Hari libur kami itu ...

♡♡♡

Shouyo menatap sebal kembarannya. Lima belas menit berlalu, dan ia masih saja gagal mengajak kembarannya.

Ya, dihari libur seperti ini, Shouyo ingin bermain voli di halaman belakang rumah. Ia meminta (Name) menemaninya, tapi (Name) menolak mentah-mentah. Apalagi dia sedang fokus dengan buku tercintanya.

Tak ada cara lain.

Shouyo harus berkorban.

Demi dia ...

Demi kembarannya ...

Demi keduanya ...

Maafkan aku ... tapi aku harus mengorbankanmu kali ini ... celengan ayam!

"Aku akan membelikanmu satu buku novel keluaran terbaru besok,"

(Name) menutup bukunya lalu segera duduk dan membenarkan letak kacamatanya. Ia menatap kakak kembarannya dengan senyum riang.

Shouyo tidak ketakutan. Ia ikut senang melihat senyum adiknya.

Shouyo tahu senyum adiknya manis. Apalagi ia jarang tersenyum dan lebih sering memasang poker face. Tapi sekalinya senyum, damagenya jangan ditanya.

"Jadi, apa yang akan kita lakukan, Shouyo?"

Lihat? Imajiner bunga-bunga bermekaran di sekelilingnya.

"Temani aku main voli!"

"Ayo!"

•Omake•

"(Name), ayo main voli!"

"Tidak, kau bilang hanya menemanimu kan?"

"Aku akan menemanimu membeli novelnya besok. Jadi ayo main!"

"Ayo!"

... meski memang butuh pengorbanan, tapi jika aku bisa melihat senyum dan menghabiskan waktu bersamanya, aku rela.