ᩍ 𝐃𝐢 𝐛𝐚𝐰𝐚𝐡 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭

•••

Diri dalam hati terus membatin. Apakah tidak bisa hidupnya diakhiri begitu saja?

Ah ... dia benci hidup, tapi juga takut mati. Lalu, apa yang seharusnya ia lakukan?

Tangisan langit terdengar, dan airnya jatuh pada puncak kepala. Perlahan, seragamnya dibuat basah. Tasnya diseret tanpa minat, dan kepalanya tertunduk tanpa niat.

"Brengsek."

Gumaman itu pelan. Setetes air mengalir dari bibir, hendak masuk ke dalam mulutnya.

Ketika kakinya berhenti melangkah, kesunyian begitu terasa. Apalagi saat dirinya benar-benar tengah berdiri sendiri.

Sebelum akhirnya seorang laki-laki berjalan dari arah belokan depan. Ia berjalan mendekat, sepertinya kearah sang gadis.

Payung dipegang, dan tudung menghalangi pandangan wajah.

"..."

Tatapan dibalik tudung terlihat aneh. Untuk seorang laki-laki, ia terlihat cukup kecil.

Langkah kakinya tak berhenti di sana. Sang gadis kembali melangkah. Dan ketika keduanya berpapasan, tatapan mata tidak terjadi. Hanya hawa dingin yang menemani

Pada saat kaki menginjak genangan air, cipratannya menyebar ke segala arah.

Sebuah benda kecil terjatuh dari pergelangan tangan. Kemudian, laki-laki bertundung menghentikan langkah sementara yang tengah menunduk terus berjalan.

Ia menunduk, menatap sebuah benda di sebelah kaki. Pemilik tudung kemudian berjongkok, masih memegang payung sebagai perlindungan.

"Sebuah gelang?"

Bandulnya terlihat unik.

Laki-laki itu menoleh ke belakang, menatap punggung yang berjalan menjauh.

"... orang aneh."

•••

Senju memegang payung di tangan kiri, sementara matanya terus menatap gelang di tangan kanan.

Takeomi menoleh, memperhatikan Senju yang sibuk sendiri sejak tadi. Apalagi sesudah pertemuan mendadak saat hujan barusan.

"Apa tadi terjadi sesuatu?"

Bulu matanya panjang, bergerak naik tatkala diajak berbicara. Menenggadah, menatap Takeomi di sebelah.

"Tadi, aku berpapasan dengan gadis aneh."

•••

11 Juli 2021