Bagian 4
Cast: Sakura.H || Indra.O ||
Genre: Romance
☰ ☱ ☲ ☳☴ ☵ ☶ ☷☰ ☱ ☲ ☳☴ ☵ ☶ ☷
Suasana pagi hari di zaman ini sebelum zaman shinobi sangat berbeda sekali. Begitu segar dan lebih banyak burung berkicauan.
Naruto baru bangun meregangkan badan dia. Melihat suasana dari atas puncak tempat dia dan Sasuke tidur tadi semalam.
Ngomong - ngomong soal Sasuke, Uchiha terakhir itu lagi pergi mencari makan. Naruto menggerutu di tinggal. Ia pun berencana mencari Sasuke di pasar sekitar sini sambil berjalan santai.
Kedua lengan sebagai bantalan di belakang kepala, Naruto melihat kanan - kiri, depan sana Sasuke membawa kantong kertas.
" Sasuke "
Menatap datar Naruto. " Hn. Bagus kau datang kesini." Kedutan merambat wajah Naruto. " Dasar teme! " Geram Naruto yang tidak di tanggapi Sasuke.
" Ini ada roti. Kita bisa mencari Sakura lagi sambil makan roti." Ucap Sasuke. Di kasih kantong kertas pada Naruto, dia makan rotinya.
Mereka kembali berjalan, Naruto bawa kantong kertas sambil memakan roti kacang merah.
" Sekitar sini tidak ada chakra Sakura-chan. Kita cari tempat lain saja Sasuke." Ujar Naruto.
Sasuke tidak menjawab, dia lebih mengfokuskan mencari chakra gadis itu.
Sasuke dan Naruto sama - sama berhenti berjalan, badan mereka tegang, merasakan chakra Sakura dari arah jam 4 ke kanan.
Belari kecil menuju tempat Sakura berada. Sesampai di sana, mereka tidak menemukan Sakura. Berdecak.
Sedangkan Sakura sudah keluar dari pasar sana bersama Ashura.
Pagi tadi dia ingin ke pasar untuk membeli bahan makanan dan memasak sesuatu tapi dia tidak di bolehkan keluar sendiri, Ashura kebetulan disana dengan senang hati menemani, Sakura sudah di izinkan keluar karna terbukti dia tidak berbuat mencurigakan, belum lagi gadis itu memiliki chakra medis.
Ashura dan Indra beranggapan kalau Sakura sama seperti mereka memiliki chakra besar, walau kadang Indra curiga bagaimana Sakura memiliki chakra besar selain keluarganya karna tidak ada warga manusia biasa memiliki chakra seperti ini kecuali kalau di antara kelompok Haguromo mengajari Sakura memakai chakra, tapi, tidak ada yang mengajarinya. Mereka saja baru mengenal gadis itu, namun untuk saat ini, Indra akan percaya mengingat sikap Sakura tidak bisa di curigai, gadis itu selalu membatu bahkan tidak melakukan hal mencurigakan selama setengah bulan dia di sini.
Yah, tetap saja Indra dan Haguromo masih mengawasi Sakura secara diam - diam.
" Terimakasih Ashura-kun sudah mau menemaniku ke pasar." Ucap Sakura.
Berjalan menuju rumah.
Ashura cengengesan, dia membawa dua kantong plastik sedangkan Sakura membawa satu kantong.
" Tidak apa - apa, dari pada aku menganggur di rumah. Aku tidak memiliki kekuatan yang bagus seperti Indra-Niisan, jadi aku selalu berlatih di rumah dan memiliki waktu luang untuk menganggur." Ujar Ashura sambil tersenyum paksa.
" Itu tidak benar! "
Ashura kaget menatap Sakura menatap dia serius.
" Ashura-kun bisa menjadi seseorang yang kuat yang melindungi manusia lemah, memberi keadilan dan melindungi orang yang Ashura-kun sayangi dan cintai."
Sakura tersenyum lembut.
" Ashura Ootsutsuki jangan menyerah. Karna menyerah hanya untuk orang bodoh! "
Mata coklat Ashura membola dengan getaran di kilatan putih ujung bola matanya. Merasakan sesuatu yang panas menjalah di dada saat Sakura mengatakan hal seperti tadi.
Senyum Ashura ikut merekah menjadi senyum lima jari.
Sakura ikut tersenyum lima jari. Ia merasa kalau di dekat Ashura ia seperti berada di dekat Naruto. Kemiripan mereka hampir sama, karna yang Sakura lihat beberapa hari ini Ashura masih bersikap tenang ketimbang Naruto.
Bicarain Naruto. Ia kembali teringat sama Konoha.
Menatap lurus kedepan.
Tempat ini akan menjadi tempat para ninja dan didirikan lima desa terkuat.
Termasuk Konoha.
Ashura mencoel bahu Sakura. Tersadar, dia menatap Ashura menatap dia menelisik.
" Apa yang kau pikirkan? " Kata Ashura.
Sakura menunduk, dia mendongak menatap langit. " Aku rindu dengan desaku dan teman - temanku."
Ashura bisa melihat senyum lirih gadis itu. Pandangan Ashura menatap datar sosok Sakura.
Pandangan Ashura terputus karna seruan Sakura mengatakan mereka sudah sampai di rumah.
Ashura membantu Sakura sampai ke dapur. Sakura mengucapkan terimakasih yang di balas cengingiran Ashura.
Ternyata Indra bersembunyi di balik dinding dapur.
Wajah dia bersembunyi dibalik poni - poni hitam dia. Tak lama Indra pergi dari sana tampa menimbulkan suara.
Setelah Indra pergi tenyata Ashura pergi juga.
Kedua kakak beradik itu memperlihatkan ekspresi berbeda.
☴ ☵ ☶ ☷ ☴ ☵ ☶ ☷ ☴ ☵ ☶ ☷
Lentera api kecil menerangi ruangan terdapat beberapa buku.
Indra duduk membaca buku di depannya. Ia memakai kimono keluarga ootsutsuki biasa ia pakai.
Membalikan halaman ke halaman. Pintu di geser, menengok, menatap datar Sakura tanpak terkejut.
" Ma-maaf. Kupikir tidak ada orang." Ucap Sakura.
" Hn. Mau apa? "
" A-aku ingin baca. Ta- tapi kalau aku mengganggu, aku akan pergi_"
" Kau boleh masuk "
Sakura tidak bisa menjawab lagi. Dia menimbang - nimbang sampai dengan agak berat ia melangkah masuk, menutup pintu.
Mengambil buku di lemari buku samping Indra. Duduk bersempuh di atas tatami di depan Indra.
Mulai membaca, awalnya kaku, tapi jadi rileks juga. Indra melirik Sakura fokus membaca tulisan - tulisan dalam buku.
Terlintas kedetakan Ashura dan gadis itu.
Indra malah gigit bibir bawahnya.
" Apa niatmu kemari hanya untuk mendekati kami."
" Heh? " Sakura menatap bertanya Indra menatap dia tajam.
" Kau " Tatapan mata coklat Indra menjadi tajam. " Apa kau berpura-pura terluka untuk bisa tinggal disini, mendekati pria disini terutama Ashura, berniat jahat pada kami? " Ucap Indra.
Sakura balas menatap tajam. Menutup bukunya keras.
" Kau pikir aku perempuan murahan, mendekati laki - laki di sini dan Ashura untuk berbuat jahat? "
" Bukankah iya? " Indra menarik sudut bibir mengejek.
Sakura berdiri. Dia menampar Indra. Indra tentu saja schok atas apa yang di lakukan Sakura.
Yang membuat putra sulung Haguromo ini lebih schok saat Sakura mengatakan.
" Terserah kau mau menganggap aku apa tapi aku tidak akan terima kalau kau menghinaku. Kau dan orang itu sama saja, bermulut tajam, aku benci kau."
Sakura keluar dari sana, pintu di tutup keras.
Indra masih terdiam. Bukan mau dia berkata seperti itu. Ia sendiri juga agak terkejut dengan ucapannya tadi.
Beranjak dari sana, geser pintu tanpa menutupnya kembali. Belari di koridor sampai tidak membalas sapaan orang - orang yang menjadi pengikut Haguromo.
Dia melihat Sakura. Mempercepat lari, di tangkap lengan Sakura sebelum gadis itu keluar dari rumah, di tarik, Sakura kaget badan dia ketarik yang membuat dia berada dalam pelukan Indra.
Wajah schok Sakura dan dua sudut bibir Indra turun kebawah, pemuda ini menggulum bibirnya.
" Ma-maaf "
Indra berbalik pergi meninggalkan Sakura diam mematung dalam posisi yang sama. Wajahnya memerah.
Sedangkan Indra mempercepat jalannya ke kamar sambil lengan dia menutupi setengah wajah samar - samar ada semu merah.
••••••
Sasuke duduk bersandar pohon, kedua kaki di selonjorkan, melirik Naruto tidur nyenyak di samping dahan pohon dia tempati. Mereka memutuskan tidur di pohon lagi. Gampang saja mereka menyewa kamar, tapi mereka tidak bisa mengacaukan masa lalu, jika masalalu kacau maka masa depan shinobi ikut kacau.
Melihat langit langit malam di zaman nenek moyang uchiha dan senju.
" Kemana kau. Sakura." Gumam Sasuke.
Dia menutup mata, ia butuh istirahat untuk mencari gadis itu lagi besok.
Kali ini dia tidak akan melepaskan Sakura.
••••••••
Jika tengah malam sudah sewajarnya seseorang tidur, namun tidak untuk orang ini.
Ashura bukannya tidur padahal sudah tengah malam, dia masih membuka kedua mata melihat langit dari kusen kayu kamarnya, duduk di situ menekuk kedua kaki.
Senyum dan tawa Sakura malah terpikirkan olehnya.
Wajah Ashura bagai malu - malu kucing.
Tersenyum memingat kembali kedekatan dia pada gadis Haruno, lalu mereka tertawa bersama.
Rasanya Ashura senang dengan perasaan asing ini.
☰ ☱ ☲ ☳ ☴ ☵ ☶ ☷ ☴ ☵ ☶ ☷
Ashura nampak celingak - celinguk, pagi - pagi Ashura sudah bangun padahal biasanya dia tidak begitu mudah bangun pagi. Ia juga tanpak tengah mencari sesuatu.
Ia pun memutuskan bertanya pada salah satu orang sini. " Maaf, apa kau tahu dimana Sakura? " Tanya Ashura.
Orang itu menjawab. " Haruno-san tadi mengarah ke hutan itu."
" Oh, terimakasih "
Ashura belari kecil ke tempat yang di katakan orang tadi. Langkah Ashura memelan, melihat kanan kiri. Bukankah, hutan ini biasa Indra-Nii buat latihan? Pikirnya.
Sampai dia di tengah hutan. Mata Ashura terpana, pohon sakura mulai bemekaran karna hari sudah menjadi hari musim semi.
Di tengah hutan di antara pohon sakura mengelilingi, Sakura berlatih memakai kayu untuk menjadi sasaran pukulan atau melemparkan benda tajam kecil ke situ. Rambut merah muda Sakura tertiup angin seakan menari bersama kelopak sakura memiliki warna serupa, hal itu, membuat Ashura terdiam dengan wajah semu pink.
Tatapan Ashura tidak sengaja melihat Indra juga berdiri di balik pohon di sisi yang lain.
Indra melihat Ashura di sebrang ia berdiri. Keduanya sama - sama memadang dengan sosok Sakura berada di tengah hutan.
( Tengah hutan artinya lapangan kosong dengan sekeliling banyak pohon, takut ada yang enggak tahu 😁 )
Sakura berhenti melemparkan kunai. Dia balik ke sisi kanan, kaget Ashura ada di sana dan dia tengah melihat sesuatu di belakangnya. Sakura pun balik badan ke sisi kiri.
Kaget, malah ada Indra, badan dia setengah sembunyi di balik pohon sakura.
T. B. C
Akhirnya bisa aupdate cerita ini 🙂 ayo di bantu vote cerita ini dan komen jika cerita ini masih mau di lanjutkan 😉
Sampai jumpa lagi 👋🧕
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro