Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

✦:・゚🍁 O5. Senja

Warn!
Maybe OOC, bahasa kasar,
kata tidak baku, typo.

────────「💌」────────

"Gengsi, iya, gue ngaku gue itu emang gengsi. Tapi tolong, tunjukin muka lo di hadapan gue sekali lagi, karena gue rindu." ─ Bakugou Katsuki

────────「💌」────────

Bakugou POV

Satu tahun udah berlalu dan gue masih ga bisa lupain itu cewek. Lo ngatain gue gamon? Bodoh? Terserah! Yang jelas gue dihantui rasa bersalah, walaupun sebenarnya ini memang bukan salah gue. Coba lo pikir, gue baru aja mau ngebuka hati buat dia, tapi dia tiba-tiba pergi. Gue masih ga percaya bahwa semuanya jadi seperti ini.

Andai waktu bisa diulang, gue pengen balik ke waktu itu. Gue tau itu pemikiran yang sangat bodoh, tapi mau bagaimana lagi? Apa yang lo lakuin saat kehilangan orang yang lo sayang? Lupain gitu aja?

Kalo gue ketemu dia, apa yang terjadi? Air mata gue bakal jatuh? Nangis terisak? Gue ga tau, tapi yang jelas gue pengen banget ketemu sama dia.

Dia emang cewek nyebelin, malu-maluin, otaknya rada aneh, kelakuannya juga, udah disembur berkali-kali ga mempan, dia malah makin berusaha, gue akui dia cewek unik.

Awalnya gue pikir dia itu cuma main-main suka sama gue, tapi ternyata dia serius. Gue juga awalnya ga suka sama dia, dan akhirnya sekarang ini gue cuma bisa menyesal, nyesal senyesal-nyesal nya.

Gimana kabar dia?
Gue tau gue bodoh, orang udah mati masih ditanyain kabarnya. Gue cuma bisa minta maaf, maaf dan maaf.

Hidup gue udah berasa tanpa arah, segitu cintanya kah, gue sama dia? Ga nyangka gue! Udah satu tahun, bodoh banget ga sih? GUE BENCI DIRI GUE SENDIRI. Habis teriak gitu, gue terus acak-acakin rambut gue, frustasi. Gue ga tenang karena selalu merasa bersalah sama dia.

Dan di sinilah, gue datang ke makamnya, minta maaf sekali lagi, berharap dia maafin gue dan hidup gue bisa balik kayak biasanya.

Gue berlutut di samping makamnya, menatap ukiran namanya. Masa depan dia yang harusnya masih sangat panjang, hilang begitu aja, perasaan dia ke gue belum gue balas sepenuhnya.

Gue rindu semua yang ada pada dirinya, senyum, tawa, semangatnya. Sampai saat ini gue masih bisa dengar suara dia, padahal harusnya gue sadar, suara dia itu udah ga kedengaran lagi, gue juga udah ga bisa lihat dia.

Gue sentuh nisan dengan ukiran nama dia.
"Gengsi, iya, gue ngaku gue itu emang gengsi. Tapi tolong, tunjukin muka lo di hadapan gue sekali lagi, karena gue rindu." Gila, gue benar-benar ngucapin isi hati gue, gue seolah udah ga tahan sama semua hal yang selama ini gue simpan. Gue rindu dia! Gue pengen liat dia sekali lagi, secara langsung bukan dari foto!

Bakugou POV end

Seorang gadis menatap punggung Bakugou dari kejauhan. Dirinya enggan mendekat begitu menyadari Bakugou terisak di depan makam sahabatnya. Setelah menunggu hampir setengah jam, Bakugou terlihat berdiri─Kira dengan cepat menghampiri.

"Kak." Panggil Kira hati-hati.

Mata sembap Bakugou menatapnya tajam. Kira dengan cepat melakukan tujuannya.

"(Name) pernah nitip ini, maaf karena aku baru kasih." Ucap Kira menyodorkan sebuah amplop kecil.

Bakugou memperhatikan kertas kecil itu, (cari deskripsi surat cinta). Bakugou menerima, kemudian menyimpannya di dalam saku celananya. "Kapan (Name) ngasih ini ke elo?" Tanya Bakugou dingin.

"Satu hari sebelum kejadian itu." Jawab Kira menunduk.

Bakugou diam. Apakah surat ini pertanda bahwa (Name) memang seharusnya akan pergi?

"Maaf Kak, untuk alasan kenapa aku baru kasih suratnya, mungkin ada di dalam surat itu." Jelas Kira menyadarkan lamunan Bakugou.

"Makasih." Ucap Bakugou singkat, kemudian beranjak pergi.

────────「💌」────────

Taman, Bakugou pergi ke taman di dekat rumahnya. Taman yang menyimpan memori dirinya bersama (Name). Taman dimana pertama kali Bakugou menatap (Name) dengan lamat, melihat gadis itu tersenyum dan tertawa puas, perasaannya untuk gadis itu juga muncul di taman ini.

Bakugou duduk di bangku taman itu. Bakugou mengumpulkan napasnya, lalu bergerak meraih surat dari (Name) untuk dirinya.

Baru kalimat pertama yang Bakugou baca, itu sudah membuatnya ingin menangis lagi.

Halo Kak Bakugou, cie, baca suratnya ya?
Aku tebak, pasti Kak Bakugou udah suka sama aku, makanya mau buka surat ini.

Kabar Kak Bakugou gimana? Baik-baik aja kan? Masih suka sembur orang pasti. Ganteng-ganteng kok sukanya nyembur sih, jutek, suka marah-marah lagi, ups maaf Kak, bercanda, hehe.

Kak Bakugou nanya kabarku gimana? Woah, aku baik kok Kak, pake banget malah, tambah cantik juga, makin pinter masak, cocok jadi calonnya Kak Bakugou.

"Ga usah mimpi deh, lo!" Tanggap Bakugou.

Kak Bakugou sekarang suka sama aku kah? Atau cuma penasaran aja sama isi surat ini? Aku harap dugaanku benar kalau ternyata Kak Bakugou suka sama aku.

"Dua-duanya, gue suka lo, gue juga penasaran sama surat ini."

Erm, Kak Bakugou pasti nanya kenapa aku tulis surat? Aku mau cerita Kak, tapi diam-diam aja ya, rahasia ini cuma aku kasih tau ke Kak Bakugou sama Kira. Yah, emang Kira duluan sih, yang tau, jangan marah ya Kak, ueueue.

Jadi, sebenarnya aku ...

Aku suka Kak Bakugou. Ya betul sih, tapi bukan itu yang ingin aku omongin. Maaf Kak, ulang-ulang, hehe.

Yah, aku tau Kak Bakugou bukan siapa-siapanya aku, tapi karena aku suka banget sama Kak Bakugou, aku pengen Kak Bakugou tau, walaupun sebenarnya Kak Bakugou engga mau tau.

"Mau ngomong aja berbelit banget, dasar bodoh!"

Jadi, aku sempat pingsan beberapa hari setelah nyasar di komplek rumah Kak Bakugou. Aku dibawa ke dokter sama Kira, karena emang waktu pingsan itu aku main di rumah Kira.

Aku pikir itu cuma pingsan karena kecapekan aja, tapi tiba-tiba dokter bilang aku punya penyakit, bahkan penyakit itu udah lama ada di dalam diriku. Kalau diingat-ingat sih, memang iya, fisikku lemah dari kecil. Aku tanya dokter apa penyakitnya, tapi dokter ga mau ngomong, katanya penjelasan harus melalui orang tuaku.

Kira waktu itu dipaksa sama dokter buat nelpon orang tuaku, tapi aku nolak, aku ga mau orang tuaku sampai tau. Aku mikirnya penyakit ini pasti penyakit berbahaya makanya sampai harus menghubungi orang tua. Pengobatannya juga pasti mahal, aku ga mau berobat, keuangan harus difokuskan untuk kakakku dulu, karena dia mau kuliah di luar negeri.

Kak Bakugou ingat pernah ada telepon masuk dari orang yang ngga dikenal? Itu nomorku, Kira bilang minta bantuan sama Kak Bakugou aja biar penyakitku ketahuan, tapi aku juga nolak, betul kan keputusanku? Kak Bakugou bukan siapa-siapa, jadi ga harus Kak Bakugou, dan aku pengennya penyakit ini ga usah ku ketahui, aku pasti bisa sembuh sendiri tanpa merepotkan orang lain. Rupanya itu salah, dokter bilang ini udah parah dan aku pun tetap pada pendirian.

"Berhenti bilang gue bukan siapa-siapa!"

Maaf karena aku minta nomor Kak Bakugou tanpa izin, aku dapat nomor ponsel Kak Bakugou itu dari Kak Kirishima, jangan dimarahin ya, Kak Kirishima, marahin aku aja Kak.

"Harusnya lo minta langsung ke gue, bukan Kirishima."

Maaf lagi karena aku ceritain ini semua ke Kak Bakugou, aku tahu pasti Kak Bakugou bodo amat.

Karena dokter bilang umurku ga lama lagi, di surat ini aku mau minta maaf sebesar-besarnya untuk Kak Bakugou.

Aku tahu, Kak Bakugou ga akan pernah suka aku, Kak Bakugou pasti benci banget sama cewek kayak aku, bikin risih! Ditolak berkali-kali bukannya pergi malah semakin mendekat. Maaf karena aku selalu mengganggu waktu Kak Bakugou. Maaf aku sering merusak mood Kak Bakugou. Tapi aku rasa saat ini Kak Bakugou ga akan terganggu lagi olehku. Karena aku sudah memutuskan untuk tidak memaksa Kak Bakugou buat sama aku.

Aku memang suka banget sama Kak Bakugou, semenjak ditolong saat hari pertama masuk. Kak Bakugou mirip banget sama kakak laki-lakiku yang sudah lama pergi. Makanya saat pertama kali ketemu Kak Bakugou aku langsung suka. Aku kangen sama kakakku dan selama aku di samping Kak Bakugou, itu berasa seperti di samping kakakku.

Makasih Kak, Kak Bakugou udah biarin aku masuk dalam cerita hidup Kak Bakugou, walau hanya cuma jadi cewek risih, yang selalu buat kesal, aku senang banget.

Aku

Napas Bakugou tertahan untuk beberapa saat, (Name) sepertinya tak melanjutkan isi surat itu. Ada banyak pertanyaan yang muncul di benak Bakugou dari isi surat ini.

────────「💌」────────

Besoknya Bakugou memutuskan untuk bertemu langsung dengan Kira, sahabat (Name) yang sepertinya tahu banyak tentang (Name).

"Di rumah sakit mana lo anterin (Name) waktu dia pingsan?" Tanya Bakugou tanpa basa-basi.

"Ga jauh dari sini Kak." Jawab Kira.

"Gue mau ke sana dan lo harus ikut, kita cari tahu apa sebenarnya penyakit (Name)!"

"Kak Bakugou yakin?" Tanya Kira ragu.

"Gue yakin, orang tua (Name) harus tahu ini semua!"

"Bukannya itu malah membuat mereka jadi menyesal Kak?"

Bakugou terdiam, benar juga. Pada akhirnya Bakugou tetap mencari tahu penyakit (Name) tetapi tak memberitahukan semua itu kepada orang tua (Name) dengan maksud tak ingin membuat mereka bersedih, mungkin di lain waktu Kira lah yang akan menjelaskan semuanya dengan baik-baik.

Rasa bersalah dalam diri Bakugou, kini juga sudah hilang. Setiap seminggu sekali Bakugou datang ke pemakaman (Name).

"Gue udah suka sama lo, (Name) dan lo harus tanggung jawab karena gue ga bisa lupain lo! Makasih udah masuk ke dalam cerita di hidup gue. Gue cinta sama lo."

Twillight's Reverie
Bakugou Katsuki x Reader
||End||

Author note :
Hai kalian yang sudah meluangkan waktunya untuk mampir di book ini, makasih ya. Maaf kalau ceritanya rada aneh, endingnya tidak memuaskan ataupun tak jelas, aku harap kalian menyukainya.

Terima kasih!

🍩 ; Shia
1519 words
07 Januari 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro