mencuri kesempatan untuk berbagi kecupan atau sentuhan kecil saat yang lain sedang tidak melihat, tapi itu sudah lebih dari cukup untuk menunjukkan betapa mereka sangat menghargai waktu seperti ini.
"Argh, panas! " rintih Koga yang ingin mengambil taiyaki dari dalam bungkusan kertas yang dibawa Adonis tapi diletakkannya kembali.
"Kau harus hati-hati mengambilnya, Oogami. " kata Adonis sambil meniup taiyakinya sendiri yang masih mengepulkan asap panas. Tidak ada yang perlu terburu-buru disini karena masih banyak taiyaki yang tersisa.
Mereka mungkin terlihat menikmatinya karena tidak akan ada yang bisa menolak kudapan manis setelah lelah berjalan-jalan, terkecuali mungkin Kaoru yang enggan ingin memakannya meskipun Rei sedang memberikannya satu tepat di depan wajahnya.
"Kau tidak membelikan kami taiyaki karena kau punya janji dengan orang lain, bukan, Sakuma-san? "
Rei tersenyum dan menyandarkan kepalanya pada bahu Kaoru, "Kau tidak kasihan pada Wanko dan Adonis-kun yang tidak mendapatkan kehangatan dariku karena aku sepenuhnya ingin bersamamu? "
"Kurasa itu tidak perlu karena mereka sama sekali tidak terlihat kedinginan. " kata Kaoru terkekeh pelan.
"Aku mempunyai terlalu banyak kehangatan untuk dibagikan pada orang-orang, jika tidak aku akan merasakan kehampaan karena terus merasa haus akan pengakuan untuk bisa bertahan. "
"Hey, apa aku tidak cukup? Aku bisa cemburu kalau kau terlalu banyak memberikan kehangatan pada orang-orang. "
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro