Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

ᩍ halaman kedua

ᩍ 𝐃𝐢 𝐚𝐭𝐚𝐬 𝐩𝐚𝐠𝐚𝐫

•••

Tatapan matanya terkunci pada telapak tangan. Dimana gelang dengan bandul unik bersemayam.

Bentuknya bulat, warnanya hijau kebiruan. Sementara rantai kecil berwarna putih terlihat bersih layaknya permata—bentuknya bulat seperti mutiara. Sepertinya buatan tangan.

Senju tidak bisa mengalihkan pandangannya.

"Apa itu?"

Pria dengan rokok yang tersangkut dibibir bertanya saat matanya menangkap Senju yang tenggelam dalam angan.

"Hm? Ini ... kemarin ada seseorang yang menjatuhkannya. Terlihat sangat berharga."

Manik birunya terus mengamati dalam diam. Ada kekaguman tersendiri walau wajahnya terus berbohong.

Seringai timbul diwajah Akashi Takeomi.

"Dipikir-pikir, kemarin kau juga memperhatikan itu terus. Lalu apa? Kau pungut?"

"Hm."

Takeomi terkekeh. Ia memasukkan tangan ke dalam saku. Keduanya berjalan dalam diam, menuju jembatan.

Barisan burung melintas, meningkalkan jejak kicauan merdu. Sinar menyorot wajah, membuat mata sedikit menyipit kala menenggadah.

Pecandu rokok membuka mulutnya, menginjak rokok yang ia sematkan pada bibir sebelum berteriak.

"HEI!"

Matanya menangkap gadis gila di atas pagar jembatan. Rambutnya berkibar, wajahnya bersinar kala matahari menyorot muka. Bulu matanya bergetar ringan, dan kepalanya ditundukkan.

Senju mengangkat kepala, membelalakkan mata saat sinar senja mengenainya.

Wajah gadis yang tak asing.

Serta figur punggung yang tak asing.

Tubuh bergerak dengan sendirinya.

Bersamaan dengan dia yang menjatuhkan diri, Senju ambruk dengan gadis dalam rengkuhan. Sedikit meringis kala punggung terbentur aspal.

Takeomi membulatkan mata saat bocah di samping sudah tak ada.

"Ugh, apa segitu bencinya kau dengan hidup huh?"

Senju mulai mendudukkan diri. Ia menepuk seragam Brahman beberapa kali, mengusir debu yang menempel.

Gadis itu duduk perlahan. Ia mengangkat kepala, menatap Senju dengan wajah muram. Ia tidak menangis maupun berucap syukur.

Apalagi terima kasih.

"Brengsek. Apa urusanmu?"

Takeomi yang mendengar menaikkan alis dengan wajah sebal. Berusaha mati-matian untuk tidak menghajarnya. Gadis ini, apa benar-benar sudah gila?

"Aku menolongmu, bukankah seharusnya kamu mengucapkan terima kasih?"

Senju hendak berdiri sebelum tatapan sang gadis asing terkunci.

Pada tangan yang menggenggam gelang.

"KAU!"

Wajahnya berubah, antara senang dengan marah. Ia menenggadah, menatap Senju yang sudah berdiri menatapnya rendah.

Senju menjaga gelang itu sepanjang waktu semenjak tadi. Apa dia sadar?

"Itu milikku. Bagaimana bisa ... ?"

Ah, Senju mengerti. Ia adalah gadis yang menjatuhkan gelang kemarin.

"Oh. Ini punyamu ya?"

Tangan disodorkan. Menunjukkan gelang dengan bandul bulat.

Gadis itu mengambil gelangnya. Merengkuh erat pada dada, seolah itu adalah harta paling berharga.

"Terima kasih."

Saat ia ditolong dari aksi gila, ia mengumpat. Saat diberi gelang, ia berterima kasih.

Gadis aneh.

"Hm."

Senju memasukkan tangan ke dalam saku, sementara Takeomi kembali mengambil batang rokok—dia membawa sebungkus batang cadangan. Dasar pecandu gila.

"Apa kita pernah bertemu?"

Diperhatikannya sang gadis yang menatap wajah dengan serius, seolah berusaha membangkitkan ingatannya. Senju mendengus samar.

"Tidak."

"... lalu," gadis itu melirik dari ekor mata. "Apa yang kau inginkan?"

Senju memiringkan kepala.

"Maksudmu?"

"Tidak ada perbuatan baik murni tanpa motif."

Laki-laki itu mengukir seringaian samar.

Ia berbalik, mengabaikan gadis di belakang dengan wajah bingung.

Senju menolak menjawab, dan Takeomi hanya mengikut taat.

"Tanpa motif ya?"

Langkah kaki membawa keduanya menjauh, meninggalkan gadis yang menarik napas dalam, hendak berteriak. Kakinya terlalu lemas untuk membawanya bangkit.

"NAMAKU (FULL NAME)!!"

Yang telah pergi meloloskan tawa kecil, menggelengkan kepala saat suara memasuki telinga. Takeomi memasang wajah biasa, namun berubah tanda tanya saat melihat Senju tertawa.

"Apa yang lucu?"

Senju memejamkan mata dan lanjut berjalan.

"Yang dibelakangku."

•••

13 Juli 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro