Épilogue: Hiraeth
Épilogue
—Hiraeth—
(n.) Nostalgia
23 Maret 2023
Aku kembali mengotori buku ini, ya?
Biarlah, aku tidak tahu lagi harus bagaimana. Hanya buku ini yang bisa kujadikan pelampiasan. Maaf ya, buku.
Sepertinya waktuku tidak akan lama. Dokter memang bilang masih ada harapan, tapi justru harapanku menciut. Mau bagaimana pun akhirnya, aku akan menerima semua itu.
Kalau menurut perhitungan asalku, masih tersisa lebih dari 120 hari lagi. Cukup bagiku untuk menikmati masa-masa terakhir.
Mungkin itu saja untuk hari ini. Aku sedikit lelah. Untuk siapa pun yang membaca ini nantinya, berbanggalah, kau beruntung bisa menyambung hidupmu!
Fushiguro menelan ludahnya kasar, namun ia tetap membalik halaman selanjutnya.
▬▬▬▬▬▬▬▬
14 April 2023
Hari ini aku benar-benar bodoh. Aku bertemu seorang laki-laki yang memergokiku sedang hujan-hujanan.
Ah, tapi, dia itu menarik. Aku langsung suka padanya saat itu juga.
Sepasang mata Fushiguro membelalak sempurna. Ia pikir selama ini perasaannya hanyalah perasaan sebelah pihak. Ia lalu melanjutkan membaca.
Dia orang yang aneh, sih. Pokoknya tidak normal, begitu! Dia memang cerdas, tapi kecerdasan emosionalnya rendah sekali.
Menyedihkan.
Kata terakhir di halaman itu membuat Fushiguro sedikit jengkel.
▬▬▬▬▬▬▬▬
20 Mei 2023
Padahal masih tersisa 67 hari lagi kalau sesuai perhitunganku. Seharusnya aku masih baik-baik saja. Maksudku, bukankah perubahan ini terlalu drastis?
Tumor otak memang tidak akan membunuhku. Tapi penyakit lainnya yang akan membunuhku. Kekebalan tubuhku malah menyerangku sendiri.
Fushiguro benar-benar enak hidupnya. Meski temannya sangat sedikit, sih, apalagi semua temannya itu dia anggap pengganggu.
Tapi hidup yang seperti itu jauh lebih baik, 'kan? Daripada tubuhmu digerogoti penyakit perlahan.
▬▬▬▬▬▬▬▬
31 Mei 2023
Aku salah.
Kupikir dia tidak punya beban hidup. Ternyata bukan begitu. Aku terlalu cepat menyimpulkan.
Sekarang aku akan bilang kalau dia lebih parah. Masa lalu itu tidak bisa diobati. Ia hanya bisa dilupakan dan dijadikan pelajaran. Tapi dengan kondisi seperti itu, mana mungkin, kan?
Membayangkan ayahku adalah seorang pembunuh bayaran saja sudah membuat bulu kudukku meremang, apalagi kalau kenyataannya begitu.
Belum lagi, setelah itu ibuku meninggalkan aku dan kakakku pergi. Lalu kakakku dikutuk, dan ia ikut pergi. Benar-benar parah.
Wajar saja kalau tidak ada yang mau berteman dengannya kecuali 3 orang itu. Fushiguro dicap seorang pembunuh, padahal ia hanya anak yang tak bersalah.
Fushiguro ingat, hari itu ia memutuskan untuk menceritakan semuanya ke Eliane. Biarlah setidaknya bebannya sedikit berkurang. Begitu pikirnya saat itu.
▬▬▬▬▬▬▬▬
7 Juni 2023
Ah, hari berjalan sangat cepat. Angka di kalenderku yang tidak tercoreng warna merah tinggal sedikit. Aku harus banyak-banyak berbuat baik.
Tapi, kalau dipikir-pikir, aku sudah membohongi berapa orang, ya? Apalagi Fushiguro, aku tidak tega membohonginya.
Fushiguro, kalau kau membaca ini, jawablah, apa kau akan menangis kalau aku cerita dari awal?
Tidak ada reaksi dari si laki-laki. Kemungkinan, Fushiguro biasa saja kalau mengetahuinya dari awal. Tapi dibohongi itu menyakitkan. Menaruh harapan besar, dilambungkan hingga sejajar awan, lalu dihempas hingga ke dasar bumi itu menyakitkan.
▬▬▬▬▬▬▬▬
22 Juni 2023
Hari berganti makin cepat, huh. Rasanya aku belum siap menerima kenyataan. Tapi, dari awal aku sudah tahu akhir dari semua ini.
Aku pasti akan pergi.
Bagaimana ya caranya mengucapkan selamat tinggal tanpa menyakiti hati orang lain? Sudah kucari di internet, tapi tidak pernah ketemu.
Ya sudahlah, mungkin ada baiknya aku menyerahkan buku ini nanti.
▬▬▬▬▬▬▬▬
1 Juli 2023
Hah, ternyata sudah bulan Juli. Ini akan jadi bulan terakhirku, mungkin.
Aku baru sadar, semua yang kutulis di sini hanya omelan dan keluhan. Aku tidak pernah bersyukur. Kenapa, ya? Padahal sudah bertekad.
Aku punya satu permintaan sebelum mati kepada Fushiguro. Sederhana, hanya berdua menikmati pagi hari di pantai. Semoga dia tidak banyak protes.
Maaf ya, Fushiguro, mungkin aku terlalu egois.
▬▬▬▬▬▬▬▬
23 Juli 2023
Akhirnya hari ini tiba juga. Ah, aku benar-benar senang! Kupikir akan ada banyak penolakan darinya. Ini juga sedikit menenangkan emosiku yang tidak karuan.
Kuharap kami bisa terus begini selamanya. Tapi, di dunia ini, tidak ada yang abadi.
Sebenarnya aku dan Fushiguro tidak jauh berbeda, kok. Aku memang memvonis mati diriku sendiri, aku juga divonis menderita serangkaian penyakit. Tapi hidup dan mati itu, kita tidak pernah tahu. Fushiguro pun begitu. Tidak ada yang tahu kalau dia akan pergi besok.
Jadi, kuterima saja kenyataan ini. Aku tetaplah manusia. Manusia pasti akan menemui kematian. Aku tidak keberatan jika menemuinya sekarang.
Fushiguro akhirnya sampai pada halaman terakhir. Ia mulai membacanya perlahan. Tapi yang ia temui bukanlah catatan bertuliskan tanggal 25 Juli, melainkan 26 Juli.
▬▬▬▬▬▬▬▬
26 Juli 2023
Angka vonis kematianku mencapai nol. Yah, kupikir aku akan menghilang sebelum operasi, tapi ternyata aku bertahan sedikit lebih lama.
Aku juga tak paham, bagaimana mungkin aku diizinkan melakukan tindakan operasi dalam keadaan seperti ini.
Apa aku hanya berangan akan mati hari ini?
Ah, mana mungkin. Pasti hari ini.
Ayah, Ibu, kuharap kalian sudah membaca suratku yang kuletakkan di lemari kamar kalian. Maaf, hehe, aku tidak sopan.
Untuk teman-teman, bacalah pesan terakhir dariku di ponsel kalian. Jangan bersedih apalagi menangis, oke?
Untuk Fushiguro, kuharap kau tidak ingkar janji. Setelah membaca semua keluh kesahku, kuharap kau bisa lebih bersyukur kedepannya. Maaf, aku pergi tanpa berpamitan. Cobalah untuk memandang dunia dari sudut pandang yang berbeda, sehingga kau bisa menemukan sisi baik dari semua yang kau temui. Oh ya, jangan sia-siakan temanmu, ya!
Tertanda,
Dewi Pelangi, Iris. Sang Matahari, Eliane.
Faa,
11-07-2021
857 words.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro