Kacamata - Sekimura Mikado
Requested by runasaki
Karena onee-sama perhatian, di media ada visual bang Mikado yang dirilis tahun ini buat Runa-chan. Tamvan kan? (UwU)//tau2nya uda liat duluan//ditamvar
Ada yang ingin menduga rupa di balik sepasang manik Mikado. Tak lain, tak bukan adalah kau. Sepasang manik Mikado selalu melekat dengan manis nyaris dalam segala aktivitas. Terkecuali saat mandi dan tidur. Itu hanya dugaan sementaramu. Oleh karena itu, kau ingin tahu jawaban pasti dari orangnya langsung.
"Sekimura-san," panggilmu mencolek bahunya.
Memasang cengiran, ia berkata, "Hm, ada apa?"
Tanganmu terulur dengan menyatakan keinginan secara terus terang. "Aku ingin melihatmu tidak berkacamata."
Mikado bergeming sepintas lalu terbahak-bahak. Ia merapatkan posisi bingkai manik yang sempat melorot dengan jemari tengahnya. Terlihat binar penuh keceriaan yang menerangi sepasang iris emerald-nya.
"Hoho, coba saja. Kacamataku adalah aset bernilai yang tidak bisa disentuh dengan mudah!" Mikado melindungi dua sisi bingkai dengan jemarinya.
Kau langsung sengaja menyipitkan manik. "Apa jangan-jangan kalau kubuka matamu akan seperti ini?"
Mikado mengusap dagu. "Rasa penasaranmu tinggi juga, ya. Kalau kau tidak, aku bisa meminjamkan koleksi Mamirin-ku."
Sogokan Mamirin yang sangat disayangi Mikado sekalipun tidak mengenyahkan niatmu untuk melihat rupanya yang tidak mengenakan kacamata.
"Nggak mau. Jangan pergi, hei!" ucapmu setengah berseru menghampiri Mikado yang mundur perlahan.
Tanganmu tidak bisa menggapai dengan mudah karena penjagaan yang superketat, meskipun tinggi badan pemuda itu rata-rata berkisar 177 sentimeter. Tanpa sadar, Mikado justru terjebak karena bersandar di pintu utama.
"Lebih baik tunjukkan kepadaku. Kau nggak bisa lari, loh!" timpalmu merasa percaya diri, menyentuh pintu di sisi pintu yang disandari Mikado.
Mikado menautkan alis. "Memangnya kau nggak pernah lihat diriku saat tidak berkacamata, ya? Wah, sebagai personel MooNs, aku sangat kecewa."
Kau menganga. "Pernah memangnya? Kapan?"
Sebagai penggemar sekalipun teman kecil Mikado, kau tidak pernah menyadari hal itu. Dulu saja semasa Mikado masih kecil. Namun, seiring ia beranjak remaja, tahu-tahu bingkai manik telah menghiasi wajahnya. Sebenarnya, kau hanya penasaran. Dan, perubahan itu tidak mengurangi perasaanmu terhadapnya.
Mikado tersenyum penuh misteri. "Kapan, ya?"
Kau menggembungkan pipi. "Jangan membohongiku."
"Apa sih yang membuatmu tertarik? Apa karena ingin mengetahui minus-ku separah apa? Dan omong-omong...."
Kau menggeleng. "Bukan itu, kenapa?"
Mikado memegang bahumu. "Kalau kau mendominasi terhadapku kesannya seperti sengaja melakukan kabedon, ya?"
Bibirmu menganga. Kau langsung melepas sentuhan di pintu utama. Namun, Mikado masih menyandarkan punggungnya di pintu. Lalu tangan pemuda itu beralih menyentuh sela-sela jemarimu.
"Kurasa main-mainnya sudah cukup, ya?"
Pemuda itu membungkukkan sedikit tubuhnya. Kau menyadari wajah Mikado jadi lebih dekat. Karena bingung bercampur terkejut, kau menahan posisinya dengan memegang lengan pemuda itu.
"K-Kau mau ngapain?"
Mikado berkata, "Katanya penasaran? Tapi cuma boleh lima detik."
Dengan pipi merona, kau memegang bingkai manik pemuda itu. Saat benda itu tidak lagi berkamuflase di wajah Mikado, ia jadi benar-benar berbeda. Kau merasa wajahnya tidak benar-benar asing. Seperti pernah melihat rupa Mikado itu di suatu poster atau majalah.
Kau menduga, "Sepertinya aku pernah melihatmu dengan versi seperti ini."
Mikado berucap setelah kau memasangkan kembali kacamatanya. "Benarkah? Kuberi tiga kesempatan."
Kau mengerutkan dahi, tampak berpikir keras.
"Cover album Glory Upper!" tebakmu akan rilisan album pertama MooNs.
Mikado menggeleng. "Ding Dong. Salah."
"B-Project Kodou*Ambitious!" tebakmu lagi dengan percaya diri.
Mikado menggeleng lagi. "No no, salah."
Satu lagi kesempatanmu untuk menebak saat Mikado tidak berkacamata. Kau menggigit bibir. Ragu-ragu untuk menyatakan jawaban sebenarnya.
"Kalau salah, tidak apa-apa, kan?" tanyamu takut-takut.
Mikado mengedip sebelah maniknya. "Wah, aku nggak bisa menjamin. Mungkin aku akan berbuat sesuatu yang doki-doki?"
Wajahmu merona. Sepertinya kau akan kalah telak. Kau mengacak rambutmu.
"Jadi sudah mau menyerah?" tanya Mikado. "Sudah sejauh ini menebak-nebak, loh."
Kau langsung berucap tanpa pikir lebih lanjut, "B-Project Muteki*Dangerous!"
Mikado tidak langsung berespons. Kau menautkan alis. Apakah kau salah lagi? Namun, dugaan pertama dan kedua yang dijawab dengan cepat karena salah. Lambat laun, kau optimis bahwa kau benar.
"Asyik, benar, kan?!" ujarmu terlihat girang. "Kok aku nggak sadar, ya?"
Jemarimu mulai menjelajahi rak berisi kumpulan album idola yang telah dikoleksi sejak lama. Dan benar saja, Mikado memang tidak berkacamata, khusus untuk kover album ini.
"Padahal aku berharap kau akan salah menjawabnya," ujar Mikado tampak berkecil hati.
Kau mengernyitkan dahi. "Eh?"
Mikado menghela napas lalu mengacak rambutmu. "Bukan apa-apa. Aku ingin bermain dengan mamirinku saja."
Kau terkekeh singkat. Mikado terlihat merajuk seperti anak kecil. Namun, ia tidak pernah sungguh-sungguh memarahimu.
"Aku juga jadi ingin memakai kacamata, tapi yang buat gaya saja!" ucapmu sengaja menggodanya.
Mikado berucap. "Benarkah?"
"Kalau Mikado-san lagi nggak berkacamata," sahutmu.
Mikado tersenyum. "Kalau memang mau, aku harus jadi orang pertama yang melihatnya."
Kau tidak menyangka Mikado akan serius menanggapi. Samar-samar pipimu menampilkan rona. "Kalau begitu, Mikado-san juga harus memilihkan kacamata untukku~"
Tidak merasa keberatan, Mikado berucap, "Siap, Nona!"
• Fin •
Words: 842
A/N:
Fluff-nya nda kerasa yha. Jujur Mikado itu lucu. Superheboh di luar dugaan, kirain superkalem dan perfeksionis gitu :'3
Kalau jadi pacar, Mikado itu kayak kaka cowo yang dewasa, enak diajak bercanda, plus ramah. Gatau ooc apa kaga sih, tapi kira-kira segitu deh asumsiku soal Mikado ;3
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro