Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

✦:・゚🍁 O2. Gadis Gila

Warn!
Bahasa kasar, kata tidak baku,
maybe OOC, typo.

────────「💌」────────

"Gila? Mungkin itu yang dikatakan orang-orang, tapi ini demi cinta, tidak apa-apa jika akan sedikit gila." ─ (Fullname)

────────「💌」────────

Pagi-pagi seperti biasa, (Name) sudah berada di koridor kelas angkatan tahun kedua, lebih tepatnya berdiri di depan salah satu kelas di sana. Beberapa sorot pandangan sudah pasti menatap ke arah dirinya, namun itu tak membuatnya malu sama sekali, melainkan bangga karena berani.

Sosok pria bersurai kuning menghampiri (Name), memberikan sapaan hangat. "Ohayou, (Name)-chan~"

"Woah, Kak Kaminari, ohayou mou." Balas (Name) tersenyum kecil.

"(Name)-chan ngapain ke sini? Cari aku ya?" Tanya Kaminari, mengangkat kedua alisnya, disertai bibirnya yang mengembang membentuk sebuah senyuman senang. Padahal sebenarnya Kaminari tahu, siapa orang yang (Name) cari, dan itu bukan dirinya.

"Bukan Kak, tapi aku lagi nungguin Kak Bakugou." Jawab (Name).

"Kak Bakugou mana ya? Tumben belum datang, biasanya jam segini udah di kelas." Lanjut (Name) sembari mengalihkan pandangannya, mencari sosok pria yang dicarinya.

Senyum di wajah Kaminari sirna begitu saja. "Ga usah dicari si Bakugou, mending ngobrol sama aku yuk, itu kamu bawa apaan?" Tanya Kaminari berusaha menarik perhatian (Name).

(Name) mengangkat kotak bekal yang dibawanya. "Oh, ini buat Kak Bakugou, isinya kue cokelat."

"Kue cokelat? Dia ga suka itu, (Name)-chan." Ucap Kaminari antusias.

"Lho? Beneran? Yah..." (Name) kecewa, padahal dia sudah berusaha membuat kue cokelat itu, bahkan belajar dengan kakaknya sejak minggu lalu untuk mendapatkan hasil yang sempurna.

"Jangan sedih (Name)-chan! Kalau kamu ga keberatan, aku akan makan kuenya, daripada sayang kan? Itu kamu buat sendiri kan? Kamu pasti capek buatnya."

"Kok tahu aku buat sendiri kuenya? Aku ga capek kok, kak." Jelas (Name).

"Sudah pasti tahu dong."

"Kak Kaminari mau juga kuenya? Sayang banget kak, aku cuma bawa satu kotak dan ini buat Kak Bakugou, besok aku bawain mau?" Tawar (Name).

"Bakugou ga suka kue cokelat lho, (Name)-chan."

"Gapapa kak, aku yakin dengan kue buatanku ini Kak Bakugou pasti suka."

"Tapi gimana kalau dia tetap ga suka? Nanti kue buatanmu bisa-bisa dibuang sama dia."

"Kak Bakugou ga mungkin sejahat itu Kak."

"Ya ampun, (Name)-chan─"

Kalimat Kaminari terpotong saat dirinya menatap─Bakugou, pria yang sejak tadi dibacarakan, entah sudah berapa lama pria itu berdiri di belakang (Name), Kaminari baru saja menyadarinya.

"Kenapa Kak?" Tanya (Name), bingung akan ekspresi yang tergambar pada wajah Kaminari. (Name) membalikkan tubuhnya, berusaha menangkap suatu pandangan yang sejak tadi membuat Kaminari tak berkedip.

"Kak Bakugou?" Kedua mata (Name) terbuka lebar saat menemukan sosok pujaan hatinya kini berdiri dekat di hadapannya.

"Kak Bakugou udah datang dari tadi? Aku ada sesuatu buat Kak Bakugou." (Name) menyodorkan kotak bekal yang dibawanya.

Bakugou menatap datar kotak itu, sesuatu terlintas di pikirannya. "Lo, mau gue buktiin ucapan Kaminari tadi?"

"Eh?" (Name) tak mengerti maksudnya, Bakugou tiba-tiba menerima kotak bekalnya.

Bukkk...

Tempat sampah ditutup kembali oleh Bakugou setelah menjatuhkan ke dalam kotak bekal yang diberikan (Name) barusan.

Tak hanya (Name) dan Kaminari, orang-orang di sekitar terkejut akan perbuatan Bakugou.

Terutama Kaminari, dia jadi merasa bersalah pada (Name), karena yang diucapkannya tadi hanyalah pengalihan agar dirinya yang mendapatkan kotak bekal tersebut, namun ternyata Bakugou benar-benar melakukannya, rasa tak enak menghantui Kaminari. Dia menoleh ke arah (Name), gadis itu tak bisa berkedip melihat kejadian yang baru saja dilihatnya.

(Name) menahan wajahnya yang memanas, dirinya juga tak percaya apa yang dilakukan Bakugou barusan.

"Sekedar mengingatkan, gue udah pernah bilang kan? GUE GA SUKA SAMA LO, JADI JANGAN TUNJUKKIN LAGI MUKA LO, DASAR CEWEK SIALAN!" Sembur Bakugou, kemudian berjalan memasuki kelasnya.

Ucapan yang sangat menusuk hati, dengan cepat kedua tangan (Name) menahan lengan Bakugou, membuat pria itu berhenti, tapi tak menoleh.

"S... Sekedar mengingatkan juga, aku cuma suka sama Kak Bakugou! Aku bakal buat Kak Bakugou suka sama aku! Apapun itu caranya, aku ga bakal nyerah!" Ucap (Name) penuh dengan kepercayaan, tak peduli dengan tatapan orang-orang yang menatapnya tak senang.

Bel pertanda masuk mengakhiri kejadian pagi ini, (Name) berlari cepat meninggalkan tempat itu.

Bakugou masih diam di tempat, tak bergerak sedikitpun, bahkan Kaminari yang hendak masuk ke kelas jadi terhalang.

"Lo ga akan bisa, dasar bodoh!" Balas Bakugou pelan.

"Apanya yang ga bisa, Bakugou?" Tanya Kaminari.

────────「💌」────────

"Ya ampun (Name), keberanian dari mana kamu bisa ngomong kayak gitu? Di depan semua orang lagi, yah ga semua sih, tapi tetap aja itu gila!" Di kelas, (Name) mendapatkan 'ocehan' dari─Kira, sahabatnya.

"Gapapa sedikit gila, ini demi cinta." Sahut (Name).

Kira menggeleng takjub menatap 'kebucinan' (Name) pada pria bersurai runcing itu.

"Bucin boleh (Name), tapi ga gitu juga. Lagian kamu kenapa bisa suka sama Kak Bakugou? Masih mending Kak Todoroki ke mana, elah!" Kesal Kira, menurutnya─Todoroki, pria yang sekelas dengan Bakugou itu jauh lebih sempurna.

"Diem deh, aku sukanya sama Kak Bakugou! Mending bantuin aku mikir yuk, cara apa lagi supaya Kak Bakugou ngelihat aku?!"

"Ga ada (Name)." Jawab Kira langsung menyerah.

"Kak Bakugou itu, aku pasti bisa buat dia menatapku lebih dari lima detik! Dan di saat itu juga, dia akan menyukaiku!"

"Ga akan bisa (Name), dia udah bilang ke kamu kalau dia itu ga suka sama kamu, cari yang lain aja (Name)!"

"Ga bisa Kira, aku maunya Kak Bakugou!"

"Kalau kataku, mungkin belum jodoh, (Name). Lagian kok bisa kamu kepincut sama Kak Bakugou?"

"Kak Bakugou itu ganteng kan?"

"Ganteng sih iya, tapi sifatnya, aduh (Name) gimana nasibmu kalau bisa sama Kak Bakugou? Kena sembur tiap hari kali!"

"Gapapa Ra, aku senang tiap hari kena sembur, yang penting bisa sama dia."

"Dan, Kak Bakugou itu sebenarnya baik, perhatian, aku tahu itu!"

"Buang kotak bekal yang kamu kasih di hadapan semua orang, itu yang kamu bilang baik?"

"Justru itu Ra, mungkin Kak Bakugou ga suka aku kasih sesuatu di depan orang-orang, dia bisa aja terima, tapi pas lagi berdua sama aku aja."

"Ga usah halu (Name)!"

"Bukan halu Ra, menurutku memang begitu, atau jangan-jangan dibalik sifatnya yang jutek dan pemarah, Kak Bakugou itu pemalu?"

"Ya ampun (Name), jangan makin ngawur deh!"

"Aku ngga ngawur, Kira!"

Pembicaraan mereka terpaksa terhenti saat guru memasuki kelas dan memulai pelajaran.

────────「💌」────────

Bakugou menatap tak senang pada gadis yang kini duduk di hadapannya. Nafsu makannya sudah hilang semenjak gadis itu datang beberapa menit lalu.

"Heh, cewek sialan! Lo ga ada tempat lain buat duduk?" Kesal Bakugou.

"Ga ada Kak, lebih enak di sini biar bisa lihat Kak Bakugou dan jangan panggil aku cewek sialan kak, aku punya nama." Balas─(Name) gadis yang kembali membuat Bakugou kesal, ya siapa lagi.

Bakugou menegakkan tubuhnya, berniat untuk meninggalkan kantin, karena nafsu makannya sudah hilang.

"Lho, Kak Bakugou mau ke mana? Ini makanannya belum habis lho, Kak!" Bingung (Name), faktanya Bakugou hanya menghabiskan setengah piring makanannya.

"GUE UDAH KENYANG!" Balas Bakugou segera mungkin meninggalkan (Name).

"Kak, tungguin dong, Kak Bakugou mau ke mana sih? Kok buru-buru gitu?" (Name) berusaha menyejajarkan langkahnya dengan Bakugou, namun sulit sekali.

"BUKAN URUSAN LO!!!" Bakugou mempercepat langkahnya agar tak bisa dikejar oleh (Name).

(Name) yang merasa ditinggalkan berusaha mengejar Bakugou sebisa mungkin. Namun tiba-tiba dia tak sengaja menabrak seseorang yang ternyata Aizawa-sensei, salah satu guru di sana.

(Name) meneguk ludah susah payah, keringat dingin bercucuran, dirinya sudah membayangkan bahwa pastinya akan mendapatkan hukuman.

Bakugou di depan sana ikut berhenti, menatap datar raut wajah (Name), merasa bodo amat, Bakugou memilih untuk pergi saja, tak mau dirinya ikut dalam sebuah masalah yang akan datang sesaat lagi, toh bukan dia yang menabrak.

"Bakugou," baru saja Bakugou hendak pergi, dirinya malah dipanggil oleh Aizawa.

Sial!

Bakugou berjalan malas menghampiri sensei-nya itu. Menatap sinis (Name) yang sudah ketakutan.

"Kalian berlarian di koridor, sebagai hukumannya bawa buku-buku ini ke perpustakaan." Tajam Aizawa, memberikan beberapa tumpukan buku yang sebelumnya dibawa olehnya sendiri.

"Saya ga salah! Cewek itu yang kejar-kejar saya!💢" Kesal Bakugou.

(Name) yang sedari tadi diam, kini membuka suara. "Anu, sensei, Kak Bakugou benar, di sini saya yang salah." Ungkap (Name) sembari menundukkan kepalanya.

"Dalam hitungan detik kalian sudah pergi membawa buku-buku ini ke perpustakaan." Aizawa sepertinya tak menerima alasan.

"Satu..."

(Name) tak berani menatap Bakugou, dirinya langsung mengambil semua tumpukan buku yang tergeletak di lantai koridor. Tak ingin membiarkan Bakugou ikut membawanya, ia sangat tahu ini kesalahannya, dan Bakugou tak bersalah.

"Dua..."

Bakugou yang melihat hal itu kembali berdecih pelan, kemudian mengambil paksa buku tersebut dari (Name), menyisakan sedikit saja buku pada gadis itu. Meskipun kesal, Bakugou tetap sadar diri, (Name) adalah seorang perempuan, sangat tidak mungkin dirinya membiarkan gadis itu membawa tumpukan buku yang berat ini.

"Tiga..."

(Name) dan Bakugou meninggalkan tempat itu. Perjalanan menuju perpustakaan lumayan jauh dari koridor yang saat ini mereka pijak.

"Kak..." Panggil (Name) pelan kepada Bakugou, yang saat ini berada di sampingnya.

"GA USAH BANYAK NGOMONG!"

"Bukunya berat kan, Kak? Ayo bagi rata, kasihan Kak Bakugou kalau bawa semuanya." Ucap (Name) menatap tumpukan buku yang dibawa Bakugou dua kali lipat dari yang dibawa-nya.

"Lagian ini salah lo!"

"Betul, ini salah aku Kak. Tapi kenapa Kak Bakugou ikut bawain bukunya? Kan Kak Bakugou ga bersalah, harusnya tadi Kak Bakugou pergi aja."

"Memangnya kalau ga gue bantu, lo bisa bawa buku ini semuanya? Tadi aja lo udah pucat, padahal baru angkat doang, belum jalan, cihhh!"

(Name) menatap sesaat Bakugou, sebelum kembali berbicara. "Berarti Kak Bakugou perhatian dong, sama aku? Ah, senangnya." Sorak (Name) sangat senang, kedua sudut bibirnya semakin terangkat membentuk senyuman mengembang.

"GA USAH GE-ER!💢"

"Gapapa Kak, mungkin ini awal pertanda." (Name) cengar-cengir tak jelas saking senangnya.

"PERTANDA APAAN?!"

"Pertanda sebentar lagi Kak Bakugou akan suka sama aku. Yeayyy, ternyata cuma sebentar ya menaklukkan hati Kak Bakugou."

"GA AKAN GUE SUKA SAMA LO!!!"

"Ga boleh gitu Kak, aku ini anak baik, rajin, bisa masak, Kak Bakugou ga mau gitu pacaran sama aku?"

"NGGA NGACA LO!"

"Kenapa Kak? Aku juga cantik kan? Aku kurangnya apa?"

"LO GA ADA OTAK!"

"Kok gitu Kak? Otakku ada kok, di sini." Ucap (Name) menunjuk kepalanya.

"GILA LO!"

"Oh iya Kak, ngomong-ngomong kita belum tukar nomor ponsel kan?"

"BODO AMAT!"

"Kak Bakugou, minta nomor ponsel Kakak dong."

"ENGGA!"

"ID line?"

"ENGGA!"

"Yahh, ayo dong Kak."

"ENGGA!"

"Kak."

"LO BISA DIAM NGGA SIH?"

"Ga bisa Kak, aku─ "

Yang benar saja, (Name) tiba-tiba tersandung akibat tali sepatunya lepas. Buku-buku di dekapannya siap jatuh, disertai dirinya yang siap tersungkur. (Name) refleks memejamkan kedua matanya, sesaat ia merasakan tubuhnya tertahan oleh sesuatu.

Ya, Bakugou dengan cepat menurunkan buku yang dibawanya, kemudian menahan lengan (Name) dan tangan sebelahnya melingkari pinggang (Name), menahan agar gadis itu tak jatuh.

(Name) berteriak keras dalam hatinya. Meskipun sangat senang karena Bakugou menolongnya, (Name) juga takut dan berdebar merasakan apa yang dilakukan Bakugou saat ini. Semburat merah mewarnai wajah (Name).

(Name) cepat-cepat berdiri dengan benar. Menatap sekitar, memastikan tidak ada yang melihat hal itu.

"M... Makasih Kak." Ucap (Name) kemudian, lalu memungut buku-buku yang terjatuh.

"Jangan lupa, tali sepatu lo!" Sahut Bakugou.

"Oh iya."

Hening, baik (Name) maupun Bakugou sama-sama tidak bersuara untuk beberapa detik. Sampai akhirnya Bakugou kembali bersuara.

"Lo sengaja ya?" Sinis Bakugou di sela (Name) masih sibuk mengikat tali sepatunya.

"Eh? Sengaja apanya Kak?" Tanya (Name) bingung.

"Lo sengaja jatuh biar gue tolongin? Ngaku lo!"

"Kok gitu Kak? Ini kecelakaan kecil namanya, aku pun ga tau kalau tali sepatuku lepas, dan aku juga ga nyangka Kak Bakugou nolongin aku lagi."

"Alasan aja lo!"

"Engga Kak, Kak Bakugou kenapa sih?"

Bakugou diam, tak berniat untuk menyahut, dia berjalan duluan melihat perpustakaan sudah dekat.

"Yah, kok ditinggalin sih? Tunggu aku dong, Kak!" (Name) berlari kecil mengejar Bakugou.

"BODOH, JANGAN LARI! GUE NGGA MAU DIHUKUM LAGI!" Teriak Bakugou.

"Maaf Kak, lagian Kak Bakugou jalannya cepat banget."

────────「💌」────────

(Name) dan Bakugou sampai di perpustakaan, meletakkan buku sesuai perintah Aizawa.

"(Name)." Panggil seseorang dengan berbisik.

(Name) yang merasa namanya dipanggil, langsung menoleh ke asal suara. "Kira?" (Name) cukup kaget saat mendapati sahabatnya itu berada di perpustakaan, biasanya saat jam istirahat Kira lebih sering di kelas bergosip dengan teman-temannya.

"Udah dapat apa aja kamu?" Tanya Kira tanpa basa-basi.

"Dapat apa?" (Name) bertanya balik.

"Tuh, kamu ke sini sama Kak Bakugou kan?" Kira menunjuk Bakugou dengan dagunya, pria itu sedang sibuk menyusun buku-buku yang dibawa tadi.

"Ehehe, iya Ra." Senyum (Name).

"Udah dapat apa aja kamu?" Kira mengulangi lagi pertanyaannya.

"Belum Ra, Kak Bakugou belum kasih nomor ponsel sama ID line-nya. Tapi dia nolongin aku dua kali hari ini."

"Emang kamu kenapa?" Tanya Kira penasaran.

"Panjang Ra, nanti aja ya aku ceritanya. Ngomong-ngomong

"Woi, cewek sialan!" Panggil Bakugou pada (Name).

"Kenapa Kak? Udah selesai? Mau aku beliin minum?" Tanya (Name) berturut-turut.

"Engga," Bakugou menggantungkan kalimatnya saat menatap Kira yang berdiri dekat di samping (Name).

"Gue duluan." Lanjutnya, kemudian beranjak keluar perpustakaan.

"(Name), aku ganggu ya?" Tanya Kira merasa tidak enak.

"Sebentar Ra, Kak Bakugou pergi pamitan dulu ke aku, berarti dia udah anggap aku dong?!"

Kira menepuk jidatnya. "Jangan kege-eran, (Name)! Nanti kalau jatuh sakit lho."

"Gapapa Ra, nanti kalau aku jatuh bakal ditolong Kak Bakugou, kayak tadi."

"Kamu jatuh? Terus Kak Bakugou yang nolong? Gimana ceritanya, (Name)? Kamu ga ngarang kan?" Kira yang begitu kagetnya sampai mendapat teguran dari pihak perpustakaan.

Setelah meminta maaf, mereka juga pergi meninggalkan perpustakaan untuk segera menuju kelas. (Name) menceritakan semuanya dan tentu saja itu sudah seperti karangan bagi Kira. Namun karena melihat (Name) begitu senang, Kira percaya itu benar-benar terjadi. Dia sangat mendukung sahabatnya itu agar bisa mendapatkan hati seorang Bakugou Katsuki.

"Oh iya Ra, lebih kagetnya lagi, aku lihat sesuatu." Ungkap (Name) di akhir cerita.

"Lihat apaan?" Kira kembali penasaran.

"Kak Bakugou kayaknya tadi malu-malu deh, aku lihat telinganya merah."

"Serius? Berarti tebakan kamu benar, dia itu sebenarnya pemalu!"

"Tuh kan Ra!"

Tawa renyah menemani obrolan kedua gadis itu siang ini. Besok, apa yang akan dilakukan (Name) untuk membuat Bakugou menatapnya lebih dari lima detik?

────────「💌」────────

🍩 ; Shia
2287 words
07 Januari 2022

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro