
- When I Was Child [II]
A҉҉̦̣̤͔̟̩̋̿̏ͦ̈́̍͟͠k҉̴̶̬͈̫̹͖̾̎ͭ́̍̐͜͜͝͠u̶͖̖͆̊̈́͡͡ m̴̵҉̸̲̗̰̼͗͌̃̇͟͟͟͠͞͠a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡s҉̝̭̦͚̑ͯ̌͡i҉̧̯̤̙͔̑ͧ̅̔ͦ́͜͟͢͝͠h̷̶̘̘̬ͭ̏͞͡ b҉͙̺̻̥̅̎͋̕͜͝͡͞͠e̵̡̫̫͍͕̎ͭ̐͟͟͝͞r҉̵҉̛̠̩̥̋ͦ̆͆͟͞͡͞͠n̸͐̈́͟͟͝a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡f҉̴̥͎̰̰̒͌͛͐ͧ̕͜͝͡͞a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡s҉̝̭̦͚̑ͯ̌͡, t҉̷҉̢͖͔̹͛̌͊͘͜͢͠͡͡a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡p̷̸̷̨͙͙͇ͨ̌ͣ͋͟͢͠i҉̧̯̤̙͔̑ͧ̅̔ͦ́͜͟͢͝͠ b҉͙̺̻̥̅̎͋̕͜͝͡͞͠e̵̡̫̫͍͕̎ͭ̐͟͟͝͞r҉̵҉̛̠̩̥̋ͦ̆͆͟͞͡͞͠b҉͙̺̻̥̅̎͋̕͜͝͡͞͠e̵̡̫̫͍͕̎ͭ̐͟͟͝͞d҉̴̷̧̢̛̖͔̤ͯ̔̑̄͢͟͡͠a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡ a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡l̶҉̰͚͖͕̍̈́̅͗̏̇͢͜͜͝a҉͖̟̜̞̂̃̑̽͢͢͠͡m̴̵҉̸̲̗̰̼͗͌̃̇͟͟͟͠͞͠
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[ ~ ]
[ 3rd POV ]
11 Oktober, 2033-
"Un..............."
Bayi itu mengerjapkan mata sekejap, mata bermanik Daisy itu mulai perlahan terlihat. Sungguh indahnya makhluk ciptaan tuhan yang satu ini, andai kata jika air liur tidak berceceran kemana - mana.
"Wah? Ternyata sudah bangun ya?"
'..................................?'
"Astaga Isabella, anak bayi yang baru membuka matanya mana bisa berbicara?"
"Ah- maaf nyonya, sepertinya ini pertama kali saya melihat anak bayi."
Wanita muda yang bernama Isabella ini jelas berbohong, gadis yang akan menjadi seorang 'Ibu' ini dulu juga pernah dirawat oleh pengasuhnya dan melihat anak-anak yang lain. Alangkah besar kekuatan akan ketakutan terhadap para iblis, hingga dia yang ingin menyusul temannya berubah untuk menjadi sesosok wanita pemberani.
"Ngomong-ngomong, anak berkode 01194 ini, akan kau namakan siapa?"
"..........................."
Ah sial, dia lupa dengan anak asuhnya sendiri.
"Isabella?"
Elysian
Dalam kata adjektif-nya, kata ini memiliki makna indah atau kreatif ; Orang yang menginspirasi ; Tenang dan sempurna.
[ ~ ]
Makluk yang tak seharusnya berada ditempat itu telah datang, apa yang akan berubah? Inikan sama-sama dunia?
Ya..................
Mungkin ini sama.
Dalam kurun waktu, lokasi, dan dimensi yang berbeda.
Dimana takdir yang membingungkan tlah berkata. Suatu tempat yang lahir dari ilusi, dan berkembang dengan penuh kebohongan.
Tinggal saatnya para manusia ini memilih, keserakahan meliputi seluruh pikirannya agar tetap hidup. Asalkan mereka dipandang dan selamat, itu yang terpenting. Jangan naif, kau malah akan jatuh kedalam jurang yang sangat dalam, dan tak akan ada yang mau bahkan bisa hanya untuk sekedar menolongmu.
Perasaan akan putus asa tuk hentikan kejahatan ini sangatlah besar. Yang berkuasa tetaplah berkuasa, dan bawahannya tidak bisa berbuat apa-apa.
Tapi, manusia diciptakan untuk hidup memiliki hak kebebasan bersuara. Kita bukanlah seorang Romeo yang berani menyelinap ke pesta bangsawan hanya untuk bertemu Juliet, bukanlah pula Florence Nightingale yang menolak puluhan lamaran demi mengabdikan dirinya untuk dunia keperawatan.
Kita adalah kita. Jangan berusaha untuk menjadi yang sempurna jika tidak mampu,jadilah yang terbaik walaupun hanya untuk sesama. Teruslah berjuanglah hingga akhir, taklukkan dunia ini.
Mari bersama, hingga akhir telah tiba tuk menjemputmu.
[ ~ ]
-18 Oktober, 2035
Sang arunika mulai masuk melewati gorden berbahan kain linen yang sedikit tebal, membuat sang empu membuka matanya perlahan. Iris matanya tampak menyesuaikan cahaya matahari yang masuk ke dalam celah-celah jendela kamarnya.
Terbukalah pintu kamar sang bayi, yang membuka pintu pun berbincang ria dengan dengan seorang anak gadis disampingnya.
Sang perempuan kecil itu menoleh mencari - cari sesuatu, sampai ditemukannya bayi kecil bermanik Daisy yang tangannya dimainkan ke langit-langit kasur.
"Ah, kau sudah bangun ya Elysian? Selamat pagi!" Ucap anak gadis itu menyapa serta menyambutmu dengan riang gembira untuk dirimu di pagi hari.
Manik mata macaroon itu seakan menghipnotismu, memberikan kesan hangat pagi yang selalu dinantikan ketika malam tiba. Dimana bulan menggantikan tugas matahari yang menyinarkan cahaya mentari dari ufuk timur hingga senja datang.
Tarikan dari kedua ujung bibirmu membentuk lengkungan setengah lebar yang terlihat gembira. Tawa bahagia terdengar dari mulut si kecil, tangan terus digerakan kesana kemari membentuk pola abstrak bermaksut membentuk awan bagaimana.
Anak perempuan yang baru saja menyapanya itu terkejut, terkejut akan tingkah si kecil yang baru saja berumur 1 tahun itu. Manik matanya membulat besar ketika mendengar tawa anak itu, yang dia ingat dia sedang tersesat. Tak sengaja melihat teman sebayanya yang baru berusia 6 tahun tewas mengenaskan
"Ma! Ma! Lihat mama! Elysian bisa tertawa loh!"
Isabella yang melihatnya hanya tersenyum kecil sambil melihat dua sejoli didepannya yang lebih pendek, yang walau dibalik mukanya tampak tenang, pikirannya dilanda bingung. Bukankah anak ini telah divonis oleh para dokter bahwa ia telah bisu sejak lahir? Bagaimana caranya bisa tertawa?
Ah, mungkin saja dia bisu, tapi setidaknya dia bisa tertawa atau berbicara sedikit demi sedikit. Mungkin sang pencipta masih memberkati anak bisu ini.
Orang tua berkata, bahwa anak bayi adalah anugrah tuhan atas segala kebaikan yang telah dialami. Bentuk terima kasih dari tangan bawah yang pernah menerima tangan atas, kesulitan yang menghilang karna perbuatanmu, akan menciptakan kebahagiaan dimasa yang akan menanti.
Tak teredam pula tawa bahagia yang memenuhi ruangan itu, hati yang hangat selalu tersenyum. Janganlah naif wahai hamba tuhanmu, mereka sedanglah bahagia. Nikmati apa yang sedang terjadi, percayalah bahwa kau tak pernah sendiri.
[ - ]
Jika kau mengingatku, maka aku tak peduli jika semua orang melupakanku
- Haruki Murakami -
[ - ]
Maaf kosple jadi shopee bentar h3h3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro