Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

𝓟𝓪𝓲𝔁 , 𝓐𝓶𝓸𝓾𝓻 , 𝓑𝓸𝓷𝓱𝓮𝓾𝓻 ❦

Tak ada yang ingin hari pertama sekolahnya rusak karena hal tak penting. Arisu mempercepat langkahnya karena ia ingin lekas sampai di ruang kelasnya. Status barunya sebagai siswa SMA membuatnya sedikit sadar bahwa kebiasaan Arisu terlambat masuk kelas saat SMP dulu, harus segera ia akhiri.

Namun, bukannya mendapati kelas yang ricuh tak jelas seperti biasanya, Arisu malah menemukan kejanggalan di bangku ia belajar , yang tentunya menjadi buah bibir teman sekelasnya.

Tidak aneh memang jika mendapatkan hadiah dari penggemar rahasia. Namun, jika mendapati sebuah boneka beruang besar dengan sekotak susu dan sekuntum mawar merah yang menghiasi tempat duduknya, bukankah itu terlalu berlebihan?, Jujur saja Arisu sangat benci menjadi pusat perhatian apalagi, jika berkaitan dengan urusan percintaan.

Arisu menghembuskan napas dengan kasar dan menarik napas dalam-dalam,"-SIAPA YANG TARUH SAMPAH DI MEJA GUA!? MAJU LO SINI!!" Teriak Arisu sambil menggebrak kasar meja nya , mengambil perhatian seisi kelas.

Seketika Akaashi menghampiri Arisu yang sudah murka ingin membacok biang kerok yang membuatnya malu setengah mati.

"JADI LO YANG TARUH SAMPAH PINK-PINK , LOPE-LOPE GAK JELAS INI!?" Akaashi menggelengkan kepalanya, dan Arisu merasa heran lantas mengapa Akaashi menghampirinya?, Tak lama Akaashi sibuk mencari sesuatu dari lubang sakunya.

Surat...

Akaashi mengeluarkan secarik surat dari sakunya, yang terbungkus rapih dalam amplop berwarna merah muda.

Arisu menatap Akaashi heran, sang pemuda pun menarik pergelangan tangan Arisu, dan menaruh surat tersebut dalam kepalan tangan sang gadis.

Tak sempat Arisu mengeluarkan unek-uneknya Akaashi sudah pergi ke bangkunya.

"WOY , COWOK SIALAN SINI LO!!" Tak sadar akan keheningan kelasnya , sang gadis kena getok tepat di kepala oleh wali kelasnya yang sudah berdiri di belakang sang gadis dengan wajah sama geramnya.

"KELUAR KAMU DARI KELAS SAYA!,"

"SIAP KOMANDAN!" Ucap sang gadis refleks , balik badan berjalan menuju luar kelas. Wali kelasnya hanya menggeleng pasrah dan memanggil Arisu kembali.

"Balik sini kamu!, Kali ini saya maafkan. Lain kali harus sudah siap di tempat duduk dan perhatikan ucapanmu! , Kamu itu perempuan harus jaga martabat!,"

Arisu hanya mengangguk pasrah dan duduk di bangkunya, tentu saja setelah menyingkirkan sampah sialan tak berguna itu.

Kecuali surat misterius yang masih ia genggam dengan erat tentunya..

Sialan!, Auk ah ini semua salah Akaashi gak mao tau!!..

Akaashi yang sedang fokus memperhatikan seketika merasa merinding , seolah-olah ada seseorang yang sedang melemparkan sumpah serapah kepadanya dari arah belakang.

✨------->

Kring-kring

Bel istirahat berbunyi, Arisu pun bergegas keluar kelas hanya untuk di halangi oleh Akaashi di depan pintu keluar.

"Arisu, bacalah suratnya dan terima hadiah darinya. Itu bukan dari ku tapi dari salah satu teman ku, jangan langsung tolak, terima aja dulu,"ucap Akaashi yang kemudian berjalan menjauhi sang gadis. Arisu hanya menatap punggung Akaashi yang semakin jauh dari pandangannya dengan tatapan heran.

'Darinya' siapa? ...

Arisu pun berjalan menuju toilet perempuan dan membuka surat yang Akaashi berikan. Aneh memang membuka surat cinta di dalam toilet namun, sang gadis tak ingin surat tersebut terbaca oleh orang yang berlalu lalang di koridor.

To : Arisu Leia

Untuk dirimu yang bagaikan bunga raflesia.

Terlihat indah untuk dipandang namun terlalu busuk untuk di dekati.

Ini ngajak ribut?...ini mah bukan surat cinta lah namanya...

Banyak orang yang menganggap dirimu terlalu seram untuk di dekati. Engkau tak berperasaan layaknya manusia hingga dijuluki 'si kutub Utara'.

Namun, aku tidak melihat mu seperti itu walaupun aku sedikit setuju dengan kata mereka. Bagiku engkau bagaikan bunga Lily begitu anggun dan cantik namun, beracun.

Engkau sangatlah berbahaya..

Bukannya ini lebih parah dari bunga raflesia!?..

-Berbahaya untuk jantung ku ini, rasanya aku ingin segera memukul bola voli setiap melihat mu..

Lah!? Dia pingin gua mati apa!?..kena sepak bola aja rasanya sakit kek di tendang kuda, apalagi kalo kena bogem bola voli, lebih mantap itu...

Aku ingin menyampaikan ini secara langsung kepadamu, tolong temui aku sepulang sekolah di atas atap sekolah.

-b.k

Ok , sip ini pernyataan perang.

Arisu pun merobek kertas tersebut dan membuangnya ketempat sampah. Ini penghinaan terparah yang pernah ia dapatkan. Memalukan benar-benar membuat harga dirinya pecah berkeping keping.

Benar kata wali kelas Arisu, sebagai perempuan ia harus menjaga martabatnya, dan mengambil kembali serpihan harga dirinya.

Akan ku terima pernyataan perang ini dan membakarnya hidup-hidup. Awas saja kau sialan!...

Arisu pun bergegas menuju kantin. mood nya sedang buruk. Kini ia sedang berada dalam mode 'senggol dikit bacok' membuat orang di sekitarnya menjauh karena aura gelap yang ia tebarkan di udara.

Oya-oya-oya~

Ah, suara seseorang yang sangat Arisu ingin hindari saat ini. Bokuto Koutarou, Ace Fukurodani yang tak lain adalah gebetan Arisu.

"Arisu! , Ku kira kau tak akan ke kantin karena tak terlihat dari tadi.." ucap Bokuto kepada Arisu yang berjalan melewati dirinya tanpa sepatah katapun. Bokuto heran mengapa Arisu meninggalkan dirinya tanpa berkata apa-apa , padahal dulu Arisu akan menyapa dirinya duluan dengan wajah datarnya.

Aneh, ini sangat aneh. Bokuto pun berlari mengejar Arisu dan mengikuti dirinya di samping. Merekapun berjalan bersisian dalam keheningan.

Arisu takut ia malah melampiaskan amarahnya kepada orang yang ia sukai, dan Bokuto tentu saja sudah salah paham mengira sang gadis marah kepadanya dan membencinya.

Tiba-tiba nyali Bokuto ciut , lidah terasa kelu. Bagaimana jika sang gadis menjauhinya dan membenci dirinya selamanya?.. Bokuto panik tak bisa berkata apa-apa. Entah mengapa, apapun yang menyangkut hal tentang sang gadis Bokuto menjadi bingung dan gugup, walau itu adalah hal sepele sekalipun.

"Bokuto-san , bisakah tinggalkan saya sendiri? ..saya sedang tidak mood untuk berbicara dengan siapapun," ucap sang gadis, meninggalkan Bokuto yang terbungkam seribu bahasa sangking kagetnya.

✨------->

Setelah kejadian tadi siang mood Bokuto menjadi sangat buruk. Ia menjadi tak percaya diri saat latihan voli membuat para anggota yang lain khawatir akan latih tanding besok di perkemahan latihan musim panas.

"Akaashi, bagaimana ini? sepertinya dia marah karena hadiah yang ku berikan. Kupikir semua gadis menyukai boneka beruang besar dan mawar merah, apa benar Arisu tak berperasaan layaknya manusia hingga menghindari ku seperti ini!?," Ucap Bokuto menggoyangkan tubuh Akaashi dengan tangisan ala-ala anime. Akaashi hanya menghela napas kasar, ingin rasanya Akaashi membunuh Bokuto karena menyusahkan dirinya tadi pagi yang hampir dijadikan samsak tinju oleh sang gadis.

"Mungkin bukan karena itu, karena saat keluar kelas ia terlihat masih cerah. Tapi, saat aku menyuruhnya untuk membaca surat yang kau berikan itu , tahu-tahu saja mood nya memburuk saat di kantin.." ucap Akaashi membuat Bokuto mengingat ulang apa yang ia tuliskan di surat tersebut.

"Tapi, aku sudah berusaha untuk menulis se-romantis mungkin seperti saran Yamato!," Orang yang ia sebut merasa terpanggil dan menghampiri mereka berdua di tengah lapangan.

"Memangnya Bokuto menuliskannya seperti apa?," Tanya Yamato yang membuat anggota lain ikut penasaran. Bokuto pun menceritakan apa saja yang ia tulis , membuat para pendengar kesal dan jengkel saat penjelasan panjang lebar Bokuto selesai.

"KAU MENGATAINYA BUNGA RAFLESIA!?!!"

"KAU BILANG DIA BERACUN!?"

"KAU BILANG KEPADA SEORANG WANITA BAHWA DIRINYA BUSUK!?"

Semua anggota kehilangan kata-kata, mereka tak menyangka bahwa kebodohan Bokuto ternyata separah ini. Jujur itu ada batasnya, sayang nya Bokuto selalu lupa akan garis batas yang seharusnya tak boleh ia lewati.

Tentu saja Arisu akan marah mendapati surat seperti itu. Melainkan surat cinta, sang gadis malah mendapati surat pernyataan perang dalam bentuk menyerupai surat cinta. Ini adalah penghinaan, dan sudah pasti mereka tidak ingin ikut campur jika sudah separah ini.

"Bokuto, yang sabar ya.."

Para anggota kecuali Akaashi meninggalkan Bokuto dengan wajah lelah dan pasrah. Akaashi yang ingin ikut pergi bersiap-siap pulang di hentikan oleh kedua lengan Bokuto yang melingkar di pinggul Akaashi.

"AKAASHI!, KAU HARUS BANTU AKU!!AKU TAK MAU TAHU POKOKNYA KAU HARUS BANTU AKU!!,"rengek Bokuto, menarik pinggul laki-laki dengan nomor punggung 5 itu. Akaashi kesal , ia pun menggenggam kepala Bokuto seperti menggenggam bola basket.

Dengan aura mengintimidasi Akaashi berkata,"itu masalah mu , aku sudah cukup membantu dan aku sangat ingin pulang sekarang!" Mau tak mau Bokuto harus melepaskan dirinya dan menjadi butiran debu. Namun, sebelum Akaashi pergi meninggalkan gedung olahraga ia memberikan nasihat kepada Bokuto.

"Bagaimana jika kau menjelaskan dengan baik apa yang kau maksud kepadanya secara langsung?, Bukannya kalian akaan bertemu di atap sekolah?.."

Kata-kata tersebut sudah lebih cukup membuat Bokuto berbinar-binar seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan baru. Tak memakan waktu lebih lama lagi, Bokuto berlari sekencang mungkin menuju atap sekolah untuk menepati janjinya kepada sang gadis.

✨------->

Arisu sudah sampai di atas atap sekolah. Ia melihat boneka beruang besar , sekuntum mawar, dan sekotak susu yang ia singkirkan ke pojok kelas sebagai hiasan siang tadi. Arisu terkejut bukan main , siapa yang memindahkan barang tersebut kesini?..

Sebelum sang gadis mengutarakan unek-uneknya , sebuah tangan melingkar menutupi penglihatannya.

Oya-oya-oya~

Ah, suara itu sangatlah Arisu kenal.

"Nee, Arisu no koto ga Suki.." bisik Bokuto di telinga sang gadis, membuatnya merinding dan lemas mendadak.

"H-HAH!? , A-APA!? AKU-" sebelum Arisu menyelesaikan ucapannya, Bokuto memutar badan sang gadis berhadapan dengan sang lelaki dan memeluknya dengan eratnya membuat kaki sang gadis lemas tak berdaya.

Ini mimpi!, Bokuto-san yang terlihat polos itu tak mungkin berbuat seperti ini..

"Jangan bilang kau membenciku, karena aku akan gila jika mendengarnya langsung dari bibir kecil manis mu itu,"

"B-benci?, Aku mana mungkin benci sama Bokuto-san yang selalu tersenyum hangat kepadaku.."gumam Arisu pelan yang tentunya terdengar oleh sang lelaki. Bokuto refleks melepaskan pelukannya dan menatap serius Arisu.

"Kau, tak benci aku?-" Arisu mengangguk, membenarkan perkataannya. Bokuto menghela napas lega, setelah merasa tenang ia pun mulai menjelaskan apa yang ia rasakan seperti saran Akaashi.

"Aku kira kau marah karena surat ku, aku tak pernah membuat surat cinta sebelumnya sehingga aku membuatnya sesuai apa yang aku dengar dan rasakan. Teman ku bilang aku terlalu jujur, dan membuat mu salah paham. J-jadi akan ku jelaskan sekali lagi, bahwa aku jatuh cinta dengan Arisu dan i-ingin Arisu jadi kekasih ku..mau kan?,"

Marah, kesal, senang, bahagia , terharu bercampur aduk menjadi satu. Arisu tahu bahwa kini ia sulit untuk berpikir panjang, otaknya sudah konslet duluan dibanjiri oleh pertanyaan.

Jadi selama ini perasaan gua sama dia gak bertepuk sebelah tangan dong!? , Tapi gua kesal sama isi suratnya tapi juga gak tega buat ceramahin dia nya. Tapi, gua lebih bingung sama jawabannya!! Aaaaghhh-

"M-mau deh..." ucap Arisu pelan malu-malu, membuat Bokuto refleks menggendong Arisu ala-ala bridal style. Arisu kaget bukan main, ia langsung histeris saat di gendong oleh Bokuto, memohon untuk diturunkan.

"K-kalau gitu kita udah official ya!, Terima juga hadiahnya aku mau pulang dulu besok aku jemput ke kelas buat makan siang bareng!" Ucap Bokuto gugup dengan wajah merona , menempatkan sang gadis di bangku taman dan meninggalkan sang gadis mematung di tempat.

Serius gak di anterin pulang nieh?..

-❥ℯ𝓃𝒹

Special bonus :

-saat latihan-

"KOUTAROU SEMANGAT!!" teriak Arisu menyemangati Bokuto di bangku cadangan. Bokuto tersenyum manis dan menunjukkan spike terbaiknya kepada sang gadis.

Akaashi belum terbiasa dengan udara bucin yang mereka tebarkan di udara sehingga sedikit merasa terganggu.

Ya, mungkin karena dia jomblo?..

Karena merasa terganggu Akaashi gagal melakukan serve dan malah mengenai kepala Yamato.

Akhh!!

Yamato terjatuh ke lantai merintis kesakitan. Anggota yang lain hanya cekikikan melihat Yamato kena bogem bola voli.

"Ah, gomen." ucap Akaashi pelan dengan wajah tanpa dosa. Namun, karena ia gagal melakukan serve, poin team berkurang membuat sang gadis geram.

"MOU!! AKAASHI BOKKE !! SINI LO SYALAN!!"

Ah, perbedaan yang sangat jauh antara seorang pacar dan sahabat pacar itu ternyata di perlakukan berbeda. Entah mengapa Akaashi merasa tertusuk panah imajiner karena pemikirannya sendiri.

______________________________________

Maaf kalau ooc jujur aja ini fanfiction pertama daadsaa yang dibintangi oleh Bokuto. Sebenarnya daadsaa tidak terlalu familiar dengan karakter Bokuto sehingga kebingungan ingin membuat cerita seperti apa saat mendapati Bokuto sebagai karakter yang harus daadsaa bawakan untuk project collab pertama daadsaa. Namun, daadsaa sudah berusaha sebisa mungkin semoga kalian menikmati fanfict gaje ini dan berbaik hati memberi like dan komentar.

But, no hate please! Owo//

Salam hangat,

-Daadsaa✨

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro