ChΓ o cΓ‘c bαΊ‘n! VΓ¬ nhiều lΓ½ do tα»« nay Truyen2U chΓ­nh thα»©c Δ‘α»•i tΓͺn lΓ  Truyen247.Pro. Mong cΓ‘c bαΊ‘n tiαΊΏp tα»₯c ủng hα»™ truy cαΊ­p tΓͺn miền mα»›i nΓ y nhΓ©! MΓ£i yΓͺu... β™₯

Bagian 3

Cast: Sakura.H || Indra.O ||Ashura.O || Team7 ||

Genre: RomanceΒ  &Β  Ninja


☰ ☱ ☲ ☳☴ ☡ ☢ ☷☰ ☱ ☲ ☳☴ ☡ ☢ ☷


Melakukan meditasi di atas air di sebuah aliran air terjun sungai jauh dari kediaman.

Konsetrasi.

" Indra "

" Indra "

Suara berat samar memanggil namanya. Suara yang dulu pernah dia dengar saat dia berusia 12 tahun.

Suara geresekan semak buat Indra membuka matanya. Dengan cepat ambil kunai dan siap melempar _ di urungkan niatan itu saat dia lihat yang muncul dalam semak adalah gadis asing yang menumpang di kediamannya.

Mata hijau bertemu mata hitam.

" Ma-maaf! Aku tersesat." Seru Sakura mengalihkan mata.

Indra menghela nafas. Berdiri di atas air. Sakura melihat Indra berjalan di atas air menuju kesini.

Masih di atas air tapi sudah ada di depan Sakura. Indra berkata.

" Kau tidak terkejut."

" Terkejut tentang apa? " Balas Sakura.

" Aku berdiri di atas air."

" O-ooh. Aku juga bisa."

" A-Ap?! _ "

Indra tidak bisa melanjutkan setelah Sakura berdiri di depannya. Gadis itu. Dia bisa berdiri di atas air.

Langsung saja dia menatap tajam dengan kilatan di ujung matanya.

" Siapa kau? Manusia biasa di sini belum bisa melakukan ini, tapi kau orang asing."

" Aku jauh dari sini. Aku terlempar dari di mensi waktu. Tapi jangan takut, aku bukan orang jahat, aku hampir sama sepertimu dan Ashura-san." Ucap Sakura.

" Aku tidak takut." Menutup mata lalu membukanya. " Aku curiga." Menatap tajam gadis itu yang malah di tanggapi kekehan ringan.

Sakura lihat tatapan Indra menghentikan kekehannya. Dia tersenyum tipis.

" Jika di posisi Indra-san, aku pasti melakukan hal yang sama."

Melihat sekitar. Menengok kebelakang, ia melempar senyum lebar pada Indra. " Temani aku keliling tempat ini sebelum aku pulang ke desaku." Pinta Sakura.

Beberapa detik menatap Sakura menatap dia dengan tatapan berharap. Berdecih samar, Indra mengiyakan, Sakura tentu senang. Setidaknya dia memiliki memory bagus untuk di ceritakan saat kembali nanti.

Berjalan beriringan dengan beri jarak di antara mereka berdua.

Indra melirik Sakura melalui ekor matanya. Wajah yang cantik, rambut panjang sepunggung, lentikan mata panjang tebal. Menyadari apa yang dia lakukan, dengan wajah poker face Indra melihat ke depan lagi.

Mereka sudah keluar dari hutan tadi.

Mereka berjalan di jalanan sedikit berumput dan bebatuan. Tempat ini hampir seperti desa walau bukan desa. Lapangan luas, rumah penduduk tidak banyak, pohon besar di kanan - kiri. Setelah melewati pepohonan, di depan ada jembatan kayu dan di bawah aliran sungai.

Berjalan melewati jembatan.

" Kenapa tadi kau bisa sampai ke hutan." Untuk pertama kali dalam hidup Indra Ootsutsuki. Dia lebih dulu membuka percakapan.

" Aku sudah minta izin pada Haguromo-sama dan Ashura-san. Mereka mengizinkan aku jalan - jalan di sekitar kediaman mereka. Tapi saking menikmati aku sampai berjalan jauh dan tersesat ke tempat ini." Ujar Sakura.

Mereka sudah menyebrangi jembatan. Kediaman kembali berlanjut. Sampailah di ujung hutan lain. Mata Sakura berbinar.

Mereka sampai di sebuah desa tidak begitu besar dan ramai. Ada warga menjual makanan, beberapa rumah sederhana di sana dan anak - anak kecil bermain riang.

Indra dan Sakura berdiri di bukit agak tinggi. Di bawah desa yang di lihat.

" Desa ini jauh dari kediaman kami. Beberapa warga sini mengantar penjualan mereka ke kediaman kami untuk di jual lagi atau jika kami memesan pada mereka." Ucap Indra menjelaskan.

Sakura mengangguk-angguk.
" Ini menguntungkan desa juga." Menatap Indra yang juga menatap dia. Buang muka ke samping, tahu kalau Pria itu ternyata terus memerhatikannya.

" A-anno "

Indra menutup mata, wajahnya lurus ke depan tidak ke Sakura lagi.

" Hn "

" Bo-bolehkah .. Kesana?" Sakura melirik pada Indra masih di posisi sama.

Pemuda itu membuka mata. Berjalan lurus. " Hn " Gumamnya. Melihat itu, Sakura mengikuti Indra di belakang.

Di pandangi punggung besar Indra. Tiba - tiba punggung besar Indra berubah menjadi punggung yang sangat dia kenal.

Mereka menuruni tangga kayu sedikit jauh dari tempat tadi.

Mendesah lirih. Indra berhenti ia pun ikut berhenti. Saking asyik dengan pikirannya sendiri, ia sampai tidak tahu kalau ada salah satu warga menghampiri Indra.

Salah satu mata warga melihat sosok Sakura berdiri di belakang Indra.

" Tuan Indra bersama gadis cantik ini." Tanya pria baruh baya.

Wanita baruh baya menggenggam tangan Sakura. " Siapa nama gadis cantik ini." Tanyanya lembut.

Menanggapi dengan senyuman lembut. " Saya Sakura."

Wanita baruh baya ikut tersenyum. Dia berujar. " Nama yang cocok untuk kamu." Sakura agak kikuk.

" Gadis itu pasangan tuan Indra." Tanya seorang kakek.

Indra melirik Sakura tengah mengobrol dengan wanita tadi. Segaris tipis terbentuk di bibir Indra.

" Bukan " Jawab Indra. Wajah datar khas dirinya.

" Kami permisi dulu. Sakura."

" Iya, Indra-san." Jawab Sakura. Membungkuk sopan. " Kami permisi." Berpamitan. Mengikuti Indra.

Wanita baruh baya, pria baruh baya dan sang kakek, mereka menatap punggung dua manusia berbeda gender itu.

Sang kakek tersenyum membentuk kerutan di wajah. " Gadis itu. Memiliki aura yang berbeda." Berujar serak khas kakek - kakek.

Wanita baruh baya memegang sisi wajahnya. " Mereka pasangan yang serasi."

" Tuan Indra dan gadis itu sangat cocok sekali." Pria baruh baya ikut berkomentar.

Sang kakek masih lihat Indra dan Sakura berjalan bersama, sesekali mereka berhenti lalu jalan kembali.

Tatapan yang sulit di artikan.



●○●○●○●○ ●○●○●○●○



Mendongak menatap Indra lebih tinggi darinya. Ia tersenyum.

" Terimakasih sudah menemani berkeliling, Indra-san."

" Jangan panggil formal. Indra." Ucap Indra menunduk menatap gadis berambut pink.

" Ha'i, terimakasih Indra."

" Hn. Istirahatlah. Nanti malam ada pelayan yang menjemputmu, kau di minta makan malam bersama dengan Tou-sama."

" Baik "

Tanpa berkata apa lagi, setelah mengantar kembali Sakura ke kamarnya dan memberitahu pesan ayahnya, Indra berjalan pergi. Dari balik bahu besarnya Indra melirik sedikit Sakura mulai masuk kedalam kamar dan menutup pintu geser.

Segaris senyum di wajah tegas Indra.



●○●○●○●○ ●○●○●○●○



Sebuah portal memunculkan sosok Naruto dan Sasuke berpakaian ala ninja di The Last.

Mereka berdiri di atas bukit tinggi. Menatap desa di bawah sana.

" Kita cari Sakura-chan di sini?" - Naruto.

" Hn. Tidak salah. Ke tempat ini." - Sasuke.

" Tapi tempat apa ini? " Tanya Naruto.

" Kita cari tahu." Jawab Sasuke.

Naruto dan Sasuke sama - sama menghilang.



●○●○●○●○ ●○●○●○●○



Keluar dari rumah adalah hal baik untuknya. Merasakan angin malam sejuk. Mendongak menatap atas.

Langit bewarna hitam dengan germelap cahaya kecil.

Terkagum. Tempat ini jauh lebih cantik sinarnya ketimbang desa tempat dia tinggal.

" Sakura-san."

Menengok. Ashura berjalan mendekati. Berdiri di samping gadis merah muda, di tatap wajah ayu Sakura dengan rambut terurai dengan beberapa helai di bentuk kepang satu.

Diam - diam Ashura bersemu merah. Menutupi setengah wajah dengan punggung tangan, Ia malingkan muka. Sakura menatap bingung.

" Ashura-san kesini juga." Ucap Sakura membuka pembicaraan.

" Hm. Biasanya aku kesini untuk menghilangkan penat sehabis latihan." Celetuk Ashura di selengi tawa ringan. " Yah. Tidak begitu hebat dalam pelatihan."

" Ashura-san pasti bisa jadi hebat."

Ashura langsung menengok ke Sakura menatap atas langit.

" Jika Ashura-san tidak hebat dalam pelatihan, Ashura-san bisa hebat dalam pantang menyerah."

Menatap Ashura dengan senyum kecil. Tidak berapa lama cengingiran Ashura layangkan.

Jauh di belakang mereka. Indra menatap Ashura dan Sakura tengah berbicara santai lalu di selengi tawa.

Tatapan Indra sangat datar dan matanya begitu datar tanpa ekspreksi.

Sosok pernah di temui Indra muncul di balik pohon jauh dari tempat karangan rumah. Sosok itu cekekikikan aneh.


β€’β€’β€’β€’β€’β€’


Naruto tiba - tiba bangun dari tidur duduk. Sasuke yang merasakan ikut berdiri, padahal mereka baru saja tertidur setelah setengah hari mencari keberadaan satu - satunya perempuan di team mereka.

" Ada apa Naruto." Tanya Sasuke.

Wajah Naruto serius.

" Aku merasakan hawa tidak baik."

Sasuke mengernyitkan dahi. Dia konsentrasi, beberapa detik Sasuke membuka mata dengan mata Sharing-annya.

" Aa "

Hawa yang pernah mereka rasakan saat perang dua tahun lalu.


T. B. C

Maaf baru bisa update sekarang karna mau ngecek lagi takut ada yang salah. Dan disini aku nambahin beberapa kata lagi.

Di vote yah teman - teman dan komentarnya juga πŸ˜„

Karna bulan puasa cerita agak lambat, dan untuk diabolik lover drak fate, besok baru bisa aupdate pengganti hari ini πŸ™‚

Sampai jumpa πŸ‘‹πŸ˜

BαΊ‘n Δ‘ang đọc truyện trΓͺn: Truyen247.Pro