୧ *·˚ 002┆↰
◤White Rabbit◥
Prince! Tenshouin Eichi x Lady! Reader
Story by © Chocofai_
◣002/??◢
Warning!! OOC, Typo dan lain sebagainya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬
Shut... Jleb
Suara itu berulang kali terdengar dari arah lapangan yang luas. Terlihat ada dua orang yang sedang serius membidik.
"Tak disangka keluarga [Last name] mengajarkan teknik memanah."
Terkejut, itu yang dirasakan oleh gadis bersurai abu yang sedang berlatih.
"Yang mulia putra mahkota? Ah, selamat datang di kediaman keluarga [Last name] dan senang bertemu dengan anda lagi." Ujar sang gadis dengan hormat.
"Fufu~ terima kasih sambutannya, senang bertemu denganmu lagi. Dan lama tidak berjumpa Nagisa-kun." Ujar sang putra mahkota dengan senyum andalan nya.
"... Ya, lama tidak berjumpa Ei— maksudku putra mahkota." Balas sepupu [Name] yang bernama 'Nagisa' itu.
"Tidak perlu terlalu formal ketika diluar istana, Nagisa. Lagipula kita sudah kenal akrab."
Nagisa tak menjawab apapun. Suasana menjadi hening. Hembusan angin sejuk menerpa seluruh tubuh mereka menimbulkan sensasi yang berbeda.
[Name] yang merasa tak nyaman akan keheningan, akhirnya ia bertanya, "Ano... Apa yang mulia ada urusan dengan ayah saya?"
"Hm? Tidak juga, aku hanya menemani ibuku yang ingin bertemu teman lamanya." Jawab sang putra mahkota dengan tenang.
[Name] hanya mengangguk an kepala mengerti. Tak lama setelahnya, terdengar teriakan yang nyaring dari arah belakang Eichi.
"NAGISA! OH! DAN ADA PUTRA MAHKOTA YANG BENGEK AN!" Serunya mulai mendekat.
[Name] speechless mendengarnya.
"Fufu~ Halo Hiyori, kau selalu ceria seperti biasa, ya." Sapa Eichi menahan kesal.
"Tentu saja!, aku tidak seperti dirimu." Balasnya.
Sesi mengobrol antara dua sahabat (?) itu mulai, walaupun hanya berisi ejekan yang tertuju pada sang putra mahkota. Tak lama setelah itu, pria bersurai hijau yang mirip dengan kubis menarik teman masa kecilnya untuk ber— menemaninya ke suatu tempat.
Kini tinggal lah mereka berdua—[Name] dan Eichi di pinggir lapangan memanah dengan hening yang melanda kembali.
"Lebih baik kita ke rumah kaca saja, yang mulia. Kurang baik juga kalau berdiri terus disini, bukan?" Ajak [Name] tersenyum.
"Fufu~ baiklah."
Mereka berjalan bersebelahan, kadang mereka berbincang walaupun tidak berlanjut lama. Kini [Name] tengah kebingungan mencari topik untuk mengobrol nanti.
➳༻❀🤴❀༺➳
"Semoga sesuai dengan selera yang mulia."
Mereka berdua kini sudah sampai di rumah kaca, bahkan sudah duduk di kursi yang disediakan sembari menikmati teh dan cemilan.
Mereka hanya menikmati teh dan cemilan, tidak ada atau belum ada yang membuka suara duluan.
"Gawat! aku gak punya topik yang bagus."
"Lady [Last name], bolehkah aku bertanya?" Tanya Eichi memecahkan keheningan.
"Panggil saya [Name] saja, yang mulia. Dan tentu yang mulia boleh bertanya apapun." Jawab [Name].
"Baiklah, lady [Name], hubungan keluarga mu dengan keluarga Ran itu apa?" Tanya Eichi lagi.
"Um... Keluargaku dengan keluarga Ran itu hanya sebatas sepupu, yang mulia." Jawab [Name] dengan sedikit rasa aneh.
Bukan karena curiga akan hal yang buruk, seluruh keluarga bangsawan dan rakyat biasa saja sudah tahu hubungan antara keluarga Ran dengan keluarga [Last name], tapi kenapa putra mahkota tidak mengetahuinya?
"Begitu ya, syukurlah~"
"Hah? Dia bersyukur karena apa?"
➳༻❀🤴❀༺➳
Wafa/Fai✧˖*°࿐
[30/06/22]
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro