✦:・゚🍁 O4. Kencan?
Warn!
Bahasa kasar, kata tidak baku, maybe OOC, typo.
────────「💌」────────
"Di antara banyaknya kata-kata gue ke elo, di sana ada kebohongan!" ─ Bakugou Katsuki
────────「💌」────────
"KIRAAAAAAAAAA!!!!" Teriak (Name) kegirangan sampai-sampai ia jungkir balik dari sofa yang didudukinya.ggg
(Name) berteriak senang begitu mendapat sebuah pesan dari Bakugou. Dengan cepat (Name) menunjukkan ponselnya kepada Kira yang sedang sibuk di dapur rumahnya untuk menyiapkan minum dan camilan kecil.
"Kenapa (Name), aku lagi sibuk nih!?" Ucap Kira yang memang kewalahan akibat (Name) terus menarik-narik lengan bajunya.
"KAK BAKUGOU KIRIM LINE BARUSAN!!"
Kira yang sedang menuang sirup ke dalam gelas kini tumpah karena saking kagetnya, ia pikir (Name) sedang bermimpi.
"MANA?? COBA KASIH LIHAT!!"
(Name) memberikan ponselnya dan Kira begitu cepat menyambar ponsel tersebut.
bakugoukats__
Lo pnya wktu? Gue mau kita ktmu di tmn dkt rmh gue sore ini!
"GILAAAA!!! Ini artinya dia mau ngebuka hati buat kamu (Name)!" Simpul Kira langsung.
"Belum tentu Ra, paling cuma minta dibalikin jaketnya." Tegas (Name), karena kemarin Bakugou sempat meminjamkannya jaket, sangat tidak mungkin pria itu dengan cepat menyukai dirinya, (Name) sadar diri!
"Jaket? Jaket yang kamu pakai kemarin itu punya dia??" Tanya Kira heran, nyatanya ia sama sekali tak menyadari hal itu, Kira pikir (Name) memang kebetulan membawa jaket.
"Itu punya Kak Bakugou." Jawab (Name) pelan, sembari merebut ponselnya dari genggaman Kira.
"Pantas kemarin kamu senyam-senyum ga jelas!" Kira menggelengkan kepalanya.
"Tunggu, dia dapat id Line kamu dari mana??" Tanya Kira baru sadar.
"Aku pernah tulis di buku catatannya Kak Bakugou, waktu itu lho Ra, hari pertama masuk sekolah." Jawab (Name) mengingatkan Kira pada kejadian yang sudah lama berlalu itu.
Kira menepuk jidatnya. "Gila! Aku ga nyangka kamu segitunya (Name), hari pertama masuk, ya ampun (Name), kamu ga malu??" Kira benar-benar tidak memahami isi pikiran (Name).
"Buat apa malu?? Justru terang-terangan itu lebih keren Ra!" Ucap (Name) bangga.
"Keren dari mana? Kamu dilihatin orang-orang, terutama anak kelasnya Kak Bakugou, senior kita (Name), malu dong! Apalagi kita baru aja masuk di sekolah itu, hari pertama (Name)!?"
"Gapapa Ra, itu harusnya bangga!"
"Eh, tapi (Name). Ini mencurigakan banget lho
Kira menghela nafas panjang.
"Jadi gimana? Kamu mau temui Kak Bakugou nanti sore?"
"Ya... M-mau lah!" Jawab (Name) cepat.
Kira menatap sahabatnya itu, ia tahu betul tidak mungkin (Name) membuang kesempatan besar ini.
"Ra, bantuin aku pilihin dress, dong!" Pinta (Name) kepada Kira.
"Hmm." Sahut Kira, menyibukkan dirinya dulu untuk membersihkan tumpahan sirup tadi.
Drttt drttt
(Name) merasakan ponselnya bergetar lama, tanda bahwa ada sebuah panggilan masuk di sana. (Name) mengangkat ponselnya, kemudian menatap nama pada layar ponsel tersebut.
"Ra..." Panggil (Name) pelan.
"Kenapa lagi? Nanti ku pilihin dress nya."
"Bukan, Kak Bakugou nelpon!" Ucap (Name) serasa nyawanya hilang begitu saja. Bagaimana tidak? Seorang Bakugou, pria yang selama ini disukainya kini menelepon, (Name) jadi berpikir pernyataan Kira tadi benar, bahwa Bakugou suka pada dirinya.
"CEPETAN ANGKAT!!!" Teriak Kira menyadarkan lamunan (Name).
"I-iya, iya." (Name) menjauh dari Kira, ia pergi ke halaman depan rumah untuk mengangkat panggilan tersebut.
"Lama banget lo angkat telpon dari gue, pasti lagi ngehindar dari pacar lo!? Kalau lo ga mau bisa tolak sekarang!" Belum sempat say 'halo', Bakugou lebih dulu menyembur (Name) dari seberang sana.
"Sensi amat Kak, lagi pms ya? Bercanda. Ya maaf Kak, aku mesti siap-siap dulu sebelum angkat telpon dari Kak Bakugou." Ucap (Name), nyatanya memang benar, saat ini (Name) sedang mengatur napasnya yang memburu. Detak jantungnya berdetak lebih kencang.
"Alesan."
"Ih ga percaya! Ini aku aja susah banget buat bernafas kayak biasa. Suara Kak Bakugou dari telepon beda!" (Name) berkali-kali berusaha biasa saja, namun tetap saja tak bisa.
"Beda dari mana yang lo maksud?" Tanya Bakugou.
"Gapapa. Ngomong-ngomong Kak Bakugou beneran ngajak aku buat ketemuan di taman?" (Name) bertanya balik.
"Menurut lo?"
"Suka banget kalau ditanyain pasti nanya balik! Ga seru!" (Name) mencabuti rumput di halaman depan rumah untuk menghilangkan rasa gugupnya.
"Iya, balikin jaket gue sekarang!"
(Name) menghela napas panjang, dugaannya benar, Bakugou cuma ingin jaketnya dikembalikan secepat mungkin, bukan seperti kesimpulan Kira, itu sangat tidak mungkin!
"Ya udah, nanti aku ke sana bawa jaketnya."
"Bagus."
"Kak Bakugou ga mau jemput aku gitu?" Tanya (Name) pelan.
"Buat apa gue jemput? Ketemunya di taman dekat rumah gue, lo ke sini buat balikin jaket gue, kenapa pula gue harus jemput lo? Kalau gue jemput lo, itu artinya gue jemput sendiri jaket gue, apaan itu!?"
Pernyataan Bakugou sangat menusuk hati (Name), tapi benar juga, Bakugou telah meminjamkan jaket itu, tidak mungkin pria itu menjemput sendiri jaketnya, harusnya (Name) lah yang mengembalikannya langsung.
"Iya, aku balikin kok. Tapi, Kak Bakugou ga takut gitu, aku kenapa-kenapa di jalan?"
"Siapa elo sampai harus gue khawatirkan!?" Lagi, kalimat itu sangat menusuk hati (Name).
"Bukan siapa-siapa..." Jawab (Name) pelan.
"Gue tunggu!"
Tuttt tuttt
Sambungan telah diputus, (Name) masih dalam posisi diam, tak bergerak sedikitpun. Semangatnya begitu sirna menerima kenyataan bahwa Bakugou tidak akan pernah menyukainya kembali. Makin ke sini, pria itu seperti semakin membencinya. (Name) harus menerima semua ini dan melepas Bakugou. Sangat tidak sopan jika (Name) terus seperti ini.
────────「💌」────────
Baru saja masuk sore, Bakugou sudah sampai di taman tempat janjiannya bersama (Name). Pria itu memang memutuskan untuk tak menjemput (Name), padahal dirinya sebenarnya ingin sekali menjemput gadis itu, khawatir akan sesuatu, namun tekadnya untuk menunggu (Name) datang sendiri, lebih kuat dari itu.
Bakugou menarik napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya dengan pelan.
Selang beberapa menit, yang ditunggu-tunggu akhirnya datang juga. (Name) terlihat berjalan menghampiri Bakugou.
"Sore Kak, maaf, udah nungguin lama ya?" Tanya (Name).
"Belum." Jawab Bakugou seadanya.
"Ini jaketnya Kak Bakugou, udah ku cuci dan ku setrika!" (Name) menyodorkan sebuah paper bag, kemudian duduk tidak jauh di samping Bakugou.
"Siapa yang nyuruh lo buat duduk?" Tegur Bakugou.
"Capek Kak, masa ga boleh duduk!? Ini kan bangku taman, tempat umum, jadi siapa aja boleh dong, duduk di sini."
"Sebelum gue suruh jangan lakuin dulu!"
"Maksudnya?" Bingung (Name).
"Tunggu gue bilang duduk, baru lo boleh duduk!" Jelas Bakugou.
"Hm, jadi aku harus berdiri lagi Kak?" Tanya (Name) datar.
"Ga usah!" Jawab Bakugou cepat.
"O-okey Kak."
Hening, baik Bakugou dan (Name) sama-sama tak bersuara hanya terdengar angin sepoi-sepoi menggerakkan dedaunan pohon. Hingga akhirnya (Name) membuka suara lebih dulu, ia tak suka keadaan canggung seperti ini.
"Kak, ga ada mau menyampaikan sesuatu buat aku?" Tanya (Name) serius.
Bakugou menatap (Name). "Lo mau gue bilang apa?"
"Eh?" (Name) berusaha mengendalikan kegugupannya.
"Erm, mungkin Kak Bakugou udah suka sama aku?"
"Kalau gue suka sama lo, lo mau apa?"
Kedua mata (Name) dan Bakugou kini bertemu, keduanya saling menatap serius.
"Tembak aku Kak! Terus kita pacaran dan ini tempat resminya!" Ucap (Name) tanpa rasa malu.
"Lo mati kalau ditembak."
"Bukan tembak mati Kak, nyatain perasaan maksudnya. Kalau Kak Bakugou suka sama aku, ungkapin sekarang, sebelum terlambat."
Bakugou mengernyitkan dahi.
"Apa maksud lo sebelum terlambat? Berarti dugaan gue benar, lo punya pacar kan?"
"Belum, aku masih belum punya pacar Kak, makanya aku minta sekarang Kak Bakugou bilang kata suka ke aku, jangan sampai terlambat!"
"Maksud terlambat apaan? Lo bisa jelasin detail ga sih?" Kesal Bakugou.
"Kak Bakugou tahu penyesalan akan datang terlambat kan? Itu maksudku."
"Apa yang mesti gue sesali? Lo masih di sini, apa lo akan pindah sekolah?" Bakugou benar-benar tidak mengerti maksud (Name).
"Sekarang, aku minta Kak Bakugou jawab dengan jujur! Kak Bakugou suka atau engga sama aku?" Tanya (Name) menatap Bakugou tajam.
Bakugou menelan ludah susah payah, situasi apa ini?
"Jawab Kak! Sebelum terlambat!" Paksa (Name).
"Lo kenapa jadi kayak gini hah? Ini bukan diri lo yang gue kenal! Lo selalu bilang akan menunggu hari di mana gue akan suka sama lo. Lalu sekarang, kenapa lo maksa banget?"
"Aku ulangi sekali lagi Kak, katakan yang sebenarnya sebelum terlambat!"
"Lo mau pergi ke mana??!"
(Name) tersenyum pedih.
"Kak Bakugou udah suka sama aku?"
"IYA, GUE SUKA SAMA LO, TAPI─"
"KATSUKI." Teriakan khas dari seseorang membuat Bakugou menoleh. Natsuki─Ibunya Bakugou tengah berdiri tak jauh dari tempat Bakugou duduk dengan wajah histeris.
"Wanita tua─"
Bakugou berdiri, dengan cepat menghampiri Natsuki.
"Ada kecelakaan ga jauh di depan komplek, katanya anak muda korban kecelakaan tersebut." Cerita Natsuki.
"Hubungannya denganku apa?" Balas Bakugou malas.
"Anak muda itu pasti kenalanmu, dia perempuan. Kau tadi bilang akan pergi keluar untuk bertemu temanmu kan? Dia pasti temanmu!"
"Jangan ngomong sembarangan, wanita tua! Dia ada di sini!"
"Siapa yang kau maksud? Tak ada siapapun di sini." Natsuki menyapu pandangan ke sekeliling, tak ada siapapun di sana.
"Sudah ku bilang ada!" Bakugou menoleh ke tempatnya duduk tadi bersama (Name).
Kedua mata Bakugou terbuka sempurna menangkap pandangan di depannya. Tak ada orang di sana. Lalu, ke mana perginya (Name)? Jalan satu-satunya keluar dari taman ini hanya tempat Bakugou saat ini berdiri.
Natsuki menempelkan punggung tangan kepada anak tunggalnya itu. "Saat aku datang tadi kau bicara sendirian dan marah-marah tak jelas, apa kau sedang sakit?"
Napas Bakugou tertahan sejenak. Apa maksud semua ini?
────────「💌」────────
Sesuai harapannya, Bakugou sampai di pemakaman dan orang-orang sudah bubar, bahkan keluarga (Name) juga sudah tak ada di sana. Bakugou berjalan mendekat dengan payung hitam yang digunakannya untuk melindungi diri dari rintik hujan.
Bakugou menatap lamat nisan di depannya, kemudian diusapnya lisan itu. "Maaf." Kalimat itu yang pertama kali keluar dari mulut Bakugou.
Kak Bakugou ga mau jemput aku gitu?
Tapi, Kak Bakugou ga takut gitu, aku kenapa-kenapa di jalan?
Siapa elo sampai harus gue khawatirkan!?
Sial!
Bakugou mengepalkan tangannya begitu mengingat perbincangannya dengan (Name) sebelum kejadian maut itu terjadi. Dirinya sudah tak kuat menahan tangis, perlahan buliran air mata jatuh membasahi pipinya.
"Bodoh, gue yang bodoh!" Tangis Bakugou.
Bakugou benar-benar menyesali semuanya, harusnya ia datang menjemput (Name) dan semua ini pasti tidak akan pernah terjadi!
"Di antara banyaknya kata-kata gue ke elo, di sana selalu ada kebohongan!"
────────「💌」────────
🍩 ; Shia
1620 words
07 Januari 2022
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro