Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

‧˚ ୭ halaman ketiga

° 。ㅤ→ 𝐏𝐞𝐫𝐮𝐬𝐮𝐡

•••

"(Name), ingat Mikey dan Draken?"

Gadis yang tengah disuapi apel mengangguk. Keisuke kembali mengupas apel lain.

"Ingat. Yang sering Keisuke bicarakan?"

"Benar. Beberapa hari yang lalu, Draken tertusuk—"

"APA?!"

Keisuke mendesah pelan.

"Jangan teriak-teriak. Nanti kupingku berdarah."

(Name) menatap tidak percaya pacarnya.

"Bisa-bisanya kau sesantai ini?!"

"Tenanglah. Operasinya berhasil. Kebetulan kalian satu rumah sakit. Mau bertemu dengannya?"

Gadis itu berpikir sejenak. Mengingat kakaknya yang tak bisa ditebak, para pengawal yang setia disisi selama dua puluh empat jam, belum lagi kondisi tubuhnya sekarang.

"Sepertinya aku sanggup."

Keisuke mengernyitkan dahinya kala dijawab dengan ambigu.

"Sepertinya? Kalau begitu lebih baik tidak usah!"

Cemas terlihat jelas di air muka gadis berambut pendek.

"Tapi aku ingin bertemu dengan teman-temanmu! Aku bosan setengah mati di sini!"

"Kalau jadi memaksakan diri, aku juga tidak mau!"

Keisuke memalingkan wajahnya.

Diperhatikan pada beberapa hari ke belakang, kondisinya semakin memburuk. Menurut apa yang dikatakan Kouyou padanya, (Name) kehilangan nafsu makanannya. Jika dilihat, wajah gadis itu semakin tirus, apalagi badannya yang semakin kecil. Seolah itu hanya tulang berlapis kulit.

Wajahnya semakin terlihat pucat. Kouyou juga bilang, kemarin (Name) mimisan lagi.

Keisuke tidak ingin keadaan (Name) semakin parah. Dadanya berdenyut nyeri.

Ia takut.

"... kalau kau sebegitu inginnya bertemu dengan Mikey dan Draken, bagaimana kalau mereka saja yang ke sini?"

Ya mungkin solusimu tidak buruk. Tapi bukankah Draken masih dalam proses pemulihan?

(Name) tak habis pikir, namun merasa solusi ini tak buruk. Jadi, ia mengangguk cepat.

"Aku akan bilang pada pengawal. Kau jemput mereka ya."

"Idih nyuruh!"

"CEPET!"

... Keisuke mengeluh walau pada akhirnya tetap menurut.

Ia pergi keluar kamar, meninggalkan (Name) yang tenggelam dalam pikiran.

•••

"Ozaki (Name) ... ah, pacarmu itu ya?"

Keisuke mengangguk.

"Dia bilang ingin bertemu dengan kalian. Tapi dia tidak bisa ke sini. Jadi kusarankan kalian yang sana."

Manjiro diam saja. Ia menikmati dorayakinya dan mengangguk-angguk. Tidak mendengarkan sama sekali.

"Kau gila? Aku kan baru—" ucapan Ken dipotong seenak jidat oleh Manjiro.

"Setuju. Dimana pacarmu?"

"DIAM, DASAR BRENGSEK! KAU KAN TIDAK MENDENGARKAN!"

"Ayo, Baji. Kita buat Kenchin menderita!"

Keisuke tertawa sementara Ken mengumpat.

"Ngomong-ngomong, Ozaki (Name), pacarmu itu ... sakit apa?"

Ken bertanya saat rasa penasarannya tidak bisa lagi dibendung. Manjiro ikut menoleh, ia memperhatikan dengan seksama.

Tawanya berhenti.

Suasana menjadi sunyi dalam sekejap.

"Leukemia."

•••

Pengawal yang berjaga benar-benar mengizinkan mereka masuk. Manjiro serta Ken terkagum mengetahui (Name) ternyata orang kaya.

"Yo, (Name). Aku bawakan teman nih."

Gadis yang tengah mengatur posisi untuk duduk tersenyum lebar.

"Woaah!"

Ia tersentak melihat Ken yang tinggi. Sudah begitu memiliki tato dan tampang premannya tidak main-main.

"Seperti preman!"

Ken tersenyum miris. Tidak salah juga sih.

"Hoo, jadi ini (Name) yang sering dibicarakan oleh Baji!"

Laki-laki yang baru saja menelan dorayaki dengan seenaknya melewati Keisuke, dan duduk di bibir ranjang (Name). Ia tersenyum dengan sorot mata kosongnya.

"Cantik juga!"

(Name) mengukir senyum. Mungkin itu hanya omong kosong. Penampilannya sudah begini, cantik dari mana?

"Haha, terima kasih. Err ... "

"Mikey. Namaku Sano Manjiro. Panggil Mikey saja."

"Uhm!"

Keisuke duduk dikursi biasa. Ia mengeluarkan kamera dan tas kecil yang ia bawa. Sementara itu, Ken mengelilingi ruang kamar (Name).

"Tadi aku pinjam kamera. Mau foto bersama tidak, (Name)?" tanya Keisuke. Ia menoleh ke arah gadis yang tengah asik berbincang.

"Oh? Boleh!"

Manjiro terdiam sejenak lalu tersenyum lebar.

"Aku yang foto bagaimana?!"

"Aku ragu."

Ken dengan cepat mendesis.

"Dih! Memang kamu tahu bagaimana hasil potretku?"

"Tidak. Tapi pasti jelek!"

Keduanya berdebat sementara Keisuke menyiapkan kamera.

Sementara (Name) dengan santai menyemangati keduanya.

"Ayo berantem, jangan berteman!"

"Ya Tuhan, mengapa pacarku berbeda?" Keisuke yang mendengar menggelengkan kepalanya miris. Padahal dia sama saja.

"Draken, Mikey. Nih," ia menyodorkan kamera itu. Dengan cepat, Draken mengambilnya.

Laki-laki dengan surai hitam panjang mendudukkan diri di samping (Name). Manjiro memilih untuk berdiri di belakang Ken dengan tatapan sengit.

"Bajingan bajingan banjingan! Kau harus membelikanku dorayaki nanti!"

"Bodo amat. Awas, jangan ngehalangin kau bocil!"

"AKU DI BELAKANGMU SIALAN!"

"KALAU MAU GELUT DI LUAR BODOH!"

Keduanya terdiam saat Keisuke membentak. Kalau gelut terus, kapan fotonya?!

Manjiro menggerutu dan duduk di sofa yang ada di sana. Ken mengambil posisi untuk mengambil gambar, dan pasangan di atas kasur mencari pose yang nyaman.

Untuk foto maksudnya.

"Dikit lagi dikit lagi!"

Keisuke mendekat, tapi tak ada kontak fisik di antara keduanya.

Fotografer abal-abal itu merasa gereget.

"Dikit lagi— kalian kayak baru pertama kali foto saja!"

Keduanya tersenyum kaku.

"Kan memang, ngeheh."

Ingin proses ini berjalan dengan cepat, Keisuke mendekat kan tubuhnya. Ia melingkarkan tangan, dan memegangi bahu (Name). Membuat kepala gadis itu bersandar di bahunya.

"Siap? Satu, dua, lima!"

Cekrek!

"... Kenchin goblok, dari dua malah lima."

Kameranya diberikan kepada Keisuke, dan—

"DRAKEN, KOK MUKAKU JADI JELEK?" dari dulu kayak begitu dikasih tuhannya.

"Yah ... aku keliatan kayak mayat hidup di sini."

—pasangan ini ngamuk.

Akhirnya, Manjiro yang memotret mereka. Sungguh tak terduga karena hasilnya terbilang bagus.

•••

•••

9 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro